GERAK LURUS
Gerak lurus adalah gerakan suatu benda/obyek yang lintasannya berupa garis
lurus (tidak berbelok-belok). Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi
beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.
Kedudukan diartikan sebagai letak posisi suatu benda pada waktu tertentu
terhadap acuan atau kerangka sudut pandang. Pada fisika, jarak dan perpindahan
memiliki pengertian yang berbeda. Jarak diartikan sebagai panjang lintasan yang
ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu, dan merupakan besaran
scalar. Sedangkan, perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam
selang waktu tertentu dan merupakan besaran skalar.
Menurut Bresnick, garis lurus pendek yang menghubungkan titik awal dan titik
akhir tanpa memedulikan lintasannya disebut dengan perpindahan. Sedangkaan
seluruh lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak. Sebagai contoh, seorang
siswa yang berlari yang mengelilingi lapangan sepakbola satu kali putaran, dikatakan
ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan itu, namun ia tidak menempuh
perpindahan karena ia kembali ketitik semula berarti selisih kedudukan awal dan akhir
adalah nol. Contoh lain Perhatikan Gambar 1 berikut!
Ucok berjalan dari titik A ke titik B sejauh 8 m, kemudian belok ke kanan sejauh 6 m dan
berhenti di C. Total perjalanan yang ditempuh oleh Ucok adalah 8 meter ditambah 6 meter,
yaitu 14 meter. Total perjalanan 14 m ini disebut jarak yang ditempuh Ucok. Berbeda dengan
jarak, perpindahan Ucok adalah sebagai berikut. Posisi mula-mula Ucok di titik A dan posisi
akhirnya dititik C yang besarnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus phy-tagoras.
= 82 + 62
= 64 + 36
= 100 = 10 m
Jadi, Ucok mengalami perpindahan sejauh 10 m.
Pertemuan II : Percepatan
Waktu : 3 JP
Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan berharga positif jika
kecepatan suatu benda bertambah dalam selang waktu tertentu. Percepatan berharga
negatif jika kecepatan suatu benda berkurang dalam selang waktu tertentu.
1. Percepatan Rata-Rata
Tiap benda yang mengalami perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau
arahnya saja atau kedua-duanya, akan mengalami percepatan. Percepatan rata-rata ( )
adalah hasil bagi antara perubahan kecepatan (Δv) dengan selang waktu yang
digunakan selama perubahan kecepatan tersebut ( Δt ). Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.
Pertemuan : III
Waktu : 3 JP
𝑣
𝑠= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = 𝑠. 𝑡
𝑡
Jika kecepatan mobil yang begerak dengan laju konstan selama selang waktu
diilustrasikan dalam sebuah grafik v – t , akan diperoleh sebuah garis lurus tampak
seperti pada gambar berikut
Contoh soal
Icha berlari pada lintasan lurus dan menempuh jarak 100 m dalam 10 sekon. Tentukan
kecepatan dan waktu yang diperlukan Icha untuk menempuh jarak 25 m!
Diketahui :
Δx = 100 m
Δt = 10 s
Ditanyakan :
a. v = …?
b. t = …? (jika Δx = 25 m)
Jawab:
a. Kecepatan Icha
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar
dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap.
Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai
dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +)
atau perlambatan (a= –) (sumber: bebas.xlsm.org).
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap.
Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar dan arahnya
tetap (sumber: sidikpurnomo.net).
Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis
lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur. Pada gerak lurus
berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau perlambatan. Gerak
benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat,
sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut gerak lurus berubah beraturan
diperlambat.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika
percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang
mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan
selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan
tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar
percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Karena arah
percepatan benda selalu konstan maka, benda pasti bergerak pada lintasan lurus.
Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan
berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang
kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan
pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah
percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan
percepatan berlawanan.
Untuk menyelidiki gerak suatu benda dapat digunakan dengan suatu alat yang
dinamakan ticker timer atau pengetik waktu. Alat ini dilengkapi pemukul yang dapat
bergetar sesuai dengan frekuensi listrik PLN, yaitu 50 Hz atau sebanyak 50 kali ketikan
dalam satu detik. Dalam satu ketikan diperlukan waktu 0,02 detik. Alat ticker timer
dilengkapi dengan troli atau mobil-mobilan yang dapat bergerak, papan luncur dan
pita rekaman. Dari pita rekaman akan terlihat jenis gerak benda.
Jika pada saat t1 = 0 benda telah memiliki kecepatan vo dan pada saat t2 = t
benda memiliki kecepatan vt, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Grafik hubungan v dan t serta s dan t pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
adalah sebgai berikut.
1. Grafik (v - t)
Berdasarkan persamaan vt = v0 + a · t, Anda dapat melukiskan grafik hubungan
antara v dan t sebagai berikut.
Grafik pada Gambar 2.6 menunjukkan bahwa perpindahan yang ditempuh
benda (s) dalam waktu (t) sama dengan luas daerah di bawah grafik yang dibatasi oleh
sumbu v dan t (daerah yang diarsir).
s = luas trapesium OABD
= luas segi empat OACD + luas segitiga ABC
2. Grafik (s - t)
Berdasarkan persamaan 𝑠 = 𝑣0𝑡 + 1/2 𝑎𝑡2, dengan v0 dan a dianggap konstan,
kita dapat melukiskan grafik hubungan antara s dan t sebagai berikut.
Persamaan-persamaan GLBB yang telah dibahas sebelumnya merupakan
persamaan untuk gerakan dipercepat beraturan. Untuk persamaan-persamaan GLBB
yang diperlambat beraturan adalah sebagai berikut
Pertemuan : IV
Materi :
Waktu :
Dari gambar tersebut, kita dapat melihat lintasan bola yang berupa garis lurus.
Perhatikan jarak dari setiap 2 bayangan bola. Kemudian, bandingkan jarak tersebut
dengan jarak dua titik dari hasil percobaan GLBB dengan ticker timer pada eksperimen
yang telah kalian lakukan di depan. Kalau kalian memperhatikannya dengan teliti,
bayangan yang dibentuk bola saat jatuh ke bawah mempunyai jarak yang semakin
besar. Jarak yang semakin besar ini sama dengan jarak titik pada hasil eksperimen di
depan.
Dari hasil perbandingan tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
gerak vertikal ke bawah termasuk gerak lurus berubah beraturan. Suatu benda yang
melakukan GLBB, mempunyai percepatan yang tetap atau konstan. Benda yang
melakukan gerak vertikal ke bawah mendapatkan percepatan dari adanya gaya
gravitasi bumi. Percepatan yang dimiliki benda tersebut sebesar percepatan gravitasi
(g). Persamaan pada GLBB berlaku pada gerak vertikal ke bawah dengan mengganti
percepatan (a) dengan percepatan gravitasi (g) dan mengganti faktor perpindahan (s)
dengan perubahan ketinggian benda (h). Jadi, pada gerak vertikal ke bawah berlaku
persamaan-persamaan sebagai berikut.
Satu hal yang perlu diingat adalah ht diukur dari kedudukan benda semula ke
bawah, bukan dari tanah. Berdasarkan gambar 3.8, ht dapat dihitung dari persamaan: ht
= y0 – yt Sehingga, ketinggian (posisi) benda pada saat t (yt) dapat dicari dengan
rumus:
Waktu t pada persamaan tersebut adalalah waktu yang dibutuhkan benda untuk
sampai di tanah atau lantai.
Ketika kita melemparkan bola atau benda ke atas, geraknya smakin lama
semakin lambat dan akhirnya bergerak ke bawah. Perhatikan gambar 3.8.
Berbeda dengan gerak vertical ke bawah, ht pada persamaan ini adalah selisih posisi
akhir dengan posisi awal benda, atau dituliskan sebagai:
Dengan demikian, posisi benda pada saat t dapat dicari dengan persamaan: