Anda di halaman 1dari 85

Trigonometri

KINEMATIKA

Suatu benda dikatakan bergerak jika berpindah posisi ditinjau


dari suatu titik acuan dalam selang waktu tertentu.

Apabila posisi awal benda terhadap titik acuan 𝑟1 dan setelah


bergerak posisinya menjadi 𝑟2 , maka perpindahan (displacement,
𝑟) benda tersebut adalah ∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1 .

Gerak Lurus Perpindahan benda setiap waktu dinyatakan dengan kecepatan (velocity, 𝑣).
Beraturan
(GLB) ∆𝑟
𝑣=
∆𝑡

dengan ∆𝑟 adalah perpindahan dan ∆𝑡 adalah waktu tempuh.

Grafik GLB Pada GLB, posisi merupakan fungsi linier terhadap waktu. Misalkan posisi suatu
benda adalah 𝑟, kecepatan gerak benda 𝑣, waktu gerak 𝑡, dan posisi awal benda 𝑟0 ,
maka posisi dapat dinyatakan:

𝑟(𝑡) = 𝑣𝑡 + 𝑟0

Maka, kemiringan grafik


merupakan kecepatannya.

Jarak Tempuh Perpindahan (displacement, 𝑟) hanya memperhatikan posisi awal dan posisi akhir
dan Kelajuan benda, sedangkan jarak tempuh (distance, 𝑑) memperhitungkan seluruh lintasan
yang ditempuh benda selama bergerak.

Pada kasus di samping, perpindahan


adalah
∆𝑟 = 𝑟1 − 𝑟2
Sementara, jarak tempuhnya adalah
𝑑 = 𝑟1 + 𝑟2

Berbeda dengan kecepatan, jarak tempuh setiap waktu dnyatakan dalam kelajuan
(speed, 𝑠).
𝑑
𝑠=
∆𝑡

59
Perpindahan vs Jarak Tempuh

Apabila suatu benda bergerak berdasarkan


grafik tersebut, perpindahan benda hanya
dipengaruhi posisi awal dan akhirnya,
sehingga
𝑟=5m

Sementara, jarak tempuh


memperhitungkan seluruh lintasan gerak
benda, yaitu
𝑑 = 15 m

Kecepatan Rerata vs Kelajuan Rerata


Kecepatan dan kelajuan benda mungkin berubah-ubah karena adanya perubahan
kemiringan grafik. Namun, kita dapat menghitung kecepatan dan kelajuan rerata
dengan memperhatikan perpindahan dan jarak tempuh totalnya saja. Selama 5
detik, perpindahan benda adalah 5 m, sehingga kecepatan rerata dalam 5 detik
tersebut adalah
∆𝑟 5
𝑣= = = 1 m/s
∆𝑡 5

Sementara, kelajuan rerata dalam 5 detik tersebut adalah


𝑑 15
𝑠= = = 3 m/s
∆𝑡 5

Vektor Besaran vektor memiliki nilai dan arah. Besaran vektor dinyatakan dalam anak
panah. Panjang anak panah menyatakan besar nilainya sedangkan arah anak panah
menyatakan arah vektor tersebut. Besaran vektor meliputi perpindahan, kecepatan,
dan percepatan. Misalkan, benda berpindah ke kanan sejauh 4 m, lalu ke atas sejauh
3 m. Apabila dinyatakan dalam vektor, perpindahan tersebut menjadi

Vektor Arah 𝒙 Vektor Arah 𝒚 Vektor Arah 𝒙𝒚

Vektor pada bidang 𝑥𝑦 dinyatakan dengan

𝑟⃗ = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂

Panjang vektor tersebut ditentukan dengan

‖⃗𝑟⃗‖ = √𝑥 2 + 𝑦 2

Dengan begitu, panjang vektor pada contoh di atas adalah √42 + 32 = 5. Pada ruang
3 dimensi, terdapat tambahan vektor kea rah 𝑧.

𝑟⃗ = 𝑥𝑖̂ + 𝑦𝑗̂ + 𝑧𝑘̂


60
Trigonometri

Vektor Arah 𝒛 Vektor Arah 𝒙𝒚𝒛

Panjang vektor tersebut adalah

‖⃗𝑟⃗‖ = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2

Dengan begitu, panjang vektor pada contoh adalah √42 + 32 + 122 = 13.

Penjumlahan Vektor
Apabila suatu benda bergerak dengan perpindahan 𝑟⃗1 = 𝑥1 𝑖̂ + 𝑦1 𝑗̂ + 𝑧1 𝑘̂ dan
dilanjutkan dengan perpindahan 𝑟⃗2 = 𝑥2 𝑖̂ + 𝑦2 𝑗̂ + 𝑧2 𝑘̂ maka akan dihasilkan
perpindahan akhir sejauh

𝑟⃗ = 𝑟⃗1 + 𝑟⃗2 = (𝑥1 + 𝑥2 )𝑖̂ + (𝑦1 + 𝑦2 )𝑗̂ + (𝑧1 + 𝑧2 )𝑘̂

Gerak Lurus Adalah gerak yang lurus tetapi mengalami perubahan kecepatan secara konstan.
Berubah Perubahan kecepatan disebut dengan percepatan (acceleration, 𝑎). Percepatan
Beraturan rata-rata pada rentang waktu tertentu dirumuskan
(GLBB) ∆𝑣
𝑎=
∆𝑡

Satuan percepatan adalah m/s 2. Apabila suatu benda bergerak dengan kecepatan
awal 𝑣0 dan mengalami percepatan 𝑎 selama waktu 𝑡, maka untuk menentukan
kecepatan akhir adalah
𝑣𝑡 = 𝑣0 ± 𝑎𝑡

Pada kasus tersebut, perpindahan yang dialami benda adalah sejauh


1
𝑟 = 𝑣0 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2

Apabila yang diketahui adalah perpindahan (𝑟) dan percepatannya, maka untuk
menentukan kecepatan akhir digunakan
𝑣𝑡2 = 𝑣02 ± 2𝑎𝑟

61
Grafik GLBB Pada GLBB, posisi merupakan fungsi kuadrat terhadap waktu dan turunannya yaitu
fungsi kecepatan yang merupakan fungsi linier terhadap waktu.

1
𝑟(𝑡) = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 + 𝑟0 𝑣(𝑡) = 𝑎𝑡 + 𝑣0
2

Pada grafik kecepatan tersebut, kemiringan garis menyatakan percepatan.

Gerak Gerak Dipercepat


Dipercepat dan Gerak dipercepat terjadi apabila besar kecepatannya meningkat, yaitu bila
Diperlambat kecepatan awalnya positif dan memiliki percepatan positif atau bila kecepatan
awalnya negatif dan memiliki percepatan negatif.

Gerak Diperlambat
Gerak diperlambat terjadi apabila besar kecepatannya menurun, yaitu bila
kecepatan awalnya positif dan memiliki percepatan negatif atau bila kecepatan
awalnya negatif dan memiliki percepatan positif.

Gerak Parabola Merupakan kombinasi dari GLB (horizontal) dan GLBB (vertikal). Secara vertikal,
GLBB terjadi karena adanya gravitasi yang menyebabkan semua benda memiliki
percepatan ke bawah sekitar 9,8 m/s2 (~10 m/s2).

62
Trigonometri

Benda yang dilemparkan dari tanah akan memiliki kecepatan awal 𝑣0 dan mengarah
ke sudut elevasi tertentu 𝜃. Dengan begitu, 𝑣0 dapat diuraikan menjadi 𝑣0𝑥 dan 𝑣0𝑦 .

𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃
𝑣0𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃

Ketinggian maksimum terjadi ketika kecepatan vertikalnya 0. Bila ketinggian ℎ


merupakan perpindahan dan gravitasi merupakan percepatan negatif, maka

𝑣𝑡2 2
= 𝑣0𝑦 − 2𝑔ℎ
2
0 = 𝑣0 sin2 𝜃 − 2𝑔ℎ𝑚𝑎𝑥
2

2𝑔ℎ𝑚𝑎𝑥 = 𝑣02 sin2 𝜃

Maka, ketinggian maksimum dapat dirumuskan

𝑣02 sin2 𝜃
ℎ𝑚𝑎𝑥 =
2𝑔

Ketika di titik ℎ𝑚𝑎𝑥 , jangkauan benda Karena gerak horizontal


berada di setengah maksimum. merupakan GLB, maka

1
𝑣𝑡 = 𝑣0𝑦 − 𝑔𝑡 𝑠 = 𝑣0𝑥 𝑡
2 𝑚𝑎𝑥
0 = 𝑣0 sin 𝜃 − 𝑔𝑡 𝑣0 sin 𝜃
𝑣0 sin 𝜃 = 𝑣0 cos 𝜃 .
𝑔
𝑡 =
𝑔 𝑣02 cos 𝜃 sin 𝜃
=
𝑔
1 2
𝑣 sin 2𝜃
2 0
=
𝑔

Maka, jangkauan maksimum dapat dirumuskan

𝑣02 sin 2𝜃
𝑠𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

63
DINAMIKA

Hukum Hukum Newton I


Newton Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda akan
diam atau bergerak degan kecepatan tetap. Secara matematis:
∑ 𝐹 = 0 → 𝑎 = 0, benda diam atau GLB

Hukum Newton II
Percepatan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan dan berbanding terbalik
dengan massa benda. Secara matematis:
∑𝐹
𝑎= , benda GLBB
𝑚

Hukum Newton III


Apabila suatu benda diberi gaya, maka benda akan memberikan gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Secara matematis:
𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

Gaya Berat Yaitu gaya yang ada pada benda disebabkan oleh
percepatan gravitasi di tempat tersebut yang arahnya selalu
menuju ke pusat massa suatu planet. Secara matematis:
𝑤 = 𝑚. 𝑔

Di mana 𝑤 = gaya berat (N)


𝑚 = massa benda
𝑔 = percepatan gravitasi

Gaya Yaitu gaya yang timbul karena adanya kontak antara kedua benda yang arahnya tegak
Normal lurus dengan bidang kontaknya. Secara matematis besarannya tergantung oleh
keadaan benda tersebut.

𝑁 = 𝑤 = 𝑚𝑔 𝑁=𝐹
𝑁 = 𝑤 cos 𝜃

Gaya Yaitu gaya yang timbul akibat adanya tali yang ditarik oleh suatu gaya yang arahnya
Tegang Tali berlawanan dengan arah gaya yang menariknya.

64
Untuk gambar disamping jika benda diam maka
𝑤=𝑇

Jika bergerak dengan percepatan 𝑎 ke atas maka


𝑇 = 𝑤 + 𝑚𝑎

Jika bergerak dengan percepatan 𝑎 ke bawah maka


𝑇 = 𝑤– 𝑚𝑎

Gaya Yaitu gaya yang timbul akibat dorongan dari benda lain yang bersentuhan.
Kontak

Pada kasus di atas, anggap lantai licin. Sekilas, tidak ada gaya lain yang bekerja selain
gaya dorong 𝐹. Tetapi, karena terjadi kontak antara benda 𝑚 dan benda 𝑀, maka
terdapat gaya kontak yang mendorong benda 𝑀. Percpatan sistem tersebut adalah
𝐹
𝑎=
𝑚+𝑀

Apabila kita uraikan menjadi dua benda, yaitu 𝑚 dan 𝑀, maka masing-masing benda akan
bergerak dengan percepatan yang sama dengan 𝑎. Gaya yang membuat benda 𝑀
bergerak dengan percepatan 𝑎 inilah gaya kontak.

𝐹𝑘
𝑎 =
𝑀
𝐹 𝐹𝑘
=
𝑚+𝑀 𝑀
𝐹𝑀
𝐹𝑘 =
𝑚+𝑀

Gaya Yaitu gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Apabila
Gesek keadaan awal benda diam, maka
 Jika 𝐹 ≤ 𝜇𝑠 𝑁, maka benda diam 𝑓𝑔 = 𝐹
 Jika 𝐹 > 𝜇𝑠 𝑁, maka benda bergerak dengan
percepatan 𝑎, di mana 𝑓𝑔 = 𝜇𝑘 𝑁

di mana 𝑁 adalah gaya normal benda


𝜇𝑠 adalah koefisien gesek statis
𝜇𝑘 adalah koefisien gesek kinetis

65
Gaya Yaitu gaya yang menyebabkan suatu benda bergerak
Sentripetal melingkar terhadap suatu poros yang arahnya menuju
pusat lintasan lingkaran.

𝑚𝑣 2
𝐹𝑠 =
𝑅

Karena 𝑣 = 𝜔𝑅, dapat juga dituliskan sebagai:

𝐹𝑠 = 𝑚𝜔2 𝑅

dengan 𝐹𝑠 = gaya sentripetal


𝑚 = massa benda
𝑅 = jari-jari lintasan
𝜔 = kecepatan sudut benda
𝑣 = kecepatan tangensial benda

Diagram Setiap kasus dinamika dapat diuraikan menjadi beberapa benda dengan gaya masing-
Benda Bebas masing.

Kasus I
Pada kasus berikut, dua benda Kasus dinamika tersebut dapat diuraikan
dihubungkan dengan tali dan menjadi dua benda bebas:
ditarik dengan gaya 𝐹.

Dalam tinjauan benda bebas seperti ini, 𝑇 dan 𝑇′


bekerja secara terpisah sehingga tidak saling
Gaya tegang tali memiliki dua meniadakan. Keduanya memiliki besar yang
arah sebagai akibat dari hukum sama.
Newton III aksi-reaksi. Karena
itu, 𝑇 dan 𝑇′ akan saling
meniadakan.

Kasus II
Beberapa benda dijejerkan dan masing-masing dihubungkan dengan tali.

Untuk menentukan gaya tegang tali masing-masing, kita tidak harus memecah sistem
menjadi 4 benda bebas. Dalam diagram benda bebas, dua atau lebih benda dapat
digabungkan dengan syarat benda yang digabungkan bergerak bersama, yang
artinya kecepatan dan percepatannya sama. Misalnya, kita akan menentukan 𝑇2 . Kita
dapat menggabungkan 𝑚1 dengan 𝑚2 serta 𝑚3 dengan 𝑚4 .

66
Sama halnya dengan menentukan 𝑇1 . Kita dapat menggabungkan 𝑚2 , 𝑚3 , dan 𝑚4
sekaligus.

Kasus III
Pada kasus dua benda bertumpuk yang Pada kasus benda tergelincir, sistem
didorong dengan gaya 𝐹 dan keduanya dipisahkan menjadi dua diagram benda
bergerak bersamaan, kita dapat bebas:
menganggapnya sebagai satu benda.

Namun, bila terjadi slip atau tergelincir,


di mana benda di atas bergerak lebih
lambat daripada benda di bawah, maka
kedua benda harus dipisahkan.
Anggap lantai licin sehingga tidak ada
gesekan antara benda 1 dengan lantai. 𝑓𝑔
merupakan gaya gesek yang terjadi
antara benda 1 dan benda 2. 𝑓𝑔
menghasilkan gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan yaitu 𝑓𝑔 ′.

67
ELASTISITAS DAN OSILASI

Elastisitas Benda elastis adalah benda yang mampu kembali ke bentuk asalnya setelah mengalami
perubahan bentuk akibat ditarik atau ditekan.

Tegangan (stress) Regangan Modulus


(strain) Young/Modulus
𝐹 Elastisitas
𝜏=
𝐴 ∆𝑙 𝜏 𝐹𝑙
𝜀= 𝐸= =
𝑙 𝜀 𝐴∆𝑙

di mana 𝜏 adalah tegangan (N/m2)


𝐹 adalah gaya (N)
𝐴 adalah luas penampang (m2)
𝜀 adalah regangan
∆𝑙 adalah perubahan panjang (m)
𝑙 adalah panjang mula-mula (m)
𝐸 adalah modulus Young (N/m2)

Pegas Pegas yang diberi gaya akan mengalami perubahan


panjang.
𝐹 = 𝑘𝑥

Energi Potensial Pegas


Pegas yang ditarik sepanjang 𝑥 akan memiliki energi
potensial yang besarnya
1 2
𝐸𝑝 = 𝑘𝑥
2

Di mana 𝐸𝑝 adalah energi potensial pegas (J)


𝐹 adalah gaya pegas (N)
𝑘 adalah konstanta pegas (N/m)
𝑥 adalah perubahan panjang (m)

68
Susunan Ketika dua atau lebih pegas disusun secara seri maupun paralel, konstanta pegas
Pegas totalnya akan berbeda dengan konstenta pegas awal.

Seri
1 1 1 1
= + + ⋯+
𝑘𝑠 𝑘1 𝑘2 𝑘𝑛

di mana 𝑘𝑠 adalah konstanta pegas seri (N/m)


𝑘1 adalah konstanta pegas 1 (N/m)
𝑘2 adalah konstanta pegas 2 (N/m)

Paralel
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + ⋯ + 𝑘𝑛

di mana 𝑘𝑝 adalah konstanta pegas paralel (N/m)


𝑘1 adalah konstanta pegas 1 (N/m)
𝑘2 adala konstanta pegas 2 (N/m)

Gerak Yaitu gerak bolak-balik melalui titik kesetimbangan karena adanya gaya pemulih 𝐹𝑝 yang
Osilasi selalu mengarah ke titik kesetimbangan.

𝐹𝑝 = −𝑚𝜔2 𝑥

di mana 𝑚 adalah massa benda (kg)


𝜔 adalah kecepatan sudut getar (rad/s)
𝑥 adalah besar simpangan (m)
𝐹 adalah gaya pemulih (N)

Satu osilasi/getaran didefinisikan sebagai gerakan dari titik setimbang, menuju


simpangan maksimum, titik setimbang, simpangan minimum, hingga kembali ke titik
setimbang lagi.

69
Persamaan gerak osilasi/gerak harmonik sederhana

𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )

di mana 𝑥 adalah simpangan (m)


𝐴 adalah amplitudo (m)
𝜔 adalah frekuensi sudut (rad/s)
𝑡 adalah waktu (s)
𝜑0 adalah simpangan awal (rad)

Kecepatan
Kecepatan merupakan turunan pertama dari simpangan terhadap waktu.

𝑑𝑥(𝑡)
𝑣(𝑡) = = 𝐴𝜔 cos(𝜔𝑡 + 𝜃0 )
𝑑𝑡

Percepatan
Percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu.

𝑑𝑣(𝑡)
𝑎(𝑡) = = −𝐴𝜔2 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )
𝑑𝑡

Parameter Amplitudo
Osilasi sin(𝜔𝑡 + 𝜑0 ) merupakan fungsi sinus yang memiliki nilai maksimum 1 dan nilai minimum
-1. Ketika sin(𝜔𝑡 + 𝜑0 ) bernilai maksimum, 𝑥 = 𝐴. Maka, 𝐴 atau amplitude merupakan
simpangan maksimum osilasi.

Dengan cara yang sama, diperoleh kecepatan dan percepatan maksimum:


𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐴𝜔
𝑎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐴𝜔2

Frekuensi
Banyaknya getaran yang dihasilkan dalam 1 detik.

𝑛
𝑓=
𝑡

Periode
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran.
𝑡
𝑇=
𝑛

70
1
𝑇=
𝑓

Frekuensi Sudut
Apabila satu getaran diibaratkan sebagai satu gerak melingkar, maka frekuensi sudut
adalah sudut yang ditempuh selama satu detik.

𝜔 = 2𝜋𝑓

Sudut Fase
Sudut fase adalah simpangan dari titik setimbang dalam bentuk sudut. Agar lebih
mudah, kita buat osilasi dalam bentuk pendulum.

𝜃 = 𝜔𝑡 + 𝜃0

Sudut Fase Awal


Sudut fase ketika 𝑡 = 0, yaitu 𝜑0 .

Fase
𝜃
𝜑=
2𝜋

Beda Fase
∆𝑡
∆𝜑 =
𝑇

Energi Mekanik Energi mekanik terdiri dari energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial
dan energi kinetik osilasi berubah-ubah setiap saat, tetapi energi mekaniknya
selalu tetap.

𝐸𝑚 = 𝐸𝑝 + 𝐸𝑘
1 1
𝐸𝑚 = 𝑘𝑥 2 + 𝑚𝑣 2
2 2

Ketika simpangannya maksimum, energi potensial osilasi maksimum sedangkan


energi kinetiknya 0.

1 2
𝐸𝑚 = 𝑘𝐴 + 0
2

1
𝐸𝑚 = 𝑘𝐴2
2

71
72
PROSET 7

1. Posisi suatu benda di sepanjang sumbu x (A) 18 detik


mengikuti x(t) = 2t2 , dengan satuan untuk (B) 19 detik
posisi (x) adalah meter dan untuk waktu (t) (C) 20 detik
adalah detik. Pada selang waktu dari t = 1 (D) 21 detik
detik sampai t = 3 detik, perpindahan dan (E) 22 detik
percepatan rata-rata benda tersebut
berturut-turut adalah .... 5. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke
(A) 11 m dan 2 m/s2 udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen
(B) 12 m dan 4 m/s2 kecepatan bola dalam arah x adalah 7,6
(C) 8 m dan 2 m/s2 m/s dan dalam arah y adalah 10 m/s. Jika
(D) 16 m dan 4 m/s2 percepatan gravitasi g = 10 m/s2, maka
(E) 13 m dan 4 m/s2 ketinggian maksimum yang dapat dicapai
bola kira-kira sama dengan ….
2. Sebuah benda bergerak pada bidan xy (A) 14,1 m
dengan kecepatan vx (t) = 4t - 2 dan vy(t)= (B) 13,1 m
6t + 6. Diketahui pada saat t=0, benda (C) 12,1 m
berada di x0= 1 m dan y0 = 2 m. Dengan (D) 11,1 m
demikian, pada saat t = 1 detik, jarak benda (E) 10,1 m
itu dari posisi awal adalah ….
(A) √120 m 6. Pada suatu balapan mobil, mobil A dan B
(B) 11 m bergerak dengan kecepatan maksimum,
(C) √122 𝑚 yaitu 100 m/s dengan arah sama. Mobil A
(D) 12 m akan melakukan pemberhentian sementara
(E) 3 𝑚 (pit stop) pada jarak 200 m dengan
memperlambat sampai berhenti. Mobil A
3. Percepatan sebuah partikel dinyatakan oleh melakukan pit stop selama 5 detik dan
persamaan a = -10𝑗̂. Jika posisi benda mula- mempercepat mobilnya sampai kecepatan
mula adalah (0,0) dan saat itu bergerak maksimum menempuh jarak 250 m. Jarak
dengan kecepatan 10√3𝑖̂ + 10𝑗̂. Perpindahan antara mobil A dan mobil B jika mobil B
partikel pada saat t = 1 s adalah …. m. bergerak dengan kecepatan konstan adalah
(A) 5√7 ....
(B) 15√5 (A) 490 m
(C) 30 (B) 590 m
(D) 15√13 (C) 700 m
(E) 5√13 (D) 950 m
(E) 1500 m
4. Dua perahu di sungai bergerak lurus saling
mendatangi. Laju perahu pertama dan kedua 7. Sebuah batu dilempar secara vertikal ke
relative terhadap tanah adalah v dan 2v. atas dengan kecepatan awal vo. Asumsikan
Ketika jarak kedua perahu 72 meter dan air ada gaya gesekan yang besarnya sebanding
sungai tidak mengalir, kedua perahu dengan -v, di mana v ialah kecepatan batu.
berpapasan setelah bergerak selama 20 Pernyataan yang benar di bawah ini ialah ....
detik. Jika jarak kedua perahu 72 meter dan (1) percepatan dari batu sama dengan g
air sungai mengalir searah perahu pertama hanya pada titik tertinggi lintasan saja
dengan laju 1 m/s, kedua perahu (2) percepatan dari batu selalu lebih kecil
berpapasan setelah bergerak selama .... daripada g
73
(3) kecepatan batu setelah kembali ke titik 10. Lima buah balok dengan massa yang sama
asalnya lebih kecil dari vo (m = 10 kg) di atas lantai kasar dengan
(4) sepanjang gerakannya, batu dapat koefisien gesekan 0,2, disusun dan dikenai
mempunyai kecepatan yang lebih besar gaya 100 N seperti dilukiskan oleh gambar
dari vo di bawah. Besar tegangan tali 4 adalah ….
(A) 1, 2, dan 3 saja yang benar
(B) 1 dan 3 saja yang benar
(C) 2 dan 4 saja yang benar
(A) 40 N
(D) 4 saja yang benar
(B) 25 N
(E) semua benar
(C) 46 N
(D) 55 N
8. Benda B yang bermassa 60 kg ditempatkan
(E) 87 N
di atas sebuah balok A yang bermassa 100
kg yang berada di permukaan licin. Balok B 11. Tiga benda berturut-turut bermassa m, 3m,
ditarik dengan suatu gaya mendatar F dan 5m dihubungkan dengan tali-tali dan
sebesar 320 N sehingga mendapat disusun seperti gambar.
percepatan 3 m/s2 relatif terhadap lantai.
Asumsikan tidak ada gaya gesek antara
balok A dengan lantai, namun ada gesekan
antara balok A dan balok B. Besar
percepatan balok adalah …. m/s 2
(A) 3,0
(B) 2,5
Koefisien gesekan antara benda-benda dan
(C) 1,8
bidang sama, yaitu µ dan percepatan
(D) 1,4
gravitasi g. Percepatan sistem adalah ….
(E) 1,0 (1− µ)𝑔
(A)
3
(1− µ)𝑔
9. Sebuah truk dengan berat W bergerak lurus (B)
2
dengan percepatan konstan a. (C)
(4− 5µ)𝑔
2
(2− 3µ)𝑔
(D)
9
(5− 4µ)𝑔
(E)
9

12. Sebuah helikopter bermassa 300 kg


bergerak vertikal ke atas dengan
percepatan 2,2 m/s2. Seorang tentara
Untuk mengukur percepatan a ini maka bermassa 60 kg memanjat tali yang
sebuah tongkat dengan massa m menjulur dari helikopter dengan kecepatan
digantungkan pada badan truk seperti tetap 1 m/s relatif terhadap helikopter.
terlihat pada gambar sehingga hubungan a Gaya tegangan tali saat itu adalah ....
dan θ adalah …. (A) 600 N
(A) sin θ =
𝑎
(B) 660 N
𝑚
(B) cos θ =
𝑎 (C) 720 N
𝑚
𝑎 (D) 780 N
(C) tan θ =
𝑔
𝑔
(E) 3600 N
(D) tan θ =
𝑎
𝑎
(E) sin θ = 13. Seorang pengendara motor berputar pada
𝑔
lintasan tegak sebuah tabung. Jika koefisien
gesekan statis ban motor dengan dinding µ,

74
maka kecepatan motor agar motor tidak (E) 0,1 kg
jatuh adalah ….
𝑔𝑅 17. Suatu ayunan terdiri atas massa m yang
(A) v > √
µ
diikat pada tali yang panjangnya L
2𝑔𝑅
(B) v > √ mempunyai frekuensi ayunan f dan
µ
amplitude ayunan A. Jika massa tersebut
3𝑔𝑅
(C) v > √ ditumbuk oleh bola dari tanah liat sehingga
µ

5𝑔𝑅 setelah tumbukan bola menempel pada m,


(D) v > √
µ maka ayunan mempunyai ….
𝑔𝑅 (A) f tetap dan A tetap
(E) v > √

(B) f berubah dan A tetap
(C) f tetap dan A berubah
14. Batu dengan berat w dilempar vertical ke
(D) f berubah dan A berubah
atas dari permukaan tanah dengan
(E) perubahan f dan A bergantung pada
kecepatan awal v0. Sepanjang perjalanan
massa bola
geraknya, batu tersebut mengalami gaya
gesek udara konstan f. Tinggj maksimum
18. Suatu benda mengalami gerak harmonic
yang dapat dicapai oleh batu adalah ….
𝑣0 2
sederhana menurut persamaan x = 5,0 cos
(A) (πt), dengan x adalah perpindahan dalam
2𝑔
2𝑣0 2
(B) (1 + )
𝑓
meter dan t adalah waktu dalam sekon.
𝑔 𝑤
𝑣0 2 𝑓 Sebuah bandul sederhana memiliki periode
(C) (1 + )
2𝑔 𝑤 yang sama dengan benda. Panjang bandul
𝑣0 2 𝑓
(D) (1 + ) sederhana adalah …. (g = 9,8 m/s2)
𝑔 𝑤

(E)
𝑣0 2 (A) 1,0 m
𝑓
2𝑔(1+ )
𝑤 (B) 1,2 m
(C) 1,4 m
15. Seutas kawat dengan luas penampang 3,0 (D) 1,6 m
mm2 dan panjang awal 50 cm diikat tetap (E) 1,8 m
pada satu ujungnya dan massa 2,1 kg
digantung pada ujung lainnya. Modulus 19. Sebuah batang dengan panjang L dan luas
Young bahan kawat adalah 1,9 x 1011 N/m2. penampang A direnggangkan sejauh X. Jika
Energi potensial disimpan dalam kawat Y adalah modulus young batang dan
dalam kondisi mantap akan menjadi …. perubahan luas penampang batang dapat
(g=10 m/s2) diabaikan, maka energi persatuan volume
(A) 1,9 × 10-5 yang disimpan dalam batang adalah ….
(B) 1,9 × 10-4 (A)
𝑌𝑋
2𝐿
(C) 9,1 × 10-4 𝑌𝑋𝐴
(B)
(D) 9,1 × 10-5 𝐿
𝑌𝑋𝐴
(E) 9,1 × 10-7 (C)
𝐿2
𝑌𝑋 2
(D)
2𝐿2
16. Benda bergetar selaras sederhana pada 2𝑌 2 𝑋
(E)
pegas dengan tetapan gaya 80 N/m. 𝐴

Amplitudo getaran tersebut 20 cm dan


20. Sebuah partikel barmassa 2 kg mengalami
kecepatan maksimumnya sebesar 4 m/s.
gerak harmonik sederhana.
Massa benda tersebut bernilai ….
(A) 1 kg
(B) 0,8 kg
(C) 0,2 kg
(D) 0,3 kg

75
Gambar di atas menunjukkan perubahan
energi potensial U sistem terhadap
perpindahan x. Periode osilasi adalah ….
2
(A) πs
25
2
(B) √ π s
5
8
(C) πs
25
2
(D) 2√ π s
5
2
(E) π s
5

76
GELOMBANG

Jenis Berdasarkan Mediumnya


Gelombang Dibedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnet. Gelombang
mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. Gelombang
elektromagnet adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat,
sehingga dapat merambat melalui ruang hampa.

Berdasarkan Arah Getar


Dibedakan menjadi gelombang transversal dan longitudinal. Gelombang transversal
adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat. Gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat.

Gelombang Transversal Gelombang Longitudinal

merupakan partikel medium merupakan partikel medium


𝑦 merupakan arah getar partikel 𝜌 merupakan kerapatan partikel
𝑥 merupakan arah rambat gelombang 𝑥 merupakan arah rambat gelombang

Persamaan Gelombang yang menyimpang ke arah 𝑦 dan merambat ke arah 𝑥 dirumuskan:


Gelombang
𝑦 = 𝐴 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 + 𝜑𝑜 )

Simpangan (y) merupakan perpindahan partikel medium terhadap posisi setimbang


𝜔 = 2𝜋𝑓 ke arah sumbu 𝑦.
Amplitudo (A) merupakan simpangan maksimum yang dapat dicapai gelombang.
2𝜋 Frekuensi (f) merupakan banyaknya gelombang yang merambat setiap detik,
𝑓= dinyatakan dalam hertz (Hz).
𝜔
𝑛
𝑓=
𝑡
𝑡
𝑇=
𝑛 Satu gelombang sendiri didefinisikan sebagai satu bagian terkecil yang
terulang/periodik di sepanjang rambatan gelombang. Misalnya, bagian [-setimbang-
puncak-setimbang-lembah-setimbang-]. Bagian ini terus terulang di sepanjang
1
𝑇= gelombang. Bagian [-puncak-setimbang-lembah-setimbang-puncak-] atau [-
𝑓
lembah-setimbang-puncak-setimbang-lembah-] juga merupakan satu gelombang.

Panjang gelombang (𝝀) menyatakan dimensi panjang satu gelombang.


77
Frekuensi sudut (𝝎) merupakan frekuensi yang dinyatakan sebagai kecepatan sudut,
sehingga 1 Hz disamakan dengan 1 putaran atau 2π rad/s.

Periode (T) merupakan waktu yang diperlukan satu gelombang untuk merambat.

Bilangan gelombang (k) merupakan koefisien yang mengikuti variabel posisi 𝑥,


sehingga mengubah dimensi posisi menjadi sudut.

Cepat rambat (v) adalah panjang lintasan yang ditempuh gelombang setiap satuan
waktu.

Sudut fasa (𝒌𝒙 − 𝝎𝒕 + 𝝋𝒐 ) merupakan sudut yang menyatakan posisi simpangan


gelombang bila dianalogikan sebagai sebuah lingkaran. Misalnya sudut 𝜋 rad
menyatakan setengah gelombang dan sudut 2𝜋 rad menyatakan satu gelombang.

Sudut fasa awal (𝝋𝒐 ) merupakan sudut fasa pada kondisi awal gelombang, yaitu
pada x = 0 dan t = 0.

Konversi Persamaan gelombang pada dasarnya merupakan persamaan sinus. Namun, secara
Persamaan matematis, persamaan sinus dapat diubah menjadi cosinus.
𝜋 3𝜋
sin(𝑥) = cos (𝑥 − ) atau sin(𝑥) = cos (𝑥 + )
2 2

Dengan demikian, persamaan gelombang juga dapat dinyatakan

𝜋
𝑦 = 𝐴 cos (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 + 𝜑𝑜 − )
2
3𝜋
𝑦 = 𝐴 cos (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 + 𝜑𝑜 + )
2

Gelombang Terdapat dua sifat gelombang untuk menjelaskan gelombang stasioner:


Stasioner 1. Gelombang dipantulkan ketika mengenai permukaan
2. Gelombang dapat mengalami interferensi

Karena gelombang berinterferensi dengan pantulannya, gelombang terlihat tidak


merambat, melainkan hanya menyimpang naik turun sesuai posisinya. Oleh karena
itu, pada gelombang stasioner, ada yang disebut simpul dan perut. Pada simpul tidak
terjadi osilasi sama sekali, sedangkan pada perut terjadi osilasi maksimum.
Gelombang stasioner ujung terikat memiliki ujung berupa simpul, sedangkan
gelombang stasioner ujung bebas memiliki ujung berupa perut.

78
Gelombang Ujung Terikat Gelombang Ujung Bebas

𝑦 = 2𝐴 sin 𝑘𝑥 cos 𝜔𝑡 𝑦 = 2𝐴 sin 𝜔𝑡 cos 𝑘𝑥

Hukum Melde Ketika suatu dawai ditegangkan dan ujungnya digetarkan, maka akan terbentuk
gelombang dengan kecepatan 𝑣:

𝐹
𝑣=√
𝜇
𝜇 merupakan massa per satuan panjang dawai, sehingga dapat pula ditulis:

𝐹𝑙
𝑣=√
𝑚

79
MOMENTUM

Impuls Impuls adalah gaya yang bekerja selama waktu tertentu. Karena itu, impuls
dirumuskan

𝐽 = 𝐹𝑡

di mana 𝐽 adalah impuls


𝐹 adalah gaya
𝑡 adalah waktu

Misalnya Ari mendorong truk dengan gaya 100 N selama 10 detik. Maka impuls yang
diberikan Ari kepada truk adalah

𝐽 = 100.10 = 1000 N.s

Momentum
Momentum adalah hasil kali antara massa dan kecepatan.

𝑝 = 𝑚𝑣

di mana 𝑝 adalah momentum


𝑚 adalah massa
𝑣 adalah kecepatan

Impuls juga dapat dikatakan sebagai perubahan momentum benda, sehingga

𝐼 = ∆𝑝

Hukum Kekekalan Momentum


Momentum total suatu sistem akan selalu bernilai tetap kecuali bila ada impuls dari
luar yang memengaruhi sistem tersebut.

∑ 𝑚𝑖 𝑣𝑖 = konstan
𝑖=1

Bila dijabarkan dengan asumsi massa setiap bagian dalam sistem sama dan hanya
terjadi perubahan kecepatan setiap bagiannya, maka rumusnya menjadi

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 + ⋯ + 𝑚𝑛 𝑣𝑛 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′ + ⋯ + 𝑚𝑛 𝑣𝑛 ′

Contohnya adalah kasus menembak dengan pistol. Awalnya, sistem yang terdiri dari
pistol dan peluru diam. Ketika peluru ditembakkan, peluru akan melesat ke depan
dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya, pistol akan tersentak ke belakang karena
adanya hukum kekekalan momentum.

80
Momentum Momentum sudut atau momentum angular merupakan momentum yang diakibatkan
Sudut oleh benda yang berputar. Rumusnya dapat dianalogikan dengan momentum angular
di mana massa menjadi momen inersia dan kecepatan menjadi kecepatan sudut.

𝑝 = 𝐼𝜔

Hukum Kekekalan Momentum Angular


Seperti halnya momentum linear, momentum angular juga bersifat kekal.

∑ 𝐼𝑖 𝜔𝑖 = konstan
𝑖=1

Contohnya pada disket yang berputar. Ketika disket yang sedang berputar ditumpuk
dengan disket lain, maka massanya akan meningkat. Akibatnya, kecepatan sudut
disket akan berkurang.

Tumbukan Pada tumbukan benda A dan B, kedua benda awalnya memiliki kecepatan 𝑣𝐴 dan
𝑣𝐵 . Setelah tumbukan, tentu terjadi perubahan kecepatan pada kedua benda
tersebut, menjadi 𝑣𝐴 ′ dan 𝑣𝐵 ′ yang besarnya bergantung pada jenis tumbukannya.

Jenis tumbukan secara kuantitatif dinyatakan dengan koefisien restitusi:

𝑣𝐴′ − 𝑣𝐵 ′
𝑒=−
𝑣𝐴 − 𝑣𝐵

di mana nilai koefisien restitusi adalah 0 ≤ 𝑒 ≤ 1.

Pada semua jenis tumbukan, berlaku hukum kekekalan momentum

𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴 ′ + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 ′

Namun, belum tentu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Hanya pada
tumbukan lenting sempurna yang berlaku.

Tumbukan Lenting Sempurna: 𝒆 = 𝟏


Tumbukan lenting sempurna terjadi ketika dua benda bertabrakan tanpa
kehilangan energi kinetik sama sekali. Hanya terjadi pertukaran energi kinetik di
antara kedua benda tersebut.

Tumbukan Lenting Sebagian: 𝟎 < 𝒆 < 𝟏


Pada tumbukan lenting sebagian, energi kinetik benda yang bertumbukan
sebagian hilang, berubah menjadi energi bentuk lain, panas atau suara misalnya.
81
Tumbukan Tidak Lenting: 𝒆 = 𝟎
Pada tumbukan tidak lenting, setelah tumbukan, kedua benda akan menyatu dan
bergerak bersama. Pada tumbukan ini juga terjadi hilang energi kinetik karena
berubah menjadi bentuk lain.

82
ROTASI DAN KESETIMBANGAN

Pada bahasan gerak linear, kita mengasumsikan benda sebagai titik saja, sehingga disebut benda titik.
Benda titik dapat bergerak dalam ruang tiga dimensi. Benda tegar merupakan benda yang tersusun dari
banyak titik, sehingga memiliki dimnsi panjang, lebar, dan tinggi. Akibatnya, benda tegar dapat
mengalami rotasi.

Pusat Pusat Massa Sistem Diskrit


Massa Misalkan ada dua titik dalam sebuah sistem satu dimensi dengan massa tertentu.

𝑚1 𝑥1 + 𝑚2 𝑥2
𝑥0 =
𝑥1 + 𝑥2

Misalkan ada 𝑛 titik dalam sebuah sistem satu dimensi dengan massa tertentu.

∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝑥𝑖
𝑥0 =
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖

Misalkan ada 𝑛 titik dalam sebuah sistem dua dimensi dengan massa tertentu. Maka titik
kesetimbangan dinyatakan dalam posisi (𝑥, 𝑦).

∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝑥𝑖
𝑥0 =
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖

∑𝑛𝑖=1 𝑚𝑖 𝑦𝑖
𝑦0 =
∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖

Pusat Massa Sistem Kontinu


Sistem kontinu merupakan sekumpulan titik tak hingga yang sambung menyambung
menjadi bentuk tertentu. Dalam dimensi dua, bentuk tersebut dapat berupa persegi,
segitiga, lingkaran, dan sebagainya.

Garis lurus Pelat persegi Pelat segitiga


panjang

1 1 1
𝐼= 𝑀𝐿2 𝐼 = 𝑀𝐿2 𝐼= 𝑀(𝑎2 + 𝑏 2 )
2 3 2

83
Busur Busur setengah Pelat setengah
lingkaran lingkaran

1 1 𝐼 = 𝑀𝑅2
𝐼 = 𝑀𝑎2 𝐼 = 𝑀𝑅2
3 2

Momen Inersia Momen inersia adalah tingkat kesulitan mengubah keadaan rotasi suatu benda
tegar.

Momen Inersia Sistem Diskrit

𝐼 = ∑ 𝑚𝑟 2

Berdasarkan sistem di sebelah kiri, momen


inersia dapat dijabarkan:

𝐼 = 𝑚1 𝑟12 + 𝑚2 𝑟22 + 𝑚3 𝑟32

Momen Inersia Sistem Kontinu

𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚

Rumus momen inersia benda kontinu berikut diturunkan dari integrasi di atas.

Batang dengan sumbu Batang dengan Papan persegi panjang


rotasi di tengah sumbu rotasi di dengan sumbu rotasi di
ujung tengah:

1 1
𝐼= 𝑀𝐿2 𝐼= 𝑀𝐿2 1
2 3 𝐼 = 𝑀(𝑎2 + 𝑏 2 )
2

Papan persegi panjang Silinder pejal Silinder tipis


dengan sumbu rotasi di
tepi

1 𝐼 = 𝑀𝑅2
𝐼 = 𝑀𝑎2
3
84
1
𝐼= 𝑀𝑅2
2

Silinder berongga Bola tipis Bola pejal

1 2 2
𝐼 = 𝑀(𝑅1 2 + 𝑅2 2 ) 𝐼= 𝑀𝑅2 𝐼 = 𝑀𝑅2
2 3 5

Torsi Torsi atau momen gaya merupakan gaya yang membuat benda
bergerak rotasi. Arah torsi tegak lurus dengan jari-jari rotasi.

𝜏 = 𝐹𝑟 = 𝐼𝛼

Dengan rumus ini, kita dapat mengetahui bahwa gaya yang


berada di pusat rotasi tidak menyebabkan torsi karena 𝑟 = 0.

Apabila gaya bekerja pada titikyang bukan merupakan tepi


lingkaran, maka 𝑟 dihitung dari jarak titik tersebut ke pusat
lingkaran. Contohnya adalah pada yoyo.

𝜏 = 𝐹𝑟 = 𝐼𝛼

Pada kasus ini, momen inersia tetap dihitung dari massa


keseluruhan benda.

Apabila arah gaya yang bekerja pada benda tidak tegak lurus dengan jari-jari, maka gaya
tersebut harus diuraikan menjadi komponen tegak lurus (𝑥) dan sejajar (𝑦). Komponen
yang digunakan untuk menentukan torsi hanyalah komponen yang tegak lurus.

𝜏 = 𝐹𝑥 𝑟

Ingat bahwa komponen 𝑥 dan 𝑦 dalam kasus ini berbeda dengan kasus koordinat kartesius
di mana 𝑥 mengarah ke kanan dan 𝑦 mengarah ke atas. Yang kita sepakati dalam kasus ini
adalah 𝑥 tegak lurus dan 𝑦 sejajar. Berdasarkan gambar tersebut, berlaku bahwa
𝐹𝑥 = 𝐹 cos 𝜃
𝐹𝑦 = 𝐹 sin 𝜃
Keadaan Setimbang

85
Keadaan setimbang terjadi ketika resultan torsi yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol. Akibatnya, benda tidak mengalami gerak rotasi.

Perlu kita sepakati dulu arah dan tanda rotasi. Misalnya, rotasi searah jarum jam artinya
positif dan rotasi berlawanan jarum jam negatif.

𝐹1 Searah jarum jam +


𝐹2 Searah jarum jam +
𝐹3 Berlawanan jarum jam −
𝐹4 Berlawanan jarum jam −

∑ 𝜏 = 𝐹1 𝑟1 + 𝐹2 𝑟2 − 𝐹3 𝑟3 − 𝐹4 𝑟4 = 0

Apabila kita generalisasikan, maka kesetimbangan torsi terjadi ketika

∑ 𝐹𝑖 𝑟𝑖 = 0
𝑖=1

Kesetimbangan Kasus kesetimbangan benda tegar memerlukan tinjauan dinamika translasi maupun
rotasi. Benda yang setimbang memiliki resultan gaya dan torsi nol, sehingga tidak
mengalami gerak translasi maupun rotasi. Perhatikan contoh kasus-kasus berikut.

Kasus I

Pada kasus ini, batang sepanjang 𝐿 dan


seberat 𝑤 disandarkan pada ujung dinding.

Kesetimbangan pada tinjauan translasi:


Dalam tinjauan translasi, seluruh gaya yang
terlibat harus diuraikan menjadi gaya arah 𝑥
dan gaya arah 𝑦.

∑ 𝐹𝑥 =0 ∑ 𝐹𝑦 =0
𝑁1,𝑥 − 𝑓 = 0 𝑁1,𝑦 + 𝑁2,𝑦 − 𝑤 = 0
Kesetimbangan pada tinjauan rotasi:
Dalam tinjauan rotasi, seluruh gaya yang
terlibat harus diuraikan menjadi gaya yang
arahnya tegak lurus dengan batang. Anggap
titik tumpu rotasi berada di titik persandaran.
Karena 𝑁1,𝑥 maupun 𝑁1,𝑦 berada di titik tumpu,

86
maka kedua ini diabaikan karena tidak
menyebabkan rotasi.

∑𝜏 =0
1
𝐿𝑤 cos 𝜃 + 𝐿𝑓 sin 𝜃 − 𝐿𝑁2 cos 𝜃 = 0
2
Kasus II

Pada kasus ini, batang sepanjang 𝐿 dan seberat 𝑤


disandarkan pada tepi dinding.

Kesetimbangan pada tinjauan translasi:


Dalam tinjauan translasi, seluruh gaya yang
terlibat harus diuraikan menjadi gaya arah 𝑥 dan
gaya arah 𝑦.

∑ 𝐹𝑥 = 0 ∑ 𝐹𝑦 =0
𝑁1 − 𝑓2 = 0 𝑓1 + 𝑁2 − 𝑤 =0
Kesetimbangan pada tinjauan rotasi:
Dalam tinjauan rotasi, seluruh gaya yang terlibat
harus diuraikan menjadi gaya yang arahnya tegak
lurus dengan batang. Anggap titik tumpu rotasi
berada di titik persandaran. Karena 𝑁1,𝑥 maupun
𝑓1,𝑦 berada di titik tumpu, maka kedua ini diabaikan
karena tidak menyebabkan rotasi.
∑𝜏 =0
1
𝐿𝑤 cos 𝜃 + 𝐿𝑓 sin 𝜃 − 𝐿𝑁2 cos 𝜃 = 0
2
Kasus III

Pada kasus ini, terdapat beban bermassa 𝑀 di


atas batang sepanjang 𝐿 dan seberat 𝑤 yang
disandarkan pada tepi dinding.

Kesetimbangan pada tinjauan translasi:


Dalam tinjauan translasi, seluruh gaya yang
terlibat harus diuraikan menjadi gaya arah 𝑥
dan gaya arah 𝑦.

∑ 𝐹𝑥 =0 ∑ 𝐹𝑦 =0
𝑁1 − 𝑓2 = 0 𝑓1 + 𝑁2 − 𝑤 − 𝑀𝑔
=0
Kesetimbangan pada tinjauan rotasi:
Dalam tinjauan rotasi, seluruh gaya yang
terlibat harus diuraikan menjadi gaya yang
arahnya tegak lurus dengan batang. Anggap
titik tumpu rotasi berada di titik persandaran.
Karena 𝑁1,𝑥 maupun 𝑓1,𝑦 berada di titik tumpu,
maka kedua ini diabaikan karena tidak
menyebabkan rotasi.
∑𝜏 = 0

87
1
𝐿𝑤 cos 𝜃 + 𝑎𝑀𝑔 cos 𝜃 + 𝐿𝑓 sin 𝜃 − 𝐿𝑁2 cos 𝜃
2
=0

88
PROSET 8

1. Pada gambar berikut, titik A, B, C, dan D adalah 4 m/s dan panjang gelombang air
segaris. Bila beda sudut fasa antara A dan D laut adalah 1 m, maka cepat rambat
adalah nπ, maka beda sudut fasa antara A gelombang tersebut adalah ….
dan B adalah …. (A) 1 m/s searah dengan perahu
(B) 1 m/s berlawanan arah dengan perahu
(C) 2 m/s searah dengan perahu
(D) 2 m/s berlawanan arah dengan perahu
(E) 3 m/s searah dengan perahu

5. Sebuah senar digunakan untuk


menggantung beban seberat 1,8 kg. Senar
(A) π tersebut berukuran 10 cm dan bermassa 5
(B) 2π gram. Bila ujung senar diberi getaran, maka
(C) (n – 1)π akan dihasilkan gelombang dengan cepat
(D) (n – 2)π rambat ….
(E) (1 – n)π (A) 2 m/s
(B) 3 m/s
2. Sampah plastik mengapung di permukaan (C) 4 m/s
air yang bergelombang dengan persamaan (D) 5 m/s
y = 0,2 sin (3x – 2t) dengan y dan x dalam (E) 6 m/s
meter dan t dalam detik. Laju maksimum
yang dialami sampah plastik tersebut 6. Gelombang diam memiliki persamaan y = 2
adalah …. sin (4x) cos (2t). Bila persamaan
(A) 0 m/s gelombang pantulnya y = sin (4x + 2t),
(B) 0,2 m/s maka persamaan gelombang datangnya
(C) 0,4 m/s adalah ….
(D) 0,6 m/s (A) sin (2x - t)
(E) 0,8 m/s (B) sin (t + 2x)
(C) sin 2(-t - 2x)\
3. Sebuah gelombang memiliki persamaan y = (D) sin 2(2x - t)
sin π (x – t) berubah menjadi y = 0,2 sin (E) sin 2(t + 2x)
π(x – t) ketika gelombang lain dari sumber
yang sama muncul dan saling 7. Sebuah gelombang merambat berdasarkan
berinterferensi. Persamaan gelombang baru grafik berikut.
tersebut adalah ….
(A) y = 0,8 sin π (t – x)
(B) y = 0,4 sin π (t – x)
(C) y = 0,2 sin π (t – x)
(D) y = 0,8 sin 2π (t – x)
(E) y = 0,2 sin 2π (t – x) Cepat rambat gelombang tersebut adalah
….
4. Sebuah perahu melaju searah dengan arah (A) 1 m/s
rambat gelombang air laut, sedemikian (B) -1 m/s
sehingga perahu bergerak naik turun dua (C) 1,5 m/s
kali setiap detiknya. Bila kecepatan perahu (D) -1,5 m/s
(E) 3 m/s
89
12. Sebuah bola dilemparkan ke dinding
8. Balok bermassa 30 kg yang awalnya sehingga kecepatannya ketika menumbuk
meluncur di atas permukaan es dengan dinding adalah 14 m/s dan membentuk
kecepatan 2 m/s baru berhenti setelah 1 sudut 60o terhadap dinding. Tumbukan
menit. Gaya gesek yang dialami balok terjadi pada 10 m di atas titik lempar. Bola
tersebut adalah …. setelah pemantulan ditangkap pada jarak
(A) 0,1 N horizontal 10,2√3 m dari dinding dan posisi
(B) 0,2 N vertikal sama seperti saat dilempar. Bila
(C) 0,5 N bola bermassa 500 gram dan waktu kontak
(D) 1 N dengan dinding adalah 0,1 detik, maka
(E) 2 N gaya vertikal yang diterima bola saat
pemantulan adalah ….
9. Sebuah perahu yang diam memiliki panjang (A) 10 N
6 m dan bermassa 1000 kg. Nelayan (B) 7,5 N
bermassa 100 kg berjalan dari ujung ke (C) 5 N
ujung dengan kecepata 0,5 m/s. Kecepatan (D) 2,5 N
perahu tersebut adalah …. (E) 2 N
(A) 0,5 m/s searah dengan nelayan
(B) 0,05 m/s searah dengan nelayan 13. Bola A bermassa M ditendang sehingga
(C) 0,025 m/s berlawanan arah dengan menabrak bola B bermassa 2M. Bola B
nelayan tersebut meluncur hingga menaiki bidang
(D) 0,5 m/s berlawanan arah dengan miring hingga ketinggian 5 m. Bila
nelayan tumbukan lenting sempurna, maka impuls
(E) 0,05 m/s berlawanan arah dengan tendangan terhadap bola A adalah ….
nelayan (A) 5 Ns
(B) 10 Ns
10. Pistol bermassa 4 kg menembakkan peluru (C) 15 Ns
bermassa 100 gram sehingga peluru (D) 20 Ns
meluncur dengan laju 100 m/s. Impuls (E) 25 Ns
yang harus diberikan tangan kepada pistol
agar pistol tidak tersentak ke belakang 14. Balok bermassa M meluncur di permukaan
adalah …. es dengan laju v sehingga menumbuk balok
(A) 2,0 Ns lain bermassa 2M. Kedua balok kemudian
(B) 2,5 Ns bergerak bersama. Penurunan energi
(C) 4,0 Ns kinetik balok bermassa M adalah sebesar
(D) 5,0 Ns ….
𝑀𝑣 2
(E) 7,5 Ns (A)
9
2𝑀𝑣 2
(B)
11. Sebuah bola dibanting ke lantai dengan 9
4𝑀𝑣 2
kecepatan awal 10 m/s dari ketinggian 4 m, (C)
9
5𝑀𝑣 2
sehingga bola memantul hingga ketinggian (D)
9
4 m kembali. Koefisien restitusi tumbukan 8𝑀𝑣 2
(E)
bola dengan lantai adalah …. 9

(A) 0,25
(B) 0,33 15. Dua buah partikel titik masing-masing
(C) 0,50 bermassa 1 kg dan 2 kg terletak pada
(D) 0,67 koordinat kartesius pada titik (3,2) dan (0,-
(E) 0,83 4) dalam satuan meter. Kedua titik

90
mengitari pusat massa. Momen inersia Jarak maksimal yang dapat dicapai Ari
sistem tersebut adalah …. sampai papan terjatuh adalah ….
(A) 10 kg.m2 (A) (
𝑙 7
+ 5 tan 𝜃)
3 10
(B) 20 kg.m 2 3+5 tan 𝜃
(B) 𝑙 ( )
10
(C) 30 kg.m2 5+3 tan 𝜃
(C) 𝑙 ( )
(D) 40 kg.m2 5
𝑙 5
(E) 50 kg.m2 (D) ( + 5 sin 𝜃)
5 3
𝑙 5 cos 𝜃
(E) ( + )
5 3 2
16. Sebuah pengaduk tersusun dari tiga blade
persegi panjang dengan massa homogen 18. Sebuah koin digelindingkan menuruni
seperti pada gambar. bidang miring dengan kemiringan 37o dari
keadaan diam. Apabila di dasar bidang
miring kecepatan koin adalah 2 m/s, maka
panjang lintasan yang ditempuh adalah ….
(A) 30 cm
(B) 40 cm
(C) 50 cm
(D) 60 cm
(E) 80 cm

19. Sebuah balok, bola pejal, silinder pejal, dan


silinder tipis diluncurkan dari puncak
bidang miring kasar ada titik yang sama.
Massa pengaduk adalah 8,25 kg. Pengaduk
Urutan benda yang sampai lebih awal di
berputar pada porosnya. Momen inersia
dasar bidang miring adalah ….
pengaduk adalah ….
(A) balok, silinder tipis, bola pejal, silinder
(A) 0,15
pejal
(B) 0,20
(B) silinder pejal, silinder tipis, bola pejal,
(C) 0,45
balok
(D) 0,50
(C) silinder tipis, silinder pejal, bola pejal,
(E) 0,55
balok
(D) bola pejal, silinder pejal, silinder ipis,
17. Sebuah papan kayu dengan massa 𝑚 dan
balok
panjang 𝑙 disandarkan pada dinding dengan
(E) balok, bola pejal, silinder pejal, silinder
kemiringan 𝜃 seperti gambar berikut.
tipis

20. Sebuah papan dengan panjang 10 m


disandarkan di dinding pada lantai kasar
dengan kemiringan terhadap lantai 30o
sehingga papan tidak bergerak. Apabila
koefisien gesek statis dinding dinyatakan
dengan 𝜇1 dan koefisien gesek lantai 𝜇2 di
mana 𝜇2 = 𝑛𝜇1 , maka besarnya 𝑛 yang
mungkin adalah ….
Dinding dan lantai kasar dan memiliki
(1) 4
koefisien gesek statis masing-masing 0,5. Ari
(2) 3
yang bermassa 4𝑚 berusaha menaiki papan.
(3) 2
(4) 1
91
(A) 1, 2, dan 3 saja (D) 4 saja
(B) 1 dan 3 saja (E) semua benar
(C) 2 dan 4 saja

OPTIKA GEOMETRI

Cahaya sebagai Pada bahasan optik, kita cukup memandang cahaya sebagai sinar yang
Sinar terpancarkan secara lurus saja, bukan gelombang. Cahaya sebagai sinar memiliki
sifat dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan.

Pemantulan
Sinar datang mengenai permukaan akan dipantulkan
dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datangnya.

Pembiasan
Berdasarkan hukum Snellius, pada pembiasan cahaya,
sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak satu
bidang datar. Pembagian antara sinus sudut datang sudut
bias menghasilkan suatu nilai yang disebut indeks bias.

𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2

di mana 𝑛1 adalah indeks bias medium asal


𝑛2 adalah indeks bias medium tujuan
𝜃1 adalah sudut sinar datang terhadap garis normal
𝜃2 adalah sudut sinar bias terhadap garis normal
Indeks bias udara adalah 1

Cermin Datar Bayangan yang dibentuk pada pencerminan


cermin datar bersifat maya, tegak, dan sama
besar. Jarak antara benda dan cermin sama
dengan jarak antara cermin dan bayangan.

Pencerminan Menggunakan Dua Cermin Datar


Apabila kita berdiri di antara dua cermin yang membentuk sudut tertentu, maka
akan terbentuk lebih dari satu bayangan dari kedua cermin karena adanya
pencerminan berulang. Bayangan yang terbentuk akan tecermin kembali dan
membentuk bayangan baru, dan terus berulang. Jumlah bayangan benda di antara
dua cemin yang membentuk sudut 𝜃 adalah

92
360°
𝑛= −1
𝜃

Pada dua cermin yang


membentuk sudut 90o
tersebut, satu benda memiliki
tiga bayangan, sehingga
sesuai dengan rumus di atas

360°
𝑛= −1=3
90°

Cermin Cermin cembung (konveks) dan cekung (konkaf) merupakan cermin yang
Cembung dan melengkung dengan radius tertentu. Pusat kelengkungan cermin cembung terdapat
Cekung
di belakang cermin sedangkan pusat kelengkungan cermin cekung terdapat di depan
cermin. Fokus atau titik api cermin merupakan setengah dari jari-jari kelengkungan
cermin.

Pada cermin cembung di atas, 𝑓 merupakan fokus dan 𝑅 merupakan jari-jari


kelengkungan cermin. Cermin cembung menggunakan tanda negatif (−) sedangkan
cermin cekung menggunakan tanda positif (+). Daerah nyata cermin ada di depan
cermin, sedangkan daerah maya ada di belakang cermin. Penggambaran cermin
cembung maupun cekung dapat disederhanakan menjadi koordinat seperti di bawah.

Cermin Cembung Cermin Cekung

93
Pembentukan Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Ada tiga sinar istimewa dalam
Bayangan pemantulan sinar pada cermin cembung:
Cermin
Cembung
1. Sinar yang datang menuju
pusat kelengkungan akan
dipantulkan kembali.

2. Sinar yang datang sejajar


sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah dari
fokus.

3. Sinar yang datang menuju


fokus akan di pantulkan
sejajar sumbu utama.

Pembentukan bayangan pada cermin cembung hanya memerlukan dua sinar


istimewa tersebut. Bayangan yang dibentuk cermin cembung selalu bersifat maya,
tegak, dan diperkecil. Maya artinya bayangan terletak di belakang cermin. Berikut
cara menggambarkan bayangan pada cermin cembung dengan dua sinar
istimewa.

Pertama, tempatkan benda di


depan cermin cembung.

Selanjutnya, gambarkan dua


sinar istimewa beserta
pantulannya melewati benda.

94
Gambarkan bayangan sinar di
belakang cermin. Hasil
pertemuan dua bayangan sinar
adalah bayangan benda.
Perhatikan bahwa bayangan
tersebut lebih kecil, tegak, dan
maya.

Hubungan antara fokus, jarak benda, dan jarak bayangan adalah

1 1 1
− = +
𝑓 𝑠 𝑠′

Pada cermin cembung, digunakan tanda negatif pada 𝑓 karena titik fokus terletak
di belakang lensa. Posisi benda selalu di depan cermin yaitu daerah positif
sehingga tanda 𝑠 pasti positif. Karena sifat bayangan cermin cembung selalu
maya, maka 𝑠′ akan selalu negatif. Perbesaran bayangan dirumuskan

𝑠′ ℎ′
𝑀= =| |
𝑠 ℎ

Pembentukan Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Ada tiga sinar istimewa dalam
Bayangan pemantulan sinar pada cermin cekung:
Cermin Cekung

1. Sinar yang datang


melewati pusat
kelengkungan akan
dipantulkan kembali.

2. Sinar yang datang sejajar


sumbu utama akan
dipantulkan menuju fokus.

3. Sinar yang datang


melewati fokus akan di
pantulkan sejajar sumbu
utama.

Hubungan antara fokus, jarak benda, dan jarak bayangan adalah

95
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′

Nilai 𝑓 positif karena pada cermin cekung, titik fokus terletak di depan cermin, yaitu
daerah positif. Posisi benda selalu di depan cermin yaitu daerah positif sehingga
tanda 𝑠 pasti positif. Pembentukan bayangan sama halnya dengan cermin
cembung, menggunakan dua sinar istimewa.

Apabila benda terletak di


belakang R, maka sifat bayangan:

Nyata, terbalik, diperkecil

Apabila benda terletak di antara R


dan f, maka sifat bayangan:

Nyata, terbalik, diperbesar

Apabila benda terletak di depan f,


maka sifat bayangan:

Maya, tegak, diperbesar

Pada cermin cekung, digunakan tanda negatif pada 𝑓 karena titik fokus terletak di
depan lensa. 𝑠′ dapat berupa bilangan positif atau negatif. Apabila 𝑠′ positif, maka
bayangan bersifat nyata, sedangkan ketika 𝑠′ negatif, bayangan bersifat maya.
Perbesaran bayangan dirumuskan

𝑠′ ℎ′
𝑀= =| |
𝑠 ℎ

di mana 𝑠 adala jarak benda dengan cermin


𝑠′ adala jarak bayangan dengan cermin
ℎ adala tinggi benda
ℎ′ adala tinggi bayangan
𝑀 adala perbesaran

Lensa Cembung Lensa cembung dan cekung memiliki bentuk yang sama dengan cermin cembung
dan Cekung dan cekung, tetapi wujudnya berupa kaca transparan dan fungsinya untuk
membiaskan cahaya.

96
Pada lensa cembung di atas, 𝑓 merupakan fokus dan 𝑅 merupakan jari-jari
kelengkungan lensa. Berkebalikan dengan cerminl, lensa cembung menggunakan
tanda positif (+) sedangkan lensa cekung menggunakan tanda negatif (−). Daerah
nyata lensa ada di belakang lensa, sedangkan daerah maya ada di depan lensa.
Penggambaran lensa cembung maupun cekung dapat disederhanakan menjadi
koordinat seperti di bawah.

Cermin Cembung Cermin Cekung

Terdapat beberapa macam lensa cembung dan cekung:

Pembentukan Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar. Ada tiga sinar istimewa dalam
Bayangan Lensa pembiasan sinar pada lensa cembung:
Cembung

1. Sinar yang datang menuju


pusat optik lensa tidak akan
dibiaskan melainkan
diteruskan.

97
2. Sinar yang datang melalui
fokus di depan lensa akan
dibiaskan sejajar sumbu
utama.

3. Sinar yang datang sejajar


sumbu utama akan dibiaskan
melalui fokus di belakang
lensa.

Seperti halnya pada cermin, pembentukan bayangan pada lensa cembung


memerlukan dua sinar istimewa.

Apabila benda di belakang R’,


maka sifat bayangan:

Nyata, terbalik, diperkecil

Apabila benda di antara R’ dan


f’, maka sifat bayangan:

Nyata, terbalik, diperbesar

Apabila benda di depan f’,


maka sifat bayangan:

Maya, tegak, diperbesar

Hubungan antara fokus, jarak benda, dan jarak bayangan adalah

1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′

Pada lensa cembung, digunakan tanda positif pada 𝑓 karena titik fokus terletak di
belakang lensa, yaitu daerah positif. Posisi benda selalu di depan lensa, yaitu
daerah negatif sehingga tanda 𝑠 selalu negatif. Perbesaran bayangan dirumuskan

𝑠′ ℎ′
𝑀= =| |
𝑠 ℎ

98
Pembentukan Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar. Ada tiga sinar istimewa dalam
Bayangan Lensa pembiasan sinar pada lensa cembung:
Cekung

1. Sinar yang datang menuju


pusat optik lensa tidak akan
dibiaskan melainkan
diteruskan.

2. Sinar yang datang menuju


fokus di belakang lensa akan
dibiaskan sejajar sumbu
utama.

3. Sinar yang datang sejajar


sumbu utama akan dibiaskan
menghindara fokus di depan
lensa.

Pembentukan bayangan pada lensa cekung memerlukan dua sinar istimewa.

Apabila benda di belakang R’,


maka sifat bayangan:

Maya, tegak, diperkecil

Apabila benda di antara R’ dan


f’, maka sifat bayangan:

Maya, tegak, diperkecil

Apabila benda di depan f’, maka


sifat bayangan:

Maya, tegak, diperkecil

Hubungan antara fokus, jarak benda, dan jarak bayangan adalah

99
1 1 1
− = +
𝑓 𝑠 𝑠′

Pada lensa cekung, digunakan tanda negatif pada 𝑓 karena titik fokus terletak di
depan lensa, yaitu daerah negatif. Posisi benda selalu di depan lensa, yaitu daerah
negatif sehingga tanda 𝑠 selalu negatif. Perbesaran bayangan dirumuskan

𝑠′ ℎ′
𝑀= =| |
𝑠 ℎ

Hubungan Hubungan ketiganya baik pada cermin maupun lensa secara umum dirumuskan
Fokus, Benda,
dan Bayangan
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′

Tanda
𝒇 𝒔 𝒔′
Cermin cembung − + −
Cermin cekung + + Tergantung posisi
Lensa cembung + − Tergantung posisi
Lensa cekung − − −

Perjanjian tanda di atas hanya digunakan di buku ini. Mungkin terdapat perbedaan
dengan buku lain. Tanda positif dan negatif mengikuti posisi pengamat. Pada
cermin, pengamat berada di depan cermin, sehingga semua yang berposisi di depan
cermin selalu positif. Sebaliknya, pada lensa, pengamat berlokasi di belakang lensa,
sehingga semua yang di belakang lensa selalu positif.

100
KALOR

Suhu Suhu merupakan tingkat ukuran panas suatu benda. Suhu berbeda dengan panas.
Suhu dapat dikatakan sebagai indikator panas yang dimiliki suatu benda. Suhu
diukur menggunakan termometer. Termometer menggunakan skala tertentu yang
umumnnya Celcius (oC), Fahrenheit (oF), dan Reamur (oR).

Konversi Satuan
4
℃ ke °R °R = 80 − ℃ ℃ ke K K = ℃ + 273
5
9 9
℃ ke ℉ ℉ = 32 + ℃ °R ke ℉ ℉ = 32 + °R
5 5

Hubungan antara skala dua termometer yang berbeda:

Berlaku:
𝑋𝑑 − 𝑋 𝑌𝑑 − 𝑌
=
𝑋𝑑 − 𝑋𝑙 𝑌𝑑 − 𝑌𝑙

di mana 𝑋 adalah suhu yang ditunjukkan termometer X


𝑌 adalah suhu yang ditunjukkan termometer Y
subskrip 𝑑 berarti titik didih air
subkrip 𝑙 berarti titik lebur air

Kalor Kalor adalah energi panas zat yang berpindah karena adanya perbedaan sahu dari
yang tinggi ke yang rendah.

101
Kalor Sensibel
Yaitu kalor yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu.

𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇

Atau

𝑄 = 𝐶. ∆𝑇

di mana 𝑚 adalah massa zat (kg)


𝑐 adalah kalor jenis zat (J/kg.K)
𝐶 adalah kapasitas kalor (J/K)
𝛥𝑇 adalah perubahan suhu (𝑇2 − 𝑇1 )
𝑄 adalah kalor (Joule)

Kapasitas kalor adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya kalor yang


diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu zat itu sebesar 1 oC.

𝐶 = 𝑚. 𝑐

Kalor Laten
Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah wujud 1 gram zat dari satu wujud ke
wujud lainnya pada suhu tetap.

𝑄 = 𝑚. 𝐿

di mana 𝐿 adalah kalor laten (J/kg)

Perhatikan bahwa
 Proses mencair dan menguap
memerlukan kalor (+Q)
 Proses membeku dan mengembun
melepaskan kalor (-Q)

Grafik penambahan kalor


Apabila benda padat (missal es) diberi kalor terus menerus, maka suhunya akan
meningkat terhadap kalor yang diberikan sesuai grafik berikut.

102
Kalo
r
laten
Kalor
sensibe
l

Asas Black
Menyatakan apabila dua benda dengan suhu berbeda dicampurkan, maka benda
dengan suhu tinggi akan melepas kalor, sedangkan benda dengan suhu lebih
rendah akan menerima kalor, di mana besar kalor yang diterima sama dengan
besar kalor yang dilepas.

𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠

Pemuaian

Apabila suatu benda menerima kalor, maka benda akan mengalami peningkatan
dimensi panjang, lebar, maupun tebal karena merenggangnya jarak antarpartikel
pada benda tersebut. Peristiwa ini disebut pemuaian.

Pemuaian Panjang

Sebuah kawat/batang yang memiliki suhu awal


𝑇0 dipanaskan sampai mencapai suhu akhir 𝑇
akan memuai dengan perubahan panjang 𝛥𝑙.

∆𝑙 = 𝑙0. 𝛼. ∆𝑇

Maka panjang akhir nya akan sama dengan

𝑙 = (1 + 𝛼)𝑙0 . ∆𝑇

di mana 𝑙0 adalah panjang awal (m)


𝛥𝑇 adalah perubahan suhu (oC)
𝛼 adalah koefisien muai panjang (/oC)

103
Pemuaian Luas

Suatu benda yang memiliki luas permukaan awal A 0 dan


suhu awal T0 ketika dipanaskan hingga mencapai suhu
akhir T luas permukaannya akan bertambah ΔA.

∆𝐴 = 𝐴0. 𝛽. ∆𝑇

Maka panjang akhirnya akan sama dengan

𝐴 = (1 + 𝛽)𝐴0 . ∆𝑇

di mana 𝐴0 adalah luas permukaan awal (m2)


𝛥𝑇 adalah perubahan suhu (oC)
𝛽 adalah koefisien muai luas (/oC)
β = 2α

Pemuaian Volume

Sebuah benda yang memiliki volume awal V0 dan suhu


awal T0 jika dipanaskan hingga mencapai suhu akhir T
maka volumenya akan bertambah sebesar ΔV.

∆𝑉 = 𝑉0. 𝛾. ∆𝑇

Maka panjang akhir nya akan sama dengan

𝑉 = (1 + 𝛾)𝑉0 . ∆𝑇

di mana 𝑉0 adalah luas permukaan awal (m2)


𝛥𝑇 adalah perubahan suhu (oC)
𝛾 adalah koefisien muai volume (/oC)
3
𝛾 = 3α = 𝛽
2

Perpindahan Konduksi
Kalor Yaitu perambatan kalor yang tidak disertai dengan perpindahan massa. Biasanya
pada zat padat. Contoh: batang yang dipanaskan ujungnya maka kalor akan
merambat ke ujung yang satunya lagi sehingga menjadi panas.

Laju perpindahan kalor secara konduksi:

𝑄 𝐴. ∆𝑇
=𝑘
𝑡 𝐿

di mana 𝑘 adalah konduktivitas termal zat (W/m.K)


𝐴 adalah luas penampang melintang (m2)
𝛥𝑇 adalah perubahan suhu

104
𝐿 adalah panjang (tebal) zat (m)

Konveksi
Yaitu perpindahan kalor yang disertai perpindahan massa zat perantaranya.
Biasanya pada fluida (cairan/udara). Contoh: memanaskan air di kompor.

Laju perpindahan kalor secara konveksi:

𝑄
= ℎ. 𝐴. ∆𝑇
𝑡

di mana ℎ adalah koefisien konveksi termal zat (W/m2.K)


𝐴 adalah luas permukaan benda (m2)
𝛥𝑇 adalah perubahan suhu (K / oC)

Radiasi
Yaitu perpindahan kalor yang tidak memerlukan perantara untuk merambat.
Contoh: panas matahari masih kita rasakan di bumi.

Laju perpindahan kalor secara radiasi:

𝑄
= 𝑒. 𝜎. 𝐴. 𝑇 4
𝑡

di mana 𝑒 adalah emisivitas permukaan, 0 ≤ 𝑒 ≤ 1


𝜎 adalah konstanta Stefan-Boltzmann (5,67 × 10-8 W/m2K4)
𝐴 adalah luas permukaan benda (m2)
𝑇 adalah suhu mutlak benda (K)

Semakin hitam suatu benda, maka emisivitasnya semakin mendekati 1. Artinya,


kalor yang ditangkap seluruhnya diserap, tidak ada yang dipantulkan. Benda hitam
sempurna memiliki 𝑒 = 1, sedangkan benda putih sempurna memantulkan semua
kalor yang diterima sehingga 𝑒 = 0.

105
FLUIDA

Fluida Statis
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, seperti cairan dan fluida. Fluida statis adalah fluida yang
sedang dalam keadaan diam.

Tekanan Tekanan
Hidrostatis Adalah besar gaya yang diberikan per satuan luas. Secara matematis:
𝐹
𝑃=
𝐴
di mana P adalah tekanan (Pa)
F adalah gaya (N)
A adalah luas permukaan yang dikenai gaya (m 2)

Tekanan Hidrostatis
Tekanan pada dasar bejana yang disebabkan oleh berat zat cair yang diam di
atasnya. Secara matematis:
𝑤
𝑃ℎ = = 𝜌𝑔ℎ
𝐴

Tekanan mutlak (total) pada kedalaman h dari permukaan zat cair adalah

𝑃 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ

di imana P adalah tekanan mutlak (Pa)


𝑃0 adalah tekanan udara (Pa)
𝜌 adalah massa jenis fluida (kg/m3)
𝑔 adalah percepatan gravitasi (m/s2)
ℎ adalah ketinggian titik dari permukaan air (m)

Hukum Pascal Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah dengan sama besar.

Secara matematis
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2

106
Hukum Semua titik yang terletak pada bidang datar di dalam satu jenis
Utama fluida (zat cair), mempunyai tekanan yang sama.
Hidrostatis

Secara matematis berlaku


𝑃𝐴 = 𝑃𝐵
𝜌1 ℎ1 = 𝜌2 ℎ2

Gaya Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan seluruhnya atau sebagian ke dalam
Archimedes fluida akan mengalami gaya tekan ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida
yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Secara matematis besarnya adalah

𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑐

di mana
FA : gaya Archimedes (N)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Vc : volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)

Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang sedang dalam keadaan bergerak/mengalir.

Persamaan
Kontinuitas

Debit adalah banyaknya Fluida yang mengalir melalui suatu penampang tiap
satuan waktu, secara matematis dirumuskan
𝑉
𝑄= = 𝐴𝑣
𝑡
di mana
Q : debit air (m3/s)
V : volume fluida (m3)
t : waktu (s)

107
A : luas penampang pipa (m2)
v : kecepatan fluida (m/s)
hasil kali kecepatan fluida dan luas penampang selalu tetap
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2

Persamaan Jumlah tekanan energi kinetik tiap volume, dan energi potensial tiap volume
Bernoulli mempunyai nilai yang sama di setiap titik sepanjang aliran.

Secara matematis dirumuskan

1 1
𝑃1 + 𝜌1 𝑔ℎ1 + 𝜌1 𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌2 𝑔ℎ2 + 𝜌2 𝑣22
2 2

108
PROSET 9

1. Seseorang berada 2 m di depan cermin (C) 6 m


cekung sehingga bayangannya nyata dan (D) 8 m
sama besar. Apa yang terjadi bila orang (E) 10 m
tersebut maju 1 m mendekati cermin?
(A) Bayangan semakin besar. 5. Jarak fokus lensa mata manusia adalah 2,5
(B) Bayangan semakin kecil. cm. Bayangan yang terbentuk dari benda
(C) Bayangan tidak terbentuk. yang berada lebih dari 2,5 cm di depan
(D) Bayangan menjadi maya dan sama lensa mata pasti ….
besar. (1) nyata
(E) Bayangan menjadi maya dan (2) diperbesar
diperbesar. (3) terbalik
(4) sama besar
2. Seseorang berdiri 5 m di depan cermin (A) 1, 2, dan 3 saja yang benar
cekung. Dia kemudian maju 4 m mendekati (B) 1 dan 3 saja yang benar
cermin. Ukuran bayangan yang terbentuk (C) 2 dan 4 saja yang benar
sama besar. Fokus cermin tersebut adalah (D) 4 saja yang benar
…. (E) semua benar
(A) 1 m
(B) 2 m 6. Sebuah lilin diletakkan 10 cm di depan
(C) 3 m lensa cembung. Selain itu, sebuah layar
(D) 4 m diletakkan 15 cm di depan lensa untuk
(E) 5 m menangkap bayangan paling jelas yang
terbentuk. Fokus lensa tersebut adalah ….
3. Seseorang berada di depan cermin (A) 15 cm
cembung. Bayangannya berukuran (B) 20 cm
setengah kali lebih kecil dari dirinya. (C) 25 cm
Apabila fokus cermin tersebut adalah 1 m, (D) 30 cm
maka jarak orang terhadap bayangannya (E) 40 cm
adalah ….
(A) 0,5 m 7. Sebuah lensa cekung dengan fokus f dapat
(B) 1,0 m menyapu daerah selebar A pada jarak 5 m
1
(C) 1,5 m dengan perbesaran . Pada jarak yang
3
(D) 2,0 m sama, daerah sebesar 2A dapat disapu oleh
(E) 2,5 m lensa dengan fokus ….
(A) 0,3f
4. Seseorang berdiri sejauh 8 m di depan (B) 0,5f
cermin cembung sehingga terbentuk (C) 0,6f
bayangan yang diperkecil. Ketika dia (D) 1,5f
mundur 12 m dari posisi awal, bayangannya (E) 2,0f
menjadi setengah kali lebih kecil daripada
bayangan awal. Namun, ketika dia maju 6 m 8. Seorang pelari membangkitkan 130 W
dari posisi awal, bayangannya menjadi dua energi kalor. Jika kalor yang dibangkitkan
kali lebih besar daripada bayangan awal. pelari dibuang hanya dengan penguapan
Fokus cermin tersebut adalah …. keringat, banyak air keringat yang pelari
(A) 2 m keluarkan dalam waktu 15 menit adalah .…
(B) 4 m
109
(gunakan kalor laten uap air Lu = 2,6 x 105 11. Suatu benda hitam bertemperatur 227 oC
J/kg) memancarkan kalor dengan laju sebesar 5
(A) 600 g kal/cm2.s. pada temperature 727 oC, laju
(B) 350 g radiasi kalor yang terpancar dari benda
(C) 50 g hitam itu adalah .... kal/cm2.s.
(D) 450 g (A) 20
(E) 35 g (B) 80
(C) 250
9. Dua balok seng dengan massa berbeda (D) 500
berada pada suhu kamar. Tiap balok (E) 800
kemudian menyerap sejumlah kalor yang
sama selama 10 menit. Ketika suhu tiap 12. Sepotong tembaga dijatuhkan dari
balok kemudian diukur, balok 1 suhunya ketinggian 490 m di atas tanah. Kalor yang
lebih tinggi daripada balok 2. Pernyataan terjadi pada proses tumbukan dengan lantai
berikut yang paling baik dalam menjelaskan 60 %-nya diserap oleh tembaga untuk
balok-balok seng ini yaitu … kenaikan suhunya. Jika kalor jenis tembaga
(A) massa balok 1 lebih kecil daripada 420 J/kg.oC, dan percepatan gravitasi bumi
massa balok 2 10 m/s, maka kenaikan suhu tembaga
(B) massa balok 1 lebih besar daripada adalah … oC.
massa balok 2 (A) 4
(C) massa balok 1 sama dengan massa (B) 7
balok 2 (C) 9
(D) kalor jenis balok 1 lebih kecil daripada (D) 12
kalor jenis balok 2 (E) 16
(E) kalor jenis balok 2 lebih kecil daripada
kalor jenis balok 1 13. Sebuah jendela kaca memiliki ukuran 200
cm x 150 cm dan tebal 6 mm, bersuhu 30oC
10. Dua buah dinding masing-masing tebalnya pada permukaan luarnya. Jika suhu
3 cm dan 5 cm dengan koefisien konduksi permukaan dalamnya sebesar 20oC dan
masing-masing dinding adalah 3 g kal/cm s koefisien konduksi kaca k, maka jumlah
o
C dan 5 g kal/cm s oC, seperti terlihat pada kalor yang masuk tiap menit melalui jendela
gambar. Besar temperature bidang batas ini adalah … kkal.
antara kedua dinding adalah … oC (A) 5k
(B) 50k
(C) 100k
(D) 200k
(E) 300k

14. Tiga batang besi pejal yang sama


panjangnya disambungkan memanjang
seperti pada gambar. Perbandingan luas
penampang batang dari kiri ke kanan
(A) 32,5 adalah 1:2:3. Suhu ujung bebas batang
(B) 40,5 pertama dijaga tetap pada suhu TA dan
(C) 58,5 batang ketiga pada suhu TB. Suhu
(D) 62,5 sambungan antara batang pertama dan
(E) 78,5 kedua adalah ….

110
(A) 0,1
(B) 0,2
(C) 0,3
(D) 0,4
6𝑇𝐴 +7𝑇𝐵 (E) 0,5
(A) 𝑇1 =
13
5𝑇𝐴 +6𝑇𝐵
(B) 𝑇1 = 18. Sebuah pipa air memiliki ujung-ujung yang
11
4𝑇𝐴 +5𝑇𝐵
(C) 𝑇1 = berbeda luas penampangnya. Luas
9
(D) 𝑇1 =
3𝑇𝐴 +4𝑇𝐵
penampang ujung b setengah kali luas
7
2𝑇𝐴 +3𝑇𝐵 penampang ujung a. Air masuk melalui
(E) 𝑇1 =
5
ujung a sebanyak 1 L/s dengan laju 10
cm/s. Jika di tengah pipa terdapat
15. Seorang pemain ski dengan massa 75 kg
kebocoran sebanyak 50 cc air tiap detik,
meluncur ke bawah dengan kemiringan
maka air keluar dari ujung b dengan laju ….
lintasan 60o terhadap sumbu horizontal.
(A) 20 cm/s
Luas permukaan setiap sepatu ski yang
(B) 19 cm/s
kontak dengan salju adalah 0,15 m2.
(C) 18 cm/s
Tekanan dari setiap sepatu ski terhadap
(D) 17 cm/s
salju adalah …. (g=10 m/s2)
(E) 16 cm/s
(A) 10 x 104 Pa
(B) 12,5 x 104 Pa
19. Air terjun setinggi 10 m dengan debit 50
(C) 22,5 x 104 Pa
m3/s dimanfaatkan untuk memutar turbin
(D) 225 x 104 Pa
yang menggerakkan generator listrik. Jika
(E) 2,25 x 104 Pa
25 % energi air dapat berubah menjadi
energi listrik dan g = 10 m/s2, daya
16. Sebuah ban mobil diisi udara, volume ban
keluaran generator listrik adalah ….
0,1 m3 dan massanya 1,5 kg. Jika ban
(A) 0,9 MW
digunakan sebagai pengapung di kolam
(B) 1,1 MW
renang (ρ=1000 kg/m3), maka beban
(C) 1,25 MW
maksimum yang dapat diapungkan adalah
(D) 1,3 MW
…..
(E) 1,5 MW
(A) nol
(B) 98 kg
20. Sebuah pipa dengan luas penampang 616
(C) 99,5 kg
cm2 dipasang keran berjari-jari 3,5 cm di
(D) 99 kg
salah satu ujungnya. Jika kecepatan zat cair
(E) 98,5 kg
di pipa adalah 0,5 m/s, maka dalam waktu
5 menit volume zat yang keluar dari keran
17. Sebuah lubang seluas 1 mm2 terdapat pada
adalah ….
dinding tangki sehingga menyebabkan air
(A) 10,2 m3
keluar melalui lubang tersebut. Jika
(B) 9,24 m3
permukaan air dalam tangki berada 20
(C) 8,29 m3
meter di atas lubang kebocoran dan air
(D) 6,72 m3
keluar tangka selama 5 sekon, maka volume
(E) 5,2 m3
air yang keluar tangki adalah …. L.

111
TERMODINAMIKA

Teori Kinetik Gas

Gas Ideal Sifat-sifat gas ideal:


1. Gas ideal terdiri dari partikel-partikel yang tersebar merata dalam ruang dengan
jumlah sangat banyak.
2. Partikel gas ideal bergerak secara acak.
3. Gerak partikel gas ideal menuruti hukum Newton tentang gerak
4. Ukuran partikel gas ideal jauh lebih kecil daripada jarak antara partikel-partikelnya.
5. Tidak ada gaya luar yang bekerja pada partikel gas, kecuali bila terjadi tumbukan.
6. Bila ada tumbukan antar partikel atau partikel dengan dinding, sifatnya lenting
sempurna.

Persamaan gas ideal


𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇

𝑃𝑉
= konstan
𝑛𝑇
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑛1 𝑇1 𝑛2 𝑇2
di mana
P = tekanan gas (Pa)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31 J/mol.K
T = suhu mutlak (K)

Energi Gas Energi Kinetik Rata-rata


Ideal 3
̅̅̅
𝐸𝑘 = 𝑘𝑇
2
di mana
k = konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/K
T = suhu gas (K)

Kecepatan efektif partikel gas

3𝑘𝑇 3𝑅𝑇 3𝑃
𝑣̅𝑟𝑚𝑠 = √ =√ =√
𝑚 𝑀 𝜌
di mana
M = massa molar gas (kg/mol)
m = massa satu mol gas (kg)
ρ = massa jenis gas

Energi Dalam (U)


Energi dalam hanya bergantung kepada besar suhu. Secara matematis besarnya energi
dalam adalah:

112
3 3
Untuk gas monoatomik: 𝑈 = 2 𝑛𝑅𝑇 = 2 𝑁𝑘𝑇
3 3
Untuk diatomik suhu rendah: 𝑈 = 2 𝑛𝑅𝑇 = 2 𝑁𝑘𝑇
5 5
Untuk diatomik suhu sedang: 𝑈 = 2 𝑛𝑅𝑇 = 2 𝑁𝑘𝑇
7 7
Untuk diatomik suhu tinggi: 𝑈 = 2 𝑛𝑅𝑇 = 2 𝑁𝑘𝑇

1
Secara umum, energi dalam dinyatakan dengan 𝑈 = 𝑁𝑘𝑇. Gas monoatomik memiliki
2
partikel berupa titik berdimensi nol, sehingga hanya dapat mengalami gerak translasi ke
arah tiga dimensi (x, y, z). Karena itu, gas monoatomik memiliki tiga energi kinetik yang
bekerja sekaligus. Gas diatomik memiliki partikel linear berdimensi satu, sehingga selain
mengalami gerak translasi, gas diatomik juga mengalami gerak rotasi pada suhu sedang.
Gerak rotasi ini menyumbang gerak sebanyak dua dimensi, sehingga total gerak yang
dilakukan gas diatomik pada suhu sedang adalah 5. Sementara, pada suhu tinggi, gas
diatomik juga mengalami osilasi dua dimensi, sehingga total geraknya menjadi 7.

Termodinamika

Hukum I Energi kalor mengalir ke dalam sebuah sistem, akan diterima sistem untuk
Termodinamika mengubah energi di dalamnya atau melakukan usaha terhadap lingkungannya.
Secara matematis dapat dituliskan

𝑄 = 𝑊 + ∆𝑈

di mana
Q = banyaknya kalor yang diserap(+) atau dilepaskan(-)
W = usaha yang dilakukan oleh gas terhadap lingkungan
ΔU = perubahan energi dalam sistem

Usaha oleh gas ideal


𝑉2
𝑊 = ∫ 𝑃. 𝑑𝑉
𝑉1
di mana
P = tekanan gas (Pa)
V = volume gas (m3)

Proses Proses Isobarik Proses Isokhorik Proses Isotermik


Termodinamika Proses pada tekanan (P) Proses pada volume Proses pada suhu
konstan. konstan (ΔV = 0). konstan (ΔT=0).
𝑊=0 𝑉2
𝑃1 𝑃2 𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 ln
𝑊 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 ) 𝑉1
𝑉1 𝑉2 =
= 𝑇1 𝑇2 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝑇1 𝑇2 ∆𝑈 = 0

Proses Adiabatik
Proses yang terjadi dalam wadah yang terisolasi sehingga tidak ada pertukaran
kalor antara kalor dan lingkungan (Q=0). Pada proses adiabatik berlaku
persamaan
𝑃1 (𝑉1 )𝛾 = 𝑃2 (𝑉2 )𝛾

dengan
𝐶
γ = konstanta Laplace, 𝛾 = 𝑃
𝐶𝑉
CP = kapasitas kalor jenis gas pada tekanan tetap
CV = kapasitas kalor jenis gas pada volume tetap

Selisih Cp dan Cv adalah:


𝐶𝑃 − 𝐶𝑉 = 𝑛𝑅

Usaha pada proses adiabatik:


1 𝑛𝑅
𝑊= (𝑃1 𝑉1 − 𝑃2 𝑉2 ) = (𝑇 − 𝑇2 )
𝛾−1 𝛾−1 1

Mesin Kalor Mesin Pemanas Carnot


Mesin yang memanfaatkan panas untuk menjadi usaha. Mesin Carnot bekerja
berdasarkan siklus berikut.
Panas diserap pada proses 1,
kemudian dibuang sekaligus
dijadikan usaha pada proses 3.
Besarnya usaha yang
dihasilkan setara dengan luas
daerah pada kurva P-V.
Efisiensi mesin:
𝑊
𝜂=
𝑄1

𝑄1 − 𝑄2
𝜂=
𝑄1

𝑇1 − 𝑇2
𝜂=
𝑇1

Mesin Pendingin
Mesin yang menurunkan suhu udara. Berkebalikan dengan mesin Carnot yang
menghasilkan usaha, mesin pendingin membutuhkan usaha. Contoh mesin
pendingin adalah kulkas.
Pada proses di samping, kalor
Qc diserap dari dalam mesin,
kemudian dibuang ke
lingkungan sebagai Qk.
Akibatnya, suhu di dalam
mesin turun. Efisiensi mesin:

𝑄𝑒
𝐾=
𝑊
𝑄𝑒
𝐾=
𝑄𝑘 − 𝑄𝑒

114
𝑇𝑒
𝐾=
𝑇𝑘 − 𝑇𝑒
ELEKTROSTATIKA

Gaya
Coulomb

Dua benda bermuatan akan saling berinteraksi menghasilkan gaya yang disebut gaya
Coulomb/gaya elektrostatis. Dua benda akan saling tarik menarik apabila memiliki muatan
yang berlainan (positif-negatif) dan saling tolak menolak bila memiliki muatan yang sama
(positif-positif atau negatif-negatif). Besarnya gaya Coulomb dirumuskan

𝑘|𝑞1 ||𝑞2 |
𝐹=
𝑟2

di mana 𝐹 adalah gaya Coulomb, 𝑞1 dan 𝑞2 merupakan muatan masing-masing benda, 𝑟


merupakan jarak kedua benda, sedangkan 𝑘 merupakan konstanta Coulomb atau
konstanta elektrostatis yang besarnya 9 × 109 N.m2/C2.

Konstanta Konstanta elektrostatis dapat dijabarkan sebagai berikut:


Dielektrik 1
𝑘=
4𝜋𝜖0

di mana 𝜖0 merupakan permitivitas ruang hampa yang bernilai 8,85 × 10−12 C2/N.m2.
Penggunaan konstanta 𝑘 mengasumsikan bahwa di antara dua benda bermuatan
merupakan ruang hampa.

Apabila di antara dua muatan bukan ruang hampa melainkan bahan tertentu, maka
bahan tersebut memiliki permitivitas statis bahan yang nilainya 𝜖𝑠 di mana
𝜖𝑠
𝜖𝑟 =
𝜖0

dengan merupakan konstanta dielektrik. Sehingga, gaya Coulomb dua muatan yang
melewati bahan tertentu dirumuskan

𝑘|𝑞1 ||𝑞2 |
𝐹=
𝜖𝑟 𝑟 2

Beberapa konstanta dielektrik bahan di antaranya vakum (𝜖𝑟 = 1), udara (𝜖𝑟 = 1,00054),
kertas (𝜖𝑟 = 3,5), dan karet (𝜖𝑟 = 7).

116
Arah Gaya Karena muatan yang sama akan saling tarik menarik sedangkan muatan berbeda saling
Coulomb tolak menolak, maka arah gaya Coulomb diilustrasikan dalam gambar berikut.

Medan Medan listrik merupakan daerah yang dipengaruhi oleh muatan listrik. Medan listrik
Listrik digambarkan dalam garis-garis medan yang mengarah menuju atau keluar muatan.

Medan listrik mengarah ke luar untuk muatan positif dan mengarah ke dalam untuk
muatan negatif. Untuk mengecek medan listrik pada suatu titik di sekitar muatan,
digunakan titik uji yang bermuatan positif.

Misalkan besarnya muatan benda adalah 𝑞 dan besarnya muatan uji adalah 𝑞0 , maka
𝐹
𝐸=
𝑞0

𝑘𝑞
𝐸=
𝑟2

Bola Apabila sebuah bola konduktor memiliki muatan yang tersebar merata di seluruh bagian
Konduktor bola, maka bola tersebut memancarkan medan magnet di sekitarnya. Terdapat tiga tipe
bola konduktor:

Bola Tipis
Bola tipis merupakan kulit bola saja, sedangkan di dalamnya kosong (rongga). Misalkan
bola tipis memiliki jari-jari 𝑅. Jarak titik uji (𝑟) diukur dari pusat bola konduktor. Apabila
titik uji berada pada 𝑟 < 𝑅, berlaku:
𝐸=0

Apabila titik uji berada pada 𝑟 ≥ 𝑅, berlaku:


𝑘𝑄
𝐸=
𝑟2
Bola Pejal
Bola pejal merupakan bola padat/berisi. Misalkan bola pejal memiliki jari-jari 𝑅. Jarak
titik uji (𝑟) diukur dari pusat bola konduktor. Apabila titik uji berada pada 𝑟 < 𝑅, berlaku:

𝑉 𝑟3
𝑘𝑄 𝑉 𝑘𝑄
𝐸= 𝑏𝑜𝑙𝑎
= 𝑅 3 = 𝑘𝑄𝑟
𝑅2 𝑟 2 𝑅3
𝑉
dengan merupakan perbandingan volume bola berjari-jari 𝑟 terhadap bola
𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎
konduktor penuh yang berjari-jari 𝑅.

Apabila titik uji berada pada 𝑟 ≥ 𝑅, berlaku:

𝑘𝑄
𝐸=
𝑟2

Bola Pejal Berongga


Misalkan bola pejal memiliki rongga di dalamnya yang berjari-jari 𝑎. Apabila titik uji
berada pada 𝑟 < 𝑎, maka berlaku
𝐸=0

Apabila titik uji berada pada 𝑎 ≤ 𝑟 < 𝑅, maka berlaku

𝑉 − 𝑉𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑟 3 − 𝑎3
𝑘𝑄 𝑉 𝑘𝑄
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝑉𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑅 3 − 𝑎3 𝑟 3 − 𝑎3
𝐸= = = 𝑘𝑄 2 3
𝑅2 𝑟2 𝑟 (𝑅 − 𝑎3 )

Apabila titik uji berada pada 𝑟 ≥ 𝑅, berlaku:

𝑘𝑄
𝐸=
𝑟2

Energi Suatu benda bermuatan menyebabkan medan listrik yang dapat menyebabkan gaya
Listrik terhadap titik bermuatan di sekitarnya. Akibatnya, suatu titik pada jarak tertentu dari
benda bermuatan tersebut memiliki energi potensial. Apabila benda memiliki muatan 𝑄
sedangkan titik bermuatan 𝑞 dan jarak keduanya 𝑟, maka energi potensial listrik yang
dimiliki titik tersebut adalah

118
𝑘𝑄𝑞
𝐸𝑝 =
𝑟

Usaha untuk memindahkan muatan dari titik A ke titik B membutuhkan usaha sebesar

𝑊𝐴𝐵 = ∆𝐸𝑃 = 𝐸𝑃,𝐵 − 𝐸𝑃,𝐴

Potensial Potensial listrik pada suatu titik tidak dapat diukur. Namun, beda potensial listrik di
Listrik antara titik A dan titik B dapat dihitung dengan

𝑊𝐴𝐵
𝑉𝐴𝐵 =
𝑞

Sementara, potensial pada suatu titik tertentu menunjukkan beda potensial titik tersebut
terhadap titik tak hingga.

𝐸𝑃,𝑟 − 𝐸𝑃,𝐴 0 − 𝐸𝑃,𝐴 𝐸𝑃,𝐴


𝑉𝐴 = lim = =−
𝑟→∞ 𝑞 𝑞 𝑞

Beda potensial merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu muatan per
besar muatan tersebut. Beda potensial menunjukkan kecenderungan listrik untuk
bergerak.
RANGKAIAN LISTRIK

Tegangan, Tegangan (V) adalah perbedaan potensial dua titik dalam


Arus, dan rangkaian listrik. Satuan = Volt
Hambatan
Arus Listrik (I) adalah besarnya aliran muatan listrik yang
mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan rendah. Satuan =
𝑉 Ampere
𝐼=
𝑅
Hambatan Listrik (R) adalah besaran yang mengurangi arus
listrik yang mengalir pada rangkaian. Satuan = Ohm

Energi dan Daya (P) adalah hasil kali antara Energi (E) adalah daya yang dikeluarkan
Daya tegangan dan arus listrik. selama waktu tertentu.
Listrik
𝑃 = 𝑉𝐼 𝐸 = 𝑃𝑡 = 𝑉𝐼𝑡

Karena 𝑉 = 𝐼𝑅, dapat juga ditulis di mana 𝑡 adalah waktu

𝑃 = 𝐼2𝑅

𝑉
Karena 𝐼 = , dapat juga ditulis
𝑅

𝑉2
𝑃=
𝑅

Rangkaian Apabila resistor dirangkai secara seri atau paralel, maka besarnya hambatan akan
Resistor berbeda dari hambatan tunggalnya.

Rangkaian Seri Rangkaian Paralel

Hambatan totalnya menjadi Hambatan totalnya menjadi

𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 1 1 1
= +
𝑅 𝑅1 𝑅2
Apabila terdapat sebanyak 𝑛 resistor
yang dirangkai seri, maka Apabila terdapat sebanyak 𝑛 resistor
yang dirangkai seri, maka
𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
1 1 1 1 1
= + + + ⋯+
𝑅 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

120
Rangkaian Seri di dalam Rangkaian Rangkaian Paralel di dalam Rangkaian
Paralel Seri

Anggap hambatan total rangkaian seri


Anggap hambatan total rangkaian
sebagai 𝑅𝑠
paralel sebagai 𝑅𝑝

𝑅𝑠 = 𝑅2 + 𝑅3
1 1 1
= +
Maka, 𝑅𝑠 dan 𝑅1 terangkai secara 𝑅𝑝 𝑅2 𝑅3
paralel.
Maka, 𝑅𝑠 dan 𝑅1 terangkai secara seri.
1 1 1
= + 𝑅 = 𝑅1 + 𝑅𝑝
𝑅 𝑅1 𝑅𝑠

Kapasitor Kapasitor merupakan komponen yang digunakan untuk menyimpan energi di dalam
medan listrik. Besaran kapasitor adalah kapasitansi (C) dengan satuan Farad (F).
Banyaknya muatan yang disimpan di dalam kapasitor adalah

𝑄 = 𝐶𝑉

Kapasitansi Pelat Sejajar


Komponen kapasitor biasanya tersusun dari dua pelat
sejajar dengan luas sama. Besarnya kapasitansi pelat
sejajar yang medium di antaranya adalah ruang hampa:

𝐴
𝐶 = 𝜖0
𝑑

Apabila medium di antara kedua pelat bukan ruang hampa,


maka terdapat permitivitas relatif dielektrik yang besarnya
sesuai medium tersebut:

𝐴
𝐶 = 𝜖0 𝜖𝑟
𝑑

Ruang hampa 𝜖𝑟 = 1
Kertas 𝜖𝑟 = 4
Mika perak 𝜖𝑟 = 6

Rangkaian Sama halnya dengan resistor, kapasitor yang dirangkai secara seri dan paralel
Kapasitor memiliki besar kapasitansi yang berbeda dengan kapasitansi tunggalnya. Namun,
kapasitor berkebalikan dengan resistor.
Rangkaian Seri Rangkaian Paralel

Hambatan totalnya menjadi Hambatan totalnya menjadi

1 1 1 𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2
= +
𝐶 𝐶1 𝐶2
Apabila terdapat sebanyak 𝑛 resistor
Apabila terdapat sebanyak 𝑛 resistor yang dirangkai seri, maka
yang dirangkai seri, maka
𝐶 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3 + ⋯ + 𝐶𝑛
1 1 1 1 1
= + + +⋯+
𝐶 𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑛

Rangkaian Seri di dalam Rangkaian Rangkaian Paralel di dalam Rangkaian


Paralel Seri

Anggap hambatan total rangkaian seri


Anggap hambatan total rangkaian
sebagai 𝐶𝑠
paralel sebagai 𝐶𝑝
1 1 1
= + 𝐶𝑝 = 𝐶2 + 𝐶3
𝐶𝑠 𝑅2 𝑅3

Maka, 𝑅𝑠 dan 𝑅1 terangkai secara Maka, 𝑅𝑠 dan 𝑅1 terangkai secara seri.


paralel.
1 1 1
= +
𝐶 = 𝐶1 + 𝐶𝑠 𝐶 𝐶1 𝐶𝑝

122
PROSET 10

1. Gas dalam suatu tabung memiliki tekanan tekanannya menjadi 2 liter dan 1 atm.
𝑃. Massa total gas dan tabung adalah 8 kg. Udara di dalam piston berjumlah 1 mol.
Ketika dilubangi, gas mengalir keluar Perubahan energi dalam gas selama proses
sehingga massa total menjadi setengah tersebut adalah ….
1
massa awal dan tekanan menjadi 𝑃. Massa (A) 0 kJ
3
tabung tersebut adalah …. (B) 2,5 kJ
(A) 1,0 kg (C) 3,7 kJ
(B) 1,5 kg (D) 6,2 kJ
(C) 2,0 kg (E) 8,7 kJ
(D) 2,5 kg
(E) 3,0 kg 6. Suatu mesin Carnot bekerja pada tekanan
maksimum dan minimum 3 atm dan 1 atm,
2. Balon ditiup dengan laju aliran udara masuk volume maksimum dan minimumnya
4,8 mol per menit. Tekanan dan temperatur masing-masing 4 liter dan 1 liter, dan
udara dalam balon konstan pada 100 kPa temperatur maksimum dan minimumnya
dan 300 K. Laju peningkatan volume balon masing-masing 600 K dan 300 K. Panas
adalah …. yang diserap mesin Carnot tersebut selama
(A) 1 liter per detik pemuaian isotermal adalah …. (ln 2 = 0,7)
(B) 2 liter per detik (A) 210 J
(C) 3 liter per detik (B) 300 J
(D) 4 liter per detik (C) 350 J
(E) 5 liter per detik (D) 420 J
(E) 600 J
3. Gas bertekanan 200 kPa dan bertemperatur
27 oC berada dalam wadah 1 liter. Apabila 7. Pada mesin Carnot nomor sebelumnya,
kecepatan rata-rata partikel gas adalah 50 volume piston setelah pemampatan
m/s, maka massa gas tersebut adalah …. isotermal adalah 2 liter. Efisiensi mesin
(A) 200 gram Carnot tersebut adalah ….
(B) 240 gram (A) 12,5%
(C) 300 gram (B) 16,4%
(D) 320 gram (C) 18,2%
(E) 400 gram (D) 24,6%
(E) 28,6%
4. Gas pada nomor sebelumnya mengalami
ekspansi tanpa melibatkan perpindahan 8. Sebuah partikel memiliki muatan sebesar
panas sehingga tekanannya menjadi 50 +2 μC. Dua buah partikel memiliki massa
𝐶𝑝 sama, yaitu 1 mg ditempatkan di sebelah
kPa. Diasumsikan = 2. Volume dan
𝐶𝑣
kiri dan kanan partikel tersebut sejauh 1
temperatur gas masing-masing menjadi ….
cm. Partikel di kiri memiliki muatan +1 μC
(A) 2 liter dan 327 oC
sedangkan partikel kanan memiliki muatan
(B) 3 liter dan 327 oC
-1 μC. Pernyataan berikut yang benar
(C) 2 liter dan 227 oC
adalah ….
(D) 4 liter dan 227 oC
(A) Partikel kiri memiliki percepatan awal
(E) 4 liter dan 127 oC
lebih besar.
(B) Partikel kanan memiliki percepatan
5. Sebuah piston memiliki volume dan tekanan
awal lebih besar.
awal 1 liter dan 2 atm. Kemudian, piston
mengalami proses sehingga volume dan (C) Partikel tengah diam.
(D) Percepatan partikel kiri mengalami (E) -1/36 C
peningkatan.
(E) Percepatan partikel kanan mengalami 12. Sebuah proton memiliki muatan positif,
peningkatan. sedangkan sebuah elektron memiliki
partikel negatif, tetapi besar muatan
9. Sebuah bola konduktor tipis berjari-jari R keduanya sama. Pernyataan yang benar
awalnya tidak bermuatan. Kemudian, mengenai proton dan elektron adalah ….
sebuah partikel bermuatan +2 C diletakkan (1) elektron yang bergerak mengitari
di tengah-tengah bola tersebut, sehingga proton pada orbit lingkaran berada
(1) permukaan dalam bola konduktor pada permukaan ekuipotensial
bermuatan +2 C (2) elektron yang tereksitasi mengalami
(2) permukaan luar bola konduktor peningkatan potensial listrik
bermuatan +2 C (3) dibutuhkan usaha untuk mengeksitasi
(3) medan listrik pada posisi r = R dari elektron yang mengitari proton
pusat bola adalah 0 (4) ketika mengitari proton pada orbit
(4) medan listrik pada posisi r < R dari lingkaran, elektron mengalami potensial
pusat bola adalah 0 listrik yang berubah-ubah
Pernyataan yang benar adalah …. (A) 1, 2, dan 3 saja
(A) 1, 2, dan 3 saja (B) 1 dan 3 saja
(B) 1 dan 3 saja (C) 2 dan 4 saja
(C) 2 dan 4 saja (D) 4 saja
(D) 4 saja (E) semua benar
(E) semua benar
13. Partikel bermuatan A, B, dan C diletakkan
10. Partikel A bermuatan +4 μC diletakkan di dalam koordinat kartesius dua dimensi
kanan partikel B bermuatan -1 μC sejauh 4 sesuai gambar berikut.
cm. titik yang mengalami medan listrik nol
berlokasi di ….
(A) kiri partikel B sejauh 2 cm
(B) kiri partikel A sejauh 8 cm
(C) kanan partikel B sejauh 2 cm
(D) kanan partikel A sejauh 2 cm
(E) kiri partikel A sejauh 3 cm

11. Partikel bermuatan A, B, dan C diletakkan Pernyataan yang benar adalah ….


segaris seperti gambar berikut. (A) Gaya horizontal yang dialami partikel A
lebih besar daripada partikel C
(B) Gaya horizontal yang dialami partikel A
lebih besar daripada partikel B
Apabila partikel A dan B mengalami (C) Besar gaya vertikal yang dialami
resultan gaya nol, maka besarnya muatan partikel A sama dengan partikel C
partikel B adalah …. (D) Gaya vertikal yang dialami partikel B
(A) -1/2 C adalah yang terbesar di antara ketiga
(B) -1/3 C partikel
(C) -1/4 C
(D) -1/9 C

124
(E) Besar gaya horizontal yang dialami
partikel A sama dengan partikel C tetapi
arahnya berlawanan

14. Sebuah pompa memiliki daya 3 W dan


tegangan 12 V. Hambatan yang dimiliki
pompa tersebut adalah ….
(A) 3 Ω
(B) 6 Ω (C)
(C) 12 Ω
(D) 24 Ω
(E) 48 Ω

15. Pada gambar berikut, setiap lampu memiliki


spesifikasi yang sama.

(D)

Lampu yang menyala paling terang adalah


(E)
….
(A) A
17. Pada rangkaian berikut, setiap sumber
(B) B
tegangan memiliki hambatan dalam 2 Ω.
(C) C
(D) D
(E) E

16. Adi hanya memiliki resistor 3 Ω. Dia ingin


mendapatkan hambatan 2 Ω. Rangkaian
yang sesuai adalah ….
Arus listrik yang terukur pada amperemeter
adalah ….
(A) 2 A
(B) 2,5 A
(C) 3 A
(D) 5 A
(E) 10 A

18. Pada rangkaian berikut, setiap sumber


(A)
tegangan memiliki hambatan dalam 2 Ω.

(B)
Beda tegangan antara titik A dan titik B (E) kapasitor 4 mF menyimpan muatan
adalah …. paling besar
(A) 2 V
(B) 2,5 V 20. Perhatikan rangkaian berikut.
(C) 3 V
(D) 5 V
(E) 10 V

19. Kapasitor 1 mF, 2 mF, dan 4 mF dirangkai


secara seri dan ujung-ujungnya memiliki
beda potensial 3,5 V. Pernyataan yang
benar adalah …. Arus listrik yang mengalir pada hambatan 3
(A) kapasitor 1 mF menyimpan muatan Ω adalah ….
paling besar (A) 1 A
(B) kapasitor 2 mF dialiri arus paling besar (B) 0,5 A
(C) kapasitor 4 mF memiliki tegangan (C) 0,33 A
paling besar (D) 0,25 A
(D) kapasitor 1 mF menyimpan energi (E) 0,2 A
paling besar

126
MEDAN MAGNET DAN LISTRIK

Arah Medan Arah Medan Listrik


Muatan positif memiliki medan listrik yang
mengarah ke luar, sedangkan muatan negatif
memiliki medan listrik yang mengarah ke dalam.
Sehingga, medan listrik selalu mengarah dari
positif ke negatif.

Arah Medan Magnet


Medan magnet mengarah dari utara ke selatan.

Arah Medan Magnet Akibat Listrik


Arus listrik yang melewati kawat akan
mengakibatkan medan magnet yang arahnya
mengikuti kaidah tangan kanan di mana ibu jari
adalah arah arus listrik dan jari lain yang
menggenggam merupakan arah medan magnet.

Hukum Biot- Menyatakan besarnya medan magnet akibat dari aliran listrik pada kawat. Secara
Savart umum, ukum Biot-Savart dirumuskan

𝜇0 𝐼 sin 𝜃 𝑑𝑙
𝑑𝐵 =
4𝜋 𝑎2

di mana 𝑑𝐵 adalah faksi medan magnet (Wb)


𝜇0 adalah permeabilitas ruang hampa (4𝜋 × 10−7 Wb A-1m-1)
𝐼 adalah kuat arus (A)
𝑑𝑙 adalah faksi panjang kawat (m)
𝜃 adalah sudut yang dibentuk 𝑑𝑙 dengan garis yang melalui titik
𝑎 adalah jarak 𝑑𝑙 dengan titik (m)

Kawat Lurus

Titik berjarak 𝑎 dari kawat berarus sepanjang 𝑙 akan membentuk sudut


𝜃1 dan 𝜃2 bila ditarik garis ke ujung-ujungnya. Besar medan magnet
yang dialami titik ini dapat diturunkan dari rumus Biot-Savart:

𝜇0 𝐼
𝐵= (cos 𝜃1 − cos 𝜃2 )
4𝜋𝑎
Apabila kawat sangat panjang, maka dapat dianggap panjangnya tak
hingga. Maka 𝜃1 bernilai 0° sedangkan 𝜃2 bernilai 180° sehingga:

𝜇0 𝐼
𝐵=
2𝜋𝑎

Kawat Melingkar
Apabila kawat melingkar dialiri arus listrik, maka titik
yang berjarak X dari pusat lingkaran tegak lurus
dengan bidang lingkaran mengalami medan magnet
sebesar

𝜇0 𝐼𝑟 sin 𝜃
𝐵=
2𝑎2

Solenoida
Solenoida adalah kumparan kawat yang dililit rapat dengan panjang kumparan lebih
besar dibandingkan diameter kumparan.

Medan magnet di pusat (titik Medan magnet di tepi (titik


O): P):

𝜇0 𝐼𝑁 𝜇0 𝐼𝑁
𝐵= 𝐵=
𝐿 2𝐿

Toroida
Toroida merupakan solenoida yang dilengkungkan
sehingga membentuk lingkaran. Besarnya medan
magnet di pusat toroida berjari-jari 𝑟 (titik P):

𝜇0 𝐼𝑟 sin 𝜃
𝐵=
2𝜋𝑟

128
Gaya
Lorentz

Apabila suatu kawat di dalam daerah medan magnet dialiri listrik, maka akan timbul
gaya yang disebut gaya Lorentz. Gaya ini menimbulkan terjadinya gerakan pada kawat
berarus di dalam medan magnet. Kita sepakati bahwa tanda × menunjukkan arah
masuk bidang menjauhi pembaca sedangkan tanda • mengarah ke pembaca.

𝐹 = 𝐵𝐼𝐿 sin 𝜃

di mana 𝐵 adalah medan magnet


𝐼 adalah arus listrik
𝐿 adalah panjang kawat
𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara 𝐵 dan 𝐼

Arah gaya Lorentz mengikuti kaidah tangan kanan.

Hubungan Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ketika kawat dialiri arus listrik, maka akan
Dua Kawat terbentuk medan magnet di sekitar kawat. Apabila ada kawat berarus lain di sekitarnya,
Berarus maka kawat tersebut akan terimbas medan magnet dan menyebabkan gaya Lorentz.

Sebatang kawat dialiri Apabila diletakkan kawat Kawat kedua


listrik menyebabkan berarus di daerah medan menyebabkan medan
medan magnet di tersebut, maka kawat yang mengarah ke dalam
sekitarnya. Di sebelah tersebut mengalami gaya sehingga terjadi gaya
kanan, medan magnet Lorentz. Lorentz pada kawat
mengarah ke dalam. pertama.

Sederhananya, apabila dua kawat dialiri arus dengan arah yang sama, maka kedua
kawat tolak menolak sedangkan bila arah arusnya berlawanan, maka kedua kawat tarik
menarik.
Dua kawat dialiri listrik dengan arah Dua kawat tarik menarik bila arah arusnya
yang sama akan tolak menolak: berlawanan:

Anggap kedua kawat memiliki panjang yang sama yaitu 𝐿 dan dialiri arus yang berbeda
yaitu 𝐼1 dan 𝐼2 . Kedua kawat berjarak 𝑎 satu sama lain. Gaya yang terjadi di antara
kedua kawat dapat ditentukan dengan mensubstitusikan persamaan medan magnet
Biot-Savart kawat lurus ke dalam gaya Lorentz.
𝜇0 𝐼1 𝐼2 𝐿
𝐹=
2𝜋𝑎

Gaya pada Apabila partikel bermuatan bergerak di dalam area medan magnet dengan kecepatan
Partikel 𝑣, maka partikel tersebut mengalami gaya yang besarnya
Bermuatan 𝐹 = 𝐵𝑞𝑣 sin 𝜃

di mana 𝐵 adalah medan magnet


𝑞 adalah muatan partikel
𝑣 adalah kecepatan partikel
𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara 𝐵 dan 𝑣

Arah gaya mengikuti kaidah tangan kanan apabila partikel bermuatan positif dan
mengikuti tangan kiri apabila partikel bermuatan negatif.

𝐹 𝐹

𝑣 𝑣
𝐵 𝐵

Muatan negatif Muatan positif

Apabila muatan bergerak dengan arah tegak lurus dengan medan magnet, maka gaya
akan berperan sebagai gaya sentripetal sehingga muatan bergerak melingkar.

Maka berlaku rumus gaya


sentripetal
𝑚𝑣 2
𝐹=
𝑅
sehingga
𝑚𝑣 2
𝑅=
𝐹

130
RELATIVITAS KHUSUS

Teori Teori relativitas Einstein dibagi menjadi dua, yaitu teori relativitas khusus dan teori
Relativitas relativitas umum.
Einstein

Relativitas Khusus
Relativitas khusus merupakan teori mengenai hubungan ruang dan waktu. Terdapat
dua postulat dalam teori relativitas khusus:
1. hukum-hukum fisika berlaku dengan bentuk yang sama dalam semua kerangka
acuan inersia;
2. laju cahaya dalam ruang hampa bernilai sama untuk semua pengamat, tanpa perlu
memerhatikan gerakan cahaya maupun pengamat.

Relativitas Umum
Relativitas umum merupakan lanjutan teori relativitas khusus. Teori ini menjelaskan
bahwa gravitasi bukanlah suatu gaya, melainkan manifestasi kelengkungan ruang-
waktu. Jadi, benda jatuh bebas bukan karena gaya gravitasi, melainkan memang karena
kecenderungan benda akan bergerak seperti itu bila dibiarkan.

Kecepatan
Relatif

Pada kasus di atas, benda A dan B bergerak berlawanan arah masing-masing dengan
kecepatan cahaya 𝑐. Apabila kita menggunakan teori klasik, maka kecepatan relatif
benda A terhadap benda B adalah 2𝑐, begitu juga kecepatan relatif benda B terhadap
benda A.

𝑣𝐴𝐵 = 𝑣𝐴 − 𝑣𝐵 = 𝑐 − (−𝑐) = 2𝑐

Namun, berdasarkan teori relativitas khusus, hel tersebut tidak mungkin terjadi.
Kecepatan relatif benda A terhadap benda B tetaplah 𝑐, begitu juga kecepatan relatif
benda B terhadap benda A. Hal ini dikarenakan kecepatan cahaya 𝑐 merupakan
kecepatan maksimum di alam semesta ini. Kecepatan relatif benda A terhadap benda B
dalam relativitas khusus dirumuskan

𝑣𝐴 − 𝑣𝐵
𝑣𝐴𝐵 = 𝑣 𝑣
1 − 𝐴 2𝐵
𝑐

Bila kita masukkan kasus pada gambar ke dalam persamaan, maka diperoleh

𝑐 − (−𝑐) 2𝑐
𝑣𝐴𝐵 = = =𝑐
𝑐(−𝑐) 2
1−
𝑐2
Massa Apabila benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, massa benda tersebut akan
Relativistik terasa berbeda oleh pengamat yang diam. Misalnya, sebuah benda bermassa 𝑚
bergerak mendekati kecepatan cahaya. Kita yang diam akan mengamati bahwa benda
tersebut tidak memiliki massa 𝑚, melainkan 𝑚′ di mana

𝑚′ = 𝛾𝑚

dan

1
𝛾=
2
√1 − 𝑣2
𝑐
sehingga
𝑚
𝑚′ =
2
√1 − 𝑣 2
𝑐

Kontraksi Ketika benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, dimensi panjang benda yang
Lorentz searah dengan arah gerak akan menyusut berdasarkan pengamatan pengamat diam.
Panjang benda yang 𝑙 akan teramati menyusut menjadi 𝑙′.

𝑙 𝑣2
𝑙′ = = 𝑙 √1 − 2
𝛾 𝑐

Dengan menggabungkan massa relativistik dan kontraksi Lorenz, maka benda yang
bergerak dengan kecepatan cahaya akan memiliki massa jenis yang mendekati tak
hingga berdasarkan pengamat diam.

Perlu dipahami bahwa kontraksi Lorentz hanya terjadi pada bagian yang sejajar dengan
arah gerak benda. Ketika benda miring bergerak mendekati kecepatan cahaya ke arah
sumbu 𝑥, maka komponen 𝑥-nya saja yang mengalami kontraksi. Bagian yang tegak
lurus sama sekali tidak mengalami kontraksi.

Dilatasi A dan B akan melakukan percobaan. A akan diam di bumi dan B meluncur ke luar
Waktu angkasa dengan laju mendekati kecepatan cahaya. Keduanya menggunakan
stopwatch. Sesaat setelah B meluncur, keduanya menyalakan stopwatchnya
bersamaan. B akan bergerak di luar angkasa pada waktu yang cukup lama, kemudian
kembali ke bumi. Tepat saat B berhenti, keduanya mematikan stopwatch mereka.

132
Seharusnya, kedua stopwatch menunjukkan waktu yang sama. Namun, relativitas
khusus akan membuat hasil stopwatch A dan B seperti ini:

Inilah yang disebut dilatasi waktu. B yang bergerak mendekati kecepatan cahaya
memiliki waktu yang lebih lambat dibandingkan A yang merupakan pengamat diam. B
merasa telah menghabiskan waktu selama 𝑡, tetapi bagi A yang diam, waktu yang
dihabiskan B adalah sebesar 𝑡′. Hubungan antara 𝑡 dan 𝑡′ adalah

𝑡
𝑡 ′ = 𝛾𝑡 =
2
√1 − 𝑣2
𝑐
MEKANIKA KUANTUM

Radiasi Radiasi yang terpancar dari permukaan dengan luas A dan bersuhu T dirumuskan dengan
Benda
Hitam 𝑃 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4

di mana
e = emisivitas (0 ≤ e ≤ 1), benda hitam sempurna e = 1, benda putih sempurna e = 0
σ = konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
T = suhu mutlak benda (K)
A = luas permukaan (m2)
t = waktu (s)

Intensitas radiasi merupakan radiasi yang dipancarkan setiap satuan luas pada jarak
tertentu. Misalkan benda yang memancarkan radiasi merupakan bola, maka intensitas
radiasi di permukaan bola adalah

𝐼 = 𝑒𝜎𝑇 4

Energi radiasi, seperti energi lainnya merupakan daya yang dihasilkan selama waktu
tertentu, sehingga

𝐸 = 𝑃𝑡 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4

Pergeseran Ketika suatu benda dipanaskan, maka benda akan berpendar dan memancarkan sinar.
Wien Berdasarkan hukum pergeseran Wien, perubahan suhu benda menyebabkan perubahan
panjang gelombang pada intensitas maksimum yang dipancarkan benda tersebut.
Hubungan antara panjang gelombang pada intensitas maksimum (𝜆𝑚 ) terhadap suhu
adalah

𝑐
𝜆𝑚 =
𝑇

di mana
𝜆𝑚 = panjang gelombang (m)
𝑇 = suhu mutlak benda (K)
𝑐 = konstanta Wien = 2,989 × 10-3 m.K

Teori Energi dipancarkan atau diserap tidak secara kontinu tetapi secara diskrit. Tiap satuan
Kuantum diskrit disebut foton atau kuanta. Energi yang dimiliki sejumlah 𝑛 foton dengan frekuensi
Max gelombang 𝑓 dinyatakan dengan
Planck
𝐸 = 𝑛ℎ𝑓
di mana
𝑛 = bilangan bulat positif (1,2,3,….)
𝑓 = frekuensi (Hz)
ℎ = konstanta Planck = 6,63 x 10-34 J.s

134
Efek Cahaya merambat dalam bentuk paket-paket energi yang disebut foton yang dapat
Fotolistrik berperilaku seperti partikel. Ketika foton menumbuk permukaan logam energinya akan
diserap oleh elektron pada logam, dan jika energi foton lebih besar daripada energi
ambangnya, elektron akan lepas dari logam. Elektron yang terlepas akan bergerak
dengan energi kinetik tertentu. Hal ini yang disebut sebagai efek fotolostrik. Secara
matematis, energi kinetik maksimum elektron dapat diltuliskan sebagai:

𝐸𝑘𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐸 − 𝐸0 = ℎ𝑓 − 𝐸0

di mana
𝐸𝑘𝑚𝑎𝑘𝑠 = energi kinetik maksimum elektron
E = energi foton
𝐸0 = energi ambang logam atau fungsi kerja
𝑓 = frekuensi (Hz)
ℎ = konstanta Planck = 6,63 x 10-34 J.s

Efek Yaitu peristiwa terhamburnya sinar-X akibat tumbukan dengan elektron. Panjang
Compton gelombang sinar-X yang terhambur menjadi lebih besar dari sebelum tumbukan. Foton
memiliki momentum yang besarnya


𝑝=
𝜆

Dari hukum kekekalan momentum serta kekekalan energi, panjang gelombang pada
hamburan Compton adalah


𝜆′ = 𝜆 + (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐
𝜆 = panjang gelombang foton sebelum tumbukan
𝜆’ = panjang gelombang foton setelah tumbukan
ℎ = tetapan Planck
𝑚 = massa elektron
𝑐 = kecepatan cahaya dalam vakum
𝜃 = sudut hamburan foton tehadap arah semula

Panjang De Broglie beranggapan bahwa cahaya/foton punya sifat sebagai partikel, maka
Gelombang sebaliknya partikel juga punya sifat sebagai gelombang. Secara matematis panjang
de Broglie gelombang suatu partikel bermassa 𝑚 yang bergerak dengan kecepatan 𝑣 adalah


𝜆=
𝑚𝑣
PROSET 11

1. Sebuah kawat lurus memanjang dari (E)


𝐵√1+𝜋2
𝑎
koordinat (0,0) hingga koordinat (4,0) dan
dialiri listrik.Beberapa partikel diletakkan di
4. Kawat berikut dihubungkan dengan sumber
titik yang berbeda. Titik yang mengalami
tegangan 1,5 V dan berada di daerah
medan magnet paling besar adalah ….
bermedan magnet sebesar 0,1 T yang
(A) (-1,0)
mengarah ke dalam bidang.
(B) (0,3)
(C) (2,3)
(D) (3,3)
(E) (0,2)

2. Sebua kawat memanjang sepanjang sumbu


y. Kawat dialiri arus yang mengarah ke
Apabila hambatan kawat adalah 0,5 Ω dan
sumbu y negatif. Vektor satuan medan
panjang kawat L = 20 cm, maka kawat
magnet yang terjadi di koordinat (1,1,-1)
mendapatkan gaya sebesar ….
adalah ….
1 1 (A) 0,02 N
(A) √2𝑖̂ + √2𝑘̂
2 2 (B) 0,03 N
1 1
(B) − √2𝑖̂ − √2𝑘̂ (C) 0,06 N
2 2
1 1
(C) − √2𝑖̂ + √2𝑗̂ (D) 0,08 N
2 2
1 1 1
(D) √3𝑖̂ + √3𝑗̂ + √3𝑘̂ (E) 0,09 N
3 3 3
1 1 1
(E)
3
√3𝑖̂ + 3 √3𝑗̂ − 3 √3𝑘̂
5. Partikel bermuatan -2 C bergerak di daerah
bermedan magnet 0,25 T.
3. Sebuah kawat dialiri listrik sehingga titik A
mengalami medan magnet sebesar B.

Apabila partikel bergerak dengan


kecepatan 6 m/s ke kanan dan medan
magnet mengarah ke dalam bidang, maka
gaya yang diterima partikel tersebut adalah
….
(A) 0,3 N ke atas

Apabila ujung-ujung kawat dihubungkan (B) 3 N ke bawah

sehingga kawat melingkar dengan titik A (C) 3 N ke atas

menjadi pusatnya, maka medan magnet di (D) 30 N ke bawah

titik A menjadi …. (E) 30 N ke atas


𝜋𝐵
(A)
𝑎 √1+𝜋2
6. Sebuah partikel bermuatan +4 C berada di
𝐵
(B) daerah bermedan listrik 12 N/C dan medan
𝑎 √1+𝑎2
𝐵
(C) magnet 0,2 T seperti pada gambar.
𝜋√1+𝑎2
𝐵√1+𝜋2
(D)
𝑎𝜋

136
Agar resultan gaya yang bekerja pada
partikel nol, maka partikel harus bergerak
….
(A) ke luar bidang dengan kecepatan 6 m/s
(B) ke dalam bidang dengan kecepatan 6
m/s
(C) ke luar bidang dengan kecepatan 12
m/s Bila layang-layang bergerak searah BD
(D) ke dalam bidang dengan kecepatan 60 mendekati kecepatan cahaya tetapi tidak
m/s mencapai kecepatan cahaya, maka dimensi
(E) ke luar bidang dengan kecepatan 60 yang mungkin terlihat oleh pengamat diam
m/s adalah ….
(A) AB = AD
7. Sebuah lidi bermassa 7,5 g digerakkan (B) AC = BD
dengan kecepatan 0,5 c sejajar dengan (C) AB = AC
1
dimensi panjangnya. Bila panjang diam lidi (D) AB = AC
2
adalah 10 cm, maka massa jenis lidi ketika (E) AD = BD
bergerak adalah ….
(A) 0,05 kg/m 10. Sebuah partikel memiliki umur 1 ms.
(B) 0,075 kg/m Namun, partikel tersebut belum lenyap
(C) 0,1 kg/m setelah bergerak selama 2,5 ms dari
(D) 0,125 kg/m sumber penghasilnya. Kemungkinan
(E) 0,15 kg/m partikel tersebut bergerak dengan
kecepatan ….
8. Ariel, seorang alien yang berada di dalam (A) kurang dari 0,3c
UFO menaiki elevator di dalam UFO (B) 0,3c
tersebut sehingga dia bergerak secara (C) 0,6c
vertikal dengan menempuh lintasan sejauh (D) 0,9c
10 m. Bila UFO bergerak secara horizontal (E) lebih dari 0,9c
dengan kecepatan 0,8c, maka panjang
lintasan elevator tersebut berdasarkan 11. Dua UFO awalnya berada di titik yang sama.
pengamat diam adalah …. Kemudian, keduanya melaju bersamaan
(A) 6 m dengan arah yang berlawanan. UFO A
(B) 8 m melaju dengan kecepatan 0,5c sedangkan
(C) 10 m UFO B melaju dengan kecepatan 0,75c.
(D) 12,5 m Kecepatan relatif UFO B terhadap UFO A
(E) 16,7 m adalah ….
(A) 0,7c
9. Layang-layang berikut memiliki ∠ABC 90 o
(B) 0,75c
dan AC < BD. (C) 0,8c
(D) 0,9c
(E) c
12. Sebuah partikel bermassa 1 gram melaju Apabila setiap elektron memiliki fungsi kerja
dengan kecepatan 0,8c. Bila c = 3 × 108 2 × 10−17 J, maka elektron mulai akan
m/s, maka momentum relativistik partikel terlepas setelah ….
tersebut menjadi …. (A) 20 detik
(A) 1,2 × 10 12
kg.m/s (B) 25 detik
(B) 1,2 × 10 13
kg.m/s (C) 28 detik
(C) 1,2 × 1014 kg.m/s (D) 30 detik
(D) 1,2 × 1015 kg.m/s (E) 32 detik
(E) 1,2 × 1016 kg.m/s
17. Elektron bergerak melalui beda potensial 8
13. Sebuah partikel memiliki energi diam kV sehingga menumbuk logam di dalam
sebesar E. Ketika partikel bergerak dengan tabung sinar-X sehingga memancarkan
kecepatan 0,8c, partikel tersebut memiliki sebanyak 𝑛 foton sinar X. Bila muatan
energi kinetik sebesar …. elektron adalah 𝑒, sinar X yang terpancar
(A) 0,33E akan memiliki frekuensi gelombang
(B) 0,60E maksimum sebesar ….
8000𝑒
(C) 0,67E (A)

(D) 0,80E (B)
8000ℎ
𝑒
(E) 1,25E 8000𝑛𝑒
(C)

8000𝑒
(D)
14. Berdasarkan hukum pergeseran Wien, 𝑛ℎ
8000𝑛ℎ
apabila bola logam dipanaskan terus (E)
𝑒
menerus, maka warnanya akan semakin
mendekati …. 18. Seberkas cahaya dengan panjang
(A) merah gelombang 600 nm mengenai permukaan
(B) jingga logam sehingga mengakibatkan efek
(C) kuning fotolistrik. Apabila fungsi kerja logam
(D) putih tersebut adalah 3 × 104 ℎ J, maka energi
(E) biru kinetik maksimum elektron yang terlepas
adalah …. (kecepatan cahaya 3 × 108 m/s,
15. Sebuah laser memiliki panjang gelombang ℎ konstanta Planck)
300 nm. Penembakan laser tersebut (A) 1 × 104 ℎ J
memakan daya listrik sebesar 331,5 W (B) 2 × 104 ℎ J
dengan efisiensi 40%. Banyaknya foton (C) 3 × 104 ℎ J
yang dipancarkan setiap detiknya adalah (D) 4 × 104 ℎ J
…. (E) 5 × 104 ℎ J
(A) 1,0 × 1020 foton/detik
(B) 1,5 × 1020 foton/detik 19. Sebuah foton mengenai sebuah elektron
(C) 2,0 × 10 20
foton/detik bermassa 𝑚 sehingga terhamburkan oleh
(D) 2,5 × 10 20
foton/detik efek Compton. Apabila selisih panjang
(E) 3,0 × 10 20
foton/detik gelombang sebelum dan setelah hamburan

adalah , maka sudutt hamburan tersebut
2𝑚𝑐
16. Laser pada nomor sebelumnya digunakan adalah ….
untuk menyinari permukaan kalsium. (A) 30o
Diasumsikan bahwa seiap satu foton (B) 37o
mengenai satu elektron setiap detiknya. (C) 45o

138
(D) 53o (A) 150 nm
(E) 60o (B) 200 nm
(C) 250 nm
20. Partikel bermassa 1,1 × 10 −32
gram yang (D) 280 nm
bergerak dengan kecepatan cahaya dapat (E) 300 nm
dianggap sebagai gelombang dengan
panjang gelombang …
PROSET 12
1. Dua partikel, yaitu partikel 1 dan partikel 2 3. Pada sistem berikut, m2 bergerak ke kanan
memiliki posisi awal yang sama dan dengan percepatan konstan sebesar 𝑎.
bergerak dengan kecepatan sesuai grafik Permukaan miring licin, sementara
berikut. permukaan datar m2 kasar dengan koefisien
gesek statis 𝜇𝑠 dan koefisien gesek kinetis
𝜇𝑘 .

Hubungan antara m1, m2, dan m3 yang tepat


adalah ….
𝑚2 𝜇𝑠 −𝑚1 sin 𝜃
Kesimpulan yang salah dari grafik tersebut (A) 𝑚3 =
𝑔−𝑎
𝑎 𝑎
adalah …. 𝑚1 (𝑔+sin 𝜃)+𝑚2 (𝑔+𝜇𝑘 )
(B) 𝑚3 = 𝑎
(A) jarak yang ditempuh kedua partikel 1−
𝑔
𝑚3 𝑔−𝑚1 sin 𝜃
berbeda (C) 𝑚2 =
𝜇𝑘
(B) perpindahan yang dialami kedua 𝑚3 𝑔+𝑚1 sin 𝜃
(D) 𝑚2 =
𝜇𝑠 𝑎
partikel sama 𝑚3 𝑔−𝑚2 𝜇𝑘
(E) 𝑚1 =
(C) kedua partikel kembali ke posisi awal 𝑎

(D) partikel 1 memiliki besar kelajuan


konstan setiap saat 4. Sebuah gelas yang berupa silinder tipis

(E) perpindahan maksimum kedua partikel menggelinding dengan laju rotasi awal 6

sama rad/s. Gelas tersebut bermassa 2 kg dan


berjari-jari 4 cm. Gelas mengalami
2. Benda 1 didorong dengan gaya F, perlambatan hingga laju rotasinya menjadi
sedemikian sehingga benda 2 yang 0 rad/s dan menempuh perpindahan
menempel di depan benda 1 ikut bergerak sebesar 7,2 m. Besarnya gaya gesek yang
tanpa tergelincir ke bawah. dialami gelas adalah ….
(A) 0,001 N
(B) 0,002 N
(C) 0,004 N
(D) 0,008 N
(E) 0,016 N
Apabila massa benda 1 adalah 12 kg
sedangkan massa benda 2 adalah 4 kg.
5. Tiga tali memiliki luas penampang sama
Besar F minimum adalah ….
dan modulus Young berbeda. Ketiga tali
(A) 40 N
memiliki panjang 𝑙. Perbandingan modulus
(B) 80 N
Young tali pertama, kedua, dan ketiga
(C) 120 N
adalah 1:2:3. Bila ketiga tali disambung dan
(D) 160 N
digantungi beban bermassa 𝑀, maka
(E) 200 N
pertambahan panjang total tali adalah

140
0,33𝑙. Pertambahan panjang tali kedua 9. Dua partikel yang terpisah sejauh 200 μm
adalah …. diamati menggunakan lup. Lup diposisikan
(A) 0,03𝑙 2 cm di atas partikel. Nemun, kedua partikel
(B) 0,06𝑙 baru tampak terpisah apabila jarak kedua
(C) 0,09𝑙 partikel pada bayangan yang terbentuk 1
(D) 0,15𝑙 mm. Oleh karena itu, lup didekatkan sejauh
(E) 0,18𝑙 8 mm. Panjang fokus lup tersebut adalah
….
6. Sebuah papan diletakkan di atas lantai es (A) 0,8 cm
tanpa gesekan. Panjang papan adalah 10 m (B) 1 cm
dengan massa 25 kg. Seseorang bermassa (C) 1,2 cm
50 kg berjalan dari ujung ke ujung papan (D) 1,6 cm
dalam waku 20 detik. Perpindahan yang
(E) 2 cm
ditempuhpapan tersebut adalah ….
20
(A) m 10. Piston dengan luas alas A berisi gas ideal
3
16
(B) m yang kondisinya terus berubah terhadap
3
(C)
14
m waktu sesuai table berikut.
3
10 Waktu Volume Tekanan Temperatur
(D) m (s) (L) (atm) (K)
3
5
(E) m 0 1 𝑎 300
3
1 𝑏 1,5 900
2 2 2 c
7. Sebuah kubus logam diletakkan di atas 3 1 2,5 1500
lantai panas bersuhu 100 oC. Kubus
tetrsebut memiliki panjang rusuk sebesar Besarnya 𝑎 dan 𝑏 berturut-turut adalah ….
10 cm. Permukaan atas kubus tersebut (A) 1 atm dan 2 L
memiliki suhu konstan 20 oC. Apabila (B) 2 atm dan 1 L
koefisien konduksi logam adalah 2,25 (C) 1,5 atm dan 2 L
W/m C, maka laju perpindahan panas pada
o
(D) 0,5 atm dan 1 L
kubus adalah …. (E) 0,5 atm dan 2 L
(A) 15 W
(B) 18 W 11. Gas pada soal nomor sebelumnya kembali
(C) 20 W ke keadaan semula setelah 4 detik. Daya
(D) 24 W rata-rata yang dilakukan piston selama
(E) 30 W siklus adalah ….
(A) 1,0 × 107 W
8. Makanan atau minuman panas apabila (B) 2,0 × 107 W
ditiup akan menjadi semakin dingin. Namun, (C) 2,5 × 107 W
bila dibiarkan tanpa ditiup, suhunya juga (D) 5,0 × 107 W
tetap berkurang. Kedua kasus berbeda (E) 10 × 107 W
dalam hal ….
(A) luas permukaan kontak 12. Gelombang tali merambat ke arah 𝑥 negatif
(B) koefisien konduksi makanan dan dengan kecepartan 𝑣 dan memiliki bilangan
minuman gelombang 𝑘. Beda fasa ketika (𝑥, 𝑡) = (0,1)
(C) koefisien konveksi dengan (𝑥, 𝑡) = (1,0) adalah ….
(D) konsentrasi uap air di udara (A) 𝑘(𝑣 − 1)
(E) pemuaian volumetrik udara (B) 𝑘(𝑣 + 1)
(C) 𝑘𝑣 − 1
(D) 𝑘𝑣 + 1 (E) 24 mA
(E) 𝑘 − 1

13. Partikel A bermuaan 4 μC berada di kanan 16. Positron memiliki muatan positif sebesar
partikel B yang bermuatan -9 μC sejauh 4 1,6 × 10−19 dan bergerak sepanjang sumbu
cm. Titik bermedan listrik nol memiliki 𝑥 dengan kecepatan 5 × 105 m/s. Elektron
posisi di …. bergerak melewati medan magnet 4 T
(A) 2 cm di kiri partikel A sesuai gambar berikut.
(B) 1 cm di kiri partikel A
(C) 2 cm di kanan partikel A
(D) 4 cm di kanan partikel A
(E) 8 cm di kanan partikel A

14. Tiga buah kapasitor disusun seri dalam


rangkaian sesuai gambar berikut.
Besar dan arah gaya Lorentz yang bekerja
terhadap elektron adalah ….
(A) 3,2 × 10−14 N ke atas
(B) 3,2 × 10−14 N ke bawah
Total muatan tersimpan dalam kapasitor
adalah …. (C) 3,2 × 10−13 N ke atas
(A) 1 C (D) 3,2 × 10−13 N ke bawah
(B) 2 C (E) 3,2 × 10−12 N ke atas
(C) 3 C
(D) 4 C 17. Sebuah balok tenggelam 50% bagiannya di

(E) 5 C dalam air. Kemudian, pada wadah dituangi


minyak sehingga seluruh bagian balok tepat
15. Perhatikan dua kawat melingkar yang tergenangi oleh minyak (minyak berada di
sepusat berikut. atas air). Massa jenis minyak adalah
setengah dari massa jenis air. Kesimpulan
yang benar adalah ….
(1) balok bergerak turun dari posisi
awalnya
(2) tekanan total yang dialami permukaan
bawah kubus berbeda antara sebelum
dan setelah penambahan minyak
(3) besarnya gaya apung oleh minyak sama
Lingkaran kecil memiliki jari-jari 2 cm
dengan besarnya gaya apung oleh air
sedangkan kawat besar berari-jari 6 cm.
(4) balok naik dari posisi awalnya
Kedua lingkaran dialiri arus listrik yang
(A) 1, 2, dan 3 saja
berlawanan arah sedemikian sehingga
(B) 1 dan 3 saja
medan magnet di pusat lingkaran nol.
Apabila arus listrik lingkaran kecil adalah 6 (C) 2 dan 4 saja
mA, maka besarnya arus yang dialirkan (D) 4 saja
pada lingkaran besar adalah …. (E) semua benar
(A) 2 mA
(B) 6 mA 18. Air mengalir dengan laju alir 30 liter per
(C) 12 mA menit melalui sebuah lubang kebocoran di
(D) 18 mA dasar tangki seluas 0,1 cm2. Agar aliran
142
tersebut konstan, ketinggian permukaan air (D) memancarkan cahaya dengan panjang
𝑘
di dalam tangki harus dijaga konstan pada gelombang maksimum m
250
ketinggian …. (E) memancarkan cahaya dengan berbagai
(A) 12,5 mm panjang gelombang, tetapi yang
(B) 25 mm 𝑘
intensitasnya maksimum m
250
(C) 50 mm
(D) 80 mm
20. Superman menendang bola hingga bola
(E) 125 mm
bergerak mendekati kecepatan cahaya.
Semut yang menempel di bola akan melihat
19. Apabila 𝑘 merupakan tetapan pergeseran
bola tersebut mengalami perubahan
Wien dengan satuan m°C, maka pernyataan
bentuk.
yang benar mengenai logam dengan
SEBAB
temperatur 523 K adalah ….
Jari-jari bola yang bergerak mendekati
(A) memancarkan cahaya dengan panjang
kecepatan cahaya akan terlihat menyusut
𝑘
gelombang m saja oleh pengamat diam.
523
(B) memancarkan cahaya dengan panjang (A) Pernyataan benar, sebab benar, ada
gelombang maksimum
𝑘
m hubungan sebab akibat
523
(C) memancarkan cahaya dengan berbagai (B) Pernyataan benar, sebab benar, tidak
panjang gelombang, tetapi yang ada hubungan sebab akibat
𝑘 (C) Pernyataan benar, sebab salah
intensitasnya maksimum m
523
(D) Pernyataan salah, sebab benar
(E) Pernyataan salah, sebab salah

Anda mungkin juga menyukai