[12]
relative besar akan menghasilkan aliran yang tidak laminar melinkan komplek
(lintasan gerak partikel individual adalah komplek dan saling tidak teratur antara
satu dengan yang lain), pada term ini disebut juga aliran turbulen. sehingga cirri
khas dari aliran turbbulen adalah tidak adanya ketelaturan dalam lintasannya pada
skala kecil.
Disini diberikan karakter umum terhadap aliran laminar dan aliran
turbulen sebagai berikut :
[13]
KINEMATIKA FLUIDA (Sistem, Control Surface dan Control Volume)
Halaman 1
[14]
Halaman 2
[15]
Halaman 3
[16]
Halaman 4
Halaman 5
[17]
Kinematika aliran Fluida
Ternyata air, udara atau jenis fluida lain yang selama ini kita kenal
ternyata memilki gerak yang dianalisis. fluida tidak mngalir secara serampangan.
bahkan fluida trnyata memiliki keteraturan dalam aliran walaupun membentuk
aliran turbulen atau vorteks sekalipun. Sebuah elemen fluida kecil berbentuk
kubus yang semula berada dalam posisi tertentu akan bergerak ke posisi lainnya
selama suatu interval waktu tertentu jga. karena adanya variasi kecepatan yang
cukup rumit, maka alirannya dapat disederhanakan dan diperkirakan tidak hanya
bertranslasi terhadap dari satu posisi, tetapi juga mengalami perubahan volume(
deformasi linear), berotasi dan juga mengalami deformasi angular.
Dan untuk bisa memahami kinematik alirannya maka kita harus meninjau
kembali medan kecepatan dan percepatan. Dalam penggambaran medan
kecepatan dan percepatannya yaitu
[18]
dan dapat disederhanakan sebagai
[19]
koordinat vektor menara tersebut adalah r=(0, -50, 0). Vektor koordinat di puncak
menara adalah r=(0, -50, 50).
dengan xP, yP, dan zP adalah koordinat Kartesian dan i, j dan k adalah unit vektor
yang mengikuti sumbu x, y, dan z. Besar dari vektor posisi |P| adalah jarak antara
titik P dengan titik acuan, dapat dituliskan sebagai:
Trajektori dari sebuah partikel adalah fungsi vektor terhadap waktu, P(t), yang
mendefinisikan kurva yang dibentuk dari partikel yang bergerak, yang akan
memberikan persamaan
Kecepatan sebuah partikel adalah vektor yang menunjukkan arah dan besar dari
perubahan posisi vektor, bagaimana posisi sebuah benda berpindah tiap waktu.
Anggap rasio perbedaan 2 posisi partikel dibagi dalam interval waktu sama, maka
kecepatan rata-rata pada interval tersebut adalah
[20]
Ketika limit ketika interval waktu Δt menjadi semakin kecil, maka kecepatan rata-
rata menjadi turunan waktu dari posisi vektor:
Kelajuan dari suatu objek adalah besar |V| dari suatu kecepatan. Kelajuan
merupakan besaran skalar:
dengan s adalah panjang jalur lintasan total yang ditempuh partikel. Kelajuan
adalah besaran yang selalu bernilai positif.
Gerak Relatif
Gerakan Koordinat
[21]
dimana :
Sistem Koordinat
Pada sistem koordinat ini, sebuah vektor digambarkan sebagai suatu penjumlahan
adalah sebuah vektor satuan pada arah , adalah sebuah vektor satuan pada
catatan : ,
[22]
Sistem Koordinat Bergerak 2 Dimensi
Sistem koordinat ini hanya menggambarkan gerak bidang yang berbasis pada 3
vektor satuan orthogonal yaitu vektor satuan , dan vektor satuan sebagai
sebuah bidang dimana suatu obyek benda berputar terletak/berada, dan sebagai
sumbu putarnya. Berbeda dengan sistem koordinat Cartesian di atas, dimana
segala sesuatunya diukur relatif terhadap datum yang tetap dan diam tak berputar,
datum dari koordinat-koordinat ini dapat berputar dan berpindah - mengikuti
gerakan dari benda atau partikel pada suatu benda yang diamati. Hubungan antara
koordinat diam dan koordinat berputar dan bergerak ini dapat dilihat lebih rinci
pada Transformasi Orthogonal.
[23]
REFERENSI
[24]