A. URAIAN MATERI:
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap
saat terhadap titik acuannya (titik asalnya). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus
atau melengkung, jika lintasan berubahnya kedudukan dari titik asalnya berbentuk
garis lurus atau melengkung. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak tanpa
mengindahkan penyebabnya, sedangkan dinamika adalah ilmu yang mempelajari
gerak dan gaya-gaya penyebabnya. Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang
dapat menyebabkan perubahan posisi, kecepatan, dan bentuk suatu benda.
Jarak adalah merupakan panjang lintasan (jarak) yang ditempuh oleh benda
sepanjang gerakannya. Jarak merupakan besaran skalar karena hanya memiliki nilai
dan tidak memiliki arah. Perpindahan yaitu perubahan posisi suatu benda dari posisi
awal (acuan) ke posisi akhirnya (tujuannya). Perpindahan merupakan besaran vektor
karena memiliki nilai dan arah.
Sebagai contoh jika kita bergerak dari bandara menuju Kampus BP2IP tercinta ini, kita
akan berkendara menempuh jarak (lintasan biru) menurut jalan yang ada meskipun
jalan tersebut berliku-liku dan terkesan muter-muter, dan kita tidak berjalan lurus
menempuh perpindahan (lintasan hitam putus-putus) melewati persawahan sebagai
jalan pintas terdekat. Garis lurus atau jarak terdekat yang menghubungkan posisi awal
dan posisi akhir (tujuan) disebut perpindahan. Satuan besaran jarak maupun
perpindahan adalah meter, kilometer atau mil.
jarak tempuh
Kelajuan =
waktu tempuh
Atau
𝑠
𝑣=
𝑡
2 m/s ke timur
perpindahan
Kecepatan =
waktu tempuh
Atau
𝑠⃗
𝑣⃗=
𝑡
Perlajuan adalah perubahan kelajuan benda dalam satu satuan waktu. Perlajuan
dapat diperoleh dengan rumus,
perubahan kelajuan
Perlajuan =
selang waktu
dengan:
𝑎⃗ = percepatan (m/s2)
∆𝑣⃗ = perubahan kecepatan (m/s)
∆𝑡 = selang waktu (s)
𝑣⃗𝑡 = kecepatan akhir (m/s)
𝑣⃗𝑜 = kecepatan awal (m/s)
t = waktu (s)
Berdasarkan lintasannya gerak dapat dibagi menjadi gerak lurus, gerak melingkar,
gerak parabola dan sebagainya.
Untuk mempermudah pembahasan gerak lurus kita bagi menjadi Gerak Lurus
Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), sedangkan untuk
gerak melingkar akan kita pelajari pada bab selanjutnya.
Gerak lurus beraturan adalah gerak dengan lintasan lurus serta kecepatannya selalu
tetap. Pada GLB tidak ada percepatan (𝑎 = 0). Dalam hal gerak lurus kelajuan sama
dengan kecepatan, karena partikel bergerak satu arah saja. Pada Gerak Lurus
Beraturan (GLB) berlaku rumus :
𝑠 = 𝑣. 𝑡
Contoh:
Sebuah kapal bergerak lurus dengan kecepatan rata-rata 40 m/s selama 5 s, hitunglah
jarak tempuh kapal!
Penyelesaian:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
𝑠 =𝑣×𝑡
𝑚
= 40 × 5𝑠 = 200 𝑚
𝑠
jadi jarak tempuh total adalah 200 m.
Kecepatan Rata-Rata (𝒗 ̅)
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan total yang ditempuh oleh suatu benda yang
bergerak dibagi dengan waktu total yang diperlukan untuk gerak tersebut. Kecepatan
rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
∆𝑥 (𝑥2 − 𝑥1 )
𝑣̅ = =
∆𝑡 (𝑡2 − 𝑡1 )
Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat, adalah kecepatan suatu benda yang bergerak pada suatu saat
tertentu, dengan interval waktu Δt diambil sangat singkat/mendekati nol, secara
matematis ditulis sebagai berikut:
∆𝑥 𝑑𝑥
𝑣 = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
6
5 ∆𝑥
4 𝛼
3 ∆𝑡
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu, t (s)
Bila sebuah benda bergerak lurus mengalami perubahan kecepatan yang tetap untuk
selang waktu yang sama, maka dikatakan bahwa benda tersebut mengalami Gerak
Lurus Berubah Beraturan. Dapat dikatakan bahwa benda memiliki percepatan tetap.
Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat.
Walau besar percepatan suatu benda selalu konstan, tetapi jika arah percepatan
berubah maka percepatan benda dikatakan tidak konstan. ada dua macam perubahan
kecepatan:
Percepatan positif bila 𝑎 > 0
Percepatan negatif/Perlambatan bila 𝑎 < 0
Gambar 3.3 Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (a) grafik GLBB dipercepat dengan
kecepatan awal nol, (b) grafik GLBB dipercepat dengan kecepatan awal 𝑣0 , grafik GLBB
diperlambat dengan kecepatan awal nol
Pada GLBB yang dipercepat kecepatan benda semakin lama semakin bertambah
besar. Sehingga grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) pada GLBB yang dipercepat
berbentuk garis lurus condong ke atas dengan gradien yang tetap. Jika benda
melakukan GLBB yang dipercepat dari keadaaan diam (kecepatan awal =Vo = 0),
maka grafik v-t condong ke atas melalui O(0,0).
Grafik kecepatan vs waktu untuk GLBB
(percepatan tetap)
48
44
40
36
Kecepatan, v
32
28 ∆𝑣
24
20 𝛼
16 ∆𝑡
12
8
4
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu, t
Untuk mencari jarak yang ditempuh benda ketika bergerak lurus berubah beraturan,
langkah yang perlu dikerjakan adalah dengan mencari luasan daerah yang terarsir,
Jarak yang ditempuh (s) pada GLBB = luas daerah di bawah grafik v terhadap t.
𝑠 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
1
= (𝑣0 + 𝑣𝑡 ) 𝑡
2
1
= (𝑣0 + 𝑣0 + 𝑎𝑡) 𝑡
2
1
= (2𝑣0 + 𝑎𝑡) 2 𝑡
1
𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
Persamaan-Persamaan dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan
Simbol yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
𝑣𝑡 = kecepatan awal (𝑚/𝑠)
𝑣𝑜 = kecepatan awal (𝑚/𝑠)
𝑎 = percepatan (𝑚⁄𝑠 2 )
𝑡 = waktu (𝑠)
𝑠 = jarak tempuh (𝑚)
Ada empat persamaan umum GLBB yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan,
waktu dan perpindahan, yaitu:
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 ± 𝑎𝑡
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑠 = 𝑣̅ 𝑡 = ( )𝑡
2
1
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2
𝑣𝑡2 = 𝑣𝑜2 ± 2𝑎𝑠
Persamaan di atas menggunakan tanda (±) plus atau minus tergantung bagaimana
percepatan geraknya. Tanda (+) untuk percepatan positif (gerak dipercepat),
sedangkan tanda (-) untuk percepatan negatif (gerak diperlambat).
Contoh:
Sebuah mesin kapal dimatikan ketika bergerak pada laju 18 knot dan kapal berhenti
setelah 20 menit. Diasumsikan perlambatan kapal konstan (diperlambat beraturan).
Hitunglah perlambatan kapal (dalam m/s2) dan jarak tempuh kapal dalam nautical mile
sejak mesin mati!
Penyelesaian:
Satu Nautical Mile International adalah 1,852 km, dan satu knots adalah 1,852 km/jam.
Perlambatan diperoleh:
∆𝑣 𝑣𝑡 − 𝑣0
𝑎= =
∆𝑡 𝑡𝑡 − 𝑡0
0 − 18 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠
𝑎=
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
− 18 × 1,852 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
=
1200 𝑠
1852𝑚
−18 × 3600 𝑠
=
1200 𝑠
−18 × 1852 𝑚
=
3600 × 1200 𝑠
𝑎 = −0,00772 𝑚/𝑠
Jarak tempuh:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑠 = 𝑣̅ 𝑡 = ( )𝑡
2
18 + 0 20
= 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠 × 𝑗𝑎𝑚
2 60
18 𝑚𝑖𝑙𝑒𝑠 20
= × 𝑗𝑎𝑚
2 𝑗𝑎𝑚 60
= 3 𝑚𝑖𝑙𝑒𝑠
Contoh:
Sebuah benda jatuh dari keadaan diam. Hitunglah kecepatan setelah jatuh selama 4
detik dan jarak tempuh selama waktu tersebut!
Penyelesaian
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 + 𝑎𝑡
Dalam gerak vertikal a = g
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 + 𝑔𝑡
= 0 + 9,81 × 4
Kecepatan akhir vt= 39,24 m/s
1
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2
Dalam gerak vertikal s = h
1
ℎ = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑔𝑡 2
2
1
= 0 × 4 + × 9,81 × 42
2
dengan:
h = perubahan ketinggian setelah t sekon (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
t = waktu (s)
𝑣𝑡 = 𝑣0 − 𝑔𝑡
1
ℎ = 𝑣𝑜 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑣𝑡2 = 𝑣02 − 2𝑔ℎ
Karena gerak ini diperlambat maka pada suatu saat benda akan berhenti (vt = 0).
Ketika itu benda mencapai ketinggian maksimum.
Contoh:
Sebuah proyektil ditembakkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 300 m/s.
Hitunglah:
(i) kecepatannya setelah 20 s,
(ii) ketinggian diatas tanah setelah 20 s,
(iii) waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak ketinggian,
(iv) ketinggian maksimum yang dicapai, waktu tempuh total dari meninggalkan
tanah sampai kembali ke tanah.
Penyelesaian:
Kecepatan setelah 20 s,
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 − 𝑔𝑡
= 300 − (9,81 × 20)
Kecepatan pada detik ke-20 = 103,8 𝑚/𝑠
1
ℎ = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑔𝑡 2
2
1
= 300 × 20 + × 9,81 × 202
2
Ketinggian = 4.038 𝑚
0 = 300 − 9,81 × 𝑡
300
𝑡=
9,81
Waktu untuk mencapai ketinggian maksimum = 30,58 𝑠
Hukum I Newton
Dalam peristiwa sehari-hari kita sering menjumpai keadaan yang menunjukkan gejala
Hukum I Newton.
Sebagai contoh ketika kita naik kendaraan yang sedang melaju kencang, secara tiba-
tiba kendaraan tersebut terhenti, maka tubuh kita akan terlempar ke depan. Kasus lain
adalah ketika kita naik kereta api dalam keadaan diam, tiba-tiba melaju kencang maka
tubuh kita akan terdorong ke belakang. Keadaan tersebut disebut juga Hukum
Kelembaman. Jika resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda
sama dengan nol (ΣF = 0) , maka benda tersebut:
a. jika dalam keadaan diam akan tetap diam (v = 0), atau
b. jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan (v = constant).
Kesimpulan: sebuah benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan, jika tidak
ada gaya luar yang bekerja pada benda itu atau resultan gaya pada benda nol (ΣF =
0).
Hukum II Newton
Jika suatu benda mengalami tarikan atau dorongan oleh suatu gaya/resultan gaya
maka benda tersebut akan bergerak dipercepat atau diperlambat. Besarnya
percepatan a berbanding lurus dengan besarnya gaya F dan berbanding terbalik
dengan massa benda. Hukum ini dikenal sebagai hukum II Newton, dan secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Σ𝐹
𝑎=
𝑚
atau
Σ𝐹 = 𝑚. 𝑎
dengan:
ΣF = resultan gaya (Newton)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s)
3
̅𝑖 = 𝑚𝑎̅
∑𝐹
𝑖=1
𝐹1 + 𝐹2 − 𝐹3 = 𝑚𝑎
Kesimpulan:
a. Arah gerak benda = F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3
b. Arah gerak benda = F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - )
b. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku:
F1
F3
F2
m2
Gambar 3.8 Bekerja gaya yang horisontal
c. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut θ dengan arah mendatar
maka berlaku:
F cos θ = m . a
Contoh:
Kapal yang bermassa 50 tonnase ditarik olek tag boot dengan gaya 50.000 Newton
membentuk sudut 60° terhadap horisontal. Hitunglah percepatan kapal!
Penyelesaian:
𝐹 cos 𝜃 = 𝑚. 𝑎
Gambar 3.11 Pasangan gaya yang bekerja pada dua buah benda
yang melakukan kontak
Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. Gaya W 1 dan T1 Bukanlah
Pasangan Aksi - Reaksi, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris
kerja. Sedangkan yang merupakan Pasangan Aksi - Reaksi adalah gaya: T1 dan
T1’ . Demikian juga gaya T2 dan T2’ merupakan Pasangan Aksi - Reaksi.
a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadaan bergerak lurus beraturan:
T=m.g+m.a
T=m.g-m.a
Dua buah benda m1 dan m2 dihubungkan dengan katrol melalui sebuah tali yang
diikatkan pada ujung-ujungnya. Apabila massa tali diabaikan, m1 > m2 dan tali dengan
katrol tidak ada gaya gesekan, maka akan berlaku persamaan-persamaan sebagai
berikut:
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.
Tinjauan benda m1
T=m1.g-m1.a
Tinjauan benda m2
T=m2.g+m2.a
Karena gaya tegangan tali di mana-mana sama, maka dapat digabungkan menjadi:
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a. Oleh karena itu semua gaya
yang terjadi yang searah dengan arah gerak sistem diberi tanda Positif (+), yang
berlawanan diberi tanda Negatif (-).
ΣF = ma
w1 - T + T - T + T - w2 = (m1 + m2).a
Karena T di mana-mana besarnya sama maka T dapat dihilangkan.
w1 - w2 = (m1 + m2).a
(m1 - m2) . g = ( m1 + m2).a
(𝑚1 − 𝑚2 )
𝑎= 𝑔
(𝑚1 + 𝑚2 )
𝑎 = 𝑔 sin 𝜃
B. RANGKUMAN
1. Jarak adalah merupakan panjang lintasan (jarak) yang ditempuh oleh benda
sepanjang gerakannya. Jarak merupakan besaran skalar karena hanya
memiliki nilai dan tidak memiliki arah. Perpindahan yaitu perubahan posisi
suatu benda dari posisi awal (acuan) ke posisi akhirnya (tujuannya).
Perpindahan merupakan besaran vektor karena memiliki nilai dan arah.
2. Kelajuan dapat diperoleh dengan rumus:
jarak tempuh
Kelajuan =
waktu tempuh
3. Kecepatan dapat diperoleh dengan rumus:
perpindahan
Kecepatan =
waktu tempuh
4. Percepatan (a = acceleration) adalah perubahan kecepatan dalam satu satuan
waktu. Perlajuan merupakan besaran skalar sedangkan percepatan
merupakan besaran vektor. Percepatan secara matematis dapat dinyatakan
sebagai:
perubahan kecepatan
Percepatan =
selang waktu
5. Pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) berlaku rumus :
𝑠 = 𝑣. 𝑡
6. Kecepatan rata-rata adalah perpindahan total yang ditempuh oleh suatu benda
yang bergerak dibagi dengan waktu total yang diperlukan untuk gerak tersebut.
Kecepatan rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
∆𝑥 (𝑥2 − 𝑥1 )
𝑣̅ = =
∆𝑡 (𝑡2 − 𝑡1 )
7. Kecepatan sesaat, adalah kecepatan suatu benda yang bergerak pada suatu
saat tertentu, dengan interval waktu Δt diambil sangat singkat/mendekati nol,
secara matematis ditulis sebagai berikut:
∆𝑥 𝑑𝑥
𝑣 = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
8. Ada empat persamaan umum GLBB yang berkaitan dengan kecepatan,
percepatan, waktu dan perpindahan, yaitu:
𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 ± 𝑎𝑡
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑠 = 𝑣̅ 𝑡 = ( )𝑡
2
1
𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2
𝑣𝑡2 = 𝑣𝑜2 ± 2𝑎𝑠
9. Jika resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan nol (ΣF = 0) , maka benda tersebut:
c. jika dalam keadaan diam akan tetap diam (v = 0), atau
d. jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan (v = constant).
10. Hukum II Newton menyatakan jika suatu benda mengalami tarikan atau
dorongan oleh suatu gaya/resultan gaya maka benda tersebut akan bergerak
dipercepat atau diperlambat yang mana percepatan a berbanding lurus dengan
besarnya gaya F dan berbanding terbalik dengan massa benda. Hukum ini
dikenal sebagai hukum II Newton, dan secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
Σ𝐹
𝑎=
𝑚
C. TUGAS
1. Sebuah kapal telah bergerak selama 1,25 hari dengan kecepatan rata-rata 15
knot. Berapakah mil jarak yang telah ditempuh kapal tersebut?
2. Sebuah kapal dapat dipercepat dari 0 sampai 90 km/jam dalam 5 s. Berapa
percepatan rata-rata selama periode ini? [Jawaban : 5 m/s2]
3. Kapal yang bermassa 500 tonnase ditarik olek tag boot dengan gaya 500.000
Newton membentuk sudut 30° terhadap horisontal. Hitunglah percepatan
kapal!
4. Sebuah mesin kapal dimatikan ketika bergerak pada laju 10 knot dan kapal
berhenti setelah 10 menit. Diasumsikan perlambatan kapal konstan
(diperlambat beraturan). Hitunglah perlambatan kapal (dalam m/s 2) dan jarak
tempuh kapal dalam nautical mile sejak mesin mati!
D. TES FORMATIF
Soal Tes Formatif:
1. Sebuah kapal telah bergerak selama 1,5 hari dengan kecepatan rata-rata 30
knot. Berapakah jarak yang telah ditempuh kapal tersebut?
2. Dari sebuah menara yang tingginya 100 m dilepaskan suatu benda. Jika
percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2, hitunglah kecepatan benda pada saat
mencapai tanah!
3. Suatu benda bermassa 2 kg yang sedang bergerak, lajunya bertambah dari 1
m/s menjadi 5 m/s dalam waktu 2 detik bila padanya beraksi gaya yang searah
dengan gerak benda, maka berapa besar gaya tersebut?
4. Benda beratnya 98 Newton (g = 10 m/s2) diangkat dengan gaya vertikal ke atas
sebesar 100 Newton, maka percepatan yang dialami benda ....
5. Sebuah elevator yang massanya 1.500 kg diturunkan dengan percepatan 1
m/s2. Bila percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, hitunglah besarnya tegangan
pada kabel penggantung!
6. Sebuah kapal bergerak dari Jakarta menuju Singapura yang jaraknya 500 km.
Jika kecepatan kapal adalah 60 km/jam. Berapa waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak tersebut?
7. Kapal pesiar bergerak dengan kecepatan 20 m/s hingga seorang perwira jaga
melihat adanya gunung es yang jaraknya 200 m. Kemudian propeller diputar
balik hingga diperoleh perlambatan sebesar 2 m/s2. Bagaimana nasip kapal
menabrak atau selamat?
mil
𝑠 = 𝑣̅ . 𝑡 = 30 × 36 jam = 1.080 mil = 2.000,16 km
jam
2. Penyelesaian:
1
a = g = 10 m/s2 𝑠 = 𝑣𝑜 𝑡 ± 𝑎𝑡 2
2
1
h = 100 ℎ = 𝑣𝑜 𝑡 + 𝑔𝑡 2
m 2
1 2
ℎ = 0. 𝑡 + 𝑔𝑡
2
1 2
ℎ = 𝑔𝑡
2
2ℎ 2.100
𝑡=√ =√ = 4,47 s
𝑔 10
3. Penyelesaian:
∆𝑣 𝑣 −𝑣 5−1 m/s
Percepatan 𝑎 = ∆𝑡 = 2 𝑡 1 = 2 s = 2 m/s2
Berdasarkan hukum ke-2 Newton:
𝐹 = 𝑚. 𝑎 = 2 kg × 2 m⁄s2 = 4 kg. m⁄s2 = 4 Newton
4. Penyelesaian:
𝑤 98 𝑁
w = 98 Newton (g = 10 m/s2) => 𝑚 = 𝑔 = 10 𝑚/𝑠2 = 9,8 kg
Fkeatas = 100 Newton
Percepatan:
Σ𝐹 𝐹𝑘𝑒𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑤 100 𝑁 − 98 𝑁 2𝑁
𝑎= = = = = 0,204 m/s2
𝑚 𝑚 9,8 𝑘𝑔 9,8 𝑘𝑔
5. Penyelesaian:
m = 1500 kg; a = 1 m/s2; g = 9,8 m/s2
𝑤 − 𝑇 = 𝑚. 𝑎
T 𝑇 = 𝑤 − 𝑚. 𝑎
𝑇 = 𝑚. 𝑔 − 𝑚. 𝑎
2 𝑇 = 𝑚(𝑔 − 𝑎)
a = 1 m/s
𝑇 = 1.500 𝑘𝑔 (9,8 − 1 m⁄s 2 )
𝑇 = 1.500 𝑘𝑔 (9,8 − 1 m⁄s 2 )
𝑇 = 1.500 𝑘𝑔 (8,8 m⁄s 2 )
w = 13.200 Newton
6. Penyelesaian:
s = 500 km; v = 60 km/jam
𝑠 500 𝑘𝑚
𝑡= = = 8,33 𝑗𝑎𝑚
𝑣 60 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
7. Penyelesaian:
v0 = 20 m/s; s kapal-gunung = 200 m; a = -2 m/s2