Anda di halaman 1dari 38

Nama Mata Kuliah : FISIKA DASAR dan KIMIA

Kode Mata Kuliah : SP1102


SESI Ke :3
TOPIK : MEKANIKA (Kinematika, Dinamika, STATIKA)

Pendahuluan.

Dalam cabang fisika kita mengenal MEKANIKA (Gerak). Mekanika ini dibagi 3 cabang ilmu
yaitu:

a. KINEMATIKA, ilmu gerak, yaitu ilmu yang mempelajari gerak, tanpa melihat
penyebabnya
b. DINAMIKA, ilmu gaya, yaitu ilmu yang mempelajari gerak, dengan melihat penyebab
gerak yaitu gaya
c. STATIKA, ilmu kesetimbangan, yaitu ilmu yang mempelajari kesetimbangan benda.

1. Kinematika
 Besaran-Besaran Gerak Lurus (Jarak, Perpindahan, Kelajuan, dan Kecepatan)

A. GERAK LURUS

1. Pengertian Gerak Lurus


Coba Anda amati fenomena berbagai benda di bawah ini :

Apakah semua benda tersebut bergerak? Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya
senantiasa berubah terhadap suatu acuan tertentu.
Misal mobil bergerak terhadap lintasan, tetapi mobil tidak bergerak terhadap pengendara. Oleh sebab
itu gerak bersifat relatif yaitu selalu mengacu kepada benda lain yang dipandang tidak bergerak.

Ditinjau dari lintasannya gerak dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1). Gerak lurus (translasi) Adalah gerak yang mempunyai lintasan lurus
2). Gerak melingkar (rotasi) Adalah gerak yang mempunyai lintasan berupa lingkaran
3). Gerak parabola Adalah gerak yang mempunyai lintasan berupa parabola.

Jadi ilmu yang mempelajari gerak tanpa mempedulikan penyebab timbulnya gerak disebut
Kinematika.

 Jarak dan Perpindahan


Jarak antara dua titik adalah panjang garis lurus yang menghubungkan kedua titik.
Perpindahan suatu benda menunjukkan berapa jauh benda itu berpindah dan ke mana arahnya.

Jadi jarak AB =jarak BA, tetapi untuk perpindahan. Perpindahan AB = - perpindahan BA


Maka jarak merupakan besaran skalar dan perpindahan merupakan besaran vektor.

Coba anda amati pada gambar di bawah ini !

Dari pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa jarak adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu
benda, sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi atau tempat suatu benda dihitung dari
posisi awal benda tersebut.

Jarak = OP + PQ , Perpindahan = OQ (ke kanan)

 Kelajuan dan Kecepatan (Velocity)

Dalam pengamatan sehari-hari sering anda mencampuradukan istilah kelajuan dan kecepatan.
Tetapi dalam fisika,kedua besaran tersebut memiliki perbedaan yang jelas.
Misalnya anda melihat spidometer sebuah mobil menunjukkan 80 km/jam pada saat bergerak,
maka yang anda maksud adalah kelajuan mobil dan merupakan besaran skalar.
Sedangkan bila anda menyatakan mobil bergerak 80 km/jam ke barat, maka yang anda maksud
adalah kecepatan mobil dan merupakan besaran vektor.

Kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata •

Kelajuan rata-rata Adalah jarak yang ditempuh benda sepanjang lintasannya dibagi waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Contoh : mobil bergerak dengan kelajuan 60 km/jam apa artinya ? Bahwa setiap satu jam
mobil menempuh jarak 60 km.
• Kecepatan rata-rata

Adakah perbandingan antara perpindahan suatu benda terhadap waktu yang diperlukan,
tanpa memperhatikan jenis jarak yang ditempuh

Contoh : kecepatan sepeda motor 35 km/jam dengan arah tertentu. Apa artinya ?
Bahwa setiap satu jam sepeda motor mengatami perpindahan sejauh 35 km.

Percepatan (acceleration)

Untuk mengamati kecepatan gerak suatu benda, apakah dipercepat atau diperlambat perhatikan
gambar berikut ini !

Kalau anda amati gambar. (3a) sepeda bergerak dipercepat karena mengalami perubahan kecepatan
(V2 > V1,), sedangkan pada gambar (3b) sepeda bergerak diperlambat dalam kondisi naik dan
perubahan kecepatan (V2 < V1,).

Jadi perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut percepatan (a)


Bila benda bergerak dengan kecepatan V 1 = Vo pada saat t1 = 0 kemudian dipercepat dengan
kecepatan V2= Vt pada saat t2 = t maka :

Untuk a (+) artinya dipercepat dan a (-) artinya diperlambat.

Missal : - mobil dipercepat sebesar 4 m/s2 , dapat ditulis (a = 4 m/s2)


- mobil mengalami perlambatan sebesar 2 m/s2, dapat ditulis (a = -2m/s2).

B GERAK LURUS BERATURAN (GLB)


Setelah Anda belajar gerak lurus, sekarang Anda harus tahu apa itu Gerak Lurus Beraturan (GLB) ?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda perlu perhatikan gambar di bawah ini !

Ternyata selama sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya tetap, maka gerak
semacam ini disebut gerak lurus beraturan.

Bila digambarkan dengan hasil rekaman ticker timer pada percobaan GLB akan diperoleh pola
sebagai berikut :
Misalnya : Sepeda bergerak lurus beraturan dengan kecepatan 10 m/s, berarti bahwa sepeda
menempuh jarak sejauh 10 m dalam waktu 1 sekon.

Persamaannya menjadi :

C. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

Untuk lebih ielas lagi apa itu GLBB ? Perhatikan dan amati qambar di bawah ini 9

Dari gambar. 5, sepeda bergerak dalam selang waktu tertentu kecepatannya mengalami perubahan
secara beraturan, maka gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan.

Pada percobaan GLBB, hasil rekaman ticker timernya sebagai berikut :


Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa semua benda yang bergerak GLBB mempunyai nilai
percepatan tetap.

Untuk mencari jarak (s) yang ditempuh selama bergerak GLBB, dapat dicari den gan menghitung

luas daerah yang di arsir.


S = luas daerah yang diarsir
S = luas trapesium

S = (Vo + Vy) . ½ t = (Vo + (Vo + at) ½ t = ( 2Vo + at) ½ t

Bila tidak diketahui waktu :


D. GERAK JATUH BEBAS (GJB)

Pada prinsipnya semua benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu akan jatuh ke bumi karena
pengaruh gaya gravitasi, dan benda itu bergerak dipercepat beraturan.

Coba anda ingat kembali pada peristiwa gerak lurus dimana percepatan yang dialami benda
disimbolkan (a), sedangkan gerak yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi maka percepatan gravitasinya
disimbolkan (g) dan nilai percepatan gravitasinya di permukaan bumi g = 9,8 m/s 2,

Sekarang kita amati bersama, apakah benda yang jatuh ke tanah dikatakan gerak jatuh bebas ?

Misalnya : anda menjatuhkan kertas dengan batu kerikil pada ketinggian clan waktu yang sama,
apakah akan jatuh bersama-sama ? Dan apa yang terjadi kalau kertas tersebut diremas-remas
membentuk bola dan dijatuhkan pada ketinggian dan waktu yang sama pula ?
Dari peristiwa itu dapat disimpulkan bahwa gesekan udara berpengaruh bagi benda yang bergerak.
Oleh karenanya semua benda yang jatuh tanpa adanya gesekan dengan udara dan tanpa kecepatan
awal, maka benda itu disebut jatuh bebas.

Secara konsep bahwa semua benda yang bergerak jatuh bebas akan jatuh bersama-sama tanpa
memperhitungkan berat benda tersebut.
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vt = kecepatan pada t sekon (m/s) t = waktu (s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)

E. GERAK VERTIKAL KE ATAS (GVA)

Saat anda melempar benda ke atas, apa yang terjadi pada gerak benda itu? Tentunya akan mengalami
perlambatan akibat pengaruh gaya gravitasi, jadi perlambatannya a = -g (berlawanan dengan gerak
benda).

- Pada ketinggian maksimum (hmax)


- hmax --> Vt = 0 (benda akan berhenti sesaat kemudian berbalik arah, kembali ke bawah.

F. GERAK VERTIKAL KE BAWAH (GVB)

Pada dasarnya gerak vertikal ke bawah sama dengan gerak jatuh bebas, namun yang membedakan
adalah adanya kecepatan awal. Karena GVB mempunyai kecepatan awal, maka gerak benda tentunya
semakin cepat.
G. GERAK PARABOLA

Pada prinsipnya suatu benda bergerak parabola itu perpaduan dua gerak yaitu gerak lurus beraturan
(GLB) clan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

Anda pasti bisa mengamati gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : - peluru
dilepaskan dari senapan
- serta cabang-cabang olag raga yang dasarnya menggunakan gerak parabola.
- (kiper menendang bola, lemparan bola bisbol, golf clan sebagainya)
Jadi gerak suatu benda yang lintasannya berupa parabola disebut gerak parabola

 Percepatan

 Jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan berubah-ubah menjadi lebih cepat maka
benda itu dapat dikatakan mengalami percepatan. Percepatan (a) adalah perubahan
kecepatan tiap satu satuan waktu.

 Jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan berubah-ubah menjadi lebih lambat
makabenda itu dapat dikatakan mengalami perlambatan. Perlambatan sama dengan
percepatanyang bertanda negatif(–). Persamaan-persamaan yang digunakan
perlambatan sama dengan persamaan percepatan.
Pengertian Percepatan
Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan yang
tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada sepeda yang bergerak menuruni sebuah
bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin lama semakin bertambah selama geraknya. Gerak
sepeda tersebut dikatakan dipercepat. Jadi percepatan adalah kecepatan tiap satuan waktu. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
delta v = kecepatan (m/s)
delta t = waktu (s)
Percepatan merupakan besaran vektor. Percepatan dapat bernilai positif (+a) dan bernilai negatif (-a)
bergantung pada arah perpindahan dari gerak tersebut. Percepatan yang bernilai negatif (-a) sering
disebut dengan perlambatan. Pada kasus perlambatan, kecepatan v dan percepatan a mempunyai arah
yang berlawanan. Berbeda dengan percepatan, percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan terhadap selang
Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah. Percepatan rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
delta v = perubahan kecepatan (m/s)
delta t = perubahan waktu (s)
a = percepatan rata-rata (m/s2)

Pengetahuan Umum
Kecepatan sebuah sepeda motor tidak konstan. Ketika melewati
jalan yang menurun, sepeda motor akan bergerak dengan cepat.
Sebaliknya, ketika tiba-tiba lampu lalu lintas menyala merah,
tentu kita akan memperlambat kecepatan kendaraan kita.
Kecepatan pada saat tertentu dinamakan kecepatan sesaat.
Besarnya kecepatan sesaat di sebut kelajuan sesaat. Pada
kendaraan bermotor, kelajuan sesaat dapat kita lihat pada
speedometer. Jadi, speedometer merupakan alat untuk
menunjukkan kelajuan sesaat.

Percepatan dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan suatu objek bergerak dalam selang
waktu tertentu. Jika sebuah mobil bergerak dengan kecepatan selalu bertambah dalam selang waktu
tertentu, maka mobil tersebut di katakan mengalami percepatan. Perubahan kecepatan dalam selang
waktu tertentu disebut percepatan. Percepatan ini yang disebut dengan percepatan rata-rata yang
dapat ditulis sebagai berikut :
Advertisment

dengan kecepatan v2adalah kecepatan pada saat t = t2dan v1adalah kecepatan pada t = t1.
Bentuk komponen percepatan rata-rata a pada bidang dua dimensi adalah sebagai berikut.

dengan dan Dikatakan percepatan rata-rata, karena tidak


memedulikan perubahan percepatan pada saat tertentu.

Percepatan suatu benda yang bergerak dalam waktu tertentu disebut dengan percepatan sesaat. Secara
matematis dapat yang dinyatakan dalam persamaan berikut.

Jika digambar dalam bidang XY, maka kecepatan sesaat merupakan kemiringan garis singgung dari
grafik v – t pada saat t = t1.

Tampilan geometris pada saat t = t1 sama dengan kemiringan garis singgung pada

Untuk menentukan percepatan sesaat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain, sebagai berikut.
Percepatan Sesaat Dapat Diturunkan dari Fungsi Kecepatan dan Posisi
Percepatan sesaat merupakan percepatan pada waktu tertentu (t = t1). Pada pelajaran matematika
nilai limit dari percepatan sesaat adalah sebagai berikut :

atau
Persamaan di atas disebut turunan v terhadap t. Artinya, percepatan sesaat merupakan turunan
pertama dari fungsi kecepatan v terhadap waktu atau turunan kedua dari fungsi posisi terhadap t.
Bentuk vektor komponen dari percepatan sesaat a adalah sebagai berikut.
a = axi + ayj

dengan dan . Karena dan , maka persamaanya menjadi


seperti berikut.

dan

Persamaan di atas merupakan percepatan sesaat yang diperoleh dari turunan kedua dari posisi
partikel atau benda yang bergerak.

Menentukan Posisi dan Kecepatan dari Fungsi Percepatan

Ketika kita ingin menentukan posisi dan kecepatan berdasarkan fungsi percepatan, maka kita harus
mengintegralkan fungsi percepatan. Hal ini merupakan kebalikan saat kita ingin menentukan
percepatan dari fungsi posisi dan kecepatan dengan menurunkannya terhadap t. Dalam bidang dua
dimensi, percepatan dinyatakan sebagai berikut.

atau dv = adt

Jika kedua ruas dari persamaan di atas diintegralkan, maka diperoleh persamaan seperti berikut.

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu sama
dengan luas daerah di bawah grafik a(t) dengan batas bawah t = 0 dan batas atas t = t.

Luas daerah di bawah grafik a (t) sama dengan nilai

Karena , maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut.


sehingga

Dengan cara yang sama, untuk koordinat y diperoleh persamaan sebagai berikut.

Persamaan dan merupakan posisi partikel yang


telah bergerak dalam selang waktu tertentu dan diperoleh dari integrasi kedua fungsi percepatan.

 Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
 Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki kecepatan konstan, sedangkan
benda yang bergerak lurus berubah beraturan mengalami perubahan kecepatan
secara beraturan, atau memiliki percepatan konstan.
 Pada GLB, hubungan jarak (s) terhadap waktu (t) dan hubungan kecepatan (v)
terhadap waktu (t) dapat dilukiskan seperti Gambar 3.3.
 Pada GLBB,hubungan jarak (s) terhadap waktu (t) dan hubungan kecepatan (v)
terhadap waktu (t) dapat dilukiskan seperti Gambar 3.4 (a) dan (b).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) (Artikel Lengkap)

Set
elah mempelajari materi pelajaran ini diharapkan anda dapat menyimpulkan karakteristik gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) melalui percobaan dan pengukuran besaran-besaran terkait, serta
menerapkan besaran-besaran fisika pada gerak lurus berubah beraturan dalam bentuk persamaan dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Pengertian GLBB sangatlah beragam. Tergantung sumber dan pemikiran masing-masing orang.
Berikut adalah beberapa pengertian GLBB menurut beberapa sumber:

 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan
rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik (sumber: id.wikipedia.org).
 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan
kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda
yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= –) (sumber: bebas.xlsm.org).
 GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Maksud
dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar dan arahnya tetap (sumber:
sidikpurnomo.net).
Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan
memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur.

Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau perlambatan. Gerak
benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak
yang mengalami perlambatan disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat.

Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut mengalami percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan.
Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan
berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda
selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan
selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.

Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah
percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda
tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara
konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan,
kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada
lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata
perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.

Grafik kecepatan terhadap waktunya adalah seperti gambar di bawah ini.

Grafik menunjukkan gerak lurus berubah beraturan karena garis pada grafik lurus yang menunjukkan
bahwa percepatannya tetap.
Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Rumus GLBB ada 3, yaitu:

Keterangan:

Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)

V0 = kecepatan awal (m/s)

a = percepatan (m/s2)

t = selang waktu (s)

s = jarak tempuh (m)

Hubungan GLBB dengan Matematika

Kita bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak lurus berubah beraturan dengan
rumus luas matematika. Seperti pada contoh gambar dibawah ini:

Sebuah titik partikel melakukan gerak dengan grafik


hubungan kecepatan (v) terhadap
waktu (t) seperti terlihat pada gambar di samping. Berapakah
jarak yang ditempuh titik partikel selama 8 sekon tersebut?

Jawab:

Cara Saya:

s = luas I + luas II + luas III


s = (1⁄2 . 4 . 10) + (2 . 10) + (1⁄2 . 2 . 10)
s = 20 + 20 + 10 = 50 m

Nah, jauh lebih simple dan cepat, kan? :)


Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal di sekitar
bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas. Rumus ini
akurat saat benda dijatuhkan di ruang hampa.

Keterangan:

vt = kecepatan saat t sekon (m/s)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)

h = jarak yang ditempuh benda (m)

t = selang waktu (s)

Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan
kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak vertikal ke bawah adalah
sebagai berikut.

Keterangan:

h = jarak/perpindahan (m)

v0 = kecepatan awal (m/s)

vt = kecepatan setelah t (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

t = selang waktu (s)


Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal
tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut.

Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi adalah
sebagai berikut.

Keterangan:

tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)

v0 = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)

Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:

Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun.

Gerak Lurus Beraturan (GLB) & Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena
besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda
bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah
timur dengan kelajuan konstan 10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter
setiap sekon. Karena kelajuannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur
sejauh 20 meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter… dan
seterusnya… bandingkan dengan gambar di samping. Perhatikan besar dan arah panah. Panjang
panah mewakili besar kecepatan alias kelajuan, sedangkan arah panah mewakili arah kecepatan. Arah
kecepatan mobil = arah perpindahan mobil = arah gerak mobil.

Perhatikan bahwa ketika dikatakan kecepatan, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan
sesaat. Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan kecepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah kecepatan.
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan
kecepatan rata-rata. Kok bisa ya ? yupz. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu
konstan. Kecepatan konstan berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan
selalu konstan. Besar kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat karenanya
besar kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata-rata.

Contoh GLB

Grafik Gerak Lurus Beraturan


Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk
memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka
akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.

Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di atas


Besar kecepatan benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu
tempuh (satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, besar
kecepatan benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui besar perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang diarsir
pada grafik di atas sama dengan besar perpindahan yang ditempuh benda. Jadi, untuk mengetahui
besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah
satuan panjang, bukan satuan luas.

Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, besar perpindahan yang ditempuh
benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung besar perpindahan adalah menggunakan
persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung besar perpindahan di atas berlaku jika gerakan
benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya,
pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan sebesar 5 m/s. Padahal dapat
saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah
memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini.
GLBB

Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu
konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan
konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu
benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapibesar percepatan
selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.

Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah
percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda
tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara
konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan,
kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada
lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata
perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2
detik mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s.
Setelah 4 detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya… Tampak bahwa setiap detik
kelajuan mobil bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bahwa mobil mengalami percepatan konstan
sebesar 2 m/s per sekon = 2 m/s2.
Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)

Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak
dengan kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3 detik
benda bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan 2 km/jam.
Setelah 5 detik benda berhenti. Tampak bahwa setiap detik kelajuan benda berkurang 2 km/jam. Kita
bisa mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam per sekon.

Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu
konstan setiap saat, karenanya percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadibesar
percepatan = besar percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari
keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi
ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap
waktu (ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan kecepatan).
Contoh GLBB

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v
yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -).
Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II (S F = m . a).

vt = v0 + a.t

vt2 = v02 + 2 a S
S = v0 t + 1/2 a t2
vt = kecepatan sesaat benda
v0 = kecepatan awal benda
S = jarak yang ditempuh benda
f(t) = fungsi dari waktu t
V = ds/dt = f (t)
a = dv/dt = tetap
Syarat : Jika dua benda bergerak dan saling bertemu maka jarak yang ditempuh kedua benda adalah
sama.

 Penerapan Gerak Lurus Berubah Beraturan


 Benda-benda yang bergerak vertical ke atas maupun ke bawah di atas
permukaan bumi akan mengalami gerak lurus berubah beraturan, dengan percepatan
atau perlambatannya adalah gravitasi bumi.
 Contoh GLBB adalah gerak vertikal ke atas,gerak vertical ke bawah, dan gerak
jatuh bebas.
 Benda-benda yang jatuh dari ketinggian terhadap permukaan bumi akan
dipercepat oleh gravitasi bumi, sehingga berupa gerak dipercepat (misal benda jatuh
bebas). Sedangkan gerak vertikal menjauhi permukaan bumi akan diperlambat oleh
gravitasi bumi, sehingga berupa gerak diperlambat (misal peluru ditembakkan
vertikal ke atas atau benda dilempar vertikal ke atas).

2. Dinamika

Hukum Newton

Ketika kita mendorong benda yang berat seperti meja, kita harus memberikan gaya yang
cukup besar untuk dapat menggerakkan meja tersebut. Lain halnya, ketika mendorong tong
sampah, gaya yang kita perlukan lebih kecil. Dinamika gerak ini dijelaskan oleh ilmuwan
fisika bernama Isaac Newton.

Newton memperkenalkan 3 hukum dinamika gerak. Hukum pertama mengenai kelembaman,


hukum kedua mengenai hubungan gaya dengan massa dan percepatan benda, dan hukum
ketiga menjelaskan tentang aksi-reaksi. Ketiga hukum ini dituliskan Newton dalam satu buku
yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang bisa dikenal
dengan principia.

1. Hukum Pertama Newton

Hukum ini menyatakan tentang kelembaman benda. Hukum ini mengatakan benda yang
diam cenderung untuk tetap diam, sedangkan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan
akan cenderung tetap berada pada kecepatan konstannya tersebut.

Contoh aplikasi hukum ini adalah meja akan tetap diam sampai ada gaya yang cukup untuk
menggerakkan meja tersebut.
Contoh lainnya, mobil yang bergerak dalam kecepatan konstan akan tetap berjalan dengan
kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang diaplikasikan ke mobil tersebut (seperti gas atau
rem). Saat mobil ini rem, kita sebagai penumpang akan terdorong ke depan karena gaya dari
rem tersebut.

Newton menyatakan hukum ini sebagai berikut:

"Setiap benda tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan kelajuan konstan pada
garis lurus kecuali ada resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut."

2. Hukum Kedua Newton

Hukum Newton pertama menyatakan benda cenderung mempertahankan keadaannya selama


tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Apa yang terjadi ketika ada
resultan gaya pada benda tersebut? Hasil eksperimen Newton menemukan bahwa benda
tersebut akan mengalami percepatan. Ketika gaya yang bekerja searah dengan gerak benda,
benda tersebut akan dipercepat dan ketika gaya ini berlawanan dengan arah gerak benda,
benda tersebut akan diperlambat.

Selain gaya mengubah percepatan benda, Newton juga menemukan hubungan antara gaya
dengan massa suatau benda. Massa adalah ukuran kelembaman suatu benda. Hal ini
disebabkan oleh semakin besar massa sebuah benda, semakin besar gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan benda tersebut. Contohnya, kita memerlukan tenaga yang lebih besar
untuk mendorong mobil daripada motor.

Hubungan antara gaya dengan massa dan percepatan bisa dituliskan sebagai berikut:

dengan ΣF = resultan gaya (N), m = massa benda (kg), a = percepatan benda (m/s2).

Intinya, semakin besar gaya yang diberikan semakin besar perubahan percepatannya. Arah
percepatan searah dengan arah resultan gaya.

3. Hukum Ketiga Newton

Hukum ini menyatakan bahwa gaya selalu muncul secara berpasangan. Hukum ini
dinyatakan dengan:

"Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda lainnya, benda kedua akan
memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah pada benda pertama."
Contohnya, ketika pistol ditembakkan dan peluru keluar dari pistol, pistol juga terhentak ke
belakang. Contoh lainnya, saat kita berdiri di lantai, kita memberikan gaya pada lantai dan
lantai juga memberikan gaya kepada kita.
Contoh soal hukum Newton:

1. Pada diagram di bawah ini terdapat tiga gaya yang bekerja pada kotak. Kotak ini tetap
diam pada tempatnya. F1 diketahui sebesar 16 N dan F2 memiliki nilai sebesar 9 N.
Berapakah besara gaya F3?

Karena kotak ini diam, maka diketahui bahwa resultan gayanya adalah 0.

Maka diperoleh:

2. Pada sebuah kotak dengan massa 140 kg, terdapat 2 gaya yang saling tegak lurus dengan
nilai masing-masing 70 N. Berapakah percepatan yang dialami kotak tersebut?

Untuk menghitung percepatan, kita memerlukan resultan gayanya. Resultan gaya ini bisa kita
hitung dengan Dalil Pythagoras karena gaya merupakan besaran vektor.
Massa kotak tersebut diketahui 140 kg, maka percepatannya:

Berat, Gaya Normal, dan Tegangan Tali

Berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda, gravitasi ini adalah percepatan
yang mengarah ke pusat bumi. Berat dapat dirumuskan:

dengan: w = berat benda (N), m = massa benda (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2)

Ketika benda berada pada suatu bidang datar, bidang ini memberikan gaya kontak terhadapat
suatu benda. Gaya kontak yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan bidang adalah gaya
normal. Berat gaya normal ini bergantung dengan gaya lain yang bekerja pada benda. Gaya
normal dan berat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gaya tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada tali saat tali dalam keadaan tegang. Arah
gaya tegangan tali tergantung pada titik tinjauan kita. Pada gambar di sebelah kiri, saat kita
meninjau massa m, gaya tegangan tali mengarah ke atas. Saat kita meninjau tempat tali
digantung, gaya tegangan tali ini mengarah ke bawah. Pada gambar di sebelah kanan - kedua
benda dihubungan dengan tali. Saat kita meninjau benda m 1 gaya tegangan tali mengarah ke
kanan. Saat kita meninjau m2 gaya tegangan tali ini mengarah ke kiri.
Contoh soal:
1. Sebuah benda bermassa 30 kg berada pada sebuah bidang. Tentukan gaya normalnya
ketika bidang tersebut horizontal dan membentuk sudut 30o terhadap bidang horizontal.

Gaya berat pada benda adalah w = mg = 30 x 10 = 300 N. Pada bidang datar, gaya normal
(N) searah dengan gaya berat dan resultan gaya adalah 0 karena benda diam. Maka:

Pada bidang miring, gaya yang bekerja pada benda bisa digambarkan seperti ini:

Untuk mendapatkan gaya normal, kita harus menguraikan gaya berat terhadapt sumbu y
menjadi wy:

Besar gaya normal adalah sama dengan wy karena benda diam sehingga resultan gayanya 0.
2. Sebuah kotak 150 kg yang tergantung pada tali bergerak ke atas dengan percepatan 3 m/s 2.
Tentukan tegangan talinya.

Benda ini bergerak dengan percepatan, maka sesuai hukum Newton kedua:

sehingga diperoleh:

Gaya Gesekan
Jika kita mendorong suatu benda, contohnya meja, benda ini tidak akan langsung bergerak.
Setelah kita mendorongnya dengan kekuatan tertentu barulah meja ini akan bergerak dan
setelah meja bergerak kita juga terus harus mengeluarkan gaya agar meja ini tetap bergerak.

Gaya yang diperlukan untung menggerakkan meja ini adalah sebesar gaya gesek statis
benda. Gaya gesek statis ini bernilai sebanding dengan gaya normal antara benda dan bidang.
Kesebandingan gaya gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien gesekan
statis. Maka, gaya gesek statis dirumuskan:

dengan μs = koefisien gesekan statis dan N = gaya normal.


Persamaan ini hanya berlaku tepat sebelum benda bergerak. Jika gaya yang diberikan lebih
kecil dari gaya gesek statis ini maka benda akan tetap diam. Dalam keadaan ini berlaku:

Setelah benda bergerak, gaya gesekan yang bekerja pada benda disebut dengan gaya gesek
kinetik. Gaya gesek ini memiliki rumus:

dengan μk = koefisien gesekan kinetik dan N = gaya normal.

Koefisien gesekan kinetik selalu lebih kecil daripada koefisien gesekan statis. Hal inilah
yang menyebabkan gaya tersesar yang diperlukan untuk mendorong benda adalah saat benda
diam menuju bergerak.

Contoh soal:
1. Sebuah kotak dengan massa 20 kg diam berada pada suatu bidang datar. Koefisien gesekan
benda tersebut adalah μs = 0,5 dan μk = 0,3. Tentukan gaya gesek yang bekerja ketika benda
ini diberikan gaya F sebesar: (a) 0 N, (b) 12 N, (c) 150 N

Gaya yang bekerja pada benda dapat digambarkan sebagai berikut:

Gaya normal benda adalah:

Gaya gesek statis yang harus dilewati agar benda dapat bergerak adalah:

(a) Saat F = 0 N, benda ini tidak akan bergerak maka fges = 0

(b) F = 12 N, gaya ini lebih kecil daripada gaya gesek statis yang harus dilewati agar benda
bergerak. Maka:
(c) F = 150 N melewati gaya gesek statis benda. Maka benda bergerak sehingga gaya gesek
yang berlaku adalah gaya gesek kinetik.

2. Pada diagram ini, benda I memilkiki massa 4 kg dan benda II 3 kg. Koefisien gesekan
kinetik benda I dengan bidangnya adalah 0,3. Dengan mengabaikan gaya gesekan tali dan
katrol, tentukan percepatan tiap benda dan tegangan tali.

Pertama, gambarkan gaya yang bekerja pada masing-masing benda.

Tinjau benda I dengan gaya pada sumbu-y:

Gaya gesek juga bisa kita hitung:

Sekarang tinjau benda I dengan gaya pada sumbu-x:

Tinjau benda II:

Kita bisa menambahkan persamaan (1) dan (2) sehingga mendapatkan:


Untung menghitung tegangan tali, gunakan persamaan (1):

Dinamika Gerak Melingkar

Pada bab sebelumnya, kita telah mempelajari gerak melingkar. Kita sudah mengetahui bahwa
pada gerak melingkar selalu ada percepatan yang mengarah ke dalam lingkaran
yaitu percepatan sentripetal. Percepatan ini dirumuskan sebagai berikut:

dengan as = percepatan sentripetal, v = kelajuan benda, R = jari-jari lingkaran

Oleh karena benda bermassa bergerak melingkar akan ada gaya yang mengarah ke pusat
lingkaran disebut dengan gaya sentripetal. Gaya sentripetal ini dirumuskan:

Gaya sentripental bukanlah gaya yang berdiri sendiri. Gaya ini adalah resultan gaya yang
bekerja pada benda yang bergerak melingkar dan arahnya adalah menuju pusat lingkaran.

Contoh soal:
Sebuah truk bermassa 2400 kg dengan kelajuan 36 km/jam melintasi jembatan yang
melengkung dengan radius 35 m. Tentukan besar gaya normal yang diberikan jembatan
terhadap mobil.

Pertama, kita gambarkan diagaramnya terlebih dahulu:

Dari soal ini diketahui bahwa m = 2400 kg, v = 36 km/jam = 10m/s, R = 35 m.


Gaya yang bekerja pada mobil adalah gaya normal dan gravitasi. Seperti dijelaskan
sebelumnya, gaya sentripetal merupakan resultan gaya yang bekerja. Dikarena gaya
sentripetal mengarah ke pusat lingkaran, maka gaya yang mengarah ke pusat di lingkaran
diasumsikan bernilai positif. Maka secara matematis dituliskan:

Sehingga untuk menghitung gaya normal N:

3. STATIKA
Statika merupakan ilmu kesetimbangan benda, yaitu salah satu cabang dari mekanika
teknik yang berkaitan dengan analisis gaya-gaya yang bekerja pada suatu sistem yang
diam/statis dan setimbang. Gaya-gaya yang dimaksud disini pada umumnya termasuk gaya
itu sendiri dan juga momen. Pada statika, sistem struktur diidealisasikan/dianggap sangat
kaku sehingga pengaruh dari lendutan tidak diperhatikan. Struktur yang dipelajari juga
merupakan gabungan dari komponen-komponen yang menahan gaya desak, tarik, dan/atau
momen sehingga dapat mencapai kesetimbangan.
Ilmu statika umumnya merupakan salah satu mata kuliah bidang teknik pertama yang
diberikan di level universitas. Prinsip-prinsip yang dipelajari dalam statika cukup mendasar
dan mudah dipahami, hanya memerlukan sedikit dari hukum-hukum fisika mekanika dan
matematika dasar.
Syarat kesetimbangan dan Momen gaya

Benda dikatakan berada dalam kesetimbangan apabila :

- Benda itu sebagai satu keseluruhan tetap diam atau bergerak menurut garis lurus
dengan kecepatan konstan
- Benda itu tidak berotasi sama sekali atau berotasi dengan kecepatan tetap

Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol. Artinya :

 Fx = 0 dan  Fy = 0

dimana Fx adalah komponen-komponen gaya pada sumbu X

dimana Fy adalah komponen-komponen gaya pada sumbu Y


Resultan vektornya :
F= √ F 2
x +F 2
y

Fy
tg θ=
Sedangkan arahnya : Fx

Momen gaya : perkalian antara besarnya gaya dengan lengan dari gaya tersebut : M = F. l

Suatu benda dikatakan dalam keadaan setimbang sempurna bila

 F = 0 dan  M = 0

disini M adalah momen gaya F terhadap titk sembarang O.

Jika gaya : F = Fx i + Fy j+ Fz k

Vector posisi titik tangkap gaya : r = x i + y j+ z k

Dan momen gaya : M = Mx i + My j+ Mz k

i j k
|x y z|
Maka : M = r x F = Fx Fy Fz

= (Fz . y – Fy. z) i+ (Fx . z – Fz. x).j+(Fy . x – Fx. y).k

disini : Mx = (Fz . y – Fy. z)

My = (Fx . z – Fz. x)

Mz = (Fy . x – Fx. y)
Besar momen gaya M adalah : M = |rxF| = Fr sin  = F.l

Efek gaya F1 ialah rotasi berlawanan arah putaran jarum jam terhadap sumbu putar di O,
biasanya diberi tanda positif, sedangkan efek gaya F 2 ialah rotasi searah dengan jarum jam
dan diberi tanda negatif

Satuan momen gaya adalah Newton – meter (N-m) atau (lb-ft)

Jika garis gaya F1 dan F2 sejajar dan tidak berimpit seperti gambar dibawah ini, maka
pasangan gaya tersebut dinamakan kopel, contoh umum sebuah kopel adalah gaya-gaya pada
jarum kompas didalam medan magnet bumi. Pada kutub utara dan selatan jarum itu bekerja
gaya yang sama besar, yang satu mengarah ke utara dan yang satu mengarah ke selatan.

Momen resultan dari kopel terhadap titik sembarang O adalah :

C = M = r1xF + r2x(-F)

= (r1 - r2) F

=rxF

Dengan demikian kopel C adalah sebuah vector yang tegak lurus bidang melalui dua gaya
tersebut

Besar momen Kopel C = rxF = r F sin  = F.l

Sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel hanya dapat dalam keadaan seimbang bila
ada kopel lain yang bekerja pada benda tersebut yang besarnya sama dan berlawanan arah.

Contoh :
Tentukanlah momen gaya F = 6 N yang bekerja pada sebuah benda F membentuk
sudut 300 dengan sumbu x dan r = 4,5 m membentuk sudut 500 dengan x
Jawab :  = x.Fy – y.Fx
x = r cos 500 = 0,289 m
y = r sin 500 = 0,345 m
Fx = F cos 300 = 5,196 N
Fy = F sin 300 = 3 N
Maka  = x.Fy – y.Fx = 0,289 .3 – 0,345 . 5,196
= - 0,925 N
persamaan garis kerja : - 0,925 = 3x –5,196y

7.2. Gaya-gaya sebidang

Gaya-gaya sebidang terletak dalam satu bidang datar, suatu sistem yang berpotongan
terdiri dari gaya-gaya yang berpotongan di suatu titik yang disebut tititk perpotongan. Suatu
sitem sejajar terdiri dari gaya-gaya yang berpotongan di titik tak berhingga. Suatu titik
berpotongan dan tidak sejajar terdiri dari gaya-gaya yang tidak berpotongan mungkin sebuah
gaya yang melalui titik perpotongan dan tidak sejajar.

Gaya-gaya berpotongan : gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan di suatu titik.


Resultan R dari gaya-gaya yang berpotongan mungkin sebuah gaya yang melalui titik
perpotongan atau nol.

Besar vektor resultannya adalah : R= ( √ ∑F 2


X ) +( ∑ FY )2
tg θ x =
∑ FY
Dengan arah : ∑ FX
Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika dibawah pengaruh gaya-gaya yang
berpotongan, maka :

- Benda itu diam dan tetap diam (disebut keadaan kesetimbang statik
- Benda itu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap (disebut kesetimbangan
translasi)

Syarat kesetimbangan : R = F = 0 atau FX = FY = 0

Gaya – gaya paralel : gaya - gaya yang berpotongan di sutu titik tak berhingga. Resultan
gaya – gaya sejajar mempunyai arah yang sama dengan arah dengan arah gaya – gaya itu
dan besarnya sama dengan jumlah besar gaya – gaya tadi. Gaya resultan ini mungkin :
- sebuah gaya R yang sejajar dengan sistem
- suatu kopel
- nol
Jika sitem paralel ini sejajar dengan sumbu Y maka : R = F dan R . x̄ = M0 disini x̄ adalah

x̄=
∑ M0
jarak tegak lurus dari pusat momen O ke resultan R̄ dan besarnya : ∑F =
x1 . F 1 +x 2 . F 2 +x 3 . F3 +.. . .. .. .+X n . F n
F 1 +F2 +F3 +.. . .. .. . .. .+F n
Jika F = 0, kopel resultan jika ada besarnya sama dengan : C̄=∑ M 0 =R . x̄

Gaya – gaya yang tidak berpotongan dan tidak sejajar adalah gaya – gaya yang garis
kerjanya tidak berpotongan di satu titik dan tidak sejajar.

Gaya resultan sistem mungkin :

- gaya tunggal R̄
- suatu kopel dalam bidang sitem atau bidang sejajar
- nol
∑ FY
Secara aljabar : R= ( √ ∑F X)
2
+(∑ FY ) dan
2 tg θ x =
∑ FX

Disini x adalah sudut antara resultan R̄ dengan sumbu x positif.

Garis kerja gaya resultan R̄ di peroleh dari persamaan : R .ā = M0

Disini ā adalah jarak tegak lurus pusat momen O terhadap gaya resultan R̄ .

Sitem gaya yang bekerja pada benda tegar pada umumnya sitem tidak berpotongan dan tidak
sejajar. Syarat kesetimbangan benda tegar di bawah pengaruh gaya – gaya bidang adalah : F
= 0 atau FX = FY = Fz 0 dan M0 = 0

7.3. Pusat Massa

Pada sistem benda titik tiap anggota sistem mempunyai massa, maka massa dari sitem
benda titik adalah jumlah dari massa – massa anggota sistem dan letak dari massa total ini
adalah pada pusat massanya. Pusat massa adalah titik tangkap dari resultan gaya – gaya berat
pada setiap anggota sistem, yang jumlah momen gayanya terhadap titik tangkap ini (pusat
massa ) sama dengan nol. Dikatakan juga bahwa pusat massa adalah sebuah titik pada sitem
benda titik yang bila dikerjakan gaya luar akan mengakibatkan benda bergerak translasi
murni. Setiap benda titik mengalami gaya tarik bumi dengan gaya w = mg disbut gaya
berat, arah gaya ini menuju pusat bumi, gaya ini akan berpotongan di tempat yang jauh
sekali, arahnya dapat dikatakan sejajar.

Jadi : wsistem = mg

r̄ pm =
∑ mi . g . r̄ i ∑ mi . r̄i
∑ mi . g = ∑ mi
atau ditulis menurut komponen-komponennya :

x pm=
∑ mi . xi
∑ mi
y pm =
∑ mi . y i
∑ mi

z pm=
∑ mi . zi
∑ mi
(xpm, ypm, zpm), adalah koordinat dari pusat massa

v̄ pm=
d
r pm =
d ∑ mi . r̄ i
Perhatikan :
dt dt ∑ mi
d
mi (
r̄ )
dt i ∑ ( mi . v̄ i )
= ∑ mi ∑ mi
d d ∑ m i . v̄ i
ā pm= v pm= ( )
dt dt ∑ m i

d
mi (
v̄ )
dt i ∑ (mi . ā i )
= ∑ mi ∑ mi

untuk benda rigid :


lim
Δm→0 ∑ i=1
¿ Δmi =∫ dm ¿

yang terdiri dari banyak sekali titik-titik massa. Jadi koordinat titik massa benda rigid :
x . dm y . dm z . dm
x pm=∫ y pm =∫ z pm=∫
dm , dm , dm

dm = .dv atau dm = .dA, atau dm = .dl

jika :  = massa persatuan volume (v)

 = massa persatuan luas (A)


 = massa persatuan panjang (l)

jadi kordinat titik pusat massa juga dapat ditulis sebagai berikut :

x . dv x . dA x . dl
x pm=∫ x pm=∫ x pm=∫
v atau A atau l

y . dv y . dA y . dl
y pm =∫ y pm =∫ y pm =∫
v atau A atau l
z. dv z. dA z . dl
z pm=∫ z pm=∫ z pm=∫
v atau A atau l

Jika benda rigid yang homogen mempunyai bentuk simetri, pusat massa akan berimpit
dengan pusat simetrinya, misalnya bola, parallel epipedum(balok), kubus, dan lain-lain.Jika
benda rigid yang homogen mempunyai sumbu simetri misalnya kerucut, silinder, maka pusat
massanya akan berada pada sumbu simetrinya.

Contoh :

Tentukanlah letak titik pusat massa dari system benda titik yang terdiri dari m 1 = 5 kg
pada (0,0), m2 = 30 kg pada (15,20), m3 = 20 kg pada (30,0) dan m 4 = 15 kg pada (-
15,10), dalam cm

Jawab :

m=mi = (5+30+20+15) = 70 kg

x pm=
∑ mi . xi (5 . 0 )+(30 .15 )+(20 . 30)+(15 .−15)
∑ mi =70 = 11,8 cm

y pm =
∑ mi . y i (5 . 0 )+(30 .20 )+(20 . 0)+(15. 10 )
∑ mi = =70 = 10,7 cm

jadi titik pusat massanya adalah : (11,8 . 10,7)

7.4. Titik Berat

Titik berat adalah titik-titik yang dilalui oleh garis kerja dari resultan gaya berat sitem
benda titik, berarti merupakan titik potong dari garis kerja gaya berat bila letak dari sitem ini
berubah – ubah. Misal benda rigid seperti gambar dibawah ini :

tali

01
t

Sebuah benda rigid digantung dengan pusat 0, maka garis vertikal melalui 0 adalah tempat
kedudukan titik berat benda. Jika digantung pada tempat yang beralainan maka akan
mempunyai titik berat yang berbeda.

Koordinat titik berat benda dirumuskan sebagai :

xz=
∑ w i . x i ∑ mi . g . x i ∑ mi . x i
∑ wi = ∑ mi = ∑ mi
dengan cara yangs sama didapat untuk titik yang lain :

y z=
∑ mi . y i z = ∑ mi . z i
∑ mi , z ∑ mi
untuk benda rigid beralaku :

xz=
∫ x. dw y =∫ y . dw z = ∫ z. dw
∫ dw , z ∫ dw , z ∫ dw
Titik berat dan titik pusat massa mempunyai koordinat yang sama, berati titik ini berimpit.
Hal ini benar bila benda atau system berada dekat dengan permukaan bumi. Untuk benda-
benda yang jauh dari permukaan bumi titik berat letaknya berubah, lebih dekat ke arah bumi
dari pada pusat massa, yang selalu tetap letaknya dimana pun benda itu berada.

REFERENSI

1. Physics For Scientist and Engineer by Paul A. Tipler


2. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Paul A. Tipler
3. Physics For Scientist and Engineer by Serway Jeweet
4. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Serway Jeweet
5. Physics For Scientist and Engineer by Halliday & Resnick
6. Manual Solution Physics For Scientist and Engineer by Halliday & Resnick
7. Physics by Giancolly
8. Manual Solution Physics by Giancolly

Anda mungkin juga menyukai