Oleh :
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
KINEMATIKA GERAK
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan
sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.
Gerak bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya. Benda yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh
meja yang ada dibumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada
dibumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama
bumi mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan
menjauhi C. Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi
keduanya terhadap C. Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak
ada perubahan posisi A terhadap B. Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A
yang dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. Lain
lagi menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan
pengamat. Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
ketika kita naik mobil yang berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan
kelihatan bergerak. Ini berarti pohon telah melakukan gerak semu. Gerakan semu
pohon ini disebabkan karena kita yang melihat sambil bergerak.
Pembagian Gerak
Jika anda menempuh 200 km dalam 5 jam, maka kelajuan rata-rata anda adalah :
200/50 = 40 km/jam. Kelajuan rata-rata tidak menceritakan apa-apa tentang
rincian perjalanan itu. Anda mungkin berkendaraan dengan kelajuan tetap 40
km/jam selama 5 jam atau mungkin anda berkendaraan cepat selama sebagian
waktu dan lebih lambat selama sisa waktunya atau mungkin anda telah berhenti
untuk 1 jam dan kemudian berkendaraan dengan kelajuan berubah-ubah selama 4
jam yang lainnya.
Sedangkan untuk konsep kecepatan sama dengan konsep kelajuan tetapi berbeda
karena kecepatan mencakup arah gerakan. Agar mengerti konsep ini, terlebih
dahulu akan diperkenalkan konsep perpindahan. Mari kita buat sebuah sistem
koordinat dengan memilih titik acuan pada sebuah garis dengan titik asal O. untuk
tiap titik lain pada garis itu kita tetapkan sebuah bilangan x yang menunjukkan
seberapa jauhnya titik itu dari titik asal. Nilai x bergantung pada satuan (feet,
meter atau apapun) yang dipilih untuk mengukur jaraknya. Tanda x bergantung
pada posisi relatifnya terhadap titik asal O. kesepakatan yang biasanya kita pilih
adalah titik-titik di kanan titik asal diberi nilai positif dan titik-titik dikirinya
diberi nilai negatif.
Gambar 1 berikut ini menunjukkan sebuah titik yang berada pada posisi x1 pada
saat t1 dan berada pada posisi x2 pada saat t2. Posisi partikel dari titik x2 –
x1 disebut perpindahan partikel. Biasanya digunakan huruf Yunani delta (∆) untuk
menyatakan perubahan kuantitas, jadi perubahan x dapat ditulis menjadi ∆x atau
secara matematis dapat ditulis :
Perhatikan bahwa perpindahan dan kecepatan rata-rata dapat bernilai positif atau
negatif, bergantung pada nilai x2 dan x1. Sesuai dengan perjanjian nilai positif
menyatakan partikel bergerak ke kanan dan nilai negatif menyatakan partikel
bergerak ke kiri.
Perhatikan gambar 2 berikut ini. Pada gambar ini terlihat sebuah lintasan partikel
yang berbentuk kurva dalam bidang koordinat x terhadap t, dimana x menyatakan
jarak dan t menyatakan waktu. Tiap titik pada kurva mempunyai nilai x, yang
merupakan lokasi partikel pada saat tertentu, dan sebuah nilai t, yang merupakan
saat partikel berada dilokasi tersebut. Pada grafik kita gambar garis lurus antara
posisi yang dinamai P1 dan posisi yang dinamai P2, perpindahan ∆x = x2 –
x1 dalam selang waktu ∆t = t2 – t1 . garis lurus yang menghubungkan P1 dan
P2 adalah sebuah sisi miring segitiga yang memiliki sisi tegak lurus ∆x dan sisi
datar ∆t. Rasio ∆x/∆t adalah kemiringan (gradien) garis lurus ini. Dalam istilah
goemetri, kemiringan ini merupakan ukuran kecuraman garis lurus pada grafik.
Untuk selang waktu tertentu ∆t, makin curam garisnya, makin besar nilai ∆x/∆t.
Karena kemiringan garis ini adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t,
maka kita mempunyai tampilan bentuk geometrik untuk kecepatan rata-rata.
Gambar 2 grafik x terhadap
2. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat pada saat tertentu adalah kemiringan garis lurus yang
menyinggung kurva x terhadap t pada saat itu. Gambar 3 adalah kurva x terhadap t
yang sama seperti pada gambar 2 yang menunjukkan ururtan selang waktu ∆t, ∆t1,
∆t2, ∆t3,….. yang masing-masing lebih kecil daripada selang sebelumnnya. Untuk
tiap selang waktu ∆t, kecepatan rata-rata adalah kemiringan garis lurus yang
sesuai untuk selang itu. Gambar menunjukkan bahwa, jika selang waktu menjadi
lebih kecil, garis lurusnya menjadi semakin curam, tetapi garis tersebut tak pernah
lebih miring dari pada garis singgung pada kurva t1. Kemiringan garis singgung
ini kita definisikan sebagai kecepatan sesaat pada t1.
Gambar 3 grafik x versus t dari gambar 2
Penting disadari bahwa perpindahan ∆x bergantung pada selang waktu ∆t. Ketika
∆t mendekati nol, demikian juga ∆x (seperti dapat dilihat dari gambar 3), rasio
∆x/∆t mendekati kemiringan garis yang menyinggung pada kurva. Karena
kemiringan garis singgung adalah limit rasio ∆x/∆t jika t mendekati nol. Kita
dapat menyatakan kembali definisi kita sebagai berikut :
Kecepatan sesaat adalah limit rasio ∆x/∆t jika ∆t mendekati nol atau secara
matematis dapat ditulis :
3. Percepatan
Bila kecepatan sesaat sebuah partikel berubah seiring dengan berubahnya waktu,
maka partikel dikatakan dipercepat. Percepatan rata-rata untuk suatu selang waktu
tertentu ∆t = t2 – t1didefinisikan sebagai rasio ∆v/∆t dengan ∆v = v2 – v1 adalah
perubahan kecepatan sesaat untuk selang waktu tersebut.
Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu) 2. Satuan yang umum adalah
meter per sekon kwadrat atau ditulis m/s2. Artinya bila suatu benda dipercepat
dengan percepatan 10 m/s2, maka tiap detik , kecepatan benda tersebut bertambah
sebesar 10 m/s. misalnya pada saat t=0; v = 0 maka untuk detik pertama (t=1)
maka kecepatan benda menjadi 10 m/s, untuk detik kedua (t=2) kecepatan benda
menjadi 20 m/s dan seterusnya.
4. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah limit (rasio ∆v/∆t) dengan ∆t mendekati nol. Jika kita
gambar grafik kecepatan terhadap waktu , percepatan sesaat pada saat t
didefinisikan sebagai kemiringan garis yang menyinggung kurva pada saat itu
Jadi percepatan adalah turunan kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk
turunan ini adalah dv/dt. Karena kecepatan adalah turunan posisi x terhadap waktu
t, percepatan adalah turunan kedua x terhadap waktu t, yang biasanya ditulis
d2x/dt2. Kita dapat melihat alasan notasi semacam ini dengan menulis percepatan
sebagai dv/dt dan mengganti v dengan dx/dt:
Jika kecepatan konstan maka percepatan akan sama dengan nol atau ∆v = 0 untuk
seluruh selang waktu. Dalam hal ini kemiringan kurva x terhadap t yang
bersangkutan tidak berubah. Secara matematik hubungan, percepatan, kecepatan,
jarak dan waktu dapat dijabarkan sebagai berikut :
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika lintasannya berbentuk garis lurus.
Contoh : - gerak jatuh bebas
- Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu materi (zat)
- Perpindahan ialah perubahan posisi suatu benda yang dihitung dari posisi awal
(acuan)benda tersebut dan tergantung pada arah geraknya.
contoh:
Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap.
Kelajuan ialah besaran skalar yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan
tiap satuan waktu.
v = kecepatan
t = waktu
a. Grafik v terhadap t
t=1 det, x = 20 m
t=2 det, x = 40 m
t=3 det, x = 60 m
t=4 det, x = 80 m
Kesimpulan : Pada grafik v terhadap t, maka besarnya perubahan lingkaran benda
( jarak ) merupakan luas bidang yang diarsir.
b. Grafik x terhadap t.
x
Kelajuan rata-rata dirumuskan : v
t
Kesimpulan : Pada Gerak Lurus beraturan kelajuan rat-rata selalu tetap dalam
selang waktu sembarang.
v
a=
t
Bila kelajuan awal = vo dan kelajuan setelah selang waktu t = vt, maka :
vt vo
a=
t
at = vt -vo
vt = vo + at
Oleh karena perubahan kecepatan ada 2 macam ( lihat ad 3 ) , maka GLBB juga
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
GLBB dengan a > 0 dan GLBB < 0 , bila percepatan searah dengan kecepatan
benda maka pada benda mengalami percepatan, jika percepatan berlawanan arah
dengan kecepatan maka pada benda mengalami perlambatan.
vo=0 vo 0 vo 0
vt = vo + at vt = vo + at vt = vo + at
vt = at
x = Luas trapesium
= ( vo + vt ) . 21 t
= ( vo + vo + at ) . 21 t
= ( 2vo + at ) . 21 t
x = vot + 1
2 at2
a > 0; x = vot + 1
at2 a < 0; x = vot + 1
2 at2
2
Gerak jatuh bebas ini merupakan gerak lurus berubah beraturan tanpa
kecepatan awal
Rumus GLBB : vt = g . t
y= 1
2 g t2
b. Gerak benda dilempar ke bawah.
Rumus GLBB : vt = vo + gt
y = vot + 1
2 gt2
Rumus GLBB : vt = vo - gt
y = vot - 1
2 gt2
3. Gerak Melingkar
Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran
(disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak
melingkar beraturan.
Kecepatan pada gerak melingkar beraturan besarnya selalu tetap namun arahnya
selalu berubah, arah kecepatan selalu menyinggung lingkaran, maka v selalu tegak
lurus garis yang ditarik melalui pusat lingkaran ke sekeliling lingkaran tersebut.
* Pengertian Radian.
1 (satu) radian adalah besarnya sudut tengah lingkaran yang panjang busurnya
sama dengan jari-jarinya.
Besarnya sudut :
S
= radian
R
S = panjang busur
R = jari-jari
Satu radian dipergunakan untuk menyatakan posisi suatu titik yang bergerak
melingkar ( beraturan maupun tak beraturan ) atau dalam gerak rotasi.
360
1 rad = = 57,30
2
Jika dalam waktu T detik ditempuh jalan sepanjang keliling lingkaran ialah 2R,
s
maka kelajuan partikel P untuk mengelilingi lingkaran dapat dirumuskan : v =
t
Kecepatan ini disebut kecepatan linier dan diberi notasi v.
Bila benda melingkar beraturan dengan sudut rata-rata ()dalam radian perdetik :
=
t
2
jika 1 putaran maka : = rad/detik atau =2f
T
v=R
Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuan anguler tidak sama.
v1 = v2, tetapi 1 2
Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuaan angulernya tidak
sama.
v1 = v2, tetapi 1 2
*Percepatan centripetal.
Jika suatu benda melakukan gerak dengan kelajuan tetap mengelilingi suatu
lingkaran, maka arah dari gerak benda tersebut mempunyai perubahn yang tetap.
Dalam hal ini maka benda harus mempunyai percepatan yang merubah arah dari
kecepatan tersebut.
Arah dari percepatan ini akan selalu tegak lurus dengan arah kecepatan, yakni
arah percepatan selalu menuju kearah pusat lingkaran. Percepatan yang
mempunyai sifat-sifat tersebut di atas dinamakan Percepatan Centripetal. Harga
percepatan centripetal (ar) adalah :
v2
ar = atau ar = 2 R
R
F=m.a
Fr = m . ar
v2
Fr = m . atau Fr = m 2 R
R
Dengan :
Fr = gaya centripetal/centrifugal
m = massa benda
v = kecepatan linier
R = jari-jari lingkaran.
v2 v2
N=m.g-m. N = m . g cos - m .
R R
v2 v2
N=m. - m . g cos N=m. -m.g
R R
v2 v2
T=m.g+m T = m m . g cos + m
R R
v2 v2
T=m. - m . g cos T=m. -m.g
R R
T cos = m . g
v2
T sin = m .
R
L cos
Periodenya T = 2
g
v2
N . k = m .
R
N = gaya normal
N=m.g
4. Gerak Parabola
=> untuk komponen kecepatan disumbu x adalah sama pada saat kapanpun(GLB)
dalam menentukan kecepatan ini maka harus dketahui dulu kecepatan v disumbu
x pada saat t nya dan kecepatan v di sumbu y pada saat t nya.
Rumus yang sering digunakan dalam mengerjakan soal gerak parabola yaitu:
1. Waktu tempuh untuk mencapai tinggi maksimum :
2. Ketinggian maksimum :
Anonim.2013.http://www.2shared.com/file/clmjLC-
i/Gerak_1_dimensi__part1_.html
Anonim.2013.http://www.2shared.com/file/clmjLC-
i/Gerak_2_dimensi__part1_.html diakses pada tanggal 13 Maret 2013 11.00 WIB
Anonim.2013.http://www.2shared.com/file/clmjLC-
i/Gerak_Parabola__part1_.html