Anda di halaman 1dari 25

Gerak Dua Dimensi

Materi Kuliah
❑ Gerak Peluru
❑ Gerak Melingkar

Capaian Pembelajaran
❑ Mampu memahami konsep, kaidah dan prinsip gerak dua
dimensi serta mampu mengaplikasikan pada bidang rekayasa
perkapalan

I-1
❑ Gerak Melingkar
➢ Gerak melingkar adalah gerak pada satu bidang datar dan
mengelilingi satu titik tertentu.
➢ Dalam kehidupan sehari-hari kita mengamati atau memanfaatkan
gerak melingkar. Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD,
gerak kendaran di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak
jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, roller coaster, dan
sebagainya adalah contoh gerak melingkar. Bahkan gerak planet-
planet mengelilingi matahari mendekati gerak melingkar (walaupun
lintasannya berbentuk ellips, namun ellips yang tidak terlalu
lonjong).
➢ Secara sederhana gerak melingkar didefinisikan sebagai gerak
benda pada lintasan berupa keliling lingkaran, baik lingkaran penuh
atau tidak penuh.
➢ Ciri khas dari gerak melingkar adalah jarak benda ke suatu titik
acuan, yang merupakan titik pusat lingkaran selalu tetap.
I-2
➢ Sifat lain yang menonjol pada gerak melingkar adalah arah
kecepatan selalu menyinggung lintasan. Ini artinya pada gerak
melingkar kecepatan selalu tegak lurus jari-jari lingkaran.
➢ Kalau digambarkan dalam sumbu x-y, lintasan benda yang
mengalami gerak melingkar tampak pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Lintasan benda yang melakukan gerak melingkar. Pusat lingkaran berada di
pusat koordinat. Pada gerak melingkar arah kecepatan selalu berubah. Dengan demikian
gerak melingkar selalu merupakan gerak dengan kecepatan tidak konstan. Walaupun laju
benda konstan namun kecepatan tetap tidak konstan karena arah selalu berubah.
I-3
➢ Jarak benda ke pusat lintasan disebut jari-jari lintasan, R. Koordinat
posisi benda setiap saat, yaitu x dan y memenuhi
x = Rcos (3.31a)
y = Rsin (3.31b)
➢ Dengan demikian posisi benda yang bergerak melingkar tiap saat
adalah
𝑟Ԧ = 𝑖𝑅𝑐𝑜𝑠
Ƹ + 𝑗𝑅𝑠𝑖𝑛
Ƹ (3.32)
➢ Panjang jari-jari lintasan memenuhi teorema Phytagoras, yaitu
R2 = x2 + y2 (3.33)

I-4
Kecepatan Sudut
➢ Pada gerak melingkar, arah gerak benda selalu menyinggung
lintasan (Gambar 3.13). Berapa besar kecepatan tersebut?
➢ Untuk menentukan kecepatan benda yang melakukan gerak
melingkar terlebih dahulu didefinisikan besaran kecepatan sudut, .
➢ Kecepatan sudut menyatakan perbandingan sudut yang ditempuh
benda terhadap waktu untuk perubahan tersebut (Gambar 3.14).
➢ Dengan definisi ini maka rumus untuk kecepatan sudut adalah

= (3.34)
𝑡
dengan  adalah sudut yang ditempuh benda (satuan radian)
dalam selang waktu t (satuan sekon).

I-5
Gambar 3.13 Arah kecepatan benda yang
melakukan gerak melingkar selalu menyinggung
lintasan. Dengan demikian, kecepatan benda yang
bergerak melingkar selalu berubah setiap saat
meskipun lajunya konstan.

Gambar 3.14 Hubungan antara kecepatan sudut


dan laju linier (besar kecepatan linier). Laju sama
dengan kecepatan sudut dikali jari-jari lintasan.

I-6
Kecepatan Linier
➢ Besar kecepatan linier benda (laju) dapat diperoleh dari kecepatan
sudut.
➢ Berdasarkan Gambar 3.14, jarak tempuh benda sepanjang keliling
lingkaran selama selang waktu t (dari t1 sampai t2) adalah
s = R (3.35)
di mana  dinyatakan dalam radian. Dengan demikian, laju benda
adalah
𝑠
𝑣=
𝑡

=𝑅
𝑡
= R (3.36)

I-7
➢ Setelah laju benda sepanjang keliling lintasan diberikan, lalu
berapakah kecepatannya?
➢ Kecepatan adalah laju yang dilengkapi arah. Untuk menentukan
kecepatan kita dapat berangkat dari persamaan posisi, karena
kecepatan merupakan diferensial dari posisi. Dengan menggunakan
persamaan (3.32) maka kecepatan benda adalah

➢ Mengingat d/dt =  maka dapat ditulis


(2.37)
I-8
Percepatan Sudut
➢ Gerakan melingkar juga dapat memiliki percepatan yang dinamakan
percepatan sudut. Jika kecepatan sudut berubah terhadap waktu
maka gerakan tersebut memiliki percepatan sudut. Untuk
menentukan percepatan sudut dilakukan langkah berikut ini.
➢ Misalkan pada saat t kecepatan sudut adalah (t) dan setelah
berselang t, yaitu pada saat t+t kecepatan sudut menjadi (t+t).
Perubahan kecepatan sudut adalah  = (t+t) - (t). Percepatan
sudut didefinisikan sebagai

=
𝑡
atau dengan mengambil t →0 maka dapat ditulis
𝑑
= (3.38)
𝑑𝑡

I-9
➢ Kita sudah membahas bahwa kecepatan sudut memiliki kaitan
dengan kecepatan tangensial. Lalu adakah hubungan antara
percepatan sudut dengan percepatan tangensial?
➢ Misalkan pada saat t laju benda adalah v(t) dan pada saat t+ t laju
benda adalah v(t+ t). Perubahan laju adalah v = v(t+ t) - v(t).
Percepatan tangelsial didefinisikan sebagai
𝑣
𝑎𝑇 = (3.39)
𝑡
Atau dengan mengambil selang waktu yang menuju nol maka
percepatan tangensial dapat ditulis sebagai
𝑑𝑣
𝑎𝑇 = (3.40)
𝑑𝑡

I-10
➢ Jika persamaan (3.36) disubstitusi ke dalam persamaan (3.40)
maka percepatan tangensial dapat ditulis
𝑑(𝑅)
𝑎𝑇 =
𝑑𝑡
𝑑
=𝑅
𝑑𝑡

= R (3.41)
➢ Bagaimana menulis percepatan tangensial dalam bentuk vektor?
Arah percepatan tangensial persis sama dengan arah kecepatan
sehingga dapat ditulis
(3.42)

I-11
dengan 𝑣ො adalah vektor satuan yang searah kecepatan. Vektor
satuan tersebut dapat ditulis

= −𝑖𝑠𝑖𝑛
Ƹ + 𝑗𝑐𝑜𝑠
Ƹ (3.43)

➢ Dengan demikian, vektor percepatan tangensial memiliki bentuk

(3.44)
➢ Di samping itu, untuk gerak melingkar apa pun selalu ada
percepatan ke arah pusat. Percepatan tersebut dinamakan
percepatan sentripetal.

I-12
➢ Besarnya percepatan sentripetal adalah

➢ Vektor ke arah pusat lingkaran berlawanan dengan arah vektor


posisi (vektor jari-jari). Dengan demikian, vektor satuan ke arah
pusat lintasan adalah

I-13
➢ Dengan demikian, vektor percepatan ke arah pusat lintasan
memenuhi

(3.45)

➢ Vektor percepatan total benda yang bergerak melingkar menjadi

(3.46)

I-14
Contoh 3.2
Pada Gambar 3.15 berapa percepatan total yang dialami pengunjung
yang tergantung jika alat permainan berputar dengan kecepatan sudut
konstan  = 0,4 rad/s?

Gambar 3.15 Gambar untuk Contoh 3.1 (sumber gambar: www.schoolphysics.co.uk)


I-15
Jawab
Karena bergerak dengan kecepatan sudut konstan maka percepatan
sudut  = 0. Dengan menggunakan persamaan (3.46), percepatan
dalam bidang gerak menjadi

Misalkan saat t = 0 sudut dianggap nol, karena kecepatan sudut


konstan maka pada sembarang t sudut yang dibentuk adalah  = t.
Dengan demikian, percepatan sembarang waktu dalam bidang gerak
adalah

I-16
Di samping itu, pengunjung juga mendapat percepatan gravitasi arah
ke bawah. Jika ditambahkan dengan percepatan dalam bidang gerak
maka percepatan total pengunjung yang berayun adalah

I-17
Roda Gigi
o Robot dan peralatan listrik lain yang memiliki unsur gerak biasanya
dilengkapi motor listrik. Listrik memutar motor dan putaran motor
inilah yang menggerakkan alat. Putaran motor listrik biasanya
sangat cepat sedangkan gerakan alat listrik seperti robot cukup
lambat.
o Bagaimana caranya agar motor yang bergerak cepat tersebut
menghasilkan gerakan lambat pada peralatan listrik?
o Untuk maksud ini digunakan pereduksi kecepatan. Inti dari
pereduksi kecepatan adalah dua buah roda gigi yang berbeda jari-
jari dan bersentuhan. Ketika bersentuhan maka kecepatan linier
(kecepatan singgung) dua roda sama (Gambar 3.16).

I-18
o Karena jari-jari roda berbeda maka kecepatan sudut kedua roda
menjadi berbeda. Roda yang berjari-jari besar akan memiliki kecepatan
sudut lebih kecil. Apabila roda R1 yang diputar dengan kecepatan sudut
1 maka kecepatan sudut roda kedua dengan jari-jari R2 dapat
ditentukan sebagai berikut

atau
(3.47)

Gambar 3.16 Dua roda gigi yang bersentuhan dan


berbeda jari-jari memiliki kecepatan linier
singgungan yang sama namun kecepatan sudut
yang berbeda.

I-19
o Jika R2 sepuluh kali lebih besar daripada R1 maka kecepatan sudut roda
besar menjadi sepersepuluh kecepatan sudut roda kecil.
o Seringkali reduksi kecepatan sudut yang diinginkan bukan 10 kali tetapi
bisa sampai ribuan kali. Apakah harus menggunakan dua roda gigi
dengan perbandingan jari-jari 1000? Jika ini dilakukan maka besar
sekali ukuran roda gigi yang digunakan. Jika roda kecil berukuran 1 cm
maka roda besar harus berukuran 1000 cm = 10 meter! Tentu ukuran
ini sangat tidak praktis. Lalu bagaimana caranya agar ukuran tetap
kecil?
o Untuk maksud tersebut digunakan roda gigi yang yang terdiri dari dua
gigi dengan ukuran berbeda yang disatukan. Cara pemasangan tampak
pada Gambar 3.17.

I-20
Gambar 3.17 Dua roda gigi berukuran
berbeda yang disatukan.

o Dengan menggunakan roda yang memiliki disain pada Gambar 3.17,


maka pemasangan roda gigi untuk mereduksi kecepatan sudut tampak
pada Gambar 3.18.

I-21
o Berdasarkan pemasangan ini, kita dapat menentukan kecepatan
sudut masing-masing roda sebagai berikut.

(3.48)

o Misalkan R1/R2 = 10 maka dengan dua pasangan gigi pada Gambar


3.18 dihasilkan reduksi kecepatan sudut sebesar 100 kali.

I-22
Gambar 3.18 Pemasangan roda gigi untuk mereduksi kecepatan sudut dengan
faktor yang besar (sumbegambar: footage.shutterstock.com).

I-23
Sabuk dan Rantai
o Cara lain untuk mengubah kecepatan putaran tanpa menyentuhkan
langsung dua roda gigi adalah adalah menggunakan sabuk (Gambar
3.19) atau rantai (Gambar 3.20).
o Pengunaan rantai umumnya dijumpai di sepeda atau sepeda motor.
o Penggunaan sabuk banyak dijumpai di pabrik-pabrik.
o Untuk mesin-mesin besar, sabuk lebih umum digunakan.
o Kalau menggunakan langsung roda gigi maka akan mudah merusak
gigi karena sentuhan langsung gigi-gigi tersebut (gigi akan cepat
aus).
o Jika terjadi kerusakan pada roda gigi yang bersentuhan langsung
(Gambar 3.16) maka yang harus diganti adalah roda gigi yang
harganya mahal dan pemasangannya sulit.
o Jika terjadi kerusakan pada mesin yang dihubungkan oleh sabuk
atau rantai maka kerusakan biasanya terjadi pada sabuk atau rantai.
Harganya lebih murah dan proses penggantian lebih mudah.
I-24
Gambar 3.19 Sabuk yang digunakan
pada mesin kompresor memberikan
kecepatan sudut yang lebih kecil pada
katup. Katup tersebut digerakkan oleh
motor yang memiliki kecepatan sudut
sangat besar.

Gambar 3.20 Rantai yang digunakan


pada sepeda memberikan kecepatan
sudut lebih besar pada roda. Kecepatan
sudut putar pedal oleh kaki tidak
terlalu besar. Dengan menempelkan
gigi ukuran kecil pada roda dan
menghungkan gigi tersebut dengan gigi
pedal menggunakan rantai maka
kecepatan sudut putar roda lebih besar
daripada kecepatan sudut putar pedal.
I-25

Anda mungkin juga menyukai