Anda di halaman 1dari 37

Fisika Dasar (Pertemuan 3)

Kinematika 1D dan 2D
Tjokorda Bagus Putra Marhaendra
Referensi:

1. Halliday, David., Resnick, Robert., Walker, Jearl., 2011,


Fundamentals of Physics, 9th Ed. Extended, USA: John
Wiley & Sons, Inc.
2. Paul A. Tipler, Gene Mosca, 2008, Physics for Scientists
and Engineers with Modern Physics, Sixth Ed., New York:
W. H. Freeman and Company.
3. Douglas C. Giancoli, 2014, Physics Principles with
Applications, Seventh Ed., USA: Pearson Education, Inc.
Prinsip:
Pergeseran (perpindahan), Kecepatan,
dan Percepatan
Kinematika
Studi tentang gerak, dan konsep terkait kekuatan dan
massa, disebut mekanika.
Kita mulai penyelidikan dalam gerakan dengan memeriksa
kinematika, cabang dari mekanika yang berhubungan
dengan karakteristik gerak.
Anda perlu memahami kinematika untuk memahami gerak.
Gerak meliputi semua bidang fisika, dan pemahaman
kinematika diperlukan untuk memahami bagaimana
kekuatan dan efek massa gerak.
Pengertian istilah:
Istilah "kecepatan" merujuk pada seberapa jauh
sebuah benda bergerak dalam selang waktu tertentu,
terlepas dari arah. Jika mobil perjalanan 240 kilometer
(km) dalam 3 jam (h), kita mengatakan kecepatan
rata-rata adalah 80 km/jam. Secara umum, kecepatan
rata-rata dari sebuah objek didefinisikan sebagai total
jarak yang ditempuh sepanjang jalurnya dibagi
dengan waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan
jarak ini:
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Kecepatan rata-rata =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Istilah "laju" dan "kecepatan" sering digunakan secara
bergantian dalam bahasa sehari-hari. Tapi dalam fisika
kita membuat perbedaan antara keduanya. Kecepatan
hanyalah sebuah angka positif, dengan unit. Laju, di sisi
lain, digunakan untuk menandakan besarnya (nilai
numerik) dari seberapa cepat suatu benda bergerak dan
juga arah kemana ia bergerak. Oleh karena itu laju
adalah vektor.
Ada perbedaan antara kecepatan dan laju: yaitu, laju
rata-rata didefinisikan dalam hal perpindahan, bukan total
jarak yang ditempuh:
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
Laju rata-rata = =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
Contoh:
Seseorang berjalan 70 m ke timur, kemudian 30 m ke barat. Total
jarak yang ditempuh adalah 100 m (jalan yang ditampilkan putus-
putus hitam); tetapi perpindahan, ditampilkan sebagai panah biru
solid, adalah 40 m ke timur. Total jarak perjalanan adalah 70 m + 30
m = 100 m, tetapi perpindahannya adalah 40 m. Misalkan
perjalanan ini diselesaikan dalam 70 s. Maka kecepatan (s) rata-
rata adalah:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 100 𝑚
= = 1,4 m/s
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 70 𝑠

Besarnya laju rata-rata, di sisi lain, adalah:


𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 40 𝑚
= = 0,57 m/s
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 70 𝑠
Untuk membahas gerak satu dimensi dari suatu obyek secara
umum, misalkan beberapa saat dalam waktu, sebut saja t1 objek
adalah pada sumbu x pada posisi x1 dalam sistem koordinat, dan
beberapa saat kemudian, t2, kira-kira itu pada posisi x2. Waktu
terlewati (= perubahan waktu) adalah ∆t = t2 – t1; ini interval
waktu selama perpindahan dari objek kita adalah ∆x = x2 – x1.
Kemudian laju rata-rata, yang didefinisikan sebagai perpindahan
dibagi dengan perubahan waktu, dapat ditulis:
𝑥2−𝑥1 ∆𝑥
𝑣ҧ = =
𝑡2−𝑡1 ∆𝑡
di mana 𝜐 singkatan laju dan bar (garis) di atasnya adalah
simbol standar yang berarti “rata-rata.”
 Dalam pacuan kuda, pemenangnya adalah kuda yang hidungnya
pertama melintasi garis finish. Berarti yang benar-benar penting saat
balapan adalah gerak titik tunggal pada kuda, dan bahwa ukuran,
bentuk, dan gerakan dari sisa kuda tidak penting.
 Dalam fisika, jenis penyederhanaan ternyata berguna untuk
memeriksa gerak benda lain juga. Kita sering dapat
menggambarkan gerak suatu objek dengan menggambarkan
gerakan satu titik objek.
 Sebuah objek yang dapat direpresentasikan dengan cara ideal ini
disebut partikel. Dalam kinematika, setiap objek dapat dianggap
sebuah partikel selama kita tidak tertarik pada ukuran, bentuk, atau
gerakan internal.
 Sebagai contoh, kita dapat mempertimbangkan partikel untuk mobil,
kereta api, dan roket. Bumi dan lain planet juga dapat dianggap sebagai
partikel karena mereka bergerak di sekitar Matahari. Bahkan orang-
orang dan galaksi dapat diperlakukan sebagai partikel.
POSISI DAN PERPINDAHAN
 Untuk menggambarkan gerak partikel, kita harus mampu menggambarkan posisi
partikel dan bagaimana posisi itu berubah sebagai partikel bergerak.
 Untuk gerak satu dimensi, kita sering memilih sumbu x sebagai garis dimana
gerak berlangsung.
 Sebagai contoh, Gambar menunjukkan siswa bersepeda pada posisi xi pada
saat ti. Pada lain waktu, tf, siswa berada pada posisi xf. Perubahan posisi
siswa, xf - xi, disebut perpindahan.

 Kami menggunakan huruf Yunani ∆ (Delta huruf besar) untuk menunjukkan


perubahan kuantitas; dengan demikian, perubahan x dapat ditulis ∆x = xf –
xi
Mengenali perbedaan antara perpindahan dan jarak
tempuh
Jarak tempuh adalah Jarak yang ditempuh oleh partikel
sepanjang jalan partikel mengambil posisi dari awal ke
posisi akhir.
Jarak adalah besaran skalar dan selalu ditunjukkan dengan
angka positif.
Perpindahan adalah perubahan posisi partikel.
Positif jika perubahan posisi dalam arah peningkatan x
(yang + arah x), dan negatif jika itu adalah di – arah x.
Perpindahan dapat diwakili oleh vektor.
Contoh soal:
Anda sedang bermain permainan tangkap-lempar
dengan anjing. Anjing awalnya berdiri di dekat kaki
Anda. Lalu ia berlari 20 kaki dalam garis lurus untuk
mengambil tongkat, dan membawa tongkat 15 kaki
kembali ke arah Anda diam di sana sambil mengunyah
tongkat. (A) Berapa total jarak perjalanan anjing? (B)
Berapakah perpindahan anjing? (C) Tunjukkan bahwa
perjalanan anjing adalah jumlah dari perpindahan
berurutan yang membentuk perjalanan.
Penyelesaian:

Total kecepatan, s, ditentukan dengan


menjumlahkan jarak perjalanan anjing.
Perpindahan posisi akhir anjing dikurangi posisi
awal anjing. Anjing meninggalkan sisi Anda saat
0, mendapat tongkat saat 1, dan tiduran sambil
mengunyah pada saat 2.
(A) 1. Buatlah diagram gerak (Gambar). Sertakan
sumbu koordinat:
2. Hitung total jarak yang ditempuh:
x02 = x01 + x12 = (20 ft) + (15 ft) = 35 ft.
(B) Perpindahan akhir ditemukan dari definisi, di
mana xi = x0 = 0 adalah posisi awal anjing. Lima kaki
dari awal posisi atau xf = x2 = 5 ft adalah posisi akhir
anjing: ∆x02 = x2 - x0 = 5 ft - 0 ft = 5 ft
(C) Perpindahan juga dapat ditemukan dengan
menambahkan perpindahan untuk pertama
perpindahan untuk kedua.
∆x01 = x1 – x0 = 20 ft – 0 ft = 20 ft
∆x12 = x2 – x1 = 5 ft – 20 ft = -15 ft
Dijumlahkan, kita dapatkan:
∆x01 + ∆x12 = (x1 – x0) + (x2 – x1) = x2 – x0 = ∆x02
Maka:
∆x02 = ∆x01 + ∆x12 = 20 ft + (-15 ft) = 5 ft.
KECEPATAN RATA-RATA DAN LAJU
 Kita sering tertarik pada kecepatan dari sesuatu yang bergerak.
 Kecepatan rata-rata dari partikel adalah total jarak yang ditempuh
oleh partikel dibagi dengan total waktu dari awal sampai akhir:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 ∆𝑥
Kecepatan rata-rata = =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ∆𝑡

Suatu jumlah yang lebih berguna adalah yang menggambarkan


seberapa cepat dan ke arah mana obyek bergerak. Istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kuantitas ini adalah Laju. Laju rata-
rata, 𝜐av x dari partikel didefinisikan sebagai rasio perpindahan ∆x
dengan interval waktu ∆t:
Seperti perpindahan, laju rata-rata adalah jumlah yang
mungkin positif atau negatif.
Nilai positif menunjukkan perpindahan dalam arah +x (di
kanan sumbu x).
Nilai negatif menunjukkan perpindahan dalam arah –x (di kiri
sumbu x).
Dimensi laju adalah L/T dan unit SI laju adalah meter per
detik (m/s). Unit umum lainnya termasuk kilometer per jam
(km/jam), kaki per detik (ft/s), dan mil per jam (mil/h).
 Gambar diatas adalah grafik dari posisi partikel sebagai fungsi waktu. Setiap
titik mewakili posisi x dari sebuah partikel pada waktu t tertentu. Sebuah garis
lurus menghubungkan titik P1 dan P2 dan membentuk sisi miring dari segitiga
memiliki sisi ∆x = x2 - x1 dan ∆t = t2 - t1. Perhatikan bahwa rasio ∆x/∆t adalah
kemiringan garis, yang memberi kita interpretasi geometris dari laju rata-rata:
Laju rata-rata untuk interval antara t = t1 dan t = t2 adalah lereng dari garis
lurus yang menghubungkan titik-titik (t1, x1) dan (t2, x2) pada x terhadap t
grafik.
Contoh:
Anda yang bermain tangkap-lempar dengan Anjing
dalam Contoh 1 berlari 20 ft dari Anda dalam 1,0 s
untuk mengambil tongkat dan lari kembali 15,0 ft
dalam 1,5 s (Gambar berikut). Hitung (a) kecepatan
rata-rata anjing, dan (b) kecepatan rata-rata anjing
untuk total perjalanan.
Penyelesaian:
(A)1. Kecepatan rata-rata anjing itu sama dengan total jarak dibagi
dengan total waktu:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 ∆𝑥
Kecepatan rata-rata = =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ∆𝑡
2. Hitung total jarak yang ditempuh dan total waktu:
∆x = x1 + x2 = 20.0 ft + 15.0 ft = 35.0 ft
∆t = (t1 – ti) + (tf – t2) = 1.0 s + 1.5 s = 2.5 s
3. Gunakan x dan ∆t untuk menemukan kecepatan rata-rata
anjing:
35
Kecepatan rata-rata (s) = = 14 ft/s
2.5
(B) 1. Laju rata-rata anjing itu adalah rasio perpindahan ∆x
dengan interval waktu ∆t:

2. perpindahan Anjing adalah xf - xi, dimana xi = 0 ft adalah


posisi awal dari anjing dan xf = 5 ft adalah posisi akhir
anjing:
∆x = xf – xi = 5 ft – 0 ft = 5 ft
3. Gunakan ∆x dan ∆t untuk menemukan laju rata-rata
anjing:
∆𝑥 5 𝑓𝑡
Laju rata-rata = 𝑣ҧ av x = = = 2 𝑓𝑡/𝑠
∆𝑡 2,5 𝑠
LAJU SESAAT
Jika Anda mengendarai mobil sepanjang jalan lurus untuk 150 km dalam 2 jam,
maka besarnya kecepatan rata-rata adalah 75 km/jam. Rasanya tidak mungkin,
meskipun, Anda bergerak tepat 75 km/jam pada setiap saat. Untuk
menggambarkan situasi ini kita perlu konsep laju sesaat, yang merupakan
kecepatan di sembarang waktu. (Besarannya adalah angka, dengan satuan
unit, ditunjukkan pada speedometer). Lebih tepatnya, laju sesaat setiap saat
didefinisikan sebagai laju rata-rata lebih dari satu interval waktu yang amat
sangat singkat. Artinya, persamaan berikut adalah untuk dievaluasi dalam batas
∆t menjadi sangat kecil, mendekati nol. Kita bisa menulis definisi laju sesaat, 𝑣,
∆𝑥
untuk gerak satu dimensi sebagai: 𝑣 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
Notasi lim ∆t→0 berarti rasio ∆x/∆t adalah untuk dievaluasi dalam batas ∆t
mendekati nol. Itu berarti tidak boleh sampai nol. Apa yang terjadi bila ∆t = 0?
(∆x divided by zero)
 Untuk kecepatan sesaat kita menggunakan simbol v, sedangkan
untuk kecepatan rata-rata yang kita gunakan 𝑣ҧ , dengan bar di
atas. Maka selanjutnya, ketika kita menggunakan istilah "laju" itu
akan mengacu pada laju sesaat. Ketika kita ingin berbicara
tentang laju rata-rata, kita akan membuat ini jelas dengan
memasukkan kata “rata-rata.”
 Jika suatu benda bergerak di seragam (yaitu, konstan) kecepatan
selama interval waktu tertentu, maka kecepatan sesaat yang pada
setiap saat adalah sama dengan kecepatan rata-rata (lihat
Gambar a). Tapi dalam banyak situasi ini tidak terjadi.
Misalnya, bisa mulai dari yang lain, mobil kecepatan hingga 50
km/jam, kecepatan pada saat itu dalam waktu tetap, kemudian
melambat sampai 20 km/jam, di tengah jalan macet, dan
akhirnya berhenti di tempat tujuan setelah bepergian total 15
km dalam 30 menit (0,5 jam).
Perjalanan ini diplot pada grafik Gambar b. Juga ditampilkan
pada grafik adalah rata-rata kecepatan (garis putus-putus), yaitu:
∆𝑥 15 𝑘𝑚
𝑣ҧ = = = 30 𝑘𝑚/ℎ
∆𝑡 0,50 ℎ
PERCEPATAN
Sebuah benda yang kecepatannya berubah dikatakan
mempercepat. Misalnya, sebuah mobil yang kecepatan
naik dari nol sampai 80 km/h adalah percepatan.
Percepatan menentukan seberapa cepat kecepatan
sebuah benda berubah.
Rata-rata percepatan didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan dibagi dengan waktu yang dibutuhkan untuk
membuat perubahan ini:
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑗𝑢
Percepatan rata-rata =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
Dalam simbol-simbol, percepatan rata-rata, ā, selama suatu interval waktu
∆t = t2 – t1, di mana perubahan kecepatan oleh ∆𝑣 = 𝑣2 − 𝑣1 didefinisikan
sebagai:
𝑣2−𝑣1 ∆𝑣
ā= =
𝑡2−𝑡1 ∆𝑡

Kita melihat bahwa laju adalah vektor (memiliki besar dan arah), sehingga
percepatan adalah vektor juga. Tapi untuk gerakan satu dimensi, kita
hanya perlu menggunakan tanda plus atau minus untuk menunjukkan
arah percepatan relatif terhadap sumbu koordinat yang dipilih. (Biasanya,
kanan + dan kiri -.)
Percepatan sesaat, a, dapat didefinisikan dalam analogi laju sesaat
sebagai percepatan rata-rata lebih dari satu interval waktu yang
amat sangat singkat pada suatu saat tertentu:
∆𝑣
a= lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
Berarti ∆𝑣 adalah perubahan sangat kecil dalam kecepatan selama
selang waktu yang sangat singkat ∆t
Contoh 3
 Sebuah mobil berakselerasi di jalan lurus dari posisi diam ke 75 km/jam dalam
5 s, Gambar mobil berikut. Berapakah besarnya percepatan rata-rata?
 Pendekatan: Rata-rata percepatan adalah perubahan kecepatan
dibagi dengan waktu yang telah berlalu, 5 s. mobil mulai dari diam,
sehingga 𝑣1 = 0. kecepatan akhir adalah 75 km / jam.
 Solusi: Untuk percepatan rata-rata persamaan yang digunakan
adalah:
𝑣2−𝑣1 ∆𝑣
ā= =
𝑡2−𝑡1 ∆𝑡
 Maka:
𝑘𝑚 𝑘𝑚
𝑣2−𝑣1 75 −0 𝑘𝑚/ℎ
ℎ ℎ
ā= = = 15
𝑡2−𝑡1 5𝑠 𝑠
Ini dibaca sebagai “lima belas kilometer per jam per detik” dan berarti
bahwa rata-rata, kecepatan berubah pada 15 km/jam selama setiap
detik. Artinya, dengan asumsi percepatan konstan, selama kedua
kecepatan mobil pertama meningkat dari nol sampai 15 km jam. Selama
kedua kecepatannya berikutnya meningkat lagi 15 km/jam, mencapai
kecepatan 30 km/jam pada t = 2 s, dan seterusnya. Lihat Gambar mobil.
Hasil kita dalam Contoh 3 berisi dua unit waktu yang berbeda: jam dan detik.
Kita biasanya memilih untuk hanya menggunakan detik. Untuk melakukannya
kita dapat mengubah km/h menjadi m/s:
𝑘𝑚 1000 𝑚 1ℎ
75 km/h = 75 = 21 𝑚/𝑠
ℎ 1 𝑘𝑚 3600 𝑠

Maka:
𝑚 𝑚
21 −0 𝑚/𝑠 𝑚
𝑠 𝑠
ā= = 4,2 = 4,2
5𝑠 𝑠 𝑠2
Kita hampir selalu menulis unit untuk percepatan m/𝑠 2 (meter per detik
kuadrat) bukannya m/s/s. Hal ini dimungkinkan karena:
𝑚/𝑠 𝑚 𝑚
= = 2
𝑠 𝑠. 𝑠 𝑠
Catatan: akselerasi menyatakan seberapa cepat perubahan kecepatan, sedangkan
kecepatan menyatakan seberapa cepat perubahan posisi.
Perlambatan
 Ketika sebuah objek melambat, kita dapat mengatakan itu perlambatan.
Tapi hati-hati: deselerasi tidak berarti bahwa percepatan adalah selalu
negatif. Kecepatan sebuah benda bergerak ke kanan sepanjang sumbu x
positif adalah positif; jika objek melambat (seperti pada Gambar a),
percepatan negatif. Tapi mobil yang sama bergerak ke kiri (menurun x),
dan memperlambat, memiliki akselerasi positif yang menunjuk ke kanan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar b. Kita memiliki perlambatan setiap
kali besarnya kecepatan menurun; dengan demikian titik kecepatan dan
percepatan berada dalam arah yang berlawanan ketika ada perlambatan.
Studi Kasus: mengendarai sepeda motor…
Proficient Motorcycling (David L. Hough)
memperkenalkan satu pedoman yang di kalangan
instruktur Riding Course dikenal dengan Sight Distance
atau Jarak Pandang. Dalam buku itu dijelasan secara
singkat bahwa seorang pengendara motor perlu
menggunakan pedoman yang disebut 12 seconds
sight distance atau jarak pandang 12 detik.
Apa maksudnya?
Apa maksud dari Jarak Pandang 12 Detik?

Yang dimaksud dengan Jarak Pandang 12 Detik


adalah: kita harus bisa melihat sejauh jarak yang akan
ditempuh motor kita dalam waktu 12 detik.
Contoh:
Misalnya, Fulan mengendarai motor dengan kecepatan 60
km/jam. Pada kecepatan ini … dengan memakai pedoman
Jarak Pandang 12 Detik… maka jarak (dalam meter) yang
harus diawasi oleh Fulan adalah: jarak yang ditempuh motor
setiap detik x 12.
Perhitungannya …
Kita coba hitung.
Kecepatan motor Fulan 60 km/jam, pada kecepatan ini jarak
yang ditempuh oleh motor Fulan setiap detik adalah: 60.000 m /
3.600 detik = 16,6 m/detik. Karena pada kecepatan 60 km/jam
motor Fulan berjalan sejauh 16,6 m/s, maka dengan memakai
pedoman Jarak Pandang 12 Detik, Fulan harus mengawasi lalu
lintas di depannya sejauh 16,6 m/s x 12 s = 199,2 m ≈ 200 m
Artinya:
Dengan pedoman ini kita harus bisa melihat kondisi lalu lintas
dari posisi kita berada (atau 0 detik) sampai 12 detik ke depan
(200 m kalau kecepatan 60 km/jam) … bukan melihat ke satu
titik dalam 12 detik (200 m) di depan kita.
Simulasinya:
 Dengan menggunakan formula penghitungan Stopping Distance dari Master Strategy
Group, pada kecepatan 60 km/jam Stopping Distance motor adalah 27,1 m … ini
dengan asumsi rem bekerja 100% dan kondisi permukaan jalan “ideal” … kalau kondisi
rem tidak 100% dan kondisi jalan licin, tentunya stopping distance akan lebih jauh.
 Saat melihat sejauh 12 detik ke depan atau 200 m ke depan, saya melihat di jarak
sekitar 150 meter di depan saya … katakan di “Titik A” … terjadi satu kejadian, entah
berupa kecelakaan atau kendaraan mogok dan berhenti tiba-tiba.
 Maka:
 Kecepatan : 60 km/jam
 Kecepatan per detik : 16,6 m
 – Jarak ke Titik A : 150 m
 – Keputusan rem : 1 detik (16,6m)
 – Lirik spion : 2 detik (33,2 m)
 – Tarik rem : 1 detik (16,6 m)
 – Rem mulai bekerja : 1 detik (16,6 m)
 Total waktu : 5 detik atau 83 m
 Sisa Jarak ke Titik A : 67 m
Idealnya:
 Stopping Distance motor saya di kecepatan 60 km/jam adalah
27,1 m maka pada saat motor berhenti dari yang semula saat saya
“melihat” kejadian tersebut, jarak saya dari Titik A adalah 150
meter, dan saat motor berhenti, jarak motor dari Titik A adalah 67 –
27,1= 39,9 m.
 Angka/hitungan di atas adalah KALAU rem kita tarik secara
maksimal supaya motor segera berhenti. Kalau rem kita tarik tidak
secara maksimal, maka saat motor berhenti, jaraknya dari tempat
kejadian akan lebih dekat lagi. Selain itu, angka di atas juga
dengan asumsi rem bekerja 100%, permukaan jalan tidak licin dan
saya dalam keadaan waspada 100%.
Tugas:

Perdalam pemahaman anda dengan mempelajari


Gerakan Pada Akselerasi Konstan
Buat laporan kumpulkan 2 minggu depan.

Anda mungkin juga menyukai