Anda di halaman 1dari 31

BUDAYA BAHARI

DAN KEPRIBADIAN
MASYARAKAT
MARITIM
Fpsikologi UHT
Drs.Tri Budi Marwanto, M.M; Psikolog
Laksamana Pertama TNI (Purn)
Dekan Fakultas Psikologi
Pustaka :
 1. Malcolm MacLachlan (ed), 1917, Maritime Psychology : Research in
Organizational & Health behavior at Sea, Pringer.
 2. Djoko Pramono, 2005, Budaya Bahari, Gramedia Pustaka, Jakarta.
PENGANTAR

 Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki posisi


sangat strategis (diapit oleh dua benua dan dua samudera), dan
memiliki kekayaan maritim yang melimpah, yang kebanyakan
belum dikelola secara maksimal guna kesejahteraan rakyat.
 Dengan posisi tsb, Indonesia dihadapkan pd tantangan sekaligus
ancaman (terutama berkaitan dengan keutuhan wilayah NKRI).
 Beberapa ancaman : illegal fishing, illegal logging, human
trafficking, narkoba, penambangan pasir laut dan terorisme.
 Meski Indonesia telah memiliki TNI Angkatan Laut, Bakamla, Polairud
serta kekuatan maritim lainnya, namun peran masyarakat maritim tetap
memiliki kontribusi yang sangat besar dalam menjaga NKRI serta
melestarikan kekayaan maritim Indonesia.
 Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah memiliki kekuatan maritim yang
kuat serta disegani oleh Negara lain.
 Kejayaan maritim Indonesia telah digambarkan pada jaman kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit.
 Semangat maritim atau kebaharian yang ditunjukkan kedua kerajaan
tersebut hingga kini menjadi semangat insan-insan bahari Indonesia. Tradisi
dan kejuangan mereka telah menjadi budaya bahari bagi bangsa Indonesia.
BATASAN ISTILAH
(mengacu KBBI)

ISTILAH PENGERTIAN
BUDAYA cara hidup yang terdapat dalam sekelompok individu yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya
KEBAHARIAN orang-orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan laut, dan kelautan.
Orang yang bekerja di laut atau pelayaran, disebut pelaut, dengan obyeknya
adalah laut.
MARITIM sesuatu yang berkenaan dengan laut yang berhubungan dengan pelayaran dan
perdagangan laut
KEMARITIMAN bagian dari kegiatan di laut yang mengacu pada pelayaran/ pengangkutan laut,
perdagangan (sea-borne trade), navigasi, keselamatan pelayaran, kapal,
pengawakan, pencemaran laut, wisata laut, kepelabuhanan baik nasional
maupun internasional, industri dan jasa-jasa maritim.
ISTILAH PENGERTIAN
KELAUTAN hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di wilayah laut yang meliputi
permukaan laut, kolom air, dasar laut dan tanah di bawahnya, landas kontinen
termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pesisir, pantai,
pulau kecil, serta ruang udara di atasnya.
BUDAYA Nilai-nilai kearifan tentang jiwa, semangat atau tradisi kejuangan kebaharian
BAHARI pada sekelompok orang sebagai hasil dari warisan yang diturunkan dari
generasi ke generasi selanjutnya
MASYARAKAT Kelompok masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari sumber daya
MARITIM alam laut dan pantai, seperti nelayan, masyarakat pesisir dan sebagainya.
BUDAYA BAHARI

 Setiap tanggal 23 September Bangsa


Indonesia memperingati hari Maritim
Nasional.
 Hari Maritim Nasional dikukuhkan
dengan SK Presiden nomor 249 tahun
1963, sebagai tindak lanjut dari
Musyawarah Nasional Maritim I 1
tahun sebelumnya.
 Hari Maritim Nasional sebenarnya memiliki tujuan, salah satunya adalah
mengajak masyarakat maritim, khususnya masyarakat pesisir, untuk sadar
akan kekayaan potensi maritim Indonesia, sehingga mereka mampu
menjaga dan mengelola potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat.
 Hari Maritim Nasional ini juga dapat dijadikan sebagai langkah untuk
menumbuh-kembangkan budaya bahari bagi masyarakat maritim
Indonesia.
 Suatu budaya tidak dapat dipisahkan oleh pengalaman atau sejarah, yang
diwariskan dari generasi pendahulu. Berkaitan dengan kebaharian (budaya
bahari), tidak terlepas dari masa keemasan kekuatan maritim masa lalu.
Cara pandang, semangat, kejuangan maupun keuletan ‘pelaut; pada sat itu
mampu menginspirasi masyarakat maritim saat ini, sehingga hal itu
menjadikan tradisi atau budaya maritim/bahari, khususnya bagi nelayan,
masyarakat pesisir maupun pelaku industri kemaritiman saat ini.
 Beberapa contoh naluri bahari nenek moyang kita dan kejayaan kekuatan
maritim pada masa lampau yang patut diteladani sebagai berikut :
1. PELAYARAN KE MADAGASKAR (+ 1200 tahun yang lalu)

Dalam Proceedings of the Royal Society B, 21 Maret


2012*, disebutkan bahwa Indonesia dianggap sebagai
‘nenek moyang’ penduduk madagaskar, berdasarkan
hasil penelitian tentang analisis DNA Mitokondria.
Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun-tahun
tersebut, penduduk nusantara telah memiliki ilmu
perkapalan dan kemampuan navigasi yang baik.

*
https://historia.id/kuno/articles/berlayar-sampai-madagaskar-vJqBD/page/3
Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, para pelaut kita mampu membangun
kapal layar yang kokoh dan kuat. Semangat yang menggelora membuat mereka
mampu melawan ganasnya ombak dan bertahan dalam pelayaran yang
membutuhkan waktu sangat panjang.

Pelayaran itu menunjukkan bahwa nenek moyang kita merupakan pelaut yang
handal, memiliki naluri dan jiwa bahari yang kuat serta tidak mengenal takut
atau menyerah dalam mengarung samudera.
2. KERAJAAN SRIWIJAYA (683 – 1030)
Sriwijaya dianggap sebagai
kerajaan yang memiliki
kekuatan maritim yang kuat
di Asia Tenggara. Dengan
kekuatan maritimnya,
Sriwijaya mampu menguasai
jalur-jalur pelayaran maupun
perniagaan diseputar
kerajaan sriwijaya,
khususnya semenanjung
Malaka.

Salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya


3. KERAJAAN SINGASARI (1222 - 1292)
Salah satu bukti kekuatan
maritim kerajaan singasari adalah
adanya ekspedisi pamalayu.
Ekspedisi ini merupakan suatu
upaya kerajaan singasari untuk
menaklukkan pulau sumatra.
Dengan kekuatan angkatan
lautnya, Singasari mampu
menaklukkan daerah Sumatra.
Mereka dapat menguasai
Kerajaan Melayu, Pahang dan
Kalimantan.
4. KERAJAAN MAJAPAHIT (1293 – 1527)

Setelah Kerajaan Singasari runtuh, maka berdirilah


Kerajaan Majapahit, yang berpusat di Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit ini merupakan kerajaan dengan
angkatan laut yang paling berjaya dan terbesar di
bandingkan dengan kerajaan lain. Puncak kejayaan
kerajaan Majapahit adalah ketika dipimpin oleh
prabu Hayam Wuruk, dengan sang mahapatih Gajah
Mada, sedangkan panglima angkatan lautnya adalah
Mpu Nala.
Kerajaan Majapahit memiliki visi, yaitu menyatukan negara atau pulau-pulau
yang berada di Nusantara. Untuk itu, Prabu Hayam Wuruk memerintahkan
Mahapatih Gajah Mada guna mewujudkan visi tersebut. Mengingat pulau atau
Negara-Negara tersebut terpisah oleh lautan, maka Kerajaan Majapahit
menggunakan kekuatan lautnya yang saat itu telah mencapai kejayaannya.
Dengan mengandalkan kekuatan maritimnya, membuat bangsa atau pulau-
pulau menjadi segan dan akhirnya tunduk dan mau bersekutu/bergabung
dengan kerajaan Majapahit. Hingga pada akhirnya Kerajaan Majapahit mampu
menguasai pulau-pulau dan menyatukan dalam bingkai nusantara.

Pada akhirnya Mahapatih Gajah Mada mampu mewujudkan visi Majapahit,


dengan wilayah Kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.
Bahkan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang dianggap
sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia karena wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh nusantara
NILAI-NILAI DALAM
SEJARAH MARITIM INDONESIA

1. CINTA BAHARI
Cinta bahari adalah nilai paling utama dalam sejarah maritim di Indonesia.
Keberhasilan kerajaan-kerajaan dahulu dalam penyatuan Negara atau pulau-
pulau menjadi kesatuan, hanya bisa dilakukan melalui laut. Oleh karena itu,
mereka harus benar-benar mengenal laut dengan segala karakteristiknya. Oleh
karena itu, sejak kecil telah ditanamkan rasa cinta terhadap laut, rasa memiliki
terhadap potensi yang ada di laut. Mereka telah terbiasa melakukan perjalanan
laut (pelayaran), sehingga tidak mustahil mereka mampu melakukan pelayaran
jangka panjang, baik dalam rangka keperluan perniagaan maupun keperluan
lain, seperti upaya menaklukkan Negara atau pulau lain.
2. SEMANGAT JUANG, PANTANG MENYERAH

Pantang menyerah adalah sikap yang tidak mudah patah arang dalam
menghadapi permasalahan, selalu berusaha untuk menghadapi permasalahan
demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semangat pantang menyerah ini
juga ditunjukkan oleh pelaut-pelaut kita jaman dahulu dalam setiap perniagaan
atau dalam peperangan atas air. Pada setiap pertempuran laut, para pelaut kita
mampu menampilkan perlawanan yang heroik sehingga kekuatan maritim kita
dijaman itu disegani dan ditakuti oleh lawan.

Semangat juang ini juga dibarengi dengan jiwa petualang yang dimiliki insan
bahari kita jaman dahulu. Mereka selalu tertantang untuk mencari pengalaman
baru, terutama dalam mencari dan menempukan pulau-pulau baru yang belum
pernah dijumpai.
3. PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN NAVIGASI

Sejak dahulu pelaut-pelaut jaman dahulu telah memiliki pengetahuan dan


ketrampilan tentang kemaritiman. Mereka mampu menciptakan kapal-kapal
layar yang kuat, memiliki ketrampilan navigasi yang baik, serta memiliki
pengetahuan tentang cuaca, meskipun tidak setinggi saat ini. Dengan
pengetahuan dan kerampilan tersebut, mereka mampu menjelajahi samudera
dengan baik. Di samping itu, dari pergaulan dan perniagaan, mereka
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru, sehingga kemampuannya di
bidang maritim semakin meningkat, termasuk pekembangan bentuk perahu dan
kelengkapannya.
KEPRIBADIAN MASYARAKAT MARITIM
Kepribadian merupakan aspek-aspek psikologis yang dapat menentukan pikiran dan
perilaku unik individu dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Selama ini
dikenal aspek-aspek tersebut adalah aspek intelektual, aspek kinerja dan aspek emosi.
Ketiga aspek inilah yang berperan dalam diri individu dalam berperilaku, bersosialisasi dan
berprestasi.

Kepribadian merupakan sesuatu yang unik atau khas, sehingga antara satu individu dengan
individu lainnya terdapat perbedaan (individual differences). Meskiun demikian, secara
umum kita dapat mengetahui karakteristik atau kepribadian pada sekelompok masyarakat
berdasarkan wilayahnya, misalnya kelompok masyarakat perkotaan, pedesaan, pesisir dan
sebagainya. Karakteristik atau ciri kepribadian ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau
wilayahnya.
Masyarakat maritim umumnya menggantungkan hidupnya dari laut, seperti nelayan yang
menggantungkan hidupnya dari tangkapan ikan, budidaya rumput laut, lobster dan
sebagainya. Namu hal itu sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, seperti cuaca.

Faktor cuaca di laut yang serba tidak menentu, mengajarkan masyarakat maritim untuk
menyesuaikannya. Mereka akan memberikan respon tertentu terhadap kondisi lingkungan.
Kondisi yang telah berlangsung lama ini akan membentuk karakter atau kepribadian
masyarakat maritim, sebagaimana yang dapat kita lihat selama ini. Di samping faktor alam,
aspek karakter atau kepribadian ini juga dipengaruhi oleh faktor non alam, misalnya sosial,
ekonomi, budaya dan sebagainya.

Dengan adanya pengaruh dari faktor-faktor tersebut, secara umum kita dapat mengetahui
karakter atau kepribadian dari masyarakat maritim sebagai berikut :
1. Aspek intelektual.
Secara umum, aspek intelektual masyarakat pesisir tidak terlalu menonjol. Hal ini
disebabkan, dalam menghadapi lingkungannya, mereka tidak terlalu membutuhkan
kemampuan konseptual dan kemampuan alanalitis, namun lebih banyak menggunakan
kemampuan yang sifatnya praktis dan mekanis. Akan tetapi, bukan berarti bahwa
masyarakat pesisir kemampuan intelektualnya rendah. Mereka masih mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang menuntut kemampuan penalarannya.

2. Aspek kinerja.
Kondisi laut yang serba tidak menentu, menyebabkan masyarakat maritim harus selalu
antisipatif terhadap kondisi tersebut. Oleh karena itu, umumnya masyarakat pesisir
merupakan seorang pekerja keras, ulet, cekatan dan tidak mudah putus asa. Mereka juga
memiliki daya tahan kerja, dalam arti mampu bekerja dengan baik meskipun berada dalam
situasi yang penuh tekanan.
3. Aspek emosi.
Secara umum, masyarakat maritim umumnya adalah masyarakat yang keras secara
emosional, tegas bahkan cenderung temperamental. Mereka umumnya cenderung tertutup,
sehingga tidak mudah untuk menerima perubahan. Namun, di balik itu, mereka memiliki
hubungan kekerabatan yang sangat baik, solid dan mudah memberikan bantuan kepada
sesama.
BAGAIMANA MENUMBUHKEMBANGKAN BUDAYA
BAHARI PADA GENERASI MUDA ?
Visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia harus didukung
oleh pembangunan karakter bahari, khususnya pada pemuda-pemudi yang disiapkan untuk
mewarisi Indonesia. Pemerintah perlu membekali dan membangkitkan budaya bahari masa
lalu dan membangunnya menjadi budaya bahari masa kini atau budaya bahari modern yang
sarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan budaya bahari ini merupakan
syarat mutlak untuk menjadi Negara maritim.
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan meningkatkan budaya
bahari, khususnya kepada generasi muda :

1. Pendidikan karakter bahari.


Pendidikan karakter bahari ini sebenarnya bertujuan untuk menumbuhkan rasa
kecintaan terhadap bahari serta meneladani semangat, gelora dan kejuangan para
pejuang bahari, serta menyadarkan tentang potensi sumber daya yang besar dari
berbagai aspek, baik geostrategic dan geoekonomi yang belum dieksplorasi dan
dieksploitasi secara maksimal.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pendidikan pramuka (contoh : Pramuka Saka Bahari.
b. Pelatihan kepemimpinan bahari.
c. Pelayaran Remaja Bahari (Bintal juang remaja bahari).
d. Dan sebagainya.
2. Membuka peluang kewirausahaan di sektor maritim.
Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pemuda harapan bangsa mengenai
peluang-peluang usaha dalam rangka memanfaatkan dan mengelola sumber daya secara
kekinian (berbasis teknologi informasi). Pendidikan dan pelatihan ini dapat dilakukan
dengan menggandeng stake holder, misalnya Badan Penyalur Tenaga Kerja TNI
Angkatan Laut, Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan maupun pihak swasta.
Adapun pelatihan yang diberikan, misalnya pelatihan pertanian dan perikanan,
pemanfaatan dan pengelolaan rumput laut, pembibitan dan peternakan lobster, dan
sebagainya. Di samping secara teknis, peserta dapat diberikan pendampingan dalam
pemasarannya.

Pendidikan dan pelatihan ini juga dimaksudkan untuk menyiapkan generasi muda,
terutama di daerah pesisir, untuk siap pakai di bidang usaha, sehingga tidak tertinggal
oleh masyarakat di daerah lain.
3. Memberikan kesempatan pada generasi muda untuk terlibat secara penuh dalam
kegiatan atau event kemaritiman.
Pelibatan generasi muda pada kegiatan atau event kemaritiman merupakan langkah
tepat untuk mendukung terbentunya budaya bahari. Selama ini generasi muda lebih
banyak dilibatkan sebagai peserta atau pendukung kegiatan. Namun dengan melibatkan
generasi muda secara penuh dalam kegiatan tersebut (mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pengakhiran), maka memudahkan generasi dalam meresapi
nilai-nilai budaya bahari dalam kegiatan tersebut. Beberapa kegiatan tersebut antara lain
peringatan Hari Maritim Nasional, peringatan Hari Nusantara, peringatan Hari Terumbu
Karang, dan peringatan Hari Laut.

Salah satu alasan untuk melibatkan generasi muda secara penuh adalah kenyataan
bahwa saat ini generasi muda atau milenial sangat minim kepeduliannya pada ekosistem
laut (misalnya terumbu karang). Padahal 18% terumbu karang dunia berada di perairan
laut Indonesia.
4. Memberikan kesempatan pada generasi muda untuk menjadi prajurit Angkatan
Laut.
Menjadi prajurit TNI AL merupakan dambaan bagi sebagian besar generasi muda,
khususnya di daerah pesisir. Dengan menjadi prajurit TNI AL, mereka disiapkan
menjadi insan bahari yang professional dan mewarisi nilai-nilai kejuangan pelaut-pelaut
kita jaman dahulu. Oleh karena itu, menjadi prajurit TNI AL jelas akan mendukung
terciptanya budaya bahari bagi generasi muda.
KESIMPULAN

 Budaya bahari merupakan syarat bagi suatu Negara maritim.


 Budaya bahari tidak lepas dari sejarah kepahlawanan pelaut-pelaut jaman dahulu dalam
mengarungi lautan, baik dalam dalam rangka perniagaan maupun dalam rangka
penyatuan Nusantara.
 Dalam membentuk budaya bahari, tidak terlepas dari karakteristik atau kepribadian
masyarakat, khususnya masyarakat pesisir.
 Upaya pembentukan budaya bahari harus dilakukan secara integrative, dengan
melibatkan stake holder, baik pemerintah maupun pihak swasta.
TERIMA
KASIH ..

Anda mungkin juga menyukai