Anda di halaman 1dari 46

BESARAN-BESARAN GERAK

Materi Kuliah
❑ Posisi
❑ Perpindahan
❑ Jarak Tempuh
❑ Kecepatan Rata-Rata
❑ Laju Rata-Rata
❑ Kecepatan Sesaat
❑ Laju Sesaat
❑ Percepatan Rata-Rata
❑ Percepatan Sesaat
❑ Menentukan Kecepatan dari Percepatan
❑ Menentukan Posisi dari Kecepatan

Capaian Pembelajaran
❑ Mampu memahami konsep, kaedah dan prinsip besaran-besaran gerak
serta mampu mengaplikasikan pada bidang rekayasa perkapalan
I-1
❑ Sumbu Koordinat
➢ Untuk menjelaskan gerak benda secara lengkap, kita harus
menggunakan sumbu koordinat.
➢ Jumlah sumbu koordinat yang akan kita gunakan bergantung
pada jenis gerak yang akan kita bahas.
➢ Jenis gerak benda dibedakan menjadi tiga, yaitu: gerak satu
dimensi, gerak dua dimesi, dan gerak tiga dimensi:
➢ Gerak satu dimensi yaitu gerak pada lintasan berupa garis lurus
yang memerlukan satu sumbu koordinat untuk menjelaskannya.
➢ Contoh gerak satu dimensi:
o gerak mobil saat di jalur lurus jalan tol
o gerak kereta api pada rel yang lurus
o gerak pesawat pada posisi cruising (posisi lintasan tertinggi).

I-2
➢ Gerak dua dimensi yaitu gerak pada bidang yang memerlukan dua
sumbu koordinat untuk menjelaskannya.
➢ Sumbu koordinat dipilih biasanya saling tegak lurus, namun bisa
juga menggunakan dua sumbu yang tidak berimpit walaupun
tidak tegak lurus.
➢ Penggunaan sumbu yang tegak lurus akan mempermudah dalam
menjelaskan gerak benda dalam dua dimensi.
➢ Contoh gerak dua dimensi:
o gerak pemain bola
o gerak benda di atas meja
o gerak pembalap di sirkuit
o gerak kapal di atas laut

I-3
➢ Gerak tiga dimensi yaitu gerak pada ruang yang memerlukan tiga
sumbu koordinat untuk menjelaskannya.
➢ Sumbu koordinat yang mudah adalah sumbu saling tegak lurus,
namun bisa juga menggunakan tiga sumbu yang tidak berimpit
walaupun tidak tegak lurus.
z

x
Gambar 2.1 Sumbu Koordinat Gerak Tiga Dimensi

I-4
❑ Posisi
➢ Posisi adalah lokasi benda dalam sumbu koordinat.
➢ Jadi, sebelum menentukan posisi maka sumbu koordinat harus
ditetapkan terlebih dahulu.
➢ Benda pada tempat yang sama memiliki posisi yang berbeda jika
kita menggunakan sumbu koordinat yang berbeda.
➢ Posisi adalah vektor yang berpangkal dari pusat koordinat ke
lokasi benda.
➢ Pusat koordinat adalah titik potong semua sumbu kordinat.
➢ Jika lokasi benda diproyeksikan secara tegak lurus ke masing-
masing sumbu koorinat maka diperoleh tiga parameter (Gambar
2.2).

I-5
❑ Posisi
➢ Jika proyeksi tersebut memotong masing-masing sumbu
koordinat pada lokasi x, y, dan z maka kita katakan posisi
benda adalah

(2.1)
➢ dengan:
➢ 𝑟ഥ adalah vektor yang pangkalnya di pusat koordinat dan
ujungnya di posisi benda.
➢ x adalah komponen vektor 𝑟ഥ dalam arah sumbu x
➢ y adalah komponen vektor 𝑟ഥ dalam arah sumbu y
➢ z adalah komponen vektor 𝑟ഥ dalam arah sumbu z
➢ adalahvektor satuan yang searah dengan sumbu x
➢ adalah vektor satuan yang searah sumbu y
➢ adalah vektor satuan yang searah sumbu z. I-6
➢ Vektor satuan artinya vektor yang panjangnya satu, atau

Gambar 2.2 Posisi Sebuah Benda dalam Koordinat Tiga Dimensi

I-7
➢ Panjang vektor menyatakan jarak benda dari pusat koordinat
memenuhi dalil Phitagoras (karena komponen saling tegak
lurus), yaitu

(2.2)

➢ Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita lihat sifat perkalian


vektor satuan. Sifat perkalian skalar yang dipenuhi adalah

I-8
Posisi di Permukaan Bumi
➢ Posisi tempat di permukaan Bumi dinyatakan oleh koordinat
lintang dan bujur.
➢ Koordinat lintang bernilai dari -90o atau 90o LS (kutub selatan
Bumi) ke +90o atau 90o LU (kutub utara Bumi).
➢ Koordinat bujur bernilai dari -180o (180o BB) sampai +180o (180o
BT).
➢ Bagaimana menyatakan vektor posisi lokasi yang berada di
permukaan Bumi?
➢ Posisi di permukaan Bumi lebih mudah digambarkan dalam
diagram bola seperti diilsutrasikan pada Gambar 2.3.
➢ Koordinat posisi di permukaan bumi memenuhi

(2.3a)
(2.3b)
(2.3c)
I-9
➢ Koordinat posisi di permukaan bumi memenuhi

(2.3a)
(2.3b)
(2.3c)
dengan:
 adalah sudut lintang
 adalah sudur bujur
R = 6.400 km (jari-jari bumi)

I-10
Gambar 2.3 Koordinat di permukaan bumi.
Sudut  adalah sudut bujur dan sudut  adalah sudut lintang

Contoh 2.1
Tentukan vektor posisi kota Jakarta yang memiliki koordinat geografis 6,1745°
LS, 106,8227° BT.

I-11
Penyelesaian:
 = -6,1745° (karena berada di kutub selatan)
 = 106,8227° (karena berada di bujur timur)
Koordinat vektor posisi kota Jakarta adalah
x = 6.400 cos(-6,1745O)cos(106,8227O)
= -1.841 km
y = 6.400 cos(-6,1745O)sin(106,8227O)
= -6,091 km
z = 6.400 sin(-6,1745O)
= -688 km
Jadi, vektor posisi kota Jakarta adalah

I-12
❑ Perpindahan
➢ Tidak banyak fenomena fisis yang menarik jika benda diam di
tempatnya atau posisi benda tetap.
➢ Manusia banyak memanfaatkan sifat gerak benda. Misalnya
gerakan air terjun yang dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik, gerakan alat-alat transportasi untuk memindahkan
manusia dan barang, gerak planet mengitari matahari, gerak
partikel udara yang menyebabkan suara dapat merambat, dan
sebagainya.
➢ Jadi, adanya perubahan posisi benda merupakan fenomena yang
penting bagi manusia. Perubahan posisi benda didefinsikian
sebagai perpindahan.

I-13
➢ Perpindahan benda diformulasikan sebagai berikut, misalkan
sebuah benda mula-mula berada di titik A dengan vektor posisi 𝑟1 .
Beberapa saat berikutnya, benda tersebut berada pada titik B
dengan vektor posisi 𝑟2 .
➢ Perpindahan benda dari titik A ke titik B didefinisikan sebagai
berikut:
∆𝑟21 = 𝑟2 − 𝑟1 (2.4)

➢ Tampak dari Gambar 2.3 bahwa, vektor perpindahan 𝑟2 adalah


vektor yang pangkalnya berada di ujung vektor 𝑟1 dan kepalanya
berada di ujung vektor 𝑟1

I-14
Gambar 2.3 Vektor perpindahan benda adalah selisih posisi akhir dengan posisi
awal. Perpindahan tidak bergantung pada lintasan benda tetapi hanya ditentukan
oleh garis lurus dari posisi awal ke posisi akhir.

I-15
➢ Vektor 𝑟1 dan vektor 𝑟2 dapat ditulis dalam komponen-
komponennya sebagai berikut:

(2.5)

x1 adalah komponen vektor 𝑟1 dalam arah x


y1 adalah komponen vektor 𝑟1 dalam arah y
z1 adalah komponen vektor 𝑟1 dalam arah z
x2 adalah komponen vektor 𝑟2 dalam arah x
y2 adalah komponen vektor 𝑟2 dalam arah y
z2 adalah komponen vektor 𝑟2 dalam arah z

I-16
➢ Maka vektor dapat dituliskan dalam komponen-komponen
vektor sebagai berikut:

(2.6)

➢ Perpindahan adalah besaran vektor, sehingga memiliki besar dan


arah.
➢ Arahnya sama dengan arah kita melihat dari ujung vektor 𝑟1 ke
ujung vektor 𝑟2 .
➢ Besar perpindahan benda, yaitu panjang vektor

(2.7)

I-17
➢ Perpindahan adalah panjang garis lurus yang mengubungkan
posisi awal dan posisi akhir

Gambar 2.4 Perpindahan dari Bandung ke Jakarta sama dengan panjang garis
lurus yang menghubungkan Bandung dan Jakarta, bukan panjang jalan yang
ditempuh dari Bandung ke Jakarta.
I-18
Contoh 2.2
Setelah dibuat sebuah sistem koordinat ternyata sebuah benda berada
pada posisi m. Beberapa saat kemudian benda bergerak
dan posisinya menjadi m. Berapakah vektor perpindahan
serta besar perpindahan benda?

Jawab
Perpindahan benda

Besar perpindahan benda

I-19
Contoh 2.3
Posisi benda tiap saat ditentukan oleh persamaan m.
a. Tentukan posisi benda pada saat t = 1 s dan t = 10 s.
b. Tentukan perpindahan benda selama selang waktu t = 1 s sampai t =
10 s.
c. Tentukan waktu sehingga perpindahan benda dalam arah sumbu y
adalah nol.
d. Gambar kurva lintasan benda antara t = 0 sampai t = 5 s.

Jawab
a. Posisi benda saat t = 1 s.

Posisi benda saat t = 10 s.

I-20
b. Perpindahan benda antara t = 1 s sampai t = 10 s.

c. perpindahan benda dalam arah sumbu y adalah y = 10t – 5t2.


Perpindahan dalam arah subu y nol jika dipenuhi 10t – 5t2 = 0.
Solusinya adalah t = 0 dan t = 2 s.

I-21
d. untuk menggambar lintasan benda maka yang kita lakukan adalah
menghitung koordinak x dan y benda pada berbagai waktu
kemudian menempatkan nilai tersebut pada sumbu koordinat (x
adalah sumbu datar dan y adalah sumbu vertikal). Posisi benda
pada masing-masing koordinat memenuhi x = 10t dan y = 10t – 5t2
Kemudian kita dapat menggunakan Excel pada Microsoft Office
untuk menentukan nilai x dan y pada berbagai t. Hasil perhitungan
ditempatkan dalam dua kolom terpisah (misalknya kolom B untuk
nilai x dan kolom C untuk nilai y). Kemudian menggambar kurva
menggunakan data pada dua kolom tersebut. Kolom A sendiri
digukanan untuk menempatkan sejumlah nilai t dari 0 sampai 5.
Kalian bisa memilih kenaikan nilai t pada tiap baris cukup kecil
sehingga diperoleh kurva yang mulus. Gambar 2.5 adalah kurva
yang diperoleh.

I-22
Gambar 2.5 Koordinat posisi benda selama t = 0 sampai t = 5 s.

I-23
Metode Triangulasi
➢ Metode triangulasi dapat digunakan untuk menentukan jarak suatu
benda hanya dengan mengacu pada jarak dua titik yang ada.
➢ Cara yang dilakukan adalah:
o Menarik garis lurus yang menguhungkan dua titik yang dapat
diukur langsung jaraknya.
o Jarak dua titik tersebut diukur dengan teliti.
o Ukur sudut yang dibentuk garis hubung satu titik ke benda yang
akan ditentukan jaraknya dengan garis penghubung dua titik.
o Ukur sudut antara garis hubung titik kedua dengan benda dengan
garis hubung dua titik.
o Berdasarkan informasi dua nilai sudut dan jarak dua titik maka
jarak benda dapat dihitung.

I-24
Contoh
Menentukan jarak kapal dari garis pantai (Gambar 2.6).
o Tetapkan dua titik acuan A dan B yang berada di garis pantai.
o Jarak dua titik diukur dengan teliti dan misalkan didapatkan l.

o Misalkan sudut yang terbentuk di titik A adalah  dan sudut yang


dibentuk di titik B adalah .
o Misalkan jarak kapal ke garis pantai yang ingin ditentukan adalah d.

Gambar 2.6 Contoh penentuan jarak dengan metode triangulasi I-25


o Dengan menggunakan aturan trigonometri maka didapatkan
persamaan sebagai berikut:

o Dengan demikian jarak kapal ke pantai adalah

(2.8)

I-26
➢ Metode triangulasi banyak digunakan dalam survei dan pemetaan.
➢ Gambar 2.7 adalah alat yang sering digunakan untuk mengukur
jarak dengan metode triangulasi.
➢ Yang dibutuhkan adalah pengukuran sudut yang teliti dan
pengukuran jarak dua titik acuan yang teliti juga.
➢ Aplikasi yang luar biasa dari metode triangulasi saat ini adalah pada
teknologi Global Positioning System (GPS).
➢ Hampir semua HP pintar(smartphone) saat ini telah dilengkapi
dengan GPS.
➢ Dengan peralatan kecil yang ada di genggaman tangan maka kita
dapat mengetahui di lokasi mana di permukaan bumi kita sedang
berada.

I-27
Gambar 2.7 Contoh alat ukur jarak menggunakan metode triangulasi
(surveyequipment.com).

I-28
❑ Jarak Tempuh
➢ Jarak tempuh adalah jarak sebenarnya yang ditempuh benda
ketika bergerak dari satu titik ke titik lainnya.
➢ Dari Bandung ke Jakarta, jarak tempuh kendaraan adalah 140 km
kalau melalui jalan tol.
➢ Tetapi kalau melalui Cianjur-Puncak atau Purwakarta atau
Cianjur-Sukabumi maka jarak tempuh lebih besar.
➢ Makin banyak tikungan yang dilewati benda untuk berpindah dari
satu titik ke titik lainnya maka jarak tempuh akan makin banyak.
➢ Perhatikan Gambar 2.8. Ada tiga lintasan yang dapat ditempuh
untuk berpindah dari Bandung ke Jakarta. Perpindahan yang
dihasilkan pada setiap lintasan yang diambil selalu sama karena
garis lurus yang mengubungkan Bandung-Jakarta selalu sama.
Namun, jarak tempuh lintasan (3) lebih besar daripada lintasan
(2) dan lebih besar daripada lintasan (1).
I-29
Gambar 2.8 Jarak tempuh Bandung-Jakarta melalui lintasan (1), (2), dan (3) berbeda.
Tetapi pepindahan dari Bandung ke Jakarta tetap sama, tidak bergantung pada lintasan yang
diambil.
I-30
➢ Menghitung jarak tempuh jauh lebih sulit daripada menghitung
perpindahan karena panjang tiap potongan lintasan yang ditempuh
benda harus diukur.
➢ Saat menghitung perpindahan kita tidak perlu mencatat tiap saat
gerakan benda atau tidak mempedulikan posisi benda selama
bergerak.
➢ Yang perlu dicatat hanya di mana posisi awal benda dan di mana
posisi akhirnya.
➢ Sedangkan untuk menentukan jarak tempuh maka tiap saat posisi
benda harus dicatat.
➢ Jarak pergerakan benda dalam tiap pertambahan waktu sekecil
apapun harus diukur.
➢ Jarak temput adalah jumlah semua jarak pergerakan tersebut.

I-31
Jarak di Permukaan Bumi
➢ Lokasi di permukaan bumi dinyatakan oleh sudut lintang (latitude) dan
sudur bujur (longitude).
➢ Jika diberikan data sudut lintang dan sudut bujur dua kota, berapakah
jarak terdekat dua kota tersebut?
➢ Tentu jarak tersebut bukan sebuah garis lurus yang menghubungkan
kedua kota. Sebab kalau lokasi kota cukup jauh maka garis lurus yang
menghubugkan dua kota akan menembus tanah disebabkan oleh
bentuk bumi yang mendekati bola.
➢ Jarak tedekat adalah garis lengkung mengikuti lengkungan permukaan
bumi tetapi kalau diporoyeksikan ke bawah akan berupa garis lurus.
➢ Penerbangan pesawat komersial antar kota akan cenderung menempuh
jarak terpendek tersebut.
➢ Tidak heran saat ini bahwa penerbangan dari China ke Amaerika atau
Canada mengambil rute di atas kutub utara karena itulah garis
lengkung terpendek yang menghubungkan dua kota yang disambung.
I-32
➢ Untuk menentukan jarak terpendek dua lokasi di permukaan bumi
dapat digunakan persamaan
s = R (2.9)
dengan
R adalah jari-jari bumi
 adalah sudut sentral (dalam satuan radian)
➢ Sudut sentral memenuhi persamaan
(2.10)
dengan
1 adalah sudut lintang lokasi pertama
2 adalah sudut lintang lokasi kedua
1 adalah sudut bujur lokasi pertama;
2 adalah sudut bujur lokasi kedua.
➢ Dalam menentukan sudut, ditetapkan bahwa lintang utara diambil
bernilai positif dan lintang selatan bernilai negarif, bujur barat diambil
negatif dan bujur timur diambil positif.
I-33
Contoh 2.4
Koordinat kota Jakarta adalah 6,1745° LS, 106,8227° BT dan koordinat
kota Osaka Jepang adalah 34,6939° LU, 135,5022° BT (Gambar 2.9).
Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-888 melakukan
penerbangan langsung dari Bandara Internasional Soekarto Hatta jam
23.30 WIB dan tiba di Bandara Kansai Osaka pukul 08.15 waktu Osaka
dan dianggap selama penerbangan pesawat selalu berada pada lintasan
terpendek yang menghubungkan Jakarta dan Osaka. Tentukan jarak
terpendek dua kota tersebut. Gunakan jari-jari bumi 6.400 km.

Gambar 2.9 Lokasi bandara Soekarno Hatta Jakarta dan bandara Kansai, Osaka
Jepang pada peta penerbangan (umber: flightaware.com, diakses 24 Januari 2016)
I-34
Jawab
o Koordinat sudut dua kota adalah 1 = -6,1745O, 2 = 34,6939O, 1 =
106,8227O, dan 2 = 135,5022O .
o Dengan demikian  = 2 - 1 = 135,5022O – 106,8227O = 28,6795O.
o Besar sudut sentral yang menghubungkan Jakarta Osaka adalah:

= 0,8554 rad
o Jarak terpendek Jakarta Osaka adalah
s = R = 6.400 x 0,554 = 5.474 km

I-35
❑ Kecepatan Rata-Rata
➢ Ada benda yang berpindah cepat dan ada yang berpindah lambat.
➢ Jika siput dan kodok disuruh berpindah sejauh 1 meter, yang
mana yang duluan sampai? Pasti kodok bukan? Kita katakan
bahwa kodok memiliki kecepatan berpindah yang lebih besar dari
siput.
➢ Oleh karena itu kita perlu definisikan besaran kecepatan untuk
mengukur berapa cepat sebuah benda berpindah. Kita mulai dari
definisi kecepatan rata-rata.
➢ Kecepatan rata-rata didefinsikan sebagai perbandingan antara
perpindahan dengan lama waktu melakukan perpindahan.
➢ Misalkan pada saat t1 posisi benda adalah 𝑟1 dan pada saat t2,
posisi benda adalah 𝑟2 .

I-36
➢ Maka
o Perpindahan benda adalah:
o Lama waktu benda berpindah adalah: t = t2 – t1

➢ Definisi kecepatan rata-rata adalah

(2.11)

➢ Di sini digunakan tanda kurung siku, …, sebagai simbol untuk rata-
rata. Kecepatan rata-rata juga merupakan besaran vektor.
➢ Karena hanya ditentukan oleh perpindahan dan waktu tempuh
untuk melakukan perpindahan maka kecepatan rata-rata tidak
dipengaruhi lintasan yang ditempuh. Informasi yang kita butuhkan
hanya posisi awal, posisi akhir dan waktu tempuh. Bagaimana cara
benda bergerak selama selang waktu tersebut tidak perlu
diperhatikan.
I-37
Contoh 2.5
Pada saat t = 2 s posisi sebuah benda adalah 𝑟1 = 10Ԧ𝑖 m, pada saat
t = 6 s posisi benda menjadi 𝑟2 = 8Ԧ𝑗 + 10𝑘 m, dan pada waktu t = 16 s
posisi benda adalah 𝑟3 = 15Ԧ𝑖 − 10Ԧ𝑗 − 5𝑘 m. Berapakah kecepatan
rata-rata benda selama perpindahan dari t1 ke t2, dari t2 ke t3, dan dari
t1 ke t3?

Jawab
Perpindahan benda dari t1 sampai t2 adalah

I-38
Lama perpindahan benda t = 6 – 2 = 4 s
Kecepatan rata-rata benda dari t1 sampai t2 adalah

Perpindahan benda dari t2 sampai t3 adalah

I-39
Lama perpindahan benda t = 16 – 6 = 10 s
Kecepatan rata-rata benda dari t2 sampai t3 adalah

Perpindahan benda dari t1 sampai t3 adalah

I-40
Lama perpindahan benda t = 16 – 2 = 14 s
Kecepatan rata-rata benda dari t1 sampai t3 adalah

I-41
Contoh 2.6
Posisi sebuah benda yang sedang bergerak memenuhi hubungan

Berapakah kecepatan rata-rata benda antara t = 0 s sampai t = 5 s?

Jawab
Posisi benda saat t = 0 s

Posisi benda saat t = 5 s

I-42
Perpindahan benda

Lama perpindahan benda t = 5-0 = 5 s


Kecepatan rata-rata benda

I-43
Contoh 2.7
Vektor posisi tempat yang berada di permukaan bumi memenuhi

dengan R adalah jari-jari bumi,  adalah sudut lintang dan  adalah


sudut bujur. Dengan menggunakan Contoh 2.6 tentukan vektor posisi
kota Jakarta, kota Osaka, perpindahan pesawat Garuda GA-888 dari
Jakarta ke Osaka, dan kecepatan rata-rata pesawat Garuda tersebut.

Jawab
Untuk kota Jakarta: 1 = - 6,1745°, 1 = 106,8227° dan untuk kota
Osaka 2 = 34,6939°, 2 = 135,5022°.

I-44
Vektor posisi kota Jakarta adalah

Vektor posisi kota Osaka adalah

I-45
Perpindahan pesawat dari Jakarta ke Osaka adalah

Lama perjalanan pesawat t = 6 jam 45 menit = 6,75 jam. Dengan


demikian kecepatan rata-rata pesawat adalah

I-46

Anda mungkin juga menyukai