Anda di halaman 1dari 44

1.

PERSAMAAN GERAK
Koordinat Polar Titik P dengan koordinat polar (r, q) berarti berada diposisi: - q derajat dari
sumbu-x (sb. polar) (q diukur berlawanan arah jarum-jam) - berjarak sejauh r dari titik asal
kutub O. Perhatian: jika r <> r: koordinat radial q: koordinat sudut Setiap titik mempunyai
lebih dari satu representasi dalam koordinat polar (r, q) = (- r, q + np ), untuk n bil. bulat
ganjil = ( r, q + np ) , untuk n bil. bulat genap Persamaan dalam Koordinat Polar Pers. polar
dari lingkaran berjari-jari a: r = a Untuk lingkaran berjari a, - berpusat di (0,a): r = 2a sin q -
berpusat di (a,0): r = 2a cos q r = 2 sin q r = 2 cos qVektor posisi, kecepatan dan percepatan.
V adalah kecepatan benda yang merupakan turunan pertama dari posisi. Jadi Vx adalah
turunan pertama dari X dan Vy adalah turunan pertama dari Y. Silakan kamu turunkan
(diferensialkan) persamaan tersebut... Vox adalah Vx saat t = 0, dan Voy adalah Vy saat t = 0.
Vo adalah penjumlahan (secara vektor) dari Vox dan Voy. Ax adalah turunan kedua dari X,
dan Ay adalah turunan kedua dari Y. Coba kamu turunkan sendiri.... Aox adalah Ax saat t = 0,
dan Aoy adalah Ay saat t = 0.Mengubah persamaan posisi menjadi percepatanA :Jika posisi
benda dinyatakan dalam persamaan dengan variable waktu, maka persamaan posisi tersebut
kita turunkan (diferensialkan) menjadi persamaan kecepatan. misal, x = 2t^2 - 2t maka
kecepatannya adalah turunan pertama dari x; v = dx/dt = 4t - 2 untuk mengubah menjadi
percepatan, maka kecepatan tersebut kita turunkan sekali lagi; a = dv/dt = 4

# Gerak Lurus Beraturan (GLB) #


Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan kecepatan
tetap. Untuk lebih memahaminya, amati grafik berikut :

Grafik di atas menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan


waktu tempuh (t) suatu benda yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut cobalah
tentukan berapa besar kecepatan benda pada saat t = 0 s, t = 1 s, t = 2 s, t = 3 s?
Tampak dari grafik pada gambar 6,
kecepatan benda sama dari waktu ke waktu yakni 5 m/s.
Semua benda yang bergerak lurus beraturan akan memiliki grafik v - t yang bentuknya seperti
gambar 6 itu. Sekarang,hitung berapa jarak yang ditempuh oleh benda dalam waktu 3 s?
dapat dihitung jarak yang ditempuh oleh benda dengan cara menghitung luas daerah di bawah
kurva bila diketahui grafik (v-t) :

Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v - t.


Cara menghitung jarak pada GLB.Tentu saja satuan jarak adalah satuan panjang, bukan
satuan luas. Berdasarkan gambar di atas, jarak yang ditempuh benda = 15 m.

Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB.

kecepatan pada GLB dirumuskan:


Ket : v = kecepatan (m/s) t = waktu tempuh (s) s = Jarak (m)

Dari gambar di atas ,


v = 5 m/s,sedangkan t = 3 s, sehingga jarak s = v . ts = 5 x 3 = 15 m
Persamaan GLB di atas, berlaku bila gerak benda memenuhi grafik seperti pada gambar.

Pada grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0.

Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s.
Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak,
sehingga benda telah memiliki posisi awal so. Untuk keadaan ini, maka persamaan GLB
sedikit mengalami perubahan menjadi,
s = so + v.
Persamaan GLB untuk benda yang sudah bergerak sejak awal pengamatan.
Dengan so menyatakan posisi awal benda dalam satuan meter.
Di samping grafik v - t di atas, pada gerak lurus terdapat juga grafik s-t, yakni grafik yang
menyatakan hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu tempuh (t) seperti pada gambar di
bawah.

Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 0,


pada saat t = 1 s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 2 m, pada saat t = 2 s,
jarak s = 4 m, pada saat t = 3 s, jarak s = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal
ini dapat kita simpulkan bahwa benda yang diwakili oleh grafik s - t pada
gambar 9 di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s (Ingat, kecepatan
adalah jarak dibagi waktu).

Berdasarkan gambar, kita dapat meramalkan jarak yang ditempuh benda dalam waktu
tertentu di luar waktu yang tertera pada grafik.

contoh :

Gerak sebuah benda yang melakukan GLB diwakili oleh grafik s - t di bawah.
Berdasarkan grafik tersebut, hitunglah jarak yang ditempuh oleh benda itu dalam
waktu:
a. 3 s
b. 10 s
Jawab :

Diketahui:
so = 2 m
v = 4 m/s

Ditanya:
a. Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 3 s.
b. Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 10 s.

Jawab:

a. s (t) = so + v.t
s (3s) =2+4x3
= 14 m
b. s (t) = so + v.t
s (10s) = 2 + 4 x 10
= 42 m

# GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) #

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus
dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu
kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain gerak benda
dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat berarti bahwa dari waktu ke waktu
kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini
benda mengalami perlambatan tetap. Dalam modul ini, kita tidak menggunakan istilah
perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja menamakannya
percepatan, hanya saja nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan
negatif.

Contoh sehari-hari GLBB adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari ketinggian
tertentu di atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat.

perhatikanlah gambar di bawah yang menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan
waktu (t) sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.
a. Besar percepatan benda

dalam hal ini,


v1 = vo
v2 = vt
t1 = 0
t2 = t

sehingga ,

atau a.t = vt - vo kita dapatkan :

persamaan kecepatan GLBB :

ket : vo = kecepatan awal (m/s)


vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan ( )
t = selang waktu (s) kecepatan benda berubah dari vo menjadi vt sehingga kecepatan
rata-rata benda dapat dituliskan:
b. Kecepatan rata-rata :

ket : s = Jarak yang ditempuh a = percepatan ( ) vo = lecepatan


awal (m/s) t = selang waktu (s) contoh :

Benda yang semula diam didorong sehingga bergerak dengan percepatan tetap 3
.

Berapakah besar kecepatan benda itu setelah bergerak 5 s?

Penyelesaian:
Awalnya benda diam, jadi vo = 0
a=3

t=5s
Kecepatan benda setelah 5 s:

vt = vo + a.t
=0+3.5
= 15 m/s

# GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN #


Adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar percepatan
sudut/anguler () konstan.

Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka
perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika
percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan
semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.

1. Percepatan Anguler ()

Sebuah benda bergerak melingkar dengan laju anguler berubah beraturan memiliki perubahan
kecepatan angulernya adalah :

= 2 1

Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah t, maka di dapatkan :


= perubahan kecepatan sudut (rad/s)
t = selang waktu (s)
= percepatan sudut/anguler (rads-2)

Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada GMBB berlaku juga :

- Mencari kecepatan sudut akhir (t) :

t = 0 .t

- Mencari posisi sudut / besar sudut () yang ditempuh:

= 0 t .t2

x = R.

Dapat diperoleh juga :

t2 = 02 2 .

dimana :

t = kecepatan sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)


0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
= besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360 = 2p rad.

x = perpindahan linier (m)


t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)

# GERAK MELINGKAR BERATURAN #

Adalah partikel yang bergerak melingkar dengan laju konstan, arah vektor kecepatan berubah
terus menerus, tetapi besarnya tidak.

Dalam gerak lurus anda mengenal besaran perpindahan (linear) dan kecepatan (linear),
keduanya termasuk besaran vektor. Dalam gerak melingkar anda akan mengenal juga besaran
yang mirip dengan itu, yaitu perpindahan sudut dan kecepatan sudut, keduanya juga termasuk
besaran vektor.

Besaran fisis pada GMB

a. Besaran Sudut ()

Besar sudut dinyatakan dalam derajat tetapi pada gerak melingkar beraturan ini dinyatakan
dalam radian. Satu radian (rad) adalah sudut dimana panjang busur lingkaran sama dengan
jari-jari lingkaran tersebut (r). Jika s = r, bernilai 1 rad.

Secara umum besaran sudut dituliskan :

=s/r

dimana s = 2 r , sehingga = 2 rad

b. Kecepatan dan kelajuan Sudut ()


Pada gerak melingkar, besaran yang menyatakan seberapa jauh benda berpindah (s) dalam
selang waktu tertentu (t) disebut kecepatan anguler atau kecepatan sudut (). Kecepatan
sudut ini terbagi atas kecepatan sudut rata-rata dan kecepatan sudut sesaat.

Kecepatan sudut rata-rata dituliskan sebagai : = / t

Kecepatan sudut sesaat dinyatakan sebagai = lim / t

Satuan kecepatan sudut adalah rad/s. Selain satuan ini, satuan kecepatan sudut dapat pula
ditulis dalam rpm (rotation per minutes) dimana 1 rpm = 2 rad/menit = /30 rad/s.

Sedangkan nilai atau besarnya kecepatan sudut disebut kelajuan sudut.

c. Periode (T)

Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk bergerak satu putaran disebut periode (T).
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu putaran dinyatakan oleh :

T = perpindahan sudut / kecepatan sudut

T = 2 / dimana 2 = perpindahan sudut (anguler) untuk satu putaran.

Jika jumlah putaran benda dalam satu sekon dinyatakan sebagai frekuensi (f) maka diperoleh
hubungan :

T = 1 / f dimana f = frekuensi dengan satuan 1/s atau Hertz (Hz).

d. Kecepatan dan kelajuan linear (v)


Kecepatan linear didefinisikan sebagai hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh
dengan selang waktu tempuhnya. Panjang lintasan dalam gerak melingkar yaitu keliling
lingkaran 2.r

Jika selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran adalah 1 periode (T),
maka :

Kecepatan linear dirumuskan : v = 2.r / T atau v = .r

Kecepatan linear ( v) memiliki satuan m/s, r = jari-jari lintasan, dengan satuan meter dan =
kecepatan sudut dalam satuan rad/s

e. Percepatan Sentripetal

Pada saat anda mempelajari gerak lurus beraturan sudah mengetahui bahwa percepatan benda
sama dengan nol. Benarkah kalau kita juga mengatakan percepatan benda dalam gerak
melingkar beraturan sama dengan nol? Dari gambar di atas diketahui bahwa arah kecepatan
linear pada gerak melingkar beraturan selalu menyinggung lingkaran. Karena itu, kecepatan
linear disebut juga kecepatan tangensial.

Sekarang kita akan mempelajari apakah vektor percepatan pada benda yang bergerak
melingkar beraturan nol atau tidak.Dari gambar di atas tampak bahwa vektor kecepatan linear
memiliki besar sama tetapi arah berbeda-beda. Oleh karena itu kecepatan linear selalu
berubah sehingga harus ada percepatan. Dari gambar di atas tampak bahwa arah percepatan
selalu mengarah ke pusat lingkaran dan selalu tegak lurus dengan kecepatan linearnya.
Percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat
lingkaran ini disebut percepatan sentripetal.

Percepatan sentripetal pada gerak melingkar beraturan dirumuskan :

Contoh Soal :

Sebuah roda dengan jari-jari 20 cm, berputar pada sumbunya dengan kelajuan 6.000/ rpm.
Tentukan: (a). kelajuan sudut, frekuensi, dan periodenya, (b). kelajuan linear sebuah titik atau
dop pada roda dan panjang lintasan titik yang ditempuh selama 10 s. (c) jumlah putaran
dalam 10 s.

Pembahasan :

1. diketahui : r = 20 cm = 0,2 m ; = 6.000/ rpm = 100/ rps = 200 rad/s

dijawab :

(a). Frekuensi f = / 2 = (200 rad/s)/2 = 100/ Hz

(b). Kelajuan linear pada titik luar

v = . r = (200 rad/s). (0,2 m) = 40 m/s

(c) Jumlah putaran selama 10 s. Sudut yang ditempuh selama 10 s adalah = . t = 2.000
rad

1 putaran = 2 rad sehingga jumlah putaran (n) adalah n = 2.000 rad/2 =(1000/ ) putaran.

2. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan 70 cm. Dalam waktu
20 s, benda tersebut melakukan putaran sebanyak 40 kali. (a). tentukan periode dan frekuensi
putaran. (b) berapa laju linear benda tersebut? (c). hibunglah kecepatan sudut benda tersebut.

# GERAK PARABOLA #

Gerak parabola panduan dari GLB pada sumbu x dengan GLB pada sumbu y.

Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan kecepatan awal pada
sumbu x, sedangkan v0y merupakan kecepatan awal pada sumbu y. vy merupakan komponen
kecepatan pada sumbu y dan vx merupakan komponen kecepatan pada sumbu x. Pada titik
tertinggi lintasan gerak benda, kecepatan pada arah vertikal (vy) sama dengan nol.
Persamaan untuk menghitung posisi dan kecepatan resultan dapat dirumuskan sebagai
berikut.

2. GAYA

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan kepada suatu benda.

* Macam-macam gaya :
a. Gaya Normal

Ketika balok jatuh telah sampai kelantai gaya gravitasi tetap bekerja
walaupun benda sudah berhenti. Sesuai Hukum III Newton , gaya aksi
(Gaya Berat) yang dikerjakan benda pada lantai akan menimbulkan gaya
reaksi dari lantai pada benda gaya ini di sebut Gaya Normal.
Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan sentuh.

Ada beberapa gaya normal pada benda berdasarkan posisi benda:

b. Gaya Gesekan

Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan ketika dua permukaan benda saling bersentuhan.
Arah Gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Ada dua jenis gaya gesekan,
yakni :

Gaya gesekan statis

Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan yang menyebabkan benda tidak
dapat bergerak (statis ). Nilai gaya gesekan statis maksimum pada benda
artinya jika kita ingin mendorong benda sampai dapat bergerak besarnya
gaya yang dikerjakan harus lebih besar daripada gaya gesek statis
maksimum.
Besarnya gaya ini:

dimana
s = koefisien gesek statis
N = Besarnya gaya normal pada benda

Mengapa anak tersebut tidak mampu membuat lemari brankas


bergerak..?

Hal itu terjadi karena gaya yang di berikan anak itu masih lebih kecil dari
pada gaya gesek statis maksimum lemari brankas.

Apa yang terjadi bila anak itu mendorong dengan di bantu kakaknya yang
lebih dewasa?
Ternyata brankas itu dapat bergerak walaupun lajunya lambat.

Kelajuan lambat ini di karenakan gaya gesek statis yang bekerja pada
lemari brankas.

Gaya gesekan kinetis

Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang terjadi saat benda
bergerak.gaya gesek kinetis menghambat laju benda, arah gaya gesek
kinetic berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek
kinetis adalah:

Dimana:
k = koefisien gesek kinetic
N = Gaya normal benda, Newton

c. Gaya Sentripetal

Gaya Sentripetal adalah gaya yang di miliki benda saat benda bergerak dalam lintasan
berbentuk lingkaran, dengan gaya sentripetal benda dapat bertahan pada lintasannya.

Perhatikan gerak benda di bawah ini!


Gaya sentripetal pada tali menyebabkan benda tetap dalam lintasan melingkar.

d. Gaya Gravitasi

Gaya Gravitasi

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel


yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan
gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun
hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan
hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.

Sebagai contoh, Bumi yang memiliki massa yang sangat besar


menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-
benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada
di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar
angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk
satelite buatan manusia.

Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya


gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.

Hukum Gravitasi Universal Newton


Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:

Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya
segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya
tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa
titik tersebut.

F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik

Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2 dalam


kilograms (kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama
dengan 6,67 1011 N m2 kg2.

Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat.


Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan
percepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa
dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda
dari satu tempat ke tempat lain.

Hukum Newton tentang Gaya

Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)

Jika resultan gaya yang berkerja pada benda sama dengan nol maka
benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan
Hukum II Newton

Percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang berkerja


pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda
tersebut.

dari gerak balok dapat kita ketahui percepatan system di pengaruhi


massa balok.
Contoh soal:

Berapakah gaya yang di butuhkan untuk mempercepat gerak sebuah


motor yang bermassa 500 kg pada percepatan 6 m/s 2?
Jawab :
F = m.a = 500 . 6 = 3000 N

Hukum III Newton (Hukum aksi dan reaksi)

Bila benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan


mengerjakan gaya pada benda A sama besar dengan arah yang
berlawanan.

Introduksi Tiga Hukum Kepler


Secara Umum
Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu
sama lainnya. Masa dari kedua badan ini bisa hampir sama, sebagai
contoh CharonPluto (~1:10), proporsi yang kecil, sebagain contol. Bulan
Bumi(~1:100), atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh
MerkuriusMatahari (~1:10,000,000).

Dalam semua contoh diatas kedua badan mengorbit mengelilingi satu


pusat masa, barycenter, tidak satupun berdiri secara sepenuhnya di atas
fokus elips. Namun kedua orbit itu adalah elips dengan satu titik fokus di
barycenter. Jika ratio masanya besar, sebagai contoh planet mengelilingi
matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar, dekat
di titik masanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi
canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda
yang lebih besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan
orbit sebuah planet mengelilingi matahari.

Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan


matahari, dan tidak mengenal generalitas hukumnya, artikel wikini ini
hanya akan mendiskusikan hukum diatas sehubingan dengan matahari
dan planet-planetnya.

Hukum Pertama

Figure 2: Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik


fokus edaran elips.
"Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di
salah satu fokusnya."

Pada zaman Kepler, klaim diatas adalah radikal. Kepercayaan yang


berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus
didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu
karena mendukung pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini
tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.

Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi
sebagian besar planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas
rendah, jadi secara kasar bisa dibilang mengaproximasi lingkaran. Jadi,
kalau ditilik dari observasi jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit
sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit
orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa
yang jauh dari matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa
ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan
asteroid. Sebagai contoh Pluto, yang diobservasi pada akhir tahun 1930,
terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat
elipse dan kecil ukurannya.
Hukum Kedua

Figure 3: Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih


cepat didekat matahari dan lambat dijarak yang jauh. Sehingga jumlah
area adalah sama pada jangka waktu tertentu.
"Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan
selalu sama."

Secara matematis:

dimana adalah "areal velocity".

Hukum Ketiga

Planet yang terletak jauh dari matahari memiliki perioda orbit yang lebih
panjang dari planet yang dekat letaknya. Hukum Kepelr ketiga
menjabarkan hal tersebut secara kuantitativ.

"Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak


rata-ratanya dari matahari."

Secara matematis:

dimana P adalah period orbit planet dan a adalah axis semimajor


orbitnya.

Konstant proporsionalitasnya adalah semua sama untuk planet yang


mengedar matahari.
e. Gaya Pegas

Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda
akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada
umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang
bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Contoh benda elastis adalah
karet ataupun pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasn tertentu maka benda itu tidak akan
elastis lagi. Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik?

Karena besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat
dirumuskan bahwa:

dengan,
k = konstanta pegas
Fp = Gaya Pemulih (N)
x = Perpanjangan Pegas (m)
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan
menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.

3. Elastisitas dan Hukum Hooke


Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda
akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada
umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang
bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Contoh benda elastis adalah
karet ataupun pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasn tertentu maka benda itu tidak akan
elastis lagi. Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik?

1. Karena besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat
dirumuskan bahwa:

dengan,
k = konstanta pegas
Fp = Gaya Pemulih (N)
x = Perpanjangan Pegas (m)

Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah
perpanjangan.

2. Modulus Elastisitas
Yang dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan
dan regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.

1. Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan adalah
N/m2 Secara matematis dapat dituliskan:

2. Regangan (Strain)
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang
terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis
dapat dituliskan:

Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus elastisitas, kita dapat mencari
persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas, yang tidak lain adalah:

Satuan untuk modulus elastisitas adalah N/m2

3. Gerak Benda di Bawah Pengaruh Gaya Pegas

Bila suatu benda yang digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dan kemudian
dilepas, maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung dengan
persamaan:

Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa besarnya percepatan getar (a)
sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan (x).

4. GERAK HARMONIS SEDERHANA


Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran
benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Kita akan mempelajarinya satu
persatu.

Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan


Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di
titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan
bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana

Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan GHS


a. Simpangan GHS

1.

1. Untuk menghitung besarnya simpangan pada gerak harmonis sederhana


digunakan rumus:

atau

Bila besarnya sudut awal ( 0) adalah 0 maka persamaan simpangannya


menjadi:

dengan:
y = simpangan (m)
A = amplitudo atau simpangan maksimum (m)
t = waktu getar (s)
w = kecepatan sudut (rad/s)

Simpangan akan bernilai maksimum (ymaks) jika sin wt = 1 sehingga


persamaannya menjadi:
2. Kecepatan GHS

Besarnya kecepatan gerak harmonis dapat dicari dengan persamaan:

Besarnya kecepatan akan mencapai nilai maksimun bila besarnya cos wt = 1,


sehingga persamaannya menjadi:

3. Percepatan GHS

Besarnya percepatan pada gerak harmonis sederhana dapat dihitung dengan


rumus:

atau

Dan besarnya percepatan akan mencapai nilai maksimal apabila besarnya sin
wt = 1, sehingga:

Besarnya percepatan bernilai negatif menunjukkan arah percepatan a


berlawanan dengan arah perpindahan y (y adalah perpindahan dari titik
keseimbangan)

2.
Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase GHS

3. Berdasarkan dari persamaan simpangan:


4.

bila diturunkan akan menjadi,

5. Faktor disebut sudut fase, yaitu posisi sudut selama benda bergerak
harmonis.

6. Fase atau tingkat getar adalah sudut fase dibagi dengan sudut tempuh selama
satu putaran penuh. Sehingga besarnya fase dapat dihitung dari persamaan:

7.

8. Nilai fase biasanya hanya diambil bilangan pecahannya saja Misalkannya saja
besarnya fase getaran adalah 1/4, 11/4, 21/4 maka besarnya fase cukup disebut 1/4
saja karena posisi partikel yang bergetar untuk ketiga fase getar tersebut sama.
Bilangan bulat di depan pecahan, menunjukkan banyaknya getaran penuh
yang terlewati.

9. Pembahasan tentang fase dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Beda fase getaran suatu titik dengan selang waktu t= t1 dan t= t2


Persamaan yang dipakai untuk menghitung besarnya beda fase dengan
selang waktu dari t1 sampai t2 adalah:

2. Beda fase dua getaran pada waktu sama


Kita juga dapat menghitung beda fase dua getaran pada waktu yang
sama. Misalkan dua getaran masing - masing dengan periode T1 dan T2
maka beda fase keduanya setelah bergetar selama t sekon dapat dicari
dengan persamaan:

Dua kedudukan tersebut akan dikatan sefase bila nilai beda fase
merupakan bilangan cacah (tanpa pecahan ataupun desimal).
Sebaliknya kedudukan akan dikatakan berlawanan fase apabila nilai
beda fase berupa bilangan cacah+1/2(dengan pecahan ataupun desimal).

10. Superposisi Dua Simpangan Gerak Harmonis yang Segaris


Jika ada dua persamaan simpangan yang dialami oleh suatu partikel pada saat yang
sama, maka simpangan akibat kedua getaran dapat dicaari dengan dua cara, yaitu
secara grafis dan secara maematis. Berikut adalah pembahasan mengenai kedua cara
tersebut.

1. Secara Grafis

Berikut adalah gambar Superposisi dua gerak harmonis sederhana,

2. Secara Matematis

Dalam perhitungan secara matematis dua gerak harmonis memiliki


simpangannya masing - masing. Untuk mencari simpangan superposisinya
maka kedua simpangan itu dijumlahkan (y = y1 + y2) sehingga didapatkan
persamaan sebagai berikut:

11. Penurunan Rumus Periode (T) dan Frekuensi (f)

Dalam pembahasan suba bab ini, kita akan membahasa mengenai Periode (T) dan
frekuensi (f). Dalam bahasan ini, akan membahas pula mengenai gaya pemulih.
Karena itu, pembahasannya akan dibatasi hanya sampai pada pegas dan ayunan
sederhana.

1. Pegas

Dalam pegas untuk perhitungan Periodenya digunakan rumus:

sedangkan besarnya frekuensi berbanding terbalik dengan periodenya ( f =


1/T), sehingga didapatkan rumus frekuensi sebagai berikut:

dengan,
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas (N/m)

Sedangkan bila konstanta pegas belum diketahui, konstatanya dapat dihitung


dengan persamaan:
dengan,
g = gaya gravitasi (9,8 N/kg atau 10 N/kg)
x = perpanjangan pegas (m)

Bila pegas yang dipakai lebih dari satu, maka untuk mencari konstantanya
harus menggunakan konstanta total. Untuk menghitung konstanta total
tergantung dari rangkaian pegas itu sendiri. Bila beberapa pegas dirangkai
secara seri, maka untuk mencari konstanta totalnya mengunakan rumus:

Sedangkan untuk pegas yang dirangkai paralel mengunakan rumus:

2. Ayunan Sederhana

Sedangkan dalam ayunan sederhana untuk mencari besarnya Periode


digunakan rumus:

Kemudian dalam mencari frekuensi, karena nilai frekuensi berbanding terbalik


dengan periode maka didapatkan rumus:

dengan,
l = panjang tali (m)
g = gaya gravitasi bumi (m/s2)

5. USAHA DAN ENERGI


a. USAHA

Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W , digambarkan sebagai sesuatu yang
dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam jarak
tertentu. Hal yang paling sederhana adalah apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar
maupun arahnya) dan benda yang dikenai Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah
dengan arah Gaya tersebut.

Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai hasil
kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.

Persamaan matematisnya adalah :

W = Fs cos 0 = Fs (1) = Fs

W adalah usaha alias kerja, F adalah besar gaya yang searah dengan perpindahan dan s
adalah besar perpindahan.

Apabila gaya konstan tidak searah dengan perpindahan, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah, maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda didefinisikan sebagai perkalian
antara perpindahan dengan komponen gaya yang searah dengan perpindahan. Komponen
gaya yang searah dengan perpindahan adalah F cos teta

Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Hasil perkalian antara besar gaya (F) dan besar perpindahan (s) di atas merupakan bentuk
perkalian titik atau perkalian skalar. Karenanya usaha masuk dalam kategori besaran skalar.
Pelajari lagi perkalian vektor dan skalar kalau dirimu bingun Persamaan di atas bisa ditulis
dalam bentuk seperti ini :

Satuan Usaha dalam Sistem Internasional (SI) adalah newton-meter. Satuan newton-meter
juga biasa disebut Joule ( 1 Joule = 1 N.m). menggunakan sistem CGS (Centimeter Gram
Sekon), satuan usaha disebut erg. 1 erg = 1 dyne.cm. Dalam sistem British, usaha diukur
dalam foot-pound (kaki-pon). 1 Joule = 107 erg = 0,7376 ft.lb.

Perlu anda pahami dengan baik bahwa sebuah gaya melakukan usaha apabila benda yang
dikenai gaya mengalami perpindahan. Jika benda tidak berpindah tempat maka gaya tidak
melakukan usaha. Agar memudahkan pemahaman anda, bayangkanlah anda sedang
menenteng buku sambil diam di tempat. Walaupun anda memberikan gaya pada buku
tersebut, sebenarnya anda tidak melakukan usaha karena buku tidak melakukan perpindahan.
Ketika anda menenteng atau menjinjing buku sambil berjalan lurus ke depan, ke belakang
atau ke samping, anda juga tidak melakukan usaha pada buku. Pada saat menenteng buku
atau menjinjing tas, arah gaya yang diberikan ke atas, tegak lurus dengan arah perpindahan.
Karena tegak lurus maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Cos 90o = 0, karenanya berdasarkan
persamaan di atas, nilai usaha sama dengan nol. Contoh lain adalah ketika dirimu mendorong
tembok sampai puyeng jika tembok tidak berpindah tempat maka walaupun anda
mendorong sampai banjir keringat, anda tidak melakukan usaha. Kita dapat menyimpulkan
bahwa sebuah gaya tidak melakukan usaha apabila gaya tidak menghasilkan perpindahan dan
arah gaya tegak lurus dengan arah perpindahan.

b. ENERGI

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan energi. Untuk
bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan
membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar. Hewan juga
membutuhkan energi untuk hidup, sebagaimana manusia dan tumbuhan.

Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep yang sangat
erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi merupakan
kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau
kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak
dapat melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum. Secara umum, tanpa energi
kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita mendorong sepeda motor yang
mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan menggerakan sepeda motor tersebut. Pada saat
yang sama, energi kimia dalam tubuh kita menjadi berkurang, karena sebagian energi kimia
dalam tubuh berubah menjadi energi kinetik
sepeda motor. Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain.
Contoh ini juga menjelaskan salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi.
Jumlah total energi pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah
hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Mengenai Hukum Kekekalan Energi akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
6. MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

Definisi Momentum

Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang bermassa / memiliki bobot
dengan pergerakan / kecepatan. Dalam Fisika momentum dilambangkan dengan huruf
p, secara matematis momentum dapat dirumuskan :

p= m . v
p = momentum, m = massa, v = kecepatan / viscositas (dalam fluida)

Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan kecepatan. Semakin cepat
pergerakan suatu materi/benda akan semakin besar juga momentumnya. Semakin besar
momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh suatu benda. Jika materi
dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol. Sebaliknya semakin cepat
pergerakannya, semakin besar juga momentumnya. (Filosofi : Jika manusia tidak mau
bergerak / malas, maka hasil kerjanya sama dengan nol).

Definisi Impuls

Impuls adalah selisih dari momentum atau momentum awal dikurangi momentum akhir.
Dalam Fisika impuls dilambangkan dengan simbol / huruf "I". Secara matematis impuls
dirumuskan :

I = p2 p1 = p
I = m.v2 m.v1
I = m(v2 v1)
I = m. v

Karena m = F/a (bisa dibaca di Aplikasi Hukum Newton Dalam Kehidupan) , maka :

I = F/a . v
I = [F/(v/t)] . v
I = F . t
F = I/t

I = impuls, p1 = momentum awal, p2 = momentum akhir, F = gaya, t = waktu sentuh, v =


selisih kecepatan

Nah, dari rumus F = I/t inilah letak pemanfaatan aplikasi momentum dan impuls.
Semakin kecil waktu sentuh, maka semakin besar gaya yang akan diterima benda. Semakin
lama waktu sentuh, maka semakin kecil gaya yang diterima benda.

Aplikasi Momentum dan Impuls

Mobil di desain untuk mudah penyok, hal ini bertujuan untuk memperbesar waktu sentuh
untuk memperkecil gaya yang diterima oleh pengendara. Dengan demikian diharapkan,
keselamatan pengemudi lebih dapat terjamin. Jika kecepatannya besar, maka gaya yang
diterima akan besar, sehingga pengendara akan mengalami kecelakaan yang fatal. Jadi pesan
saya jangan ngebut, walaupun mobil sudah di design sedemikian rupa.

Balon udara pada mobil juga bertujuan untuk memperlambat waktu sentuh antara kepala
pengemudi dengan setir mobil. Ingat, semakin besar waktu sentuh, maka semakin kecil gaya
yang akan mengenai kepala pengemudi. Sabuk pengaman juga fungsi dan cara kerjanya sama
dengan balon udara pada mobil, yakni untuk mengurangi waktu sentuh antara pengemudi
dengan dashboard mobil pada saat bersentuhan.

JENIS-JENIS TUMBUKAN

Perlu anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu
dengan yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika benda
bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai
kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan juga Energi
Kinetik (EK = mv2).
TUMBUKAN LENTING SEMPURNA

Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan


Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum
tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.

Sekarang mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan
pemahaman dirimu, perhatikan gambar di bawah.

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan
kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan
terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran
vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan
bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan,
maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = mv2). Total
Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah
tumbukan.

Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2

v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan

v1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan


Jika dinyatakan dalam momentum,

m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v1 = momentum benda 1 setelah tumbukan

m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut :

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN


Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada
perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa
berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan
energi kinetik terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti
energi panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik
akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil
dari total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola
yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll.

Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini
terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk
kasus ini adalah peristiwa ledakan.

Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0
sampai 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Bagaimana dengan Hukum Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap
berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya
luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.

TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI

Bagaimana dengan tumbukan tidak lenting sama sekali ? suatu tumbukan dikatakan
Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang bertumbukan bersatu alias
saling menempel setelah tumbukan. Salah satu contoh populer dari tumbukan tidak lenting
sama sekali adalah pendulum balistik. Pendulum balistik merupakan sebuah alat yang sering
digunakan untuk mengukur laju proyektil, seperti peluru. Sebuah balok besar yang terbuat
dari kayu atau bahan lainnya digantung seperti pendulum. Setelah itu, sebutir peluru
ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru tertanam dalam balok. Sebagai akibat
dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama terayun ke atas sampai ketinggian
tertentu (ketinggian maksimum). Lihat gambar di bawah

Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum
dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik ?

Perhatikan gambar di atas. Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang
sangat singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya
luar yang bekerja. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2

m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v

m1v1 = (m1 + m2) v- persamaan 1


USAHA
Usaha adalah hasil kali komponen gaya dalam arah perpindahan dengan
perpindahannya.

Jika suatu gaya F menyebabkan perpindahan sejauh , maka gaya F

melakukan usaha sebesar W, yaitu

W = usaha ; F = gaya ; = perpindahan , = sudut antara gaya dan

perpindahan

SATUAN

BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS

Usaha (W) joule erg

Gaya (F) newton dyne

Perpindahan ( ) meter cm

1 joule = 107 erg

Catatan : Usaha (work) disimbolkan dengan huruf besar W

Berat (weight) disimbolkan dengan huruf kecil w

Jika ada beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda, maka usaha total yang
dilakukan terhadap benda tersebut sebesar :

Jumlah usaha yang dilakukan tiap gaya, atau

Usaha yang dilakukan oleh gaya resultan.


DAYA

Daya (P) adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu.

P=

P = daya ; W = usaha ; t = waktu

Daya termasuk besaran scalar yang dalam satuan MKS mempunyai satuan watt
atau J/s

Satuan lain adalah : 1 HP = 1 DK = 1 PK = 746 watt

HP = Horse power ; DK = Daya kuda ; PK = Paarden Kracht

1 Kwh adalah satuan energi besarnya = 3,6 .10 6 watt.detik = 3,6 . 106 joule

KONSEP ENERGI

Suatu system dikatakan mempunyai energi/tenaga, jika system tersebut


mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha. Besarnya energi suatu system
sama dengan besarnya usaha yang mampu ditimbulkan oleh system tersebut.
Oleh karena itu, satuan energi sama dengan satuan usaha dan energi juga
merupakan besaran scalar.

Dalam fisika, energi dapat digolongkan menjadi beberapa macam antara lain :
Energi mekanik (energi kinetik + energi potensial) , energi panas , energi listrik,
energi kimia, energi nuklir, energi cahaya, energi suara, dan sebagainya.

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan yang terjadi
hanyalah transformasi/perubahan suatu bentuk energi ke bentuk lainnya,
misalnya dari energi mekanik diubah menjadi energi listrik pada air terjun.

ENERGI KINETIK.

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak.
Energi kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus dengan massa benda dan
kuadrat kecepatannya.

Ek = m v 2

Ek = Energi kinetik ; m = massa benda ; v = kecepatan benda

SATUAN

BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS

Energi kinetik (Ek) joule erg

Massa (m) Kg gr

Kecepatan (v) m/det cm/det


Usaha = perubahan energi kinetik.

W = Ek = Ek2 Ek1

ENERGI POTENSIAL GRAFITASI

Energi potensial grafitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
pengaruh tempatnya (kedudukannya). Energi potensial ini juga disebut energi
diam, karena benda yang diam-pun dapat memiliki tenaga potensial.

Sebuah benda bermassa m digantung seperti di bawah ini.

h
Jika tiba-tiba tali penggantungnya putus, benda akan jatuh.

Maka benda melakukan usaha, karena adanya gaya berat (w) yang menempuh
jarak h.

Besarnya Energi potensial benda sama dengan usaha yang sanggup dilakukan
gaya beratnya selama jatuh menempuh jarak h.

Ep = w . h = m . g . h

Ep = Energi potensial , w = berat benda , m = massa benda ; g =


percepatan grafitasi ; h = tinggi benda

SATUAN

BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS

Energi Potensial (Ep) joule erg

Berat benda (w) newton dyne

Massa benda (m) Kg gr

Percepatan grafitasi (g) m/det2 cm/det2


Tinggi benda (h) m cm

Energi potensial grafitasi tergantung dari :

percepatan grafitasi bumi

kedudukan benda

massa benda

ENERGI POTENSIAL PEGAS.

Energi potensial yang dimiliki benda karena elastik pegas.

Gaya pegas (F) = k . x

Ep Pegas (Ep) = k. x 2

k = konstanta gaya pegas ; x = regangan

Hubungan usaha dengan Energi Potensial :

W = Ep = Ep1 Ep2

ENERGI MEKANIK

Energi mekanik (Em) adalah jumlah antara energi kinetik dan energi potensial
suatu benda.

Em = Ek + Ep
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK.

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.

Jadi energi itu adalah KEKAL.

Em 1 = Em2

Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2

A. Usaha

Usaha dalam fisika didefinisikan sebagai perkalian antara besarnya gaya yang menyebabkan
benda berpindah dengan besarnya perpindahan benda yang searah dengan arah gaya tersebut.
Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

W=Fxs

Keterangan :
W= Usaha (J)
F = Gaya yang beraksi pada benda (N)
s= jarak pergeseran (m)

B. Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah bentuknya.
Perubahan energi terjadi ketika usaha sedang dilakukan. Misalnya, ketika Anda melakukan
usaha dengan mendorong meja hingga meja tersebut bergeser. Pada saat proses usaha sedang
berlangsung, sebagian energi kimia yang tersimpan dalam tubuh Anda diubah menjadi energi
mekanik. Di sini Anda berfungsi sebagai pengubah energi (konverter energi).

1. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya. Secara umum
energi kinetik suatu benda yang memiliki massa m dan bergerak dengan kecepatan v
dirumuskan oleh persamaan berikut.

2. Energi Potensial
Energi potensial diartikan sebagai energi yang dimiliki benda karena keadaan atau kedudukan
(posisinya). Misalnya, energi pegas (per), energi ketapel, energi busur, dan energi air terjun.
Selain itu, energi potensial juga dapat diartikan sebagai energi yang tersimpan dalam suatu
benda. Misalnya energi kimia dan energi listrik. Contoh energi kimia adalah energi minyak
bumi dan energi nuklir.

Energi suatu benda karena kedudukannya dinamakan energi potensial. Bila energi potensial
dilambangkan dengan Ep, maka persamaan matematisnya adalah sebagai berikut.
C. Hubungan Usaha dan Energi

Misalnya sebuah balok yang mempunyai massa m bergerak dengan


kecepatan awal vo. Karena pengaruh gaya F, maka balok setelah t detik
kecepatannya menjadi vt dan berpindah sejauh s.

Perhatikan Gambar 5.4! Apabila gaya yang diberikan kepada balok besarnya tetap, maka
persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut.

Usaha yang dilakukan oleh gaya F adalah


Persamaan di atas merupakan hubungan antara usaha dengan energi kinetik. Hubungan
tersebut secara fisis dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya sama dengan
perubahan energi kinetik benda.

Bagaimana hubungan usaha dan Energi Potensial?


Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.

D.Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Energi mekanik didefinisikan sebagai penjumlahan antara energi kinetik dan energi potensial.
Misalkan terdapat suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian ha diatas tanah. Pada
ketinggian tersebut benda memiliki Epa = mgha terhadap tanah dan Eka= 0. Kemudian
dalam selang waktu t benda jatuh sejauh hb (jarak benda dari tanah ha hb). Persamaan
energi mekaniknya menjadi seperti berikut.

Berdasarkan rumus jatuh bebas, benda yang jatuh sejauh hB memiliki kecepatan sebesar

karena itu

Persamaan di atas membuktikan bahwa energi mekanik yang dimiliki oleh suatu benda
adalah kekal (tetap). Pernyataan ini disebut hukum kekekalan energi mekanik. Hukum
kekekalan energi mekanik dapat dirumuskan sebagai berikut.
Perlu digaris bawahi bahwa hukum kekekalan energi mekanik berlaku hanya jika tidak ada
energi yang hilang akibat adanya gaya konservatif. Misalnya akibat gesekan udara maupun
gesekan antara dua bidang yang bersentuhan. Gaya konservatif adalah gaya yang tidak
bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir.

Balok bermassa 2 kg berada di atas permukaan yang licin dipercepat dari kondisi diam
hingga bergerak dengan percepatan 2 m/s2.

Tentukan usaha yang dilakukan terhadap balok selama 5 sekon!

Pembahasan
Terlebih dahulu dicari kecepatan balok saat 5 sekon, kemudian dicari selisih energi kinetik
dari kondisi awak dan akhirnya:

Anda mungkin juga menyukai