Materi Percobaan : A, B, C
Disusun Oleh :
Theresia Oktaviana Jeramu (2205561001)
Kadek Putri Maharani (2205561003)
Angghie Oktadelfina Rajagukguk (2205561004)
Made Ari Prema Kumara (2205561006)
Jonas William (2205561007)
Widya Litani Sitanggang (2205561008)
Kadek Deni Adnyani (2205561009)
I Gusti Ayu Agung Dedes Yasmawangi (2205561010)
Made Dwi Anindita Hanari (2205561011)
Disetujui Oleh :
(Ir. I Gusti Ngurah Kerta Arsana, M.T.)
NIP. 196410131991031002
Puji syukur atas rahmat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, berkat rahmat serta karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan praktikum dalam mata kuliah Hidrolika dengan topik
“Saluran Terbuka”. Dengan rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih ini
penulis sampaikan kepada Ir. I Gusti Ngurah Kerta Arsana, M.T. selaku dosen pengampu
mata kuliah Hidrolika kelas 1, kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
Menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum ini, serta kepada para pembaca yang telah
membaca dan mempelajari laporan ini.
Adapun penulisan laporan ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Hidrolika. Dimana pada laporan praktikum ini penulis akan membahas mengenai percobaan
debit aliran yang melalui sluice gate, loncatan hidrolik, dan bendung ambang lebar (broad
crested weir).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kekurangan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam laporan ini. Penulis juga mengharapkan
adanya kritik serta saran yang membangun jikalau pembaca menemukan kekurangan atau
kesalahan dalam laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Pada proses percobaan dan pembuatan laporan hasil praktikum dilakukan secara
berkelompok. Adapun dalam laporan ini dicantumkan tujuan, lokasi percobaan, alat dan
prosedur pelaksanaan praktikum. Sedangkan, untuk hasil percobaan akan disajikan
dalam bentuk tabel.
Percobaan A
o Pengoperasian Alat
o Pengukuran
o Pencatatan Hasil pengukuran
o Pengukuran Debit Aliran
o Dokumentasi
Percobaan B
o Pengoperasian Alat
o Pengukuran
o Pencatatan Hasil pengukuran
o Pengukuran Debit Aliran
o Dokumentasi
Percobaan C
o Pengoperasian Alat
o Pengukuran
o Pencatatan Hasil pengukuran
o Pengukuran Debit Aliran
o Dokumentasi
PERCOBAAN A
I. PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pengaliran air di bawah ‘sluice gate’ mempunyai dua kondisi, yaitu pengaliran bebas
(free flow) dan pengaliran tenggelam (submerged flow). Kondisi pengaliran bebas dicapai
bila aliran di depan pintu adalah subkritis dan di belakang pintu adalah superkritis. Untuk
kondisi pengaliran tenggelam akan dicapai bila kedalaman air di belakang pintu lebih tinggi
dari bukaan pintu.
Persamaan aliran di bawah ‘sluice gate’ dijabarkan sebagai berikut:
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝑏 . 𝑦𝑔 √ 2 . g . y 0
Dimana:
Q = Debit yang melalui pintu (m³/dt)
Cd = Koefisien debit
b = Lebar pintu (m)
𝑦𝑔 = Tinggi bukaan pintu (m)
𝑦0 = Tinggi muka air di hulu (m)
Dimana:
𝐻0=Total head di hulu pintu (m)
𝐻1= Total head di hilir pintu (m)
𝑉0= Kecepatan rerata di hulu pintu (m/dt)
𝑉1= Kecepatan rerata di hilir pintu (m/dt)
𝑦0= Tinggi muka air di hulu pintu (m)
𝑦1= Tinggi muka air di hilir pintu (m)
1.2 Peralatan Digunakan
a. Flume (Saluran Terbuka)
c. Point Gauge
d. Pitot Meter (Tabung Pitot atau Manometer)
Dosen : Paraf :
Diketahui :
Q1 = 10 liter/10,4 dt = 0,00096 m3 /dt
Q2 = 10 liter/10,1 dt = 0,00099 m3 /dt
Q3 = 10 liter/11 dt = 0,00090 m3 /dt
Q4 = 10 liter/11,2 dt = 0,00089 m3 /dt
Q5 = 10 liter/11,49 = 0,00087 m3 /dt
0,00090 m3 /dt
Cd 3 = = 0,44026
0,08 x 0 , 016 √ 2 x 9,81(0,154−0,024)
0,00089m3 / dt
Cd 4 = = 0,45132
0,08 x 0 , 014 √ 2 x 9,81(0,180−0,022)
3
0,00087 m / dt
Cd 1 = = 0,47312
0,08 x 0 , 012 √ 2 x 9,81(0,205−0,018)
b. Total head di hulu dan hilir pintu :
Perhitungan A0 Perhitungan A1
A0 = 0,08 x 0,125 = 0,01 A1 = 0,08 x 0,025 = 0,002
A0 = 0,08 x 0,131 = 0,0104 A1 = 0,08 x 0,023 = 0,00184
A0 = 0,08 x 0,154 = 0,123 A1 = 0,08 x 0,024 = 0,00192
A0 = 0,08 x 0,180 = 0,0144 A1 = 0,08 x 0,022 = 0,00176
A0 = 0,08 x 0,205 = 0,02 A1 = 0,08 x 0,018 = 0,00144
Perhitungan V 0 Perhitungan V 1
0,00096 0,00096
V 0= = 0,384 V 1= = 1,92
0,125 x 0,020 0,025 x 0,020
0,00099 0,00099
V 0= = 0,419 V 1= = 2,391
0,131 x 0,018 0,023 x 0,018
0,00090 0,00090
V 0= = 0,365 V 1= = 2,343
0,154 x 0,016 0,024 x 0,016
0,00089 0,00089
V 0= = 0,3531 V 1= = 2,889
0,1 80 x 0,014 0,022 x 0,014
0,00087 0,00087
V 0= = 0,3536 V 1= = 4,027
0,205 x 0,012 0,018 x 0,012
Perhitungan H 0 Perhitungan H 1
2 2
H 0 = 0,125 + 0,384 = 0,1325 H 1 = 0,025 + 1,92 = 0,212
2 X 9,81 2 X 9,81
2 2
H 0= 0,131 + 0,419 = 0,1399 H 1 = 0,023 + 2,391 = 0,314
2 X 9,81 2 X 9,81
2 2
H 0 = 0,154 + 0,365 = 0,1607 H 1 = 0,024 + 2,343 = 0,303
2 X 9,81 2 X 9,81
2 2
H 0 = 0,180 + 0,3531 = 0,1863 H 1 = 0,022 + 2,889 = 0,447
2 X 9,81 2 X 9,81
2 2
H 0 = 0,205 + 0,3536 = 0,2113 H 1 = 0,018 + 4,027 = 0,844
2 X 9,81 2 X 9,81
Chart Title
6
0
0..012 0.014 0.016 0.18 0.02
Loncatan Hidrolik
PERCOBAAN C
I. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.1 Teori Dasar
Bendung merupakan suatu bangunan yang terbuat dari pasangan batu kali atau beton
yang diletakkan secara melintang pada suatu sungai yang biasanya digunakan untuk
irigasi, keperluan air minum, pembangkit listrik, hingga pengendalian banjir (Vicky
Richard Mangore, dkk., 2013).
Suatu peluap dikatakan sebagai ambang lebar apabila B > 0.66 H, dengan B adalah
lebar peluap atau ambang lebar dan H adalah tinggi peluapan. Dipandang dari A dan
B, tinggi air di atas peluap pada titik A adalah H, sedangkan pada titik B adalah yc atau
h. Kondisi aliran d hilir peluap ambang lebar tidak mengalami ‘obstruction’, hal ini
menunjukkan bahwa aliran di atas ambang adalah maksimum. Dalam kondisi
demikian terjadi aliran kritis di atas ambang, sehingga dapat dipakai sebagai dasar
mengukur energi spesifik. Bila kecepatan di hulu ambang kecil, maka nilai tinggi
kecepatan ( v 2 /2 g) dapat diabaikan dan energi spesifik di atas ambang adalah E = H.
Debit aliran yang lewat ambang dapat dihitung dengan formula :
Q=Cd . B . √ 2 g . √ H h −h
2 3
(1)
dan
H=2/3. H (2)
Substitusikan (2) ke (1), maka :
3
2
Qmaks=1,71 Cd . B . H . H
Dengan :
Q = Debit di atas ambang (m3 /det )
B = Lebar ambang (m)
H = Tinggi peluapan (m)
Cd = Koefisien debit
Teknisi : Praf :
Dosen : Praf :
Diketahui :
- Q1 = 10 liter/5,16 dt = 0,00194 m3/dt
- Q2 = 10 liter/5,41 dt = 0,00185 m3/dt
- Q3 = 10 liter/8,14 dt = 0,00123 m3/dt
- Q4 = 10 liter/11,20 dt = 0,000893 m3/dt
- Q5 = 10 liter/26,24 dt = 0,000373 m3/dt
III. KESIMPULAN