Anda di halaman 1dari 79

KELOMPOK 15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Pengertian
Hidraulika adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan hukum-hukum yang
berlaku pada zat cair baik zat cair itu diam maupun bergerak (mengalir). Hidraulika
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Hidraustatika
: zat cair diam
2. Hidraudinamika
: zat cair bergerak

1.2.

Tekanan Hidrostatika
Pada setiap titik di dalam zat cair yang diam akan mengalami suatu tekanan yang
disebut tekanan hidrostatis. Dengan demikian setiap benda atau bidang yang berada di
dalam zat cair tersebut akan merasakan tekanan cairan dengan intensitas yang sama di
semua arah dan bekerja tegak lurus pada setiap bidang tersebut. Tekanan hidrostatis
pada suatu titik di dalam zat cair yang diam besarnya sama dengan berat prisma zat
cair ( yang luas penampangnya satu, tingginya sama dengan jarak titik itu ke
permukaan zat cair ) ditambah tekanan permukaan. Berarti makin dalam letak titik
makin besar tekanannya.

1.3.

Hidrodinamika
Berdasarkan cara bergerak partikel zat cair aliran dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
1. Laminer, dan
2. Turbulen.
Sedangkan berdasarkan tipe alirannya (cara pengalirannya) dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
1. Pengaliran tetap.
2. Pengaliran tak tetap
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu zat cair ideal yang bergerak secara steady flow
yaitu :
1. Gaya berat.
2. Tekanan Hidrostatis.
3. Gaya Luar

1.4.

Aliran Saluran Terbuka


Aliran saluran terbuka maupun aliran saluran tertutup keduanya mempunyai
kesamaan jenis lairan dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal yang penting.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
Aliran saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas, sedangkan saluran tertutup,
air harus mengisi seluruh saluran. Meskipun kedua jenis aliran itu hampir sama,
penyelesaian masalah aliran saluran terbuka jauh lebih sulit dibandingkan dengan
aliran saluran tertutup. Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan
kenyataan bahwa kedudukan permukaan bebas cenderung berubah sesuai dengan
waktu dan ruang dan juga bahwa kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran
dan permukaan bebas adalah tergantung satu sama yang lainnya.
Umumnya penyelesaian untuk aliran saluran terbuka lebih didasarkan pada
hasil pengamatan dibandingkan dengan aliran saluran tertutup.Metode empiris ini
merupakan metode terbaik yang ada pada saat ini, dan apabila diterapkan secara hatihati dan seksama dapat menghasilkan nilai yang sesuai dengan praktek.
Debit pada suatu penampang saluran untuk sembarang aliran dinyatakan
dengan :
Q = V .A ............................................................................................( 1-1 )
Dimana :
V = Kecepatan aliran ( m/det )
A = Luas penampang melintang tegak lurus arah aliran ( m2 )
Dalam sebagian besar persoalan aliran tetap, debit dianggap tetap sepanjang
bagian saluran lurus , dengan kata lain aliran bersifat kontinyu oleh karenanya
berdasarkan persamaan (1-1), diperoleh :
Q = V1 . A1 = V2 . A 2 .....................................................................( 1-2 )

Dimana indeks menunjukkan penampang saluran yang berlainan artinya pada titik
tinjau yang berbeda.Persamaan diatas merupakan suatu persamaan kontinyuitas.
1.5

Tipe Saluran
Suatu saluran yang penampang melintangnya dibuat tidak berubah-ubah dan
kemiringan dasarnya tetap disebut saluran prismatic ( prismatic channel ). Untuk
penampang saluran yang biasa dan sederhana, unsur geometri dapat dinyatakan secara

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
matematik menurut kedalaman aliran dan dimensi lainnya dari penampang
tersebut.Penampang saluran buatan biasanya direncanakan berdasarkan bentuk
geometri yang umum.Bentuk persegi panjang sering dipakai untuk saluran yang
dibangun dengan bahan yang stabil seperti kayu, logam, atau kaca.
Model saluran yang dibuat dilaboratorium untuk kebutuhan penelitian termasuk
saluran buatan yang dibentuk oleh manusia.Sifat-sifat hidrolik semacam ini dapat
diatur menurut keinginan atau direncanakan untuk memenuhi persyaratan
tertentu.Oleh sebab itu, penerapan teori hidrolika untuk saluran buatan dapat
membuahkan hasil yang cukup sesuai dengan kondisi sesungguhnya jika dilakukan
dengan hati-hati dan seksama.
Terdapat beberapa tipe aliran dalam aliran saluran terbuka.Penggolongan tipe
aliran dibuat berdasarkan perubahan kedalaman aliran sesuai dengan waktu dan
ruang.Secara garis besarnya penggolongan aliran saluran terbuka yaitu aliran tetap
dan aliran tidak tetap.Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tetap jika kedalaman
aliran tidak berubah selama suatu jangka waktutertentu.Aliran dikatakan tidak tetap
bila kedalamannya berubah tidak sesuai dengan waktu.
Untuk aliran tetap dibagi menjadi aliran seragam dan aliran berubah. Aliran
saluran terbuka dikatakan seragam apabila kedalaman aliran sama pada setiap
penampang saluran, sedangkan aliran berubah jika kedalaman aliran berubah
sepanjang saluran. Aliran berubah tesebut dibagi menjadi dua yaitu aliran berubah
tiba-tiba dan aliran berubah lambat laun.Dikatakan berubah tiba-tiba jika
kedalamannya mendadak berubah pada jarak yang cukup pendek, sedangkan aliran
berubah lambat laun jika kedalamannya berubah lambat misalnya akibat
pembendungan.
Untuk lebih jelasnya, penggolongan tipe aliran saluran terbuka dapat diringkas
sebagai berikut:
Aliran tak tetap dibagi menjadi
1. Aliran Tetap :
a. Aliran Seragam
b. Aliran Berubah :
1. Aliran Berubah Lambat Laun
2. Aliran Berubah Tiba-tiba
2. Aliran Tak Tetap :
a. Aliran Seragam Tak Tetap
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
b. Aliran Berubah Tak Tetap :
1. Aliran Tak Tetap Berubah Lambat Laun
2. Aliran Tak Tetap Berubah Tiba-tiba

Gambar 1.1

Berbagai tipe aliran saluran terbuka


BAB II

KESEIMBANGAN BENDA
2.1

Tujuan
Menentukan letak pusat tekanan pada bidang dan hubungan antara tinggi muka air
dengan massa beban pada alat peraga.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
2.2

Ringkasan Teori
Setiap benda yang berada di dalam air akan mendapat tekanan tegak lurus
permukaan sebesar .g.h ( adalah massa jenis air ).
Besarnya gaya tekan pada bidang rata adalah :
F = ......................................................................................................(
.g .h . A
2-1 )
Dimana :
= massa jenis air ( gr/cm3 )
g = gravitasi ( cm/dt2 )
A = luas penampang ( cm2 )

2.3

Alat yang dipakai pada percobaan diatas yaitu sebagai berikut :


1. Meja hidraulika.
2. Alat peraga tekanan hidrostatis.
3. Beban.
4. Nivo.
5. Mistar.

Keterangan gambar :
1. Bejana / Tangki
2. Penyipat datar
3. Lengan piringan beban
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
4 Lengan timbangan
5. Benda kuadran
6. Sekrup pemegang lengan timbangan
7. Lengan timbangan
8. Poros lebar
9. Beban pengatur keseimbangan
10. Skala paras air
11. Bidang permukaan segi empat
12. Katup penguras
13. Kaki penyangga berulir

2.4

Cara Kerja
1. Ukur panjang a,b,c, dan d pada alat peraga
2. Letakkan nivo pada bejana dan atur kaki penyangga agar bejana benar-benar datar
3. Letakkan piringan beban pada ujung lengan timbangan
4. Atur beban pengatur keseimbangan sampai lengan timbangan kembali mendatar
5. Letakkan beban pada piringan beban
6. Tutup katup penguras dan isi bejana dengan air sedikit-sedikit sampai lengan
timbangan kembali mendatar
7. Catat ketinggian paras air (y) pada kolom data yang sesuai
8. Lakukan langkah 5 s/d 7 sampai ketinggian paras air maksimum
9. Kurangi beban, sesuai dengan pembebanannya
10. Turunkan paras air dengan membuka katup penguras sampai lengan timbangan
kembali mendatar.
11. Catat ketinggian paras air (y) pada kolom data yang sesuai

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15
12. Lakukan langkah 9 s/d 11 sampai ketinggian minimum
2.5

Tugas
1. Buat grafik hubungan m/y versus y dari data percobaan tenggelam sebagian
2. Hitung kemiringan grafik dan perpotongannya dengan ordinat.
Bandingkan kemiringan dan perpotongan tersebut berturut-turut dengan b/(6.L) dan
.b.(a+d) / 2.L
3. Buat grafik m/y versus L/y dari data percobaan tenggelam seluruhnya

4. Hitung kemiringan grafik dan perpotongan dengan axis, bandingkan kemiringan dan
perpotongan tersebut berturut-turut dengan .b.d3 / (12.L2) dan .b.d. (a+d/2)/L
5. Kesimpulan
2.6

Penyelesaian Tugas Percobaan Keseimbangan Benda


Berikut adalah hasil data pada Percobaan Keseimbangan Benda,
Analisa data dan perhitungannya yaitu sebagai berikut :
a = 10 cm
b = 7,5 cm
d = 10 cm
L = 27,5 cm
Tabel 2. 1 Tabel Percobaan Keseimbangan Benda
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Penambahan Massa
( garam )
50
100
150
200
250
300
350
400
450

Tinggi
( mm )
44
64
80
93
109
122
133
145
158

Pengurangan Massa
( gram )
450
400
350
300
250
200
150
100
50

Pengolahan data :
Tenggelam sebagian / Tercelup sebagian (untuk h < 100 mm atau
h< 0,1 m )

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

Tinggi
( mm )
158
145
133
123
109
93
80
64
44

KELOMPOK 15
Rumus yang digunakan :

P=

Yc =

M=
Contoh Perhitungan tercelup sebagian pada 1 percobaan

Maka

= - 0,006

P=
P = 0,5 x 9,81 x 1 x 0,075 x 0,0442

= 0,0007122

Yc =

Yc =
= 0,0013
*

M = P. ( a + d Y/3)
= 0,0007122 x ( 0,1+ 0,1 0,044 /3)
= 0.000132

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15

Tenggelam seluruhnya/Tercelup seluruhnya untuk h >100 mm atau h >0,1 m

Rumus yang digunakan :

P=

Yc =

M=
Contoh Perhitungan tercelup seluruhnya pada 1 percobaan

= 0,059

*P=
= 9,81 x 1 x 0,075 x 0,059 x 0,1
= 0,00434

* Yc =

Yc =
= 0,0666

* M = g .Y .
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

KELOMPOK 15

= 9,81 . 0,109 .
= 0,1646

Tabel 2.2 Data Hitungan Dari Percobaan :


N
o

Penambaha
n Massa
( gram )

Tingg
i
( mm
)

Tingg
i(m)

(m)

50

44

0.044
0

0.00
6

100

64

0.064
0

0.01
4

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

P (N)

0.000712
2
0.001506
8
10

Yc (m)

M (Nm)

Keteranga
n

0.0013
3

0.00013
2

Tercelup
sebagian,
h < 100

0.0246
7

0.00026
9

Tercelup
sebagian

KELOMPOK 15

150

80

0.080
0

0.03

0.0433
3

0.00040
8

Tercelup
sebagian

200

93

0.093
0

0.04
3

0.0585
0

0.00053
8

Tercelup
sebagian

250

109

0.109
0

0.05
9

0.004340
9

0.0666
5

0.16457
4

Tercelup
seluruhny
a, h < 100

300

122

0.122
0

0.07
2

0.005297
4

0.0788
3

0.17651
3

Tercelup
seluruhny
a

0.08
3

0.006106
7

0.0892
7

0.18673
9

Tercelup
seluruhny
a

0.002354
4
0.003181
8

350

133

0.133
0

400

145

0.145
0

0.09
5

0.006989
6

0.1007
5

0.19799
2

Tercelup
seluruhny
a

450

158

0.158
0

0.10
8

0.007946
1

0.1132
7

0.21027
2

Tercelup
seluruhny
a

Tabel 2.3 Perhitungan tercelup sebagian, untuk h<100 mm :


No
1
2
3
4

Massa (M)

Tinggi (Y)

Tinggi (Y2)

(m/Y2)

(m/Y)

(Kg)
0.05
0.10
0.15
0.20

(m)

(m2)
0.001936
0.004096
0.006400
0.008649

(Kg/m2)
25.826
24.414
23.438
23.124

(Kg/m)
1.136
1.563
1.875
2.151

0.044
0.064
0.080
0.093

Tabel 2.4 Perhitungan tercelup seluruhnya, untuk h>100 mm :


Massa
(M)

Tinggi
(Y)

(d/2)

(m/Y)

(L/Y)

(Kg)

(m)

(m)

(Kg/m)

(m)

(m)

0.25

0.109

0.05

2.294

0.275

2.523

0.30

0.122

0.05

2.459

0.275

2.254

0.35

0.133

0.05

2.632

0.275

2.068

0.40

0.145

0.05

2.759

0.275

1.897

No

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

11

KELOMPOK 15
5

0.45

0.158

0.05

2.848

0.275

1.741

Grafik hubungan m/y versus y dari data percobaan Tenggelam Sebagian

Hubungan m/Y dan Y


2.5
2

f(x) = 20.61x + 0.23


1.88
R = 1
1.56

1.5

m/Y

2.15

1.14

1
0.5
0
0

Grafik m/y vs L/y dari percobaan tenggelam seluruhnya

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

12

KELOMPOK 15

Hubungan m/Y dan L/Y


2.5

f(x) = 11.04 exp( -0.64 x )


R = 0.99 2.25
2.07

1.9
1.74

L/Y
1.5

1
2

2.5

m/Y

Kesimpulan :
1. Penambahan beban akan berpengaruh pada letak pusat tekanan (titik berat) yang
kemudian menyebabkan kedalaman letak pusat tekanan semakin besar.
2. Untuk tercelup sebagian kedalaman pusat tekanannya berbeda dengan tercelup
seluruhnya.
3.

Dari hasil percobaan di dapat data sebagai berikut :


Untuk tercelup sebagian
- Untuk P = 0,00071, maka yc = 0,13 cm
- Untuk P = 0,00150, maka yc = 2,47 cm
- Untuk P = 0,00235, maka yc = 4,33 cm
- Untuk P = 0,00318, maka yc = 5,85 cm
Yc rata rata = 3,196 cm, maka di dapat P = 0,0019388.
Dengan titik pusat tekanan dapat diperoleh dari grafik dengan memperhatikan
persamaan y = 21,838x+ 0,0121 yang mempunyai nilai R = 0,9967.
Untuk tercelup seluruhnya
-

Untuk P = 0,00434, maka yc = 6,67


Untuk P = 0,00530, maka yc = 7,88
Untuk P = 0,00611, maka yc = 8,93
Untuk P = 0,00699, maka yc = 10,07

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

13

cm
cm
cm
cm

KELOMPOK 15
- Untuk P = 0,00795, maka yc = 11,33 cm
Yc rata rata = 8,975 cm, maka didapat P = 0,00628
Dengan titik pusat tekanan dapat diperoleh dari grafik dengan memperhatikan
persamaan y = 11,553e-0,676x yang mempunyai nilai R = 0,9933
4. Dari data tersebut di atas maka dapat diketahui pusat tekanan terbesar terdapat pada
benda tercelup seluruhnya.
Untuk benda tercelup sebagian, jika nilai Y semakin besar maka nilai M/Y semakin
besar pula. Sedangkna untuk benda tercelup seluruhnya, jika nilai Y semakain besar
maka nilai M/Y semakin besar pula sedangkan nilai L/Y semakin kecil.

Gambar ketinggian H kritis

BAB III
PERCOBAAN REYNOLD
3.1 Tujuan
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

14

KELOMPOK 15
Menyelidiki keadaan aliran zat cair dengan cara Profesor Osborne Reynold.
3.2 Ringkasan Teori
Bilangan Reynold :
Re = ( V . D ) / v : v = /

( 4-1 )

Dimana :
Re = bilangan Reynold
V = kecepatan aliran ( m/dt )
D = diameter pipa visualisasi ( m )
v = kekentalan kinematik air ( m2/dt )
= kekentalan dinamis air ( kg/m.dt )
= kerapatan massa ( kg/m3 )
Kriteria Bilangan Reynold dalam penentuan keadaan aliran :
Laminer : Re < 2000
Transisi : 2000 Re 4000
Turbulen: Re > 4000
Aliran Laminer ditandai oleh keadaan yang mantap dimana semua garis alir
mengikuti lintasan yang sejajar.
Aliran Turbulen ditandai oleh keadaan yang tidak mantap dimana garis alir
saling bertabrakan, sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan terjadinya
percampuran antara air dan zat pewarna

3.3 Alat Yang Dipakai


1.

Meja hidraulika

2.

Stopwatch

3.

Gelas ukur

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

15

KELOMPOK 15
4.

Termometer

5.

Alat peraga Osborne Reynold

Keterangan :
1.

Katup pengalir zat pewarna

2.

Reservoir zat pewarna

3.

Sekrup pengatur tabung halus

4.

Pelimpah

5.

Injektor pewarna

6.

Corong pemulus aliran ke pipa. Kelereng peredam aliran

7.

Pipa aliran keluar

8.

Katup pengatur aliran melalui pipa kaca

9.

Tangki tekanan

10.

Pipa aliran masuk

11.

Pipa kaca peraga aliran

Gambar 3.1 Osborne Reynold

3.4 Cara Kerja


1. Tutup katup pengatur aliran pada pipa kaca peraga aliran dan ukur diameter pipa
peraga ( visualisasi ) aliran.
2. Hubungkan pipa aliran masuk dengan suplai meja hidraulika

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

16

KELOMPOK 15
3. Injektor pewarna diatur sampai tepat diatas corong pemulus aliran
4. Isilah tangki tekanan secara perlahan dengan membuka katup pengatur aliran pada
meja hidraulika sampai airnya melimpah melalui bagian pelimpah
5. Buka dan kemudian tutup kembali katup pengatur aliran pada pipa kaca peraga
aliran setelah pipa peraga tersebut terisi air
6. Hentikan suplai dari meja hidraulika dan diamkan dulu alat percobaan sedikitnya
selama sepuluh menit
7. Ukurlah dan catat temperatur air dengan termometer
8. Tutup katup pengalir zat pewarna dan isilah reservoir zat pewarna
9. Buka katup pengatur aliran pada meja hidraulika sedikit sehingga air mengalir kecil
dari pipa aliran keluar
10. Buka katup pengatur aliran pada pipa peraga secara perlahan, dan atur katup
pengalir zat pewarna sehingga terbentuk aliran perlahan yang hanya garis alir
berwarna tampak jelas
11. Bila garis alir telah tampak jelas, catatlah kondisi aliran zat pewarna secara visual,
volume air yang keluar dari pipa peraga dan waktu pengalirannya pada lembar data
yang tersedia dan ulangi sekali lagi pengukuran dalam keadaan aliran yang tetap
12. Rubah untuk kondisi aliran yang lain dengan membuka katup pengatur aliran pada
pipa peraga secara perlahan. Bila garis alir telah mengalami perubahan dari
sebelumnya, catatlah kondisi aliran zat pewarna visual, volume air yang keluar dari
pipa peraga dan waktu pengalirannya pada lembar data yang tersedia dan ulangi
sekali lagi pengukuran dalam keadaan aliran yang tetap.

3.5 Tugas
1.

Dari data pengukuran volume dan waktu, hitung dan buat tabulasi debit
dan kecepatan

2.

Dari perhitungan di atas hitung dan buat tabulasi bilangan Reynolds


masing-masing kondisi aliran

3.

Bandingkan kondisi aliran cucuran pewarna dengan harga bilangan


Reynold yang diperoleh.

4.

Kesimpulan

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

17

KELOMPOK 15
3.6 Penyelesaian Tugas
Analisa data dan perhitungan:

Data Percobaan :
-

Diameter pipa visualisasi (D)

Temperatur air (T)

Viscositas kinematik (V) = 1 mm2/dt

= 12 mm

= 25 o C

Pengolahan data :
-

Diameter pipa (d) = 12 mm

= 0,012 m

Luas penampang pipa (A)

= . . d2
= . 3,14 . 0,0122
= 1,1304 x 10-4 m2
= 50 ml = 5x10--5 m3
= 10 detik

Volume air (V)


Waktu (T)

Debit persatuan waktu (Q) Q =

Kecepatan aliran (V)

= 5x10-6 m3/detik

0,03834558

m/detik
Re =

Maka diperoleh Reynold (Re)


V . D 0.03834558 x 0,012
=
v
106

= 460,1226994

Maka diperoleh kondisi / jenis aliran yaitu Aliran Laminer karena Re < 2000

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

18

KELOMPOK 15
Tabel 3.1 Perhitungan Debit dan Kecepatan :
No

Keadaan aliran
(Pewarna)

Laminer I

Laminer II

Transisi I

Transisi II

Turbulen I

Turbulen II

A (m2)

0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04
0.000113
04

Waktu (
detik )

Volume ( ml )

Debit (m/dtk)

Kecepatan
(m/dtk)

10

50

0.0000050

0.044232

20

100

0.0000050

0.044232

10

150

0.0000150

0.132696

20

300

0.0000150

0.132696

10

245

0.0000245

0.216737

20

435

0.0000218

0.192410

10

420

0.0000420

0.371550

20

770

0.0000385

0.340587

10

480

0.0000480

0.424628

20

1032

0.0000516

0.456476

10

660

0.0000660

0.583864

20

1220

0.0000610

0.539632

Tabel 3.2 Perhitungan bilangan Reynolds dan Kondisi aliran :

No

Keadaan
aliran
(Pewarna)

Laminer I

Laminer II

Transisi I

Transisi II

D
(m)

kecepat
an
(m/dtk)

0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2

0.04423
2
0.04423
2
0.13269
6
0.13269
6
0.21673
7
0.19241
0
0.37155
0
0.34058
7

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

Re

Keterangan

Jenis Aliran

530.786

<2000

Laminer

530.786

<2000

Laminer

1,592.357

<2000

Laminer

1,592.357

<2000

Laminer

2,600.849
2,308.917

2000 Re
4000
2000 Re
4000

Transisi
Transisi

4,458.599

> 4000

Turbulen

4,087.049

> 4000

Turbulen

19

KELOMPOK 15

Turbulen I

Turbulen II

0.01
2
0.01
2
0.01
2
0.01
2

0.42462
8
0.45647
6
0.58386
4
0.53963
2

5,095.541

> 4000

Turbulen

5,477.707

> 4000

Turbulen

7,006.369

> 4000

Turbulen

6,475.584

> 4000

Turbulen

Keterangan :

Kriteria Bilangan Reynolds dalam menentukan keadaan/jenis aliran :


- Laminer : Re < 2000
- Transisi

: 2000 Re 4000

- Turbulen : Re > 4000

Kesimpulan :
1. Debit air aliran Turbulen lebih banyak dari Laminer ( semakin lambat aliran maka
semakin kecil debit air ).
2. Untuk aliran laminer aliranya tenang dan pelan sedangkan turbulen aliranya cepat dan
tak menentu.Pertambahan kecepatan menyebabkan penigkatan bilangan Reynolds.
3. Perhitungan pada jenis aliran turbulen 1 juga sesuai dengan kriteria bilangan Reynolds
dalam menentukan keadaan/jenis aliran, karena pada turbulen 1, kriteria bilangan
reynoldsnya yaitu > 4000.
4. Dapat kami simpulkan kesalahan pada perhitungan di atas terjadi akibat beberapa
factor, salah satu diantaranya yaitu ketelitian praktikan dalam mengamati.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

20

KELOMPOK 15

BAB IV
PERCOBAAN BERNOULLY

4.1. Tujuan
Menyelidiki kebenaran teori Bernoully pada aliran dalam pipa bundar dengan
perubahan diameter.
4.2. Ringkasan Teori
Hukum Bernoully :
Jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan pada setiap titik dari suatu
aliran zat cair ideal selalu mempunyai harga konstan .
Sehubungan aliran dalam pipa pada dua penampang, persamaan Bernoully tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
V12/2g + P1/g + Z1 = V22/2g + P2/g + Z2 . ( 3-1 )
Dimana :
V2/2g

= tinggi kecepatan

P/g

= tinggi tekanan

= tinggi tempat

Indeks 1, 2

= menunjukkan titik tinjauan

= kecepatan aliran

= percepatan gravitasi

Pada alat percobaan / peraga ini :


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

21

KELOMPOK 15
Z1 = Z2 ( pipa benda uji terletak horizontal )
P = .g .h . ( 32 )
Jadi bila mengikuti teori Bernoully, maka :
Total head ( H) = V2/2g + h
Konstan pada semua penampang sepanjang pipa uji.
4.3. Alat Yang Dipakai
1.

Stopwatch

2.

Meja hidraulika

3.

Alat peraga teori Bernoully

Gambar 3 1 : Alat Peraga Teori Bernoully


Keterangan :
1.

Pipa aliran masuk

2.

Sekrup penghubung benda uji

3.

Tabung manometer

4.

Katup masuk untuk pemompaan

5.

Bagian benda uji

6.

Sumbat

7.

Hipodermis untuk mengetahui total head pada setiap potongan


melintang pipa

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

22

KELOMPOK 15
8.

Kaki penyangga

9.

Base board

10.

Pompa tangan

11.

Outlet dari benda uji

12.

Katup pengatur aliran

13.

Pengukur tekanan tambahan

4.4. Cara Kerja


1.

Letakkan alat percobaan horizontal pada saluran tepi di atas meja hidraulika
dengan mengatur kaki penyangga

2.

Hubungan alat dengan aliran suplai dari meja hidraulika dan arahkan aliran
yang keluar dari ujung outlet pipa benda uji ke dalam gelas ukur

3.

Isi dengan hati-hati semua tabung manometer dengan air, hingga semua
kantung-kantung udara pada sambungan pipa keluar

4.

Atur dengan seksama suplai air dan kecepatan aliran melalui katup pengatur
aliran alat dan katup suplai pada meja hidraulika, sehingga diperoleh kombinasi
aliran tekanan yang sangat baik dan perbedaan tekanan tampak jelas pada tabung
manometer

5.

Untuk menurunkan permukaan air dipakai pompa tangan guna menaikkan


tekanan udara di atas, cairan dalam pipa manometer

6.

Catat semua pembacaan skala tekanan pada tabung manometer dengan


mistar ukur. Ukur dan catat debit yang melewati benda uji dengan bantuan
stopwatch dan gelas ukur

7.

Ulangi sekali lagi pembacaan volume dan waktu untuk mencari debit dalam
keadaan aliran yang tetap

8.

Amati posisi pararel dari manometer, lalu alirkan air hingga diperoleh
perbedaan tinggi ( kenaikkan ) 1 cm.

4.5. Tugas

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

23

KELOMPOK 15
1.

Dari data pengukuran dan waktu, hitung dan buat tabulasi debit, kecepatan,
pembacaan head statis pada tabung manometer serta total head masing-masing pipa
tekanan

2.

Apa komentar anda mengenai kebenaran teori Bernoully pada sistem


benda uji tersebut.

4.6

Penyelesaian Tugas
Analisa data dan perhitungan :
Data Percobaan :
Pembacaan Tinggi Tekan Air Pada Tabung Manometer

(mm)

o
1

116

115

114

113

112

110

108

117

136

156

176

193

124
136
146
158

110
116
118
121

98
95
89
85

85
75
62
52

64

55

35

33

Pengolahan data :
-

Volume (V)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

24

125
138
162
190

Waktu

Volume

(detik)

(ml)

90

10
5

256
466

10
5

894
595

10
5

1120
729

10
5

1383
835

10

1395

KELOMPOK 15

ml = 545 x 10-6 m3

V=
-

Luas penampang pipa (A)


= . . d2

= . 3,14 . 0,0122 = 1,1304 x 10-4 m2


-

Waktu (T)

T=
-

detik

Debit persatuan waktu (Q)

= 7,2667 x 10-5 m3/detik

Q=
-

Kecepatan aliran (V)

V=
-

= 0,557 m/detik

Maka diperoleh Total Head (H) :

H=

= 0,1558

Maka nilai H harus konstan pada seluruh potongan sepanjang pipa pada tabel.
Dengan perhitungan diatas maka nilai H selalu konstan.
Tabel perhitungan Debit dan Kecepatan :
N
o

Leve
l
(mm
)

140

135

127

120

112

Leve
l

Volume

Debit

Luas (A)

(m)

(m)

(m3)

(detik
)

(m3/detik)

(m2)

(m3/detik
)

(m)

0.00007
267
0.00007
267
0.00007
267
0.00007
267
0.00007

0.00049062
5
0.00016733
1
0.00012070
2
0.00010023
7
0.00008820

0.14
0
0.13
5
0.12
7
0.12
0
0.11

0.025
0.014
6
0.012
4
0.011
3
0.010

0.00054
5
0.00054
5
0.00054
5
0.00054
5
0.00054

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

7.5
7.5
7.5
7.5
7.5

25

0.14811
0.43427
0.602036
0.724951
0.823861

0.001118
1
0.009612
2
0.018473
3
0.026786
6
0.034594

KELOMPOK 15

95

165

150

135

120

105

75

195

170

142

115

90

35

220

185

150

115

78

245

200

2
0.09
5
0.16
5
0.15
0
0.13
5
0.12
0
0.10
5
0.07
5
0.19
5
0.17
0
0.14
2
0.11
5
0.09
0
0.03
5
0.22
0
0.18
5
0.15
0
0.11
5
0.07
8
0.00
5
0.24
5
0.20
0

6
0.01

0.025
0.014
6
0.012
4
0.011
3
0.010
6
0.01

0.025
0.014
6
0.012
4
0.011
3
0.010
6
0.01

0.025
0.014
6
0.012
4
0.011
3
0.010
6
0.01

0.025
0.014
6

5
0.00054
5
0.0007
9
0.0007
9
0.0007
9
0.0007
9
0.0007
9
0.0007
9
0.0010
68
0.0010
68
0.0010
68
0.0010
68
0.0010
68
0.0010
68
0.0012
2
0.0012
2
0.0012
2
0.0012
2
0.0012
2
0.0012
2
0.0014
2
0.0014
2

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

7.5

7.5
7.5
7.5
7.5
7.5
7.5

7.5
7.5
7.5
7.5
7.5
7.5

7.5
7.5
7.5
7.5
7.5
7.5

7.5
7.5

267
0.00007
267

3
0.0000785

0.00010
533
0.00010
533
0.00010
533
0.00010
533
0.00010
533
0.00010
533

0.00049062
5
0.00016733
1
0.00012070
2
0.00010023
7
0.00008820
3

0.00014
233
0.00014
233
0.00014
233
0.00014
233
0.00014
233
0.00014
233

0.00049062
5
0.00016733
1
0.00012070
2
0.00010023
7
0.00008820
3

0.00016
267
0.00016
267
0.00016
267
0.00016
267
0.00016
267
0.00016
267

0.00049062
5
0.00016733
1
0.00012070
2
0.00010023
7
0.00008820
3

0.00018
933
0.00018
933

0.00049062
5
0.00016733
1

26

0.0000785

0.0000785

0.0000785

0.92569

0.214692
0.629492
0.872676
1.050847
1.19422
1.341826

0.290106
0.850612
1.179217
1.419973
1.613709
1.813163

0.33155
0.972127
1.347676
1.622826
1.844239
2.072187

0.385902
1.131493

6
0.043674
9
0.002349
3
0.020196
8
0.038815
6
0.056283
3
0.072689
2
0.091768
4
0.004289
6
0.036877
7
0.070874
2
0.102768
8
0.132724
6
0.167561
8
0.005602
7
0.048166
8
0.092570
4
0.134228
6
0.173354
6
0.218856
2
0.007590
2
0.065253
6

KELOMPOK 15
3

155

110

65

0.15
5
0.11
0
0.06
5
0.00
0

0.012
4
0.011
3
0.010
6
0.01

0.0014
2
0.0014
2
0.0014
2
0.0014
2

0.00018
933
0.00018
933
0.00018
933
0.00018
933

0.00012070
2
0.00010023
7
0.00008820
3

0.14111808
0.14461215
0.14547334
0.14678665
0.14659463
0.13867492

7.5
7.5
7.5
7.5

0.0000785

1.568607
1.888863
2.146573

0.234851

2.41189

0.296494

Pembuktian Rumus Bernoully

No

0.1481104

11,380

0.140

9,81

0.43427004

11,282

0.135

9,81

0.60203565

11,183

0.127

9,81

0.72495107

11,085

0.120

9,81

0.82386082

10,987

0.112

9,81

0.92569002

10,791

0.095

9,81

0.21469214

13,342

0.165

9,81

0.62949235

12,164

0.150

9,81

0.87267553

10,791

0.135

9,81

1.05084651

0,9614

0.120

9,81

1.19422028

0,8339

0.105

9,81

1.3418259

0,6278

0.075

9,81

0.29010616

15,304

0.195

9,81

0.8506115

13,342

0.170

9,81

1.17921662

11,380

0.142

9,81

1.41997297

0,9320

0.115

9,81

1.61370904

0,7358

0.090

9,81

1.81316348

0,3434

0.035

9,81

0.33154989

17,267

0.220

9,81

0.97212743

14,323

0.185

9,81

1.34767614

11,576

0.150

9,81

1.62282625

0,8731

0.115

9,81

1.84423891

0,6082

0.078

9,81

2.07218684

0,0392

0.005

9,81

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

27

0.125409
1
0.181845
3

0.70111808
0.70461215
0.70547334
0.70678665
0.70659463
0.69867492

0.16734927
0.17019677
0.17381563
0.1762833
0.1776892
0.16676844

0.72734927

0.19928958
0.20687767
0.2128742
0.21776877
0.22272461
0.20256176

0.75928958

0.22560272
0.23316676
0.24257039
0.24922859
0.25135459
0.22385618

0.78560272

0.73019677
0.73381563
0.7362833
0.7376892
0.72676844

0.76687767
0.7728742
0.77776877
0.78272461
0.76256176

0.79316676
0.80257039
0.80922859
0.81135459
0.78385618

KELOMPOK 15

0.38590234

18,933

0.245

9,81

1.13149259

15,500

0.200

9,81

1.56860666

11,870

0.155

9,81

1.88886334

0,8339

0.110

9,81

2.14657315

0,5101

0.065

9,81

2.4118896

0.000

9,81

0.25259025
0.26525359
0.28040912
0.2918453
0.29985098
0.29649396

0.81259025
0.82525359
0.84040912
0.8518453
0.85985098
0.85649396

Kesimpulan :
1. Dari percobaan dan perhitungan yang dilakukan,hasil total head ( H pada
perhitungan debit dan kecepatan ) total Head pada pembuktian rumus mendekati
sama, maka disimpulkan hukum bernoully berlaku.
2. Semakin besar luas tampang, semakin kecil kecepatannya dan sebaliknya semakin
kecil luas tampang, semakin besar kecepatannya
3. Tinggi rendahnya tekanan air tergantung pada besar kecilnya diameter pipa
semain besar diameter semakin besar pula tekanan air padapipa tersebut.
4. Jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang keluar.
5. Level ( h ) berpengaruh pada besarnya nilai total head ( H ) dan tidak berpengaruh
pada Debit karena Debit air tetap konstan.

BAB V
PERCOBAAN PINTU AIR

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

28

KELOMPOK 15
5.1

Tujuan
Tujuan dari percobaan pada bab ini yaitu untuk menganalisa debit aliran yang melalui
pintu air

5.2

Ringakasan Teori
Pintu air yang airnya mengalir melauli bagian bawah struktur dinamakan pintu air
aliran air aliran bawah, contohnya pintu air gesek tegak.Sebaliknya jika air mengalir
diatas struktur dinamakan pintu air aliran atas.Secara hidrolis contoh pintu air aliran
atas adalah sekat dan sejenisnya.
Dengan menggunakan persamaan energi dapat ditunjukkan bahwa besarnya debit
pelepasan yang melalui pintu air aliran bawah adalah:

....................... (5-1)
Q = C .d .b . a.
Dimana:
Cd

= Koefisien debit

= Panjang pintu air (m)

= Tinggi bukaan pintu (m)

= Gravitasi (9,81 m/dt)

Y1

= Kedalaman hulu aliran (m)

= Tinggi energi kecepatan aliran (m)

Gambar 5.1 Pintu air aliran bawah

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

29

KELOMPOK 15
Aliran pelepasan dari pintu, mungkin (terendam) atau bebas, tergantung pada
kedalaman air bawah. Untuk keperluan studi eksperimen, pemakaian istilah tinggi
energi kecepatan tersebut dimasukkan dalam koefisien debit (Cd), jadi :
Q= Cd .d .b. a

............................(5-2)

Dimana:
Cd = Koefisien debit yang tergantung pada geometri struktur,
Koefisien konstruksi (Cc) :
............................(5-3)

Cc = Y2 / a
Dimana:
Y2 =

Kedalaman hilir aliran (m)

Tinggi bukaan pintu (m)

Perbandingan e dengan Y1 merupakan fungsi dari besaran koefisien kecepatan (Cc) :


Cv= a/Y1

............................(5-4)

Dimana:
a

Y1 =

Kedalaman hilir aliran (m)


Kedalaman hulu aliran

Koefisien debit (Cd) untuk saluran terbuka dapat dinyatakan sebagai berikut:
..........................(5-5)
Dimana:
Cv =

Koefisien kecepatan

Cc =

Koefisien kosraksi

Tinggi bukaan pintu (m)

Yi =

Kedalaman hulu air (nn)

Untuk aliran tenggelam yang melalui pintu air dimana kedalaman hilir aliran lebih
besar dari pada tinggi bukaan pintu, persamanaan debit pada aliran tenggelamnya
tersebut dapat dinyatakan :
...........................(5-6)

Q = Csf .b .a .

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

30

KELOMPOK 15

Dimana:
Csf = Koefisien debit untuk aliran tenggelam (dapat diperoleh dari gambar)
b

= Panjang pintu air (m)

= Tinggi bukaan pintu (m)

= Gravitasi (9,81 m/dt2)

Y1= Kedalaman hulu aliran (m)

Gambar 5.2 Koefisien debit untuk pintu air


gesek tegak vertikal aliran tenggelam

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

31

KELOMPOK 15
Gaya gaya yang bekerja pada pintu air ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 5.3 Gaya gaya yang bekerja pada pintu air


Pada aliran tetap suatu saluran terbuka berlaku persamaan linier yaitu
penjumlahan aljabar dari semua gaya horisontal yang terjadi pada suatu massa zat cair.
Pada aliran tetap suatu saluran terbuka berlaku persamaan momentum linier yaitu
penjumlahan aljabar dari semua resultan gaya horisontal yang terjadi pada suatu massa
zat cair.
Untuk sebuah debit aliran persamaan momentum linier dengan arah horizontal
dapat dinyatakan:
F1 = F2 F2 F3
Dimana:
F1

....................................(5-7)

= Gaya horizontal aliran sebelum pintu air


= . .g .y

F2

= Gaya Horizontal aliran setelah pintu air


= . .g .y

F3

= Gaya reaksi dari pintu terhadap aliran

= . .g .

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

32

KELOMPOK 15
Dengan adanya gaya reaksi dari pintu terhadap aliran maka akan terjadi gaya

tolak dari pintu akibat aliran


= . .g .

yang merupakan distribusi tekanan non hidrostatis:


...............................(5-8)

Dimana:

= Berat satuan air (kg/m3)

= Gravitasi (9,81 m/dt2)

y3

= Kedalaman hulu aliran (m)

y3

= Kedalaman hulu aliran (m)

Untuk harga debit yang konstan, persamaan energi spesifik dapat dinyatakan sebagai
berikut:
...............................(5-9)
E =y+

atau

=y+

= Gravitasi (9,81 m/dt2)

Persamaan energi spesifik tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk kurva para bola
sebagai berikut :

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

33

KELOMPOK 15

Gambar 5.4 Kurva energi spesifik


Harga energi spesifik (E) akan minimumpada kedalaman aliran kritis (yc) untuk harga
E minimum dan Q konstan maka persamaan:

Emin

= Yc +

...............................(5-10)

Dimana :

= .yc
Emin =

maka persamaan (2-10) menjadi


. yc

..............................(5-11)

Dimana :
Yc

= Kedalaman aliran kritis (m)

Vc

= Kedalaman aliran kritis (m/dt)

= Gravitasi (9,81m/dt2)

Sedangkan kedalaman aliran kritis (yc) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Yc=

..............................(5-12)

Dimana :
Q

= Debit aliran (m3/dt)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

34

KELOMPOK 15
g

= Gravitasi (9,81 m/dt2)

= Lebar dasar saluran (m)

Loncatan hidrolis merupakan jenis aliran tidak beraturan yang kedalaman airnya
berubah secara cepat, terjadi apabila aliran superkritis berubah menjadi sub kritis
melalui kedalaman air kritis pada jarak horizontal yang relatif pendek. Loncatan
hidrolis yang terjadi pada dasar horizontal, terdiri dari beberapa tipe yang berbeda
beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Biro Reklamasi Amerika Serikat,
tipe tipe tersebut dapat dibedakan berdasarkan bilangan Froude aliran
Bilangan Froude:

F=

..............................(5-13)

Dimana:
V2

= Kecepatan aliran setelah pintu (m/dt)

= Gravitasi (9,81 m/dt2)

Y2

= Kedalaman hilir aliran (m)

Panjang loncatan dapat didefinisikan sebagai jarak antara permukaan depan


loncatan hidrolis sampai suatu titik pada permukaan gulungan ombak yang segera
menuju ke hilir. Para meter panjang loncata sangat penting didalam perencanaan
untuk menentukan ukuran perendam energi yang diakibatkan adanya loncatan
hidrolis. Suatu loncatan hidrolis akan terbentuk pada saluran, jika memenuhi
persamaan :

..............................(2-14)
Dimana:
F = Bilangan froude
Y2 = Kedalaman hilir aliran (m)
Y3 = Kedalaman aliran yang segera menuju keadaanKonstan

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

35

KELOMPOK 15

Gambar 5.5 Panjang loncatan pada saluran horizontal.

5.3

Peralatan yang dipakai


1. Pintu air
2. Saluran terbuka dengan dinding fiber glass.
3. Tandon air sebagai bak tampungan air sementara.
4. Pompa air untuk memompa air dari tandon air.
5. Motor listrik untuk menjalankan sirkulasi (pompa air)
6. Meteran taraf untuk mengukur tinggi muka air.
7. Seperangkat alat current meter untuk mengetahui jumlah putaran baling - baling
8. Kabel untuk menghubungkan alat current meter dengan aliran listrik.
9. Penggaris untuk mengukur dimensi pintu air dan tinggi bukaan pintu.

5.4

Cara kerja

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

36

KELOMPOK 15
1. Ukur tebal pintu air (t) dan panjang pintu air (b) dengan menggunakan
penggaris kemudian pasang pintu air dengan kuat di saluran posisi alat
yang ditentukan.
2. Ukur tinggi bukaan pintu aiar (a) dengan menggunakan penggaris.
3. Tentukan posisi pengamatan yang dilakukan pada bagian hulu dan
bagian hilir alat ukur.
4. Alirkan sebuah harga debit dengan menekan tombol On pada motor
listrik dan atur katup pengatur aliran, kemudian tunggu sebentar sampai
aliran dalam keadaan konstan.
5. Ukur keadaan aliran pada posisi pengamatan yang telah ditentukan
dengan menggunakan current meter taraf, dimana dasar saluran untuk
setiap posisi pengamatan sama dengan nol.
6. Tentukan jumlah putaran baling baling persamaan waktu dengan
menggunakan current meter untuk setiap posisi pengamatan yang telah
ditentukan. Pengukuran dilakukan pada bagian tengah, artinya letak
baling baling current meter tetap pada 0,6 kedalaman aliran dari muka
air.
7. Ulangi langkah 5 dan 6 untuk kondisi debit yang berlainan dengan
memutar katup pengatur aliran, namun terlebih dahulu tunggu sebentar
sampai aliran dalam keadaan konstan.
5.5

Tugas
-

Hitung besarnya aliran yang melalui pintu melalui pintu mengenai


koefisian kontraksi (Cc), Koefisian kecepatan (Cv) dan kemudian
koefisien debit (Cd)/

Tentukan jenis aliran bebas atau janie aliran tenggelam.

Hitung gaya gaya yang bekerja pada pintu air.

Hitung energi spesifik yang terjadi dan spesifik minimum.

Tentukan tipe loncatan hidrolis dan hitung panjang loncatannya.

Gambar kurva energi spesifik, yaitu hubungan tinggi muka air dengan
energi spesifik.

Gambar profil memenjang dengan memasukkan harga kedalaman air,


tinggi energi dan posisi pengamatan.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

37

KELOMPOK 15
-

Selesaikan tugas 1 s/d 7 untuk setiap kondisi debit yang lain.

5.6

Penyelesaian Tugas Percobaan Pintu air


Analisa data perhitungan:
Data percobaan:
Tinggi bukaan pintu air (a)
Tebal pintu air (t)
Lebar pintu air (b)
Posisi alat
Elevasi dasar saluran
Waktu putaran current meter (T)

= 3,5
= 0,5
= 30
= 290
=0
= 10

cm
cm
cm
cm
cm
detik

Tabel 5.1 Data Percobaan Pintu Air Debit 1


Posis
i
N
o

( cm
)

Pembacaa
n

pembacaan
Dasar

Muk
a

T
Muka
Air
(ho)

Salura
n

Air

( mm )

(m
m)

(cm)

(N/m)

Hr

Current

Meter

(m/dtk
)

(cm)

Tingg
i
Garis

Debit

Energ
i

(cm3/dt)

(cm)

135

95

9,5

289

29.47

44.27

53.76

8398.95

155

95

9,5

286

29.18

43.41

52.89

8316.30

175

100

10

283

28.90

42.56

52.53

8667.00

195

100

10

283

28.90

42.56

52.53

8667.00

215

100

10

284

28.99

42.84

52.83

8667.00

235

105

10,5

279

28.51

41.43

51.92

8980.65

255

105

10,5

287

29.28

43.70

54.19

9223.20

275

105

10,5

291

29.67

44.85

55.33

9342.90

285

105

10,5

275

28.13

40.32

50.80

8857.80

10

290

307.0
0
202.2
3

11

295

45

4,5

784

77.04

302.52

12

305

60

628

62.05

196.24

13

320

70

348

35.14

62.95

69.93

7379.40

14

335

80

355

35.82

65.38

73.35

8594.40

15

350

75

7,5

348

35.14

62.95

70.43

7906.50

16

365

75

7,5

339

34.28

59.89

67.35

7710.75

17

380

80

341

34.47

60.56

68.55

8272.80

18

395

80

337

34.09

59.22

67.19

8179.20

19

410

80

352

35.53

64.33

72.30

8524.80

20

425

80

354

35.72

65.03

72.99

8570.40

163,5

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

680.3
38

10400.40
1169.00

155828.4

KELOMPOK 15
0

Pengolahan data :
Data 1
-

Kecepatan (v)

Tinggi muka air (Ho)


Hr = V2/2.g

Tinggi garis energi (H)

Debit ( q )

Y rata-rata

V rata-rata

= 0,961 . ( n/ T ) + 1,7
= 0,961 . ( 289/10 ) + 1,7
= 29,47 m/dtk
= 9,5 cm
= (29,47)2 / 2 x 9,81
= 44.26 cm
= Ho + Hr
= 9,5 + 44,26
= 53,76 cm
=V.A
= V . b . Ho
= 29,47.30.9,5
= 8398,85 cm3/ dtk
= Y / 20
= 163,5 / 19
= 8,6 cm
= V / 19
= 680,30 / 19
= 35,8 cm/dtk

Pengolahan data :
Diketahui :
a = 3,5 cm

Y1 = 9,5 cm

V1 = 29,47 cm/dtk

b = 30 cm

Y2 = 4,5 cm

V2 = 77,04 cm/dtk

Perhitungan debit rata-rata


Qr = Q / 19 = 155828.45 / 19 = 8201.497 cm3/dtk
Perhitungan Koefisien konstraksi (Cc) :
Cc = Y2 / a = 4,5 / 3 = 1,5
Perhitungan koefisien kecepatan (Cv) :
Cv = a/YI = 3,5/9,5 = 0,37
Perhitungan koefisien debit (Cd) :
Cv . Cc
0,37 .1,5
Cd =

( aY.Cc1 )

( 3,5.1,5
9,5 )

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

= 0,002

39

KELOMPOK 15
Jenis aliran :
Kedalaman hilir, Y2>a maka jenis aliran adalah aliran tenggelam
Gaya gaya yang bekerja pada pintu air :
= 0,5 . . g. ( Y1)2

F1

= 0,5 . 1 . 9,81 . ( 9,5)2


= 442,68 N
= 0,5 . . g. ( Y2)2

F2

= 0,5 . 1 . 9,81 . ( 4,5)2


= 99,33 N
= 0,5 . . g. ( Y12 Y22)

F3

= 0,5 . 1 . 9,81 ( 9,52 - 4,52)


= 343,35 N
F3

F1-F2

343,35

442,68 99,33

343,35 N

343,35 N

Fx

= . g . (V2V1 )
= 1 . 9,81 . (77,04 29,47 )
= 466,66 N

F3

= 0,5 . . g .

= 0,5 . 1 . 9,81 .
= - 43,8 N
F'3
F3

dimana - 7,84 < 1

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
V2
= Y + 2. g . A 2 atau E=Y + 2 . g

E
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

40

KELOMPOK 15
= 1237640468
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 19,68 m
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =

. Yc

3
= 2

.19,68 = 29,52

Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )


Vc =
=
= 13,89
Perhitungan tipe loncatan hidrolis ( F )

=
=1
Maka tipe aliran : kritis
Perhitungan panjang loncatan ( Lj )
Lj

= 6 . g . (Y1 Y2 )
= 6 . 9,81 . (9.5-4,5)
= 294,3 cm

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

41

KELOMPOK 15
Tabel 5.2 Data Percobaan Pintu Air Debit 2
Posisi

pembacaan

Pembacaan

Tinggi

( mm )

( mm )

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

135

170

17

236

24.38

30.29

47.29

12,

155

170

17

236

24.38

30.29

47.29

12,

175

170

17

242

24.96

31.74

48.75

12,

195

170

17

239

24.67

31.01

48.02

12,

215

177

17.7

234

24.19

29.82

47.52

12,

235

180

18

239

24.67

31.01

49.02

13,

255

180

18

232

24.00

29.35

47.33

12,

275

182

18.2

225

23.32

27.72

45.92

12,

285

180

18

73

8.72

3.87

21.88

10

290

11

295

43

4,3

1137

110.97

627.59

631.94

12

305

74

7.4

289

29.47

44.27

51.67

6,5

13

320

90

175

18.52

17.48

26.48

5,0

14

335

105

10.5

297

30.24

46.61

57.11

9,5

15

350

110

11

352

35.53

64.33

74.22

11,

16

365

110

11

380

38.22

74.45

85.45

12,

17

380

110

11

387

38.89

77.09

88.09

12,

18

395

110

11

417

41.77

88.94

99.93

13,

19

410

110

11

454

45.33

104.73

117.77

14,

20

425

110

11

401

40.24

82.51

93.53

13,

( cm )

Dasar

Muka

Saluran

air

No

Current

meter

(m/dtk)

Pengolahan data :
Data 1
Kecepatan (v)

= 0,961 . ( n/ T ) + 1,7 cm/det

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

42

Garis
(cm)

(N/m)

250.8

Hr

Energi

(c

(cm)

632.44

4,7

14,

221

KELOMPOK 15

Tinggi muka air (Ho)


Hr = V2/2.g

Tinggi garis energi (H)

Debit ( q )

Y rata-rata

= 0,961 . ( 236/10 ) + 1,7 cm/det


= 24,38 m/dtk
= 17 cm
= (24,38)2 / 2 x 9,81
= 30,29 cm
= Ho + Hr
= 17 + 30,29 = 47,29 cm
=V.A
= V . b . Ho
= 24,38 x 30 x 17
= 12433,8 cm3/ dtk
= Y / 19
= 255,1 / 19
= 13.42632 cm

V rata-rata

= V / 19
= 632,44 / 19
= 33,287 cm/dtk

Pengolahan data :
Diketahui :
a = 3,5 cm

Y1 = 17 cm

V1 = 24,38 cm/dtk

b = 30 cm

Y2 = 4,3 cm

V2 = 110,97 cm/dtk

Perhitungan debit rata-rata


Qr

= Q / 19 = 221,312.62 / 19 = 11648,03 cm3/dtk

Perhitungan Koefisien konstraksi (Cc) :


Cc = Y2 / a = 4,3 / 3,5 = 1,229
Perhitungan koefisien kecepatan (Cv) :
Cv = a / YI = 3,5 / 17 = 0.205882
Perhitungan koefisien debit (Cd) :
Cv . Cc
0,0205882 x 1,229
Cd =

( aY.Cc1 )

( 3,5 x171,229 )

= 0,339

Jenis aliran :
Kedalaman hilir, Y2 > a maka jenis aliran adalah aliran tenggelam
Gaya gaya yang bekerja pada pintu air :
F1

= 0,5 . . g. ( Y1)2
= 0,5 . 1 . 9,81 . (17)2
= 1417,545 N

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

43

KELOMPOK 15
= 0,5 . . g. ( Y2)2

F2

= 0,5 . 1 . 9,81 . ( 4,3)2


= 90,6935 N
= 0,5 . . g. ( Y12 Y22)

F3

= 0,5 x 1 x 9,81 ( 172-4,32)


= 1326,8155 N
F3

F1-F2

1326,8155

1417,545 90,6935

1326,8155 N

1326,8155 N

Fx

= . g . (V2V1 )
= 1 . 9,81 . (110,97 24,38)
= 849,4479 N

F3

= 0,5 . . g .

= 0,5 . 1 . 9,81 .
= - 943,4102 N
F'3
F3

dimana - 2,649 > 1

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
Q2
= Y + 2. g . a2 atau E=Y + 2. g

E
= 2.496.536.088
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

44

KELOMPOK 15
= 24,862 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =
=

. Yc
3
2

. 24,862

= 37,293
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc

=
=
= 15,61

Perhitungan tipe loncatan hidrolis ( F )

=
=1
Maka tipe loncatan hidrolis adalah loncatan kuat, jenis aliran adalah kritis
Perhitungan panjang loncatan ( Lj )
Lj

= 6 . g . (Y1 Y2 )
= 6 . 9,81 . (17 - 4,3)
= 747,522 cm

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

45

KELOMPOK 15
Tabel 5.3 Data Percobaan Pintu Air Debit 3
Posisi

pembacaan

Pembacaan

Hr

Tinggi

( mm )

( mm )

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

135

240

24

192

20.15

20.70

44.69

14,508.00

155

240

24

206

21.50

23.55

47.53

15,472.80

175

245

24.5

196

20.54

21.49

45.98

15,089.55

195

248

24.8

200

20.92

22.31

47.10

15,564.48

215

251

25.1

191

20.06

20.50

45.58

15,097.65

235

251

25.1

197

20.63

21.70

46.79

15,534.39

255

253

25.3

202

21.11

22.72

48.01

16,022.49

275

255

25.5

162

17.27

15.20

40.69

13,203.90

285

252

25.2

613

60.61

187.23

212.37

45,813.60

10

290

11

295

21

2.1

953

93.28

443.52

445.58

5,876.64

12

305

21

2.1

940

92.03

431.72

443.21

5,797.89

13

320

20

769

75.60

291.31

293.30

4,536.00

14

335

82

8.2

1232

120.10

735.11

743.24

29,542.14

15

350

117

11.7

859

84.25

361.78

373.39

29,568.24

16

365

128

12.8

914

89.54

408.59

421.34

34,379.52

17

380

125

12.5

642

63.40

204.85

217.30

23,771.25

18

395

129

12.9

629

62.15

196.85

209.70

24,048.18

19

410

129

12.9

521

51.77

136.59

149.44

20,031.12

20

425

133

13.3

494

49.17

123.24

136.52

19,618.83

( cm )

Dasar

Muka

Saluran

air

No

Current

meter

(m/dtk)

(N/m)

Pengolahan data :
Data 1
Kecepatan (v)

Tinggi muka air (Ho)


Hr = V2/2.g

= 0,961 . ( n/ T ) + 1,7
= 0,961 . ( 192/10 ) + 1,7
= 20,15 m/dtk
= 24 cm
= (20,15)2 / 2 x 9,81

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

46

Debit

Energi

(cm3/dt)

(cm)

1,004.0
6

314

(cm)

Garis

363,476.6
7

KELOMPOK 15

Tinggi garis energi (H)

Debit ( q )

Y rata-rata

V rata-rata

= 20,70 cm
= Ho + Hr
= 24 + 20,70
= 44,70 cm
=V.A
= V . b . Ho
= 20,15 . 30 . 24
= 14,508 cm3/ dtk
= Y / 19
= 314 / 19
= 16,53 cm
= V / 19
= 1004,06 / 19
= 52,873 cm/dtk

Pengolahan data :
Diketahui :
a = 3,5 cm

Y1 = 24 cm

V1 = 20,15 cm/dtk

b = 30 cm
Y2 = 2,1 cm
Perhitungan debit rata-rata

V2 = 93,28 cm/dtk

Qr = Q / 19 = 363,476.67 / 19 = 19130.35 cm3/dtk


Perhitungan Koefisien konstraksi (Cc) :
Cc = Y2 / a = 2,1 / 3,5 = 0,6
Perhitungan koefisien kecepatan (Cv) :
Cv = a/YI = 3,5/24 = 0.145833
Perhitungan koefisien debit (Cd) :
Cv . Cc
0 , 145833. 0,6
Cd =

( aY.Cc1 )

( 3,524.0,6 )

= 0,0898

Jenis aliran :
Kedalaman hilir, Y2>a maka jenis aliran adalah aliran tenggelam
Gaya gaya yang bekerja pada pintu air :
F1

= 0,5 . . g. ( Y1)2
= 0,5 . 1 . 9,81 . (24)2
= 2825.28 N

F2

= 0,5 . . g. ( Y2)2

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

47

KELOMPOK 15
= 0,5 . 1 . 9,81 . (2,1)2
= 21,631 N
= 0,5 . . g. ( Y12 Y22)

F3

= 0,5 . 1 . 9,81 ( 242 2,12)


= 2803.64895 N
F3

F1-F2

3093,24015

2825,28 21,631

3093,24015 N

3093,24015

Fx

= . g . (V2V1 )
= 1 . 9,81 . (93,28 20,15)
= 717,4053

F3

= 0,5 . . g .

= 0,5 . 1 . 9,81 .
= - 2352,4871 N
F'3
F3

= dimana - 2352,4871 < 1

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
V2
Y
+
atau
E=Y
+
2
=
2. g
2. g . A

E
= 6733704890

Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

48

KELOMPOK 15

Yc
= 34,61 m
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =

. Yc

3
= 2

. 34,61 = 51

Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )


Vc =
=
= 18,4324
Perhitungan tipe loncatan hidrolis ( F )

F=

=
=1
Maka tipe aliran : kritis
Perhitungan panjang loncatan ( Lj )
Lj = 6 . g . (Y1 Y2 )
= 6 . 9,81 . (25,2 2,1)
= 1359,666 cm

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

49

KELOMPOK 15
Maka diperoleh data :
Debi
t
I

Qr

Cd

Cv

Yc

Tipe Aliran

155828.45

8201.49
7

0.002

0.37

19.68

Kritis

II

221,312.62

11648,03

0,339

24,862

Kritis

III

363,476.67

19130.3
5

0,0898

0.2058
82
0.1458
33

34,61

Kritis

3.5
3
2.5
2

H
H

1.5

1
0.5
0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

Kurva energi spesifik

Profil Memanjang

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

50

KELOMPOK 15

Kesimpulan:
1. Bila hasil debit rata rata (Qr) semakin besar maka keadaan kritis (Yc) yang
ditimbulkan akan semakin besar.
2. Semakin tinggi muka air maka semakin rendah kecepatan aliran.
BAB VI
PERCOBAAN AMBANG LEBAR

6. 1. Tujuan
Menganalisa debit aliran yang melalui pelimpah ambang lebar
6. 2. Ringkasan Teori
Pelimpah ambang lebar disamping merupakan sarana pengukur aliran saluran terbuka.
Juga merupakan bentuk pelimpah yang paling sederhana. Pelimpah ambang lebar
biasanya dibuat dari suatu plat tipis dengan ujung lebar. Dengan demikian gesekan pada
bidang dapat diabaikan sehingga aliran akan terbebas dari pengaruh kekentalan zat cair
dan kehilangan energi.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

51

KELOMPOK 15

Gambar 6-1 Bentuk aliran dan penampang pelimpah ambang lebar

Dengan asumsi kedalaman kritis terjadi pada penampang 2, maka perhitungan debit yang
mengalir pada pelimpah dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y=

......................................................................... (6-1)

Maka :

dan y =

Vc2 =

Vc =
Untuk debit persatuan lebar (q) adalah :
q = Vc . yc
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

52

KELOMPOK 15

q=

.................................................................................. (6-2)
Untuk kondisi sebenarnya, debit dipengaruhi oleh koefisien debit, maka
persamaan umum untuk debit pada pelimpah ambang lebar :

Q=

.......................................................................... (6-3)
Dimana :
Cd = Koefisien debit
g

= Gravitasi (9,81 m /det2)

y1 = Tinggi muka air diatas ambang pada hulu pelimpah (m)


b

= Lebar dasar saluran (m)

Penentuan harga Cd menurut Govida Rao dan Muralidhar dimana Cd tergantung


pada batasan besarnya perbandingan y1/L, dengan ketentuan sebagai berikut :
1

Untuk Long-crested weir, dengan y1/L < 0,1


Maka :
Cd = 0,561 (y1 / L)0,022......................................................... (6-4)

Untuk Broad-crested weir, dengan 0,1 < y1/L< 0,4


Maka :
Cd = 0,028 (y1 / L) + 0,521 ................................................ (6-5)

Untuk Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/L < 1,5

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

53

KELOMPOK 15
Maka :
Cd = 0,120 (y1 / L) + 0,492 ............................................... (6-6)

Gambar 6-2 Bentuk aliran pelimpah ambang lebar dengan variasi harga y1 / L

6. 3. Alat Yang Dipakai


1.

Alat ukur pelimpah ambang lebar.

2.

Saluran terbuka dengan dinding fibre glass.

3.

Tandon air sebagai bak tampungan air sementara.

4.

Pompa air untuk memompa air dari tandon air.

5.

Motor listrik untuk menjalankan sirkulasi air (pompa air).

6.

Meteran taraf untuk mengukur tinggi muka air.

7.

Seperangkat alat current meter untuk mengetahui jumlah putaran balingbaling.

8.

Kabel untuk menghubungkan alat current meter dengan aliran listrik.

9.

Penggaris untuk mengukur dimensi alat ukur pelimpah ambang lebar.

6. 4. Cara Kerja

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

54

KELOMPOK 15
1.

Ukur tinggi (p), panjang (L) dan lebar alat ukur pelimpah ambang lebar
dengan menggunakan penggaris

2.

Pasang alat ukur pelimpah ambang lebar dengan kuat di saluran pada
posisi alat yang ditentukan dengan bantuan penjepit secukupnya

3.

Tentukan posisi pengamatan yang dilakukan pada saluran yang dilakukan


pada posisi pengamatan pada bagian hulu ambang lebar dan posisi pengamatan
dibagian hilir ambang lebar

4.

Alirkan sebuah harga debit dengan menekan tombol on pada motor listrik
dan atur kutup pengatur aliran, kemudian tunggu sebentar sampai aliran dalam
keadaan konstan.

5.

Ukur kedalaman aliran pada posisi pengamatan yang telah ditentukan


dengan menggunakan meter taraf, dimana dasar saluran untuk setiap posisi
pengamatan sama dengan nol

6.

Tentukan jumlah putaran baling-baling per satuan waktu dengan


menggunakan current meter untuk setiap posisi pengamatan yang telah ditentukan.
Pengukuran dilakukan pada bagian tengah, artinya letak baling-baling current meter
tepat pada 0,6 kedalaman aliran dari muka air

7. Ulangi langkah 5 dan 6 untuk kondisi debit yang berlainan dengan memutar katup
pengatur aliran, namun terlebih dahulu tunggu sebentar sampai aliran dalam keadaan
konstan

6. 5. Tugas
1.

Hitung besarnya koefisien debit (Cd)

2.

Kontrol hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari


Rechbock dan beri kesimpulan.

3.

Hitung kedalaman kritis dan energi spesifik dengan menggunakan rumus


pada pintu air

4.

Gambar kurva energi spesifik yang terjadi

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

55

KELOMPOK 15
5.

Gambar profil memanjang aliran

6. Gambarkan grafik hubungan Cd pada ordinat dengan y1/p sebagai sumbu absis
7. Lakukan perhitungan 1 s/d 6 untuk debit berikutnya

6.6

Penyelesaian tugas
Data Percobaan :
-

Tinggi Pelimpah Ambang (P) = 12 cm

Panjang Pelimpah Ambang (L) = 40 cm

Lebar Pelimpah Ambang (b) = 30 cm

Posisi alat = 290 cm

Waktu putaran Current meter = 10 detik

Pengolahan data :
Data 1
-

Kecepatan (v)

Tinggi muka air (Ho)


Hr = V2/2.g

Tinggi garis energi (H)

Debit ( q )

= 0,961 . ( n/ T ) + 1,7
= 0,961 . ( 73/10 ) + 1,7
= 8,72 m/dtk
= 15,6 cm
= (8,72)2 / 2 x 9,81
= 3,87 cm
= Ho + Hr
= 15,6 + 3,87
= 19,47 cm
=V.A
= V . b . Ho
= 8,72 . 30 . 15,6
= 4.079 cm3/ dtk

Y rata-rata

V rata-rata

= Y / 20
= 224,1 / 20
= 11,205 cm
= V / 20
= 587 / 20
= 29,34 cm/dtk

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

56

KELOMPOK 15
Data Percobaan Debit Ambang Lebar 1

No.

Posisi
(cm)

1
2
3
4
5
6
7
8

Pembacaan
elevasi

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaa
n Current
meter
(N/m)

v
(m/dtk
)

Dasar
saluran
(mm)

Muka
air
(mm)

120
140
160
180
200
220
240
260

0
0
0
0
0
0
0
0

156
156
155
155
160
159
163
163

15.6
15.6
15.5
15.5
16
15.9
16.3
16.3

73
73
69
70
70
64
69
71

8.72
8.72
8.33
8.43
8.43
7.85
8.33
8.52

280

150

15

583

57.73

10

290

155

15.5

526

52.25

11

300

149

14.9

606

59.94

12

320

43

4.3

299

30.43

13

340

55

5.5

425

42.54

14

360

58

5.8

455

45.43

15

380

58

5.8

456

45.52

16

400

60

428

42.83

17

420

60

383

38.51

18

440

60

353

35.62

19

430

63

6.3

358

36.10

20

450

63

6.3

321

32.55

224.1

587

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 12 cm

Y1 = 15,6 cm V1 = 3,87 cm/dtk

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

57

Hr
(cm)

3.87
3.87
3.54
3.62
3.62
3.14
3.54
3.70
169.
84
139.
14
183.
10
47.2
1
92.2
5
105.
17
105.
62
93.5
0
75.5
7
64.6
8
66.4
4
53.9
9

Tinggi
Garis
Energi
(cm)
19.47
19.47
19.04
19.12
19.62
19.04
19.84
20.00
184.8
4
154.6
4
198.0
0

Debit
(cm3/dtk
)
4,079
4,079
3,874
3,919
4,045
3,745
4,074
4,168
25,977
24,296
26,792

51.51

3,926

97.75

7,020

110.9
7
111.4
2

7,904
7,921

99.50

7,710

81.57

6,931

70.68

6,412

72.74

6,824

60.29

6,152

169,844

KELOMPOK 15
b = 30 cm

Y2 = 4,3 cm

V2 = 30,43 cm/dtk

L = 40 cm
-

Qr

= Q / 20

= 169,844 / 20 = 8,492 cm3/dtk


-

Penentuan harga Cd
Y1 / L = 15,6 / 40
= 0,39
Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/L < 1,5
Koefisien debit ( Cd )
Cd

= 0,120 (y1 / L) + 0,492


= 0,120 (0,39 / 40) + 0,492
= 0,49317

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
V2
Y
+
atauE=Y
+
2
=
2. g
2. g . A

= 38,345
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 0,2014 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =

. Yc

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

58

KELOMPOK 15
=

3
2

. 0,2014

= 0,3021
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =
=
= 1,4057

Data Percobaan Debit Ambang Lebar2


Pembacaan
elevasi
Dasar Muka
saluran
air
(mm)
(mm)

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaa
n Current
meter
(N/m)

v
(m/dtk
)

No.

Posisi
(cm)

1
2
3
4
5
6
7
8

120
140
160
180
200
220
240
260

0
0
0
0
0
0
0
0

160
160
165
167
170
168
169
171

16
16
16.5
16.7
17
16.8
16.9
17.1

107
100
95
97
102
105
111
113

11.98
11.31
10.83
11.02
11.50
11.79
12.37
12.56

280

156

15.6

683

67.34

10

290

160

16

624

61.67

11

300

154

15.4

744

73.20

12

320

80

967

94.63

13

340

62

6.2

748

73.58

14

360

66

6.6

671

66.18

15

380

67

6.7

597

59.07

16

400

68

6.8

501

49.85

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

59

Hr
(cm)

Tinggi
Garis
Energi
(cm)

7.32
6.52
5.98
6.19
6.74
7.09
7.80
8.04
231.
10
193.
82
273.
09
456.
40
275.
96
223.
25
177.
85
126.
64

23.32
22.52
22.48
22.89
23.74
23.89
24.70
25.14
246.7
0
209.8
2
288.4
9
464.4
0
282.1
6
229.8
5
184.5
5
133.4
4

Debit
(cm3/dtk
)
5,752
5,429
5,361
5,522
5,866
5,942
6,270
6,443
31,513
29,600
33,818
22,711
13,686
13,104
11,873
10,169

KELOMPOK 15
17

420

68

6.8

455

45.43

18

440

71

7.1

430

43.02

19

430

71

7.1

436

43.60

20

450

70

409

41.00

242.3

105.
17
94.3
4
96.8
9
85.7
0

812

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 12 cm

Y1 = 16 cm

V1 = 11,98 cm/dtk

b = 30 cm

Y2 = 15,4 cm V2 = 73,20 cm/dtk

L = 40 cm
-

Qr

= Q / 20
= 249,387/ 20
= 12,469 cm3/dtk

Y rata-rata

= Y / 20
= 242.3/ 20
= 12.115 cm

V rata-rata

= V / 20
=812/ 20
= 40.60cm/dtk

Penentuan harga Cd
Y1 / L = 16 / 40
= 0,4
Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/L < 1,5
Koefisien debit ( Cd )
Cd

= 0,120 (y1 / L) + 0,492


= 0,120 (0,4 / 40) + 0,492

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

60

111.9
7
101.4
4
103.9
9
92.70

9,267
9,164
9,287
8,611

249,387

KELOMPOK 15
= 0,4932
Perhit. Energi Spesifik ( E )
E

Q2
V2
Y
+
atauE=Y
+
=
2. g
2. g . A 2

= 3194,322
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 0,2602 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =
=

. Yc
3
2

. 0,6202

= 0,0,9303
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =

=
= 2,2667

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

61

KELOMPOK 15
Data Percobaan Debit Ambang Lebar 3
Pembacaan
elevasi
Dasar Muka
saluran
air
(mm)
(mm)

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaa
n Current
meter
(N/m)

v
(m/dtk
)

No.

Posisi
(cm)

120

185

18.5

200

20.92

140

185

18.5

202

21.11

160

180

18

198

20.73

180

190

19

192

20.15

200

195

19.5

189

19.86

220

195

19.5

193

20.25

240

195

19.5

196

20.54

260

195

19.5

226

23.42

280

180

18

745

73.29

10

290

165

16.5

836

82.04

11

300

165

16.5

1034

101.0
7

12

320

50

1022

99.91

13

340

85

8.5

778

76.47

14

360

95

9.5

727

71.56

15

380

105

10.5

541

53.69

16

400

105

10.5

488

48.60

17

420

105

10.5

417

41.77

18

440

105

10.5

432

43.22

19

430

105

10.5

408

40.91

20

450

105

10.5

433

43.31

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

289

943

62

Hr
(cm)
22.3
1
22.7
2
21.9
0
20.7
0
20.1
1
20.8
9
21.4
9
27.9
5
273.
81
343.
04
520.
62
508.
81
298.
01
261.
03
146.
92
120.
37
88.9
4
95.1
9
85.3
0
95.6
1

Tinggi
Garis
Energi
(cm)

Debit
(cm3/dtk
)

40.81

11,611

41.22

11,717

39.90

11,193

39.70

11,486

39.61

11,620

40.39

11,845

40.99

12,013

47.45

13,700

291.8
1
359.5
4
537.1
2
513.8
1
306.5
1
270.5
3
157.4
2
130.8
7

39,579
40,610
50,028
14,987
19,499
20,396
16,912
15,308

99.44

13,159

105.6
9

13,613

95.80

12,886

106.1
1

13,643

365,805

KELOMPOK 15

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 12 cm

Y1 = 18,5 cm V1 = 20,92 cm/dtk

b = 30 cm

Y2 = 16,5 cm V2 = 101,07 cm/dtk

L = 40 cm
-

Qr

= Q / 20
= 365,805/ 20
= 18,290 cm3/dtk

Y rata-rata

= Y / 20
= 289/ 20
= 14.45cm

V rata-rata

= V / 20
= 943/ 20
= 47.14cm/dtk

Penentuan harga Cd
Y1 / L = 18,5 / 40
= 0,4625
Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/L < 1,5
Koefisien debit ( Cd )
Cd

= 0,120 (y1 / L) + 0,492


= 0,120 (0,4625 / 40) + 0,492
= 0,4934

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
V2
Y
+
atauE=Y
+
=
2. g
2. g . A 2

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

63

KELOMPOK 15
= 433,55
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 2,4748cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =
=

. Yc
3
2

. 2,4748

= 3,7122
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =

=
= 24,2778

Kurva Energi Spesifik

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

64

KELOMPOK 15
3.5
3
2.5
2

H
H

1.5

1
0.5
0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

Kesimpulan :
1. Semakin tinggi muka air maka semakin tinggi kecepatan aliran.
2. Semakin tinggi muka air maka semakin besar Yc ( keadaan kritis ).

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

65

KELOMPOK 15

BAB VI
PERCOBAAN AMBANG TAJAM
6.1. Tujuan

Menganalisa debit yang melalui ambang tajam.


6.2. Ringkasan Teori
Pelimpah ambang tajam di samping merupakan saran pengukur aliran saluran terbuka
juga merupakan bentuk pelimpah yang paling sederhana. Pelimpah ambang tajam biasanya
dibuat dari suatu plat tipis dengan ujug tajam. Dengan demikian gesekan pada bidang dapat
diabaikan sehingga aliran akan terbatas dari pengaruh kekentalan zat cair dan kehilangan
energi.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

66

KELOMPOK 15

Gambar 7-1 Bentuk aliran dan penampang pelimpah ambang tajam

Persamaan umum debit yang mengalir di hulu pelimpah pada kedalaman air atas ambang
adalah :

Q=

..................................................................... (7-1)

Dimana :
Cd

= Koefisien debit

= gravitasi (9,81 m/det)

= lebar dasar saluran

y1

= kedalaman (tinggi muka air) di atas ambang pada hulu pelimpah (m)

Rechbock memberikan harga pendekatan untuk Cd dengan pendekatan untuk y1/p < 5,0

Cd = 0,611 + 0,08

..................................................................... (7-2)

Dimana :
y1

= Tinggi muka air di atas ambang pada hulu pelimpah (m)

= Tinggi pelimpah

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

67

KELOMPOK 15
6.3. Peralatan yang dipakai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Alat ukur pelimpah ambang tajam


Saluran terbuka dengan dinding fibre glass
Tandon air sebagai bak tampungan air sementara
Pompa air untuk memompa air dari tendon air
Motor listrik untuk menjalankan sirkulasi air (pompa air)
Meteran taraf untuk mengukur tinggi muka air
Seperangkat alat current meter untuk mengetahui jumlah putaran baling-baling
Kabel untuk menghubungkan alat current meter degan aliran listrik
Penggaris untuk mengukur dimensi alat ukur pelimpah ambang tajam.

6.4. Cara kerja


1. Ukur tinggi (p) dan panjang (b) alat ukur pelimpah ambang tajam serta tebal ujung
dan pangkal pelimpah ambang tajam (t) dengan menggunakan penggaris.
2. Pasang alat ukur pelimpah ambang tajam dengan kuat disalurkan pada posisi yang
ditentukan dengan bantuan penjepit secukupnya.
3. Tentukan posisi pengamatan pada saluran yang dilakukan, posisi pengamatan pada
bagian hulu ambang tajam, dan posisi pengamatan bagian hilir ambang tajam.
4. Alirkan sebuah harga debit dengan menekan tumbuh on pada motor listrik dan atur
katup pengaturan aliran, kemudian tunggu sebentar sampai aliran dalam keadaan
konstan.
5. Ukur kedalaman aliran pada posisi pengamatan yang telah ditentukan dengan
menggunakan meter taraf, dimana dasar saluran untuk setiap posisi pengamatan sama
dengan nol.
6. Tentukan jumlah putaran baling-baling per satuan waktu dengan menggunakan
current meter untuk setiap posisi pengamatan yang telah ditentukan. Pengukuran
dilakukan pada bagian tengah, artinya letak baling-baling current meter tepat pada 0,6
kedalaman aliran dari muka air.
7. Ulangi langkah 5-6 untuk kondisi debit yang selanjutnya dengan memutar katup
pembuka aliran.
6.5. Tugas
1. Hitung koefisien debit (cd)
2. Kontrol hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari Rechbock dan
beri kesimpulan.
3. Hitung kedalaman kritis dan energi spesifik dengan menggunakan rumus pada pintu
air
4. Gambar kurva energi spesifik yang terjadi
5. Gambarlah profil memanjang aliran
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

68

KELOMPOK 15
6. Gambarlah grafik hubungan Cd sebagai sumbu ordinat dengan y1/p sebagai sumbu
absis
7. Selesaikan tugas 1 6 untuk debit berikutnya.
6.6 Penyelesaian tugas

Data Percobaan :
-

Tinggi Pelimpah Ambang Tajam (P) = 15 cm

Panjang Pelimpah Ambang Tajam (L) = 0.5 cm

Lebar Pelimpah Ambang Tajam (b) = 30 cm

Posisi alat = 279 cm

Elavasi Dasar = 0 cm

Waktu putaran Current meter = 10 detik


Data Percobaan Debit Ambang Tajam Debit I
Pembacaan
elevasi
Dasar
Muka
saluran
air
(mm)
(mm)

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaa
n Current
meter
(N/m)

v
(m/dtk)

Hr
(cm)

Tinggi
Garis
Energi
(cm)

Debit
(cm3/dtk)

No.

Posisi
(cm)

124

175

17.5

81

9.48

4.58

22.08

4979.15

144

179

17.9

74

8.81

3.96

21.86

4731.72

164

179

17.9

60

7.47

2.84

20.74

4009.24

184

179

17.9

62

7.66

2.99

20.89

4112.45

204

185

18.5

66

8.04

3.30

21.80

4463.64

224

185

18.5

68

8.23

3.46

21.96

4570.31

244

187

18.7

68

8.23

3.46

22.16

4619.72

264

188

18.8

90

10.35

5.46

24.26

5836.84

274

188

18.8

120

13.23

8.92

27.72

7462.85

10

279

175

17.5

547

54.27

150.
10

167.6
0

28490.0
2

11

284

80

218

22.65

26.1
5

34.15

5435.95

12

294

10

876

85.88

375.

376.9

2576.51

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

69

KELOMPOK 15
94

13

314

15

1.5

1243

121.1
5

748.
11

749.6
1

5451.85

14

334

60

684

67.43

231.
76

237.7
6

12137.8
3

15

354

55

5.5

501

49.85

126.
64

132.1
4

8224.61

16

374

65

6.5

573

56.77

164.
24

170.7
4

11069.2
3

17

394

65

6.5

421

42.16

90.5
9

97.09

8220.83

18

414

68

6.8

362

36.49

67.8
6

74.66

7443.59

19

434

68

6.8

289

29.47

44.2
7

51.07

6012.47

20

454

68

6.8

261

26.78

36.5
6

43.36

5463.55

674.4
10

237.4

Pengolahan data :
Data 1
-

Kecepatan (v)

Tinggi muka air (Ho)


Hr = V2/2.g

Tinggi garis energi (H)

Debit ( q )

= 0,961 . ( n/ T ) + 1,7
= 0,961 . (8,1/10 ) + 1,7
= 9.48 m/dtk
= 17,5 cm
= (9,48)2/2 x 9,81
= 4.58 cm
= Ho + Hr
= 17,5 + 4,58
= 22,08 cm
=V. A
= V . b . Ho
= 9,48.30.17,5

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

70

145312.
38

KELOMPOK 15
= 4979,15 cm3/ dtk
-

Y rata-rata

V rata-rata

= Y / 20
= 237,4 / 20
= 11,87 cm
= V / 20
= 674,410/20
= 33,7205 cm/dtk

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 15 cm

Y1 = 18,8 cm

V1 = 10,35 m/dtk

b = 30 cm

Y2 = 1 cm

V2 = 85,88m/dtk

L = 0,5 cm
-

Qr

Penentuan harga Cd
Y1 / P = 18,8 / 15
= 1,253
Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/P < 1,5
Koefisien debit ( Cd )

Cd

= Q / 20
= 145312,38/20 = 7265,619 cm3/dtk

= 0,611 + 0,08 (y1 / P)


= 0,611 + 0,08 ( 1,253)
= 0,71124

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
Q2
Y
+
atau
E=Y
+
=
2. g
2. g . A 2

E1

= 1263624,036
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

71

KELOMPOK 15
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 415,53 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =
=

. Yc
3
2

. 415,53

= 623,30
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =
=
= 63,85
Data Percobaan Debit Ambang Tajam Debit II
Pembacaan
elevasi
Dasar
Muka
saluran
air
(mm)
(mm)

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaa
n Current
meter
(N/m)

v
(m/dtk)

Hr
(cm)

Tinggi
Garis
Energi
(cm)

Debit
(cm3/dtk)

No.

Posisi
(cm)

124

195

19.5

142

15.35

12.0
0

31.50

8977.53

144

195

19.5

150

16.12

13.2
4

32.74

9427.28

164

200

20

154

16.50

13.8
8

33.88

9899.64

184

204

20.4

154

16.50

13.8
8

34.28

10097.6
3

204

204

20.4

147

15.83

12.7

33.17

9685.94

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

72

KELOMPOK 15
7
6

224

204

20.4

146

15.73

12.6
1

33.01

9627.13

244

204

20.4

154

16.50

13.8
8

34.28

10097.6
3

264

203

20.3

172

18.23

16.9
4

37.24

11101.5
8

274

203

20.3

148

15.92

12.9
2

33.22

9696.99

10

279

193

19.3

1219

118.8
5

719.
90

739.2
0

68811.7
8

11

284

145

14.5

419

41.97

89.7
6

104.2
6

18255.1
7

12

294

45

4.5

1148

112.0
2

639.
61

644.1
1

15123.0
8

13

314

80

740

72.81

270.
23

278.2
3

17475.3
6

14

334

95

9.5

602

59.55

180.
76

190.2
6

16972.3
8

15

354

90

5.5

420

42.06

90.1
7

95.67

6940.23

16

374

103

336

33.99

58.8
8

67.88

9177.19

17

394

103

10.3

321

32.55

53.9
9

64.29

10057.3
6

18

414

100

10

323

32.74

54.6
3

64.63

9822.09

19

434

100

10

311

31.59

50.8
5

60.85

9476.13

20

454

105

10.5

316

32.07

52.4
1

62.91

10101.2
9

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

756.8
6

292.3

73

280823.
40

KELOMPOK 15

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 15 cm

Y1 = 20,3 cm

V1 = 18.23 m/dtk

b = 30 cm

Y2 = 4,5 cm

V2 = 112,02 m/dtk

L = 0,5 cm
-

Qr

Penentuan harga Cd
Y1 / P = 20,3 / 15
= 1,353
Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/P < 1,5
Koefisien debit ( Cd )

Cd

= Q / 20
= 280823,40/20 = 14041,170 cm3/dtk

= 0,611 + 0,08 (y1 / P)


= 0,611 + 0,08 ( 1,353)
= 0,71924

Perhit. Energi Spesifik ( E )


E

Q2
Q2
Y
+
atau
E=Y
+
2
=
2. g
2. g . A

E1

= 4107871,722
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 207,48 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

74

KELOMPOK 15

E min =
=

. Yc
3
2

. 207,48

311,22
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =
=
= 45,12
Data Percobaan Debit Ambang Tajam Debit II
Pembacaan
elevasi
Dasar
Muka
saluran
air
(mm)
(mm)

T
Muka
Air
(ho)
(cm)

Pembacaan
Current
v
meter
(m/dtk)
(N/m)

Hr
(cm)

Tinggi
Garis
Energi
(cm)

Debit
(cm3/dtk)

No.

Posisi
(cm)

124

215

21.5

231

23.90

29.11

50.61

15414.9
2

144

215

21.5

231

23.90

29.11

50.61

15414.9
2

164

215

21.5

223

23.13

27.27

48.77

14919.0
4

184

215

21.5

218

22.65

26.15

47.65

14609.1
2

204

220

22

213

22.17

25.05

47.05

14631.7
4

224

220

22

222

23.03

27.04

49.04

15202.5
7

244

225

22.5

218

22.65

26.15

48.65

15288.6
2

264

225

22.5

242

24.96

31.74

54.24

16845.4
4

274

215

21.5

182

19.19

18.77

40.27

12377.6

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

75

KELOMPOK 15
8
10

279

205

20.5

1163

113.4
6

656.1
7

676.6
7

69780.5
4

11

284

175

17.5

780

76.66

299.5
1

317.0
1

40245.4
5

12

294

60

1666

161.8
0

1334.
36

1340.
36

29124.4
7

13

314

105

10.5

1050

102.6
1

536.5
8

547.0
8

32320.5
8

14

334

115

11.5

830

81.46

338.2
4

349.7
4

28104.7
4

15

354

120

12

572

56.67

163.6
8

175.6
8

20400.9
1

16

374

125

12.5

461

46.00

107.8
6

120.3
6

17250.7
9

17

394

125

12.5

436

43.60

96.89

109.3
9

16349.8
5

18

414

130

13

412

41.29

86.91

99.91

16104.3
5

19

434

130

13

400

40.14

82.12

95.12

15654.6
0

20

454

130

13

393

39.47

79.39

92.39

15392.2
5

1008.
74

338.5

Pengolahan data :
-

Diketahui :
P = 15 cm

Y1 = 22,5 cm

V1 = 24,96 m/dtk

b = 30 cm

Y2 = 6 cm

V2 = 161,80m/dtk

L = 0,5 cm
-

Qr

= Q / 20
= 435432,56/20 = 21771,63 cm3/dtk
Penentuan harga Cd
Y1 / P = 22,5 / 15
= 1,5

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

76

435432.
56

KELOMPOK 15

Maka di tentukan Narrow-crested weir, dengan 0,4 < y1/P < 1,5
Koefisien debit ( Cd )
Cd

= 0,611 + 0,08 (y1 / P)


= 0,611 + 0,08 ( 1,5)
= 0,731

Perhit. Energi Spesifik ( E )


Q2
Q2
Y
+
atau
E=Y
+
=
2. g
2. g . A 2

E1

= 9663685765
Perhit. Keadaan Krisis (Yc)

Yc
= 277,956 cm
Perhitungan energi minimum ( E min )

E min =
=

. Yc
3
2

. 277,956

= 416,934
Perhitungan kecepatan kritis ( Vc )
Vc =
=
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

77

KELOMPOK 15
= 52,22

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan di atas ,kita dapat menyimpulkan bahwa setiap
percobaan yang telah di lakukan merupakan skala kecil dari praktik yang terjadi di
lapangan ,untuk itu perlunya ketelitian dan keakuratan pada setiap percobaan-percobaan
dan perhitungan.Sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan data-data yang
benar tersebut mempunyai hasil yang sama dengan teori yang menjadi acuan pada
praktik.
Selain itu ,perlunya kerja sama setiap anggota kelompok dalam menjalankan
praktik maupun mengerjakan laporan agar mendapatkan pemahaman yang sama dari
setiap praktik yang dilakukan.

7.2 Saran-saran
Saat melaksanakan praktikum ,harus dilakukan dengan teliti dan tepat dalam
menyimpulkan hasil.Karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil perhitungan.
Dalam melakukan perhitungan dan mengerjakan laporan ,harus memperhatikan
aspek-aspek kecil seperti rumus ,teori ,keterangan ,maupun penjelasan.
Kekompakan setiap anggota kelompok dalam mengerjakan laporan harus di
perhatikan,karena hal tersebut yang menentukan hasil dari pekerjaan yang dilakukan.

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

78

KELOMPOK 15

Daftar Pustaka

Ven Te Chow ,E.V.Nensi Rosalina .


: Hidraulika saluran terbuka (open
channel hidraulics).
Ir.CD.Soemarno,B.I.E.DIPL.H.
: Hidrologi Teknik
Ir.Anggrahini ,Msc.
: Hidraulka saluran terbuka
Dr.Ir.Bambang Triatmodjo,CES.DEA.: Soal penyelesaian hidraulika I
www.scrib.com

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

79

Anda mungkin juga menyukai