NADYA GANIS S
XI. IPA 3
Salah satu busana pengantin adat Palembang adalah gaya aesan Gede. Sebagaimana
namanya busana ini merupakan busana kebesaran raja Sriwijaya yang kemudian diterjemahkan
sebagai busana pengantin Palembang. Warna merah jambu (pink) dipadu dengan keemasan
mencerminkan keagungan bangsawan. Gemerlap perhiasan dan mahkota dipadukan baju dodot
dan kain songket mempertegas keagungannya.
Pakaian adat Sumatera Selatan sangat terkenal dengan sebutan Aesan gede yang
melambangkan kebesaran, dan pakaian Aesan paksangko yang melambangkan keanggunan
masyarakat Sumatera Selatan. Dengan menggunakan Aesan Gede atau Aesan Paksangko sebagai
kostum pengantin memiliki makna sesuatu yang sangat anggun, karena kedua pengantin
bagaikan raja dan ratu.
Pembeda antara corak Aesan Gede dan Aesan Paksongko, jika dirinci sebagai berikut;
gaya Aesan Gede berwarna merah jambu dipadu dengan warna keemasan. Kedua warna tersebut
diyakini sebagai cerminan keagungan para bangsawan Sriwijaya. Apalagi dengan gemerlap
perhiasan pelengkap serta mahkota Aesan Gede, bungo cempako, kembang goyang, dan kelapo
standan. Lalu dipadukan dengan baju dodot serta kain songket lepus bermotif napan perak.
Pada Aesan Paksangkong. Bagi laki-laki menggunakan songket lepus bersulam emas,
jubah motif tabor bunga emas, selempang songket, seluar, serta songkok emeas menghias
kepala.
Bagi perempuan menggunakan teratai penutup dada, baju kurung warna merah ningrat
bertabur bunga bintang keemasan, kain songket lepus bersulam emas, serta hiasan kepala berupa
mahkota Aesan Paksangkong. Tak ketinggalan pula pernak-pernik penghias baju seperti
perhiasan bercitrakan keemasan, kelapo standan, kembang goyang, serta kembang kenango.
Kebile-bile