Anda di halaman 1dari 14

Universitas

Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

BAB IV
PINTU SORONG
9.1 Tujuan Percobaan
1. Menyatakan hubungan antara tinggi muka air dengan debit aliran melalui pintu
sorong.
2. Menghitung koefisisen debit (Cd).
3. Mengamati pola aliran yang terjadi.

9.2 Alat - Alat Percobaan Dan Gambar Alat Percobaan

9.2.1 Alat – Alat Percobaan


1. Flume
2. Pintu Sorong
3. Point Gauge dua Buah
4. Flowmeter
5. Mistar
6. Bangku Kerja Hidrolik

9.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 9.1 Alat percobaan pintu sorong dan bangku kerja hidrolik

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

Gambar 9.2 Alat Percobaan Pintu Sorong

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

Gambar 9.3 Buah Point Gauge

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

Gambar 9.5 Sketsa Flowmeter

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

Gambar 9.6Mistar

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

Gambar 9.7Bangku Kerja Hidrolik

(Sumber : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2021)

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

9.3 Teori Dasar


Pintu sorong atau biasa kita sebut pintu air adalah suatu alat untuk
mengontrolaliran pada saluran terbuka. Pintu menahan air di bagian hulu dan
mengizinkan aliran ke arah hilir melalui bawah pintu dengan kecepatan tinggi (JMK
Dake,1983:48).
Sekat pada pintu air ini dapat diatur bukaannya. Aliran di hulu pintu setelah
pintu sorong adalah aliran subkritis. Kemudian, aliranair mengalami percepatan ketika
melewati bagian bawah pintu/sekat. Akibatpercepatan yang dialami, aliran berubah
secara tiba-tiba dari subkritis kesuperkritis. Di lokasi yang lebih hilir, aliran akan
mengalami semacam Shock yang membuatnya kembali menjadi aliran subkritis. Pada
lokasi terjadinya perubahan aliran superkritis menjadi aliran subkritis secara tiba-tiba
tersebut, akan terjadi peristiwa yang biasa disebut dengan lompatan hidrolik (hydraulic
jump). Air loncat atau lompatan hidrolik biasanya sengaja dibuat untuk meredam energi
dan memperlambat aliran sehingga tidak menggerus dasar saluran.
Pada pintu sorong dengan model aliran seperti pada gambar di bawah berlaku
persamaan:
Sehingga Q (9.1)
Q=Cd .a . b √ 2 g . h1 Cd =
a .b √ 2 g .h 1

Gambar 9.8 Aliran melalui pintu sorong


(Sumber : www.ocw.upj.ac.id/files/Handout-CIV-108-Modul-6-Pintu-Sorong-dan-Air-Loncat.pdf)

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

Dimana :
Q = Debit aliran ( m3/ det )
Cd = Koefisien debit ( tanpa dimensi )
b = Lebar pintu (m)
a = Tinggi bukaan pintu (m)
h1 = Tinggi muka air di depan pintu (m)
h2 = Tinggi muka air di belakang pintu (m)
H1 = Tinggi energi di depan pintu (m)

v1 2
2
2 2g(h1 .b) ¿
H 1=h1+ =h1 +Q ¿ ¿ (9.2)
2g ¿
H2 = Tinggi energi di belakang pintu

v2 2g(h2 .b)2 ¿
2 2
H 2=h2+ =h2+Q ¿ ¿ (9.3)
2g ¿

g = Konstanta gravitasi ( 9.81 m/det2)


v1 = Kecepatan di depan pintu ( m/det )
v2 = Kecepatan di belakang pintu ( m/det )

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

9.4 Prosedur Percobaan Dan Prosedur Perhitungan


9.4.1 Prosedur Percobaan

Untuk Q konstan
1. Mengukur lebar pintu sorong (b).
2. Memasang pintu sorong dan point gauge di muka (y0) dan di belakang pintu
(y1).
3. Mengukur bukaan pintu sorong a = 0.01 m
4. Mengalirkan air sehingga Q = 0.001 m dan membaca tinggi y0 dan tinggi y1.
5. Mengulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan menaikkan bukaan pintu
setiap kenaikan 0.005 m dengan tetap mempertahankan Q = 0.001 m ( Q
konstan ). Catat y0 dan y1 setiap pengulangan.
Untuk y0 konstan
1. Mengukur lebar pintu sorong (b).
2. Memasang pintu sorong dan point gauge di muka (y0) dan di belakang pintu
(y1).
3. Mengukur bukaan pintu sorong a = 0.01 m
4. Mengalirkan air sehingga y0 = 0.070 m dan ukur debit (Q) dengan membaca
pengukuran debit serta tinggi y1.
5. Mengulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan menaikkan bukaan pintu
setiap kenaikan 0.005 m dengan tetap mempertahankan y 0 = 0.070 m ( y0
konstan ). Catat Q dan y1 setiap pengulangan.
6. Melakukan lagi prosedur 3–5 diatas tetapi mempertahankan Q.

9.4.2 Prosedur Perhitungan

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

1. Menentukan lebar pintu sorong (b).


2. Menentukan tinggi bukaan pintu (a).
3. Menentukan tinggi muka air di depan pintu (y0).
4. Menentukan tinggi muka air di belakang pintu (y1).
5. Menentukan debit aliran (Q).
6. Menghitung tinggi energi di depan pintu (H0)

Q2
H 1 =h1 +
2 g( h1 . b )2

7. Menghitung tinggi energi di belakang pintu (H1)

Q2
H 2=h2+
2 g( h2 .b )2

8. Menghitung koefisien debit (Cd)

Q
Cd=
a .b √2 g .h 1
y0
9. Menghitung
a

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

9.7 Analisis Grafik


A. Kondisi Q Konstan

1. Grafik hubungan antara Q versus a :

1) Grafik hubungan antara Q versus adiperoleh dengan cara menghubungkan


titik 1, 2, 3, 4, dan 5.

2) Grafik hubungan antara Q versus amembentuk garis lurus horizontal.

3) Grafik hubungan antara Q versus aberbanding konstan, artinya semakin


besar nilai h1 maka semakin kecil a.

2. Grafik hubungan antara y0 versus a :


1) Grafik hubungan antara y0 versus a diperoleh dengan cara menghubungkan
titik 1, 3, dan 5 serta meregresi titik 2 dan 4.
2) Grafik hubungan antara y0 versus a membentuk kurva terbuka ke atas.
3) Grafik hubungan antara y0 versus a adalah berbanding terbalik, artinya
semakin besar nilai y0 maka nilai a semakin kecil .

y0
3. Grafik hubungan antara Cd versus :
a
y0
1) Grafik hubungan antara Cd versus diperoleh dengan cara
a
menghubungkan titik 1, 2 dan 5 serta meregresi titik 3 dan mengabaikan
titik 4.
y0
2) Grafik hubungan antara Cd versus membentuk kurva terbuka ke bawah.
a
y0
3) Grafik hubungan antara Cd versus adalah berbanding lurus, artinya
a
y0
semakin besar nilai Cd maka semakin besar pula .
a

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

B.Kondisi y0 Konstan

1. Grafik hubungan antara Q versus a :

1) Grafik hubungan antara Q versus adiperoleh dengan cara menghubungkan


titik 1, 2, 3, dan 4 sedangkan titik 5 diregresi

2) Grafik hubungan antara Q versus amembentuk garis linear.

3) Grafik hubungan antara Q versus aberbanding lurus, artinya semakin besar


nilai Q maka semakin kecil a.

2. Grafik hubungan antara Cd versus Q :


1) Grafik hubungan antara Cd versus Q diperoleh dengan cara menghubungkan
titik 2, 3, 4 dan 5.Sedangkantitik 1 di regresi
2) Grafik hubungan antara Cd versus Q membentuk kurva terbuka ke atas.
3) Grafik hubungan antara Cd versus Q adalah berbanding terbalik, artinya
semakin besar nilai Cd maka semakin kecil nilai Q.
y0
3. Grafik hubungan antara Cd versus :
a
y0
1) Grafik hubungan antara Cd versus diperoleh dengan cara
a
menghubungkan titik 1, 2, dan 3 serta meregresi titik 4dan 5.
y0
2) Grafik hubungana ntara Cd versus membentuk kurva terbuka ke atas
a
y0
3) Grafik hubungan antara Cd versus adalah berbanding lurus, artinya
a
y0
semakin besar nilai Cd maka semakin kecil pula
a

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

9.8 Kesimpulan dan Saran

9.8.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara tinggi muka air (y1) dengan debit aliran (Q) pada keadaan
y0 konstan adalah berbanding lurus, artinya semakin besar harga y 1 maka
harga Q semakin besar pula.
2. Koefisien debit (Cd) memiliki nilai lebih kecil dari 1 (satu). Dari hasil
percobaan diperoleh nilai Cd berkisar antara 0,4421 – 0,7415 untuk
Qkonstan dan nilai Cd berkisar antara 0,7737 – 0,9102 untuk y0 konstan.
3. Pola aliran yang terjadi adalah aliran sempurna, yaitu dibagian hulu adalah
aliran super kritis, dan dibagian hilir adalah aliran subkritis.
9.8.2 Saran
1. Dalam pengaturan debit, harus cermat sehingga akan didapatkan kenaikan
debit yang berimbang.
2. Pembacaaan skala point gauge harus dalam posisi tegak lurus untuk
menghindari kesalahan pembaca.
3. Dalam pengambilan data, ketelitian merupakan hal yang sangat diperlukan,
sehingga akan diperoleh data yang akurat.
4. Alat di laboratorium harus dirawat bahkan di ganti, mengingat banyak
kerusakan alat sehingga data tidak akurat.

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

No Sketsa Pola Aliran untuk y0 Konstan Keterangan


1. Q = 0,0008 m3/detik

yo= 0,0700 m

y1= 0,0112 m

H1 = 0,0712 m

H2 = 0,0574 m
a = 0,0100 m
2. Q = 0,0011 m3/detik

yo= 0,0700 m

y1= 0,0150 m

H1 = 0,0722 m

H2 = 0,0637 m
a = 0,0150 m
3. Q = 0,0014 m3/detik

yo= 0,0700 m

y1= 0,0195 m

H1 = 0,0736 m

H2 = 0,0662 m
a = 0,0200 m
4. Q = 0,0017 m3/detik

yo= 0,0700 m

y1= 0,0243 m

H1 = 0,0753 m

H2 = 0,0686 m
a = 0,0250 m

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

5. Q = 0,0021 m3/detik

yo= 0,0700 m

y1= 0,0282 m

H1 = 0,0782 m

H2 = 0,0784 m
a = 0,0300 m

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

No Sketsa Pola Aliran untuk Q Konstan Keterangan


1. Q = 0,0010 m3/detik

yo= 0,1648 m

y1= 0,0090 m

H1 = 0,1651 m

H2 = 0,1209 m
a = 0,0100 m
2. Q = 0,0010 m3/detik

yo= 0,1460 m

y1= 0,0120 m

H1 = 0,1464 m

H2 = 0,0749 m
a = 0,0150 m
3. Q = 0,0010 m3/detik

yo= 0,1006 m

y1= 0,0482 m

H1 = 0,1015 m

H2 = 0,0521 m
a = 0,0200 m
4. Q = 0,0010 m3/detik

yo= 0,0617 m

y1= 0,0529 m

H1 = 0,0641 m

H2 = 0,0541 m
a = 0,0250 m

TEKNIK SIPIL
Universitas
Muhammadiyah
Palu PINTU SORONG

5. Q = 0,0010 m3/detik

yo= 0,0515 m

y1= 0,0602 m

H1 = 0,0549 m

H2 = 0,0627 m
a = 0,0300 m

TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai