Anda di halaman 1dari 23

Eva Hendrawati Fisika Dasar

PERTEMUAN 3
KINEMATIKA PARTIKEL

Kinematika mempelajari gerak benda tanpa meninjau penyebab perubahan


benda. Dalam meninjau sebuah benda, diperlukan idealisasi. Partikel merupakan
gerak benda ideal, diperlakukan sebagai titik bermassa tanpa ukuran sehingga
tanpa getaran. Benda dapat dianggap sebagai partikel. Gerak setiap titik pada
benda mengalami perpindahan yang sama. Penggambaran gerak satu titik pada
benda dapat menggambarkan gerak benda secara keseluruhan.

Gerak
Gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda terhadap titik
acuan tertentu. Gerak bersifat relatif, artinya suatu benda dapat dikatakan bergerak
terhadap suatu benda tertentu, tetapi tidak bergerak terhadap benda lain.
Contohnya, supir yang mengemudikan bus tidak bergerak terhadap bus tetapi supir
bergerak terhadap jalan raya, rumah-rumah dan pepohonan di pinggir jalan.
Berdasarkan acuannya gerak benda dibedakan menjadi:
1. Gerak nyata atau sebenarnya, gerak ditinjau dari titik acuan yang diam.
Misalnya, seseorang berjalan terhadap sebuah rumah.
2. Gerak semu, gerak benda yang sesungguhnya diam namun terlihat seolah-
olah bergerak karena pengamat berada dalam posisi bergerak. Misalnya,
gerak pohon-pohon yang terlihat ketika naik mobil.
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Kinematika Partikel dalam 1 Dimensi


Meninjau tentang gerak, terdapat besaran vektor yang terlibat. Untuk
menjelaskan gerak benda secara lengkap digunakan sumbu koordinat. Benda
yang bergerak pada lintasan garis lurus, hanya menggunakan satu sumbu
koordinat. Gerak seperti ini disebut gerak 1 dimensi.
Posisi adalah letak suatu benda pada waktu tertentu terhadap suatu acuan
tertentu. Posisi merupakan lokasi benda dalam sumbu koordinat. Jadi, sebelum
menentukan posisi maka sumbu koordinat harus ditetapkan terlebih dahulu. Benda
pada tempat yang sama memiliki posisi yang berbeda jika kita menggunakan
sumbu koordinat yang berbeda. Posisi adalah vektor yang berpangkal dari pusat
koordinat ke lokasi benda. Pusat koordinat adalah titik potong semua sumbu
kordinat. Apabila titik-titik yang dilalui oleh suatu benda dihubungkan dalam satu
garis lurus maka akan membentuk suatu lintasan.
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya
perubahan waktu. Contohnya, suatu benda berpindah dari titik P ke Q.
Perpindahan itu tidak harus langsung dari P ke Q tapi dapat juga menempuh
lintasan dari P ke T kemudian ke Q. Kedua jalan akan menghasilkan perubahan
yang sama dari posisi awal P ke posisi akhir Q. Dengan demikian perpindahan
hanya bergantung posisi awal dan posisi akhir, tidak bergantung pada lintasan
yang ditempuh.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda karena
adanya perubahan waktu. Jarak bergantung pada lintasan yang ditempuh.
Sehingga jarak termasuk besaran skalar.
Kelajuan adalah besaran yang tidak tergantung arah. Alat untuk mengukur
kelajuan disebut speedometer. Kelajuan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu. Secara matematis kelajuan adalah hasi bagi antara
jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang ditempuh.

s v = Kelajuan (m/s)
v= s = Jarak tempuh (m)
t
t = Waktu tempuh (sekon)
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Untuk benda yang bergerak lurus yang menempuh berbagai jarak, kelajuan yang

dihitung adalah kelajuan rata-rata ( v ).

Jarak tota l s
Kelajuan rata-rata ( v ) = =
Waktu tota l t

Misalkan, jarak s1 , s2 , dan s3 ditempuh dalam selang waktu t1 , t2 , dan t3 ,

maka kelajuan rata-rata sebesar:

s1 + s2 + s3
v=
t1 + t 2 + t3

CONTOH SOAL
Ali mengendarai sepeda motor dari kota A menuju kota D dan dalam
perjalanan berhenti di kota B dan C.
Jarak kota A – B = 60 km, ditempuh dalam waktu 1 jam
Jarak kota B – C = 30 km, ditempuh dalam waktu 45 menit, dan
Jarak kota C – D = 70 km, ditempuh dalam waktu 1 jam 15 menit.
Tentukan kecepatan rata-rata sepeda motor Ali dari A ke D!

Penyelesaian
Jarak total = 60 + 30 + 70 = 160 km
Waktu total = 1 jam + 45 menit + 1 jam 15 menit = 3 jam

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

160 𝑘𝑚
𝑣= = 53,3 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
3 𝑗𝑎𝑚
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Kecepatan adalah besaran yang tergantung arah. Untuk gerak satu dimensi,
kecepatan dapat dinyatakan dengan tanda positif (+) dan negatif (-). Alat untuk
mengukur kecepatan disebut velocitometer. Kecepatan didefinisikan sebagai
perpindahan yang terjadi dalam selang waktu tertentu. Secara matematis
kecepatan adalah hasil bagi antara perpindahan dengan waktu yang ditempuh.

x v = Kecepatan (m/s)
v= x = Perpindahan (m)
t
t = Waktu tempuh (sekon)
Jadi kelajuan menyatakan seberapa cepat sebuah benda bergerak,
sedangkan kecepatan menyatakan seberapa cepat benda bergerak dan kemana
arah gerakan benda.

1. Kecepatan Rata-Rata

Gambar 1. Pada t = t1 vektor posisi partikel adalar r1 dan


pada t = t2 vektor posisi partikel adalah r2.
Perpindahan partikel adalah Δr = r2 - r1
berarah dari P1 ke P2

Pada gambar di atas, titik awal adalah P1 dan titik akhir adalah P2. Maka
perpindahan Δr adalah garis P1P2. Pada segitiga OP1P2 berlaku besaran vektor:
r2 = r1 + Δr atau Δr = r2 - r1
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Perpindahan dalam bentuk komponen vektor, yaitu:


Δr = (x2 i + y2 j) – (x1 i + y1 j)
Δr = (x2 – x1) i + (y2 – y1) j
Δr = Δx i + Δy j
Dimana:
Δx = x2 – x1
Δy = y2 – y1

Maka kecepatan rata-rata ( v ) pada garis lurus adalah:


x x2 − x1
v= =
t t 2 − t1

Dalam gerak pada bidang (2 dimensi), kecepatan rata-rata ( v ) adalah:


r r2 − r1
v= =
t t 2 − t1
Komponen vektor dari kecepatan rata-rata adalah:
x i + y j x x
v= = i+ j
t t t
v = vx i + v y j
Dengan,
x x2 − x1 y y 2 − y1
vx = = dan vy = =
t t 2 − t1 t t 2 − t1
r
Karena v= , maka kecepatan rata-rata ( v ) searah dengan arah
t
perpindahan (Δr).
Eva Hendrawati Fisika Dasar

CONTOH SOAL
Vektor posisi suatu benda diberikan oleh r = (t3 – 2t2) i + 3t2 j, t dalam
sekon dan r dalam meter. Tentukan besar dan arah perpindahan benda dari
t = 2 sekon sampai t = 5 sekon. {sekon disingkat s}
Penyelesaian:
Perpindahan benda dalam selang waktu t = 2 s sampai t = 5 s. Sehingga
diketahui, t1 = 2 s dan t2 = 5 s
Untuk menentukan besar dan arah perpindahan, tentukan dahulu vektor
perpindahan Δr.
Δr = r2 - r1
Dimana:
r1 adalah posisi awal, dalam hal ini berarti posisi saat t1 = 2 s {sesuai soal}
r2 adalah posisi akhir, dalam hal ini berarti posisi saat t2 = 5 s {sesuai soal}
Kemudian tentukan nilai r1 dan r2.
Lihat sesuai soal persamaan r = (t3 – 2t2) i + 3t2 j
Masukkan nilai t1 dan t2 masing-masing. Jadi:
Untuk t1 = 2 s → r = (t3 – 2t2) i + 3t2 j {ganti t = 2}
r = (23 – 2(2)2) i + 3(2)2 j
r = (8 – 8) i + 12 j
r = 0 i + 12 j
r = 12 j
Untuk t1 = 5 s → r = (t3 – 2t2) i + 3t2 j {ganti t = 5}
r = (53 – 2(5)2) i + 3(5)2 j
r = (125 – 50) i + 75 j
r = 75 i + 75 j
Setelah mencari r, lalu masukkan ke persamaan vektor perpindahan.
Δr = r2 - r1
= (75 i + 75 j) – 12 j
= 75 i + 75 j – 12 j
= 75 i + 63 j
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Maka besar perpindahan adalah:

Δr = (75)2 + (63)2
= 9594

= 3 1066 meter
Arah perpindahan adalah:
63
tan  = = 0,84
75
 = arc tan 0,84 = 40°

CONTOH SOAL
Seekor tupai memiliki koordinat (2,7 m, 3,8 m) pada waktu t1 = 0 s dan
koordinat (-4,5 m, 8,2 m) pada waktu t2 = 4 s. Dinyatakan m adalah meter dan s
adalah sekon. Untuk selang waktu ini, tentukan komponen kecepatan rata-rata.
Penyelesaian:
x x2 − x1 (− 4,5 m) − (2,7 m ) − 7,2 m
vx = = = = = −1,8 m/s
t t 2 − t1 (4 s ) − (0 s ) 4s

→ v x = 1,8 m/s

y y 2 − y1 (8,2 m) − (3,8 m) 4,4 m


vy = = = = = 1,1 m/s
t t 2 − t1 (4 s ) − (0 s ) 4s

→ v y = 1,1 m/s
Eva Hendrawati Fisika Dasar

CONTOH SOAL
Titik P mempunyai vektor posisi 3i + 8j bergerak dari pusat orbit dengan
waktu 4 sekon. Kemudian dalam waktu 7 sekon titik tersebut berpindah ke titik
Q pada vektor posisi 12i +14j. Tentukan besar kecepatan rata-rata perpindahan
titik tersebut!
Penyelesaian:
Δr = r2 - r1
= (12 i + 14 j) – (3 i + 8 j)
= 12 i + 14 j – 3 i – 8 j
= 12 i – 3 i + 14 j – 8 j
= 9i+6j
Perubahan waktu:
Δt = t2 - t1 = 7 – 4 = 3 sekon
Sehingga:
r
v=
t
9i+6 j 9i 6 j
v= = + = 3i + 2 j
3 3 3
v = 3i + 2 j
Maka besar kecepatan rata-rata adalah:

v= 32 + 2 2
= 9+4

= 13 m/s
Eva Hendrawati Fisika Dasar

2. Percepatan Rata-rata
Jika kecepatan sebuah partikel berubah terhadap waktu maka dikatakan
partikel mengalami percepatan. Pada saat benda berada di titik awal dengan

kecepatan v1 dan saat tiba di posisi akhir memiliki kecepatan v2 . Selama


perpindahan tersebut, benda mengalami perubahan kecepatan sebesar:

v = v2 − v1
Percepatan rata-rata ( a ) selama perpindahan adalah perubahan kecepatan
dalam selang waktu tertentu.
v v2 − v1
a= =
t t 2 − t1
Komponen vektor dari percepatan rata-rata ( a ) adalah:

v x i + v y j v x v y
a= = i+ j
t t t
a = ax i + a y j
Dengan,

v x v x 2 − v x1 v y v y 2 − v y1
ax = = dan ay = =
t t 2 − t1 t t 2 − t1
Eva Hendrawati Fisika Dasar

3. Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dengan
selang waktu mendekati 0 (t2 mendekati t1 atau Δt mendekati 0).
Kecepatan sesaat dirumuskan sebagai:
r dr
v = Lim =
t → 0 t dt
Dari persamaan diatas diketahui bahwa kecepatan sesaat adalah turunan
vektor posisi terhadap waktu.
Komponen vektor kecepatan sesaat adalah:
dx dy
v= i+ j
dt dt
v = vx i + v y j
Dengan:
dx dy
vx = dan vy =
dt dt
Jadi kecepatan sesaat adalah turunan pertama dari fungsi posisi terhadap
waktu.

4. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata dengan
selang waktu yang sangat kecil (mendekati nol). Percepatan sesaat diperoleh
dengan t2 mendekati t1. Percepatan sesaat dirumuskan sebagai:

v dv d 2 r
a = Lim = =
t2 →t1 t dt dt 2
Keterangan:
dv
adalah turunan pertama fungsi kecepatan terhadap waktu
dt
d 2r
adalah turunan kedua fungsi posisi terhadap waktu
dt 2
Eva Hendrawati Fisika Dasar

komponen vektor percepatan sesaat adalah:

dv x dv y
a= i+ j
dt dt
a = ax i + a y j
Dengan:

dv x dv y
ax = dan ay =
dt dt
Karena,
dx
vx =
dt
dy
vy =
dt
Maka, lebih lanjut,

dv x d d dx d 2 x
ax = = vx = = 2
dt dt dt dt dt
dan

d d dy d 2 y
dv y
ay = = vy = = 2
dt dt dt dt dt
Jadi percepatan sesaat adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan terhadap
waktu dan turunan kedua dari fungsi posisi terhadap waktu.
Eva Hendrawati Fisika Dasar

CONTOH SOAL
Suatu titik bergerak pada bidang XOY dengan persamaan posisi,
r = (2t3 – 3t2 + 6t) i + (t2 + 2t – 1) j
satuan r adalah meter dan satuan t adalah sekon.
a. Tentukan persamaan kecepatan titik tersebut
b. Hitung kecepatan pada saat detik ke 5
Penyelesaian
a. Menentukan persamaan kecepatan dari persamaan posisi gunakan
kecepatan sesaat.

v=
(( ) (
dr d 2t 3 − 3t 2 + 6t i + t 2 + 2t − 1 j
=
))
dt dt
Untuk menyelesaikan persamaan ini, gunakan konsep turunan.

a X n = an X n −1
Maka:

v=
(( ) (
dr d 2t 3 − 3t 2 + 6t i + t 2 + 2t − 1 j
=
))
dt dt

=
( ) ( )
+ + +
( )
d 2t 3 i d 3t 2 i d (6t ) i d t 2 j d (2t ) j d (1) j
− −
dt dt dt dt dt dt
Contoh gunakan turunan.

( )
d 2t 3 i
= 2.3 t 3−1 = 2.3 t 2 = 6 t 2
dt
Gunakan konsep turunan untuk menyelesaikan yang selanjutnya.
Maka:

v= =
( ) −
( ) + + +
( )
dr d 2t 3 i d 3t 2 i d (6t ) i d t 2 j d (2t ) j d (1) j

dt dt dt dt dt dt dt
v = 6t2 i – 6t i + 6i + 2t j + 2j – 0j
v = (6t2 – 6t + 6) i + (2t + 2) j
Eva Hendrawati Fisika Dasar

b. Kecepatan sesaat pada t = 5 s


Gunakan hasil persamaan kecepatan yang diperoleh di jawaban (a)
v = (6t2 – 6t + 6) i + (2t + 2) j
Masukkan nilai t = 5 s
v = (6(5)2 – 6(5) + 6) i + (2(5) + 2) j
v = (150 – 30 + 6) i + (10 + 2) j
v = 126 i + 12 j
Jadi besar kecepatan adalah:

v= (126)2 + (12)2 = 16020 = 6 445 m/s

CONTOH SOAL
Lintasan partikel dinyatakan dengan persamaan y = 2t 3 + 6t 2 − 8t . Dengan
y dalam meter dan t dalam detik. Tentukan:
a. Posisi partikel saat 2 detik
b. Persamaan kecepatan sebagai fungsi waktu
c. Besar kecepatan saat t = 3 detik
d. Persamaan percepatan sebagai fungsi waktu
e. Besar percepatan saat 3 detik
Penyelesaian
a. Persamaan posisi adalah lintasan partikel di soal.

y = 2t 3 + 6t 2 − 8t
Posisi saat 2 detik → t = 2 detik

y = 2(2) + 6(2) − 8(2)


3 2

y = 16 + 24 − 16

y = 24 m
Eva Hendrawati Fisika Dasar

b. Persamaan kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi posisi

v=
(
dy d 2t 3 + 6t 2 − 8t
=
)
dt dt
Selesaikan dengan konsep turunan

v=
dy d 2t 3
=
( )
+
d 6t 2

( )
d (8t )
dt dt dt dt
dy
v= = 2.3t 3−1 + 6.2t 2−1 − 8.1t 1−1
dt
dy
v= = 6t 2 + 12t 1 − 8t 0
dt
v = 6t 2 + 12t − 8
c. Besar kecepatan saat t = 3 detik. Gunakan persamaan kecepatan yang
diperoleh di jawaban (b).
v = 6t 2 + 12t − 8
v = 6(3) 2 + 12(3) − 8

v = 82 m/s
d. Persamaan percepatan adalah turunan kedua dari persamaan posisi.
Jadi jika diketahui persamaan posisi, cari dulu persamaan kecepatan
setelah itu cari persamaan percepatan dengan menurunkan dari
persamaan kecepatan.
Dalam kasus ini persamaan kecepatan sudah dicari di jawaban (b),
tetapi jika persamaan kecepatan belum dicari maka tentukan terlebih
dulu.
Dari jawaban (b): v = 6t + 12t − 8
2

Maka persamaan percepatan adalah:

a=
(
dv d 6t 2 + 12t − 8
=
)
dt dt

a=
dv d 6t 2
=
( )
+
d (12t ) d (8)

dt dt dt dt
Selesaikan dengan konsep turunan.
Eva Hendrawati Fisika Dasar

dv
a= = 12t + 12 − 0
dt
a = 12t + 12
e. Besar percepatan saat t = 3 detik. Gunakan persamaan percepatan yang
diperoleh di jawaban (d).
a = 12t + 12
a = 12(3) + 12
a = 48 m/s2

Menentukan posisi dari kecepatan dan percepatan


Fungsi posisi dapat diperoleh dari fungsi kecepatan dan percepatan
melalui metode integrasi.
GUNAKAN INTEGRAL !!!

a
aX = X n +1
n

n +1
• Menentukan fungsi kecepatan jika diketahui fungsi percepatan

v = v0 +  a dt
• Menentukan fungsi posisi jika diketahui fungsi kecepatan

r = r0 +  v dt
• Menentukan fungsi posisi jika diketahui fungsi percepatan

r = r0 +  a dt
Keterangan:

v0 = Kecepatan awal
r0 = Posisi awal
Eva Hendrawati Fisika Dasar

CONTOH SOAL
Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan v = (4t2 – 3) i + 6t j.
Tentukan persamaan posisi benda apabila kecepatan awal partikel 2i –j.
Penyelesaian:
Menentukan fungsi posisi jika diketahui fungsi kecepatan

r = r0 +  v dt

(( )
r = (2 i − j) +  4t 2 − 3 i + (6t ) j dt )
r = (2 i − j) +  (4t 2
− 3) i dt +  (6t ) j dt
Contoh integral

 (4t )
− 3 i dt =  4t 2 i dt −  3 i dt
2

 4 2+1   3 0+1 
= t i − t i
 2 +1   0 +1 
4 
=  t 3 − 3t  i
3 
Gunakan integral untuk bagian selanjutnya
Sehingga persamaan posisi partikel adalah:

( )
r = (2 i − j) +  4t 2 − 3 i dt +  (6t ) j dt

4  6 
r = (2 i − j) +  t 3 − 3t  i +  t 2  j
3  2 
4
r = 2i − j + t 3 i − 3t i + 3t 2 j
3
4 
(
r =  t 3 − 3t + 2  i + 3t 2 − 1 j )
3 
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Gerak lurus beraturan merupakan gerak suatu benda titik dengan kecepatan
tetap pada lintasan lurus.

x
v=
t
Kecepatan tetap berarti besar dan arahnya tetap. Dalam gerak lurus beraturan,
kecepatan benda konstan, menurut persamaan:
dx
v= =0
dt
Maka grafik hubungan antara kecepatan ( v ) terhadap waktu (t) pada gerak lurus
beraturan ditunjukkan oleh gambar berikut, berbentuk garis lurus sejajar sumbu
waktu t.

Gambar 2: Grafik kecepatan fungsi waktu

CONTOH SOAL
Seorang pelari menempuh jarak 2000 m dalam waktu 5 menit. Berapakah
kelajuan rata-rata pelari dala km/jam?
Penyelesaian
Jarak temp uh
Kelajuan =
Waktu temp uh

2000  1000
1
km
v= = 24 km/jam
5  601 jam
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Karena dalam gerak lurus beraturan kecepatan adalah konstan, maka kecepatan
rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat.
x
v=
t
x = v t
Dimana,
Δx = x – x0
Δt = t – t0 → Δt = t – 0 = t
Sehingga:
x = v t
x − x0 = v t

x = x0 + v t

Persamaan x = x0 + v t adalah jarak tempuh benda dengan kedudukan awal x 0 .

Grafik pada gambar 3 berikut menunjukkan hubungan antara kedudukan dan waktu
pada gerak lurus beraturan jika kedudukan awal x 0 tidak berimpit dengan titik

acuan nol.

Gambar 3: Grafik x − t dengan x 0


Eva Hendrawati Fisika Dasar

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak suatu benda titik dengan
percepatan tetap pada lintasan lurus.

v
a=
t
Percepatan tetap berarti besar dan arahnya tetap. Dalam gerak lurus berubah
beraturan, percepatan benda konstan, menurut persamaan:
dv d  dx 
a= =  =0
dt dt  dt 
Maka grafik hubungan antara percepatan terhadap waktu berbentuk garis
lurus horizontal sejajar sumbu t, ditunjukkan oleh gambar 4.

Gambar 3: Grafik a − t pada GLBB

Percepatan tetap artinya benda mengalami perubahan kecepatan yang sama


dalam selang waktu yang sama. Karena itu, grafik kecepatan terhadap waktu
berbentuk garis lurus condong ke atas dengan gradien tetap. Jika benda memulai
GLBB dari keadaan diam (kecepatan awal v0 = 0), ditunjukkan oleh grafik 4. Tetapi

jika benda memulai GLBB dari keadaan bergerak (kecepatan awal v0 ≠ 0)

ditunjukkan oleh gambar 5 yang merupakan grafik gerak lurus berubah beraturan
dipercepat. Kemudian pada gambar 6 menunjukkan grafik kecepatan terhadap
waktu untuk gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

CONTOH SOAL
Sebuah bola menggelinding lurus ke bawah sepanjang bidang miring dengan
kelajuan 4,0 m/s. setelah 4 sekon, kelajuan bola menjadi 20 m/s. tentukan
percepatan benda!
Penyelesaian

Kelajuan awal v0 = 4,0 m/s

Kelajuan akhir v = 20 m/s


Selang waktu Δt = 4 sekon
Percepatan bola adalah:
v v2 − v1 20 − 4,0
a= = = = 4,0 m/s2
t t 4

CONTOH SOAL
Sepeda motor mula-mula bergerak menuju pasar dengan kecepatan 10 m/s.
karna lalu lintas ramai, sepeda motor mengurangi kelajuan. Setelah direm dalam
waktu 5 menit, kecepatan sepeda motor menjadi 2 m/s. Tentukan perlambatan
gerak sepeda motor.
Penyelesaian
Gerak yang dilakukan sepeda motor adalah gerak lurus berubah beraturan
diperlambat. Maka perlambatan adalah nilai percepatan yang berkurang.
v v2 − v1 2 m/s − 10 m/s
a= = = = −1,6 m/s
t t 5 sekon
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Percepatan sesaat didefinisikan sebagai turunan pertama dari fungsi


kecepatan.
dv
a=
dt
Sehingga jika diketahui percepatan suatu partikel maka kecepatan dapat
ditentukan:
t2

v =  a dt
t1

t2

v 2 − v1 = a  dt
t1

v2 − v1 = a(t 2 − t1 ) = a t
v2 adalah kecepatan akhir v → v2 = v
v1 adalah kecepatan akhir v0 → v1 = v0
Δt = t – 0 =t
Maka persamaan menjadi:
v2 − v1 = at
v − v0 = at

v = v0 + at
Posisi benda setiap saat diberikan oleh persamaan:
t2

r =  v dt
t1

Substitusi persamaan v = v0 + at , dengan t1 = 0 dan t2 = t. Maka diperoleh

persamaan:
t
r =  (v0 + at )dt
0

1 2
r2 − r1 = v 0 t + at
2
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak dalam 1 dimensi sehingga hanya
ditinjau pada satu sumbu saja. Pada sumbu x maka persamaan di atas menjadi:
1 2 1 2
r2 − r1 = v 0 t + at x 2 − x1 = v 0 t + at
2 2
Dimana x2 = x dan x1 = x 0 , maka persamaan menjadi:

1 2
x 2 − x1 = v0 t + at
2
1 2
x − x0 = v0 t + at
2

1 2
x = x0 + v0 t + at
2
v − v0
Diketahui: v = v0 + at → t =
a
v − v0
Substitusi t = ke persamaan di atas.
a
1 2
x = x0 + v0 t + at
2

 v − v0  1  v − v0 
2

x = x0 + v0   + a 
 a  2  a 
uraikan
2
v 2 v0
x = x0 + −
2a 2a

x − x0 =
(v 2
− v0
2
)
2a
2a (x − x0 ) = v 2 − v0
2

v 2 = v0 + 2a (x − x0 )
2

v 2 = v0 + 2ax
2
Jika x0 = 0, Maka persamaan menjadi
Eva Hendrawati Fisika Dasar

Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh benda dengan

sendirinya mulai dari keadaan diam ( v0 = 0) dan selama gerak jatuhnya hambatan

udara diabaikan. Sehingga benda hanya mengalami percepatan ke bawah yang


tetap, yaitu percepatan gravitasi.gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah
beraturan. Persamaan gerak jatuh bebas memiliki lintasan vertikal pada sumbu y.

1 2
y = y 0 + v0 t + v 2 = v0 + 2a ( y − y0 ) v 2 = v0 + 2ay
2 2
at
2

CONTOH SOAL
Bola dijatuhkan dari sebuah menara dengan ketinggian 120 m. Tentukan
kecepatan jatuh bola setelah 2 sekon jika percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s2.
Penyelesaian
Pada gerak jatuh bebas percepatan dipengaruhi percepatan gravitasi, jadi
a = g = 9,8 m/s2.
Hitung dahulu jarak setelah 2 sekon.
1 2 1
y = y 0 + v0 t + at = 0 + 0.2 + (9,8)( 2) 2 = 0 + 0 + 19,6 = 19,6 m
2 2
Maka kecepatan setelah 2 sekon adalah:

v 2 = v0 + 2ay
2

v = v0 + 2ay = 0 + 2(9,8)(19,6) = 384,16 = 19,6 m/s


2

Anda mungkin juga menyukai