Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

Oleh:
Kelompok I

1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030


2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas asung kertha wara nugraha-Nya tim penulis dapat menyelesaikan Tugas
Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dan memberikan perhatian serta bimbingan, baik langsung maupun tidak
langsung, antara lain:
1. Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika semester 2.
2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dorongan dan perhatian
kepada tim penulis sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan ini selanjutnya.

Denpasar, Mei 2015

Penulis

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Lingkup Percobaan .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan praktikum ......................................................................................... 2

1.3.2 Kegunaan praktikum..................................................................................... 2

1.4 Aturan Mengikuti Praktikum ............................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 PERCOBAAN A ”DEBIT ALIRAN YANG MELALUI SLUICE GATE” .......... 3

2.2 PERCOBAAN B “LONCATAN HIDRAULIK”............................................... 222

2.3 PERCOBAAN C “BENDUNG AMBANG LEBAR” .......................................... 43

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Page | ii
PENDAHULUAN

Sesuai dengan buku penuntun petunjuk “Praktikum Hidrolika Saluran Terbuka”


percobaan-percobaan dilakukan di laboratorium.
Penyelidikan di laboratorium meliputi :
- Pengukuran debit air dalam suatu penampang.
- Loncatan hidrolis
Percobaan dan penyajian laporan hasil praktikum di laboratorium ini dilakukan
berkelompok.
Dalam laporan ini dicantumkan maksud atau tujuan, lokasi atau tempat percobaan, alat
dan prosedur pelaksanaannya. Sedangkan, hasil praktikum disajikan langsung dalam bentuk
tabel lengkap dengan perhitungannya.
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, mahasiswa sangatlah sulit menerima suatu materi kuliah pada saat
proses perkuliahan berlangsung. Salah satu contohnya mengenai penjelasan aliran pada
saluran terbuka. Karena mengingat sifat-sifat dari saluran terbuka sangatlah banyak.
Sehingga, sangat sulit menggambarkan aliran pada suatu bangunan air.
Untuk itu, kegiatan praktikum di laboratorium sangatlah membantu dalam menunjang
dan menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai permasalahan tersebut.
1.2 Lingkup Percobaan
Percobaan di laboratorium yang dilakukan mengenai ”Saluran Terbuka” ini,
pengujiannya terbatas hanya pada dua jenis bangunan air dalam saluran terbuka, yaitu:
a. Pintu tegak ( Sluice Gate ).
b. Bendung Ambang Lebar ( Board Crestsd Weir ).
Jenis bangunan di atas dipilih berdasarkan pada terapan di lapangan karena bangunan
tersebut berguna sebagai pengontrol aliran di saluran terbuka.
Adapun beberapa materi yang langsung diperagakan dalam percobaan meliputi:
a. Pendemonstrasian aliran melalui pintu sorong.
b. Pendemonstrasian aliran melalui ambang lebar.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 1


1.3 Tujuan dan Kegunaan
Dalam setiap praktikum pasti selalu memiliki tujuan dan kegunaan. Adapun tujuan dan
kegunaan dari praktikum ini adalah :

1.3.1 Tujuan praktikum


✓ Untuk mengenalkan dan menambah pengetahuan mahasiswa dalam
kaitannya dengan materi yang diberikan pada kuliah tatap muka.
✓ Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat aliran saluran terbuka setelah
melakukan praktikum.
✓ Mahasiswa dapat menggambarkan aliran pada suatu bangunan air.

1.3.2 Kegunaan praktikum


✓ Untuk lebih mempertajam pengetahuan mahasiswa dalam memahami
masalah hidrolika, khususnya permasalahan pada aliran saluran terbuka.
1.4 Aturan Mengikuti Praktikum
a. Praktikum dikerjakan oleh mahasiswa secara berkelompok di bawah bimbingan dari
seorang asisten yang diambil dari anggota kelompok dosen bidang keahlian hidro di
program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
b. Batas waktu penyelesaian laporan untuk setiap kelompok adalah satu bulan setelah
pelaksanaan praktikum.
c. Apabila dalam batas waktu tersebut laporan belum selesai dan disetujui oleh asisten,
maka kelompok yang bersangkutan dinyatakan gugur.
d. Laporan dibuat dalam kertas dengan ukuran A4, diketik dengan jarak 1,5 spasi dan
dijilid dengan warna sampul Fakultas Teknik.
e. Laporan asli dikumpul di Lab. Hidraulika, sedangkan sebagai arsip setiap anggota
kelompok berupa fotocopy-nya.
f. Pada saat berlangsungnya praktikum, setiap kelompok akan didampingi oleh teknisi
dan asisten. Bila asisten tidak hadir, maka pelaksanaan praktikum akan ditunda, dan
hasil praktikum harus di acc oleh asisten.
g. Setiap anggota kelompok harus hadir dan mengikuti praktikum sampai selesai.
Apabila diketahui melanggar hal tersebut, maka anggota kelompok yang
bersangkutan dinyatakan gugur.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 2


PRAKTIKUM HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA

Materi Percobaan : A
DEBIT ALIRAN YANG MELALUI “SLUICE GATE”

Dikerjakan oleh
Kelompok : 1

1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030


2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Disetujui oleh :

Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT.


NIP.196004171986011001

LABORATORIUM HIDRO

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 3


2.1 PERCOBAAN A ”DEBIT ALIRAN YANG MELALUI SLUICE GATE”

2.1.1 TUJUAN
a. Mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong.
b. Menunjukan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan pengatur
debit.

2.1.2 PELAKSANAAN PERCOBAAN


Teori Dasar
Pengaliran di bawah sluice gate mempunyai dua kondisi, yaitu pengaliran bebas ( free
flow ) dan pengaliran tenggelam ( submerge flow ). Kondisi pengaliran bebas dicapai bila
aliran di depan pintu adalah subkritis dan di belakang pintu adalah superkritis. Untuk kondisi
pengaliran tenggelam akan dicapai bila kedalaman air di belakang pintu lebih tinggi dari
bukaan pintu.
a. Pengaliran Bebas
Dalam pengaliran bebas, debit diperoleh dengan rumus :

Q = Cd x b x Yg x 2.g.Y0

Dimana :
Q = debit yang melalui pintu (m 3 s )
Cd = koefisien debit
b = lebar pintu (m)
Yg = tinggi bukaan pintu (m)
Y0 = tinggi muka air di hulu (m)
b. Pengaliran Tenggelam
Untuk pengaliran tenggelam, debit diperoleh dengan rumus :

Q = Cd x b x Yg x 2.g.(Y0 − Yg )

Total Head di hulu dan hilir pintu : Q


V0 =
Y0 xb

V02 Q2
H 0 = Y0 + = Y0 +
2.g.(Y0 xb)
2
2.g

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 4


Q
V1 =
Y1xb

V12 Q2
H 1 = Y1 + = Y1 +
2.g .(Y1 xb)
2
2. g

Dimana : H0 = total head di hulu ( m ).


H1 = total head dihilir pintu ( m ).
V0 = kecepatan rata-rata di hulu ( m/dt ).
V1 = kecepatan rata-rata di hilir ( m/dt ).
Y0 = tinggi muka air di hulu pintu ( m ).
Y1 = tinggi muka air di hilir pintu ( m ).

2
V0
2. g
Total head line

V1
2 H1
H0
2.g E1
V Y E0
0 0 Water
Y
V Y surface
g
1
1
Section 0 Section 1
Gambar 1.1

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 5


Alat-alat Pratikum
a. Flume (Saluran Terbuka).

b. Pintu Tegak (Sluice Gate)

c. Point Gauge

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 6


d. Pitot Meter ( Tabung Pitot atau Manometer )

Cara Kerja
a. Siapkan peralatan posisi flume ( saluran terbuka ) horizontal dan posisi pintu (
sluice gate ) tegak lurus dasar saluran.
b. Point gauge diletakkan disebelah hulu dan hilir pintu untuk mengukur
ketinggian airnya.
c. Pitot meter dipasang di sisi flume untuk mengukur debit air yang mengalir
dalam flume.
d. Tinggi bukaan pintu ( Y0 ) = 20 mm dari dasar saluran sebelah tinggi bukaan
awal percobaan.
e. Katup kontrol aliran pada tangki dibuka agar air mengalir dalam flume. Tinggi
muka air di hulu ( Y0 ) di atur supaya mencapai 60 mm dari dasar saluran.
f. Untuk mencapai ketinggian tersebut, debit air yang keluar diatur sedemikian
rupa dan nilainya dapat dilihat pada pitot meter.
g. Tinggi bukaan pintu ( Yg ) dinaikkan dengan interval 5 mm sampai ketinggian
40 mm. Dalam hal ini ketinggian Y0 dipertahankan dengan mengatur debitnya.
h. Debit air yang mengalir ( Q ) dan tinggi air di hilir ( Y1 ) dicatat setiap
menaikkan bukaan pintu.
i. Prosedur di atas diulangi dengan menggunakan Q yang konstan dan bukaan
pintu yang bervariasi ( minimum 5 variasi ). Catat nilai Y0 dan Y1.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 7


Hasil Pengamatan Dan Perhitungan
A. Hasil Pengamatan
PERCOBAAN A : DEBIT ALIRAN YANG MELALUI SLUICE GATE
Tanggal Percobaan : 26 Mei 2015
Kelompok :I
1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030
2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Dosen : Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT. Paraf:


Tabel Hasil Percobaan :
Lebar flume ( b ) = 0,078 meter
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 8


B. Hasil Pengukuran Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate) Dengan Q
Yang Konstan.

Perhitungan Debit 1
Volume Waktu Debit
20 21 0.952381
20 20 1
0 0 0
0 0 0
Q Total 1.952381
Q Rata Rata 0.97619

Perhitungan Debit 2
Volume Waktu Debit
20 30 0.000714
20 27 0.001524
0 0 0
0 0 0
Q Total 0.002238
Q Rata Rata 0.001119

Perhitungan Debit 3
Volume Waktu Debit
20 17 1.176471
20 15 1.333333
0 0 0
0 0 0
Q Total 2.509804
Q Rata Rata 1.254902

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 9


Perhitungan Debit 4
Volume Waktu Debit
20 12 1.666667
20 12 1.666667
0 0 0
0 0 0
Q Total 3.333333
Q Rata Rata 1.666667

C. Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate) dengan Q konstan


10 liter/04,19detik = 2,387 liter/ detik
10 liter/05,42detik = 1,845 liter/ detik
10 liter/04,50detik = 2,222 liter/ detik +
Q = 6,454 liter/ detik
Q = 2,151 liter/ detik

Variasi yg (m) yo (m) y1 (m) Q (m3/dt)


1 0.02 0.115 0.03 0.002151
2 0.025 0.105 0.031 0.002151
3 0.03 0.09 0.035 0.002151
4 0.035 0.08 0.036 0.002151

D. Hasil Perhitungan
a. Hitung Cd untuk setiap nilai Q
Percobaan I
Perhitungan untuk nilai Yg konstan
variasi yg (m y0 (m) y1 (m) Q (m3/s)
1 0.02 0.091 0.025 0.000976
2 0.02 0.107 0.026 0.001119
3 0.02 0.123 0.028 0.001255
4 0.02 0.157 0.025 0.001667

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 10


• Perhitungan Vo
Q
Rumus : Vo =
Yo.b
Q 0.000976
1. Vo = = = 0.138m3/dt
Yo.b 0.091x0.078
Q 0.001119
2. Vo = = = 0.134 m3/dt
Yo.b 0.107 x0.078
Q 0.001255
3. Vo = = = 0.131 m3/dt
Yo.b 0.123 x0.078
Q 0.001667
4. Vo = = = 0.136 m3/dt
Yo.b 0.157 x0.078

• Perhitungan V1
Q
Rumus : V1 =
Y1 .b

Q 0.000976
1. V1 = = = 0.501 m/dt
Y1 .b 0.025 x0.078

Q 0.000704
2. V1 = = = 0.552 m/dt
Y1 .b 0.026 x0.078

Q 0.001255
3. V1 = = = 0.575 m/dt
Y1 .b 0.028 x0.078

Q 0.001667
4. V1 = = = 0.855 m/dt
Y1 .b 0.025 x0.078

• Perhitungan Ho
Vo 2
Rumus : Ho = Yo +
2g

Vo 2 0.138 2
1. Ho = Yo + = 0.091 + = 0.092m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.134 2
2. Ho = Yo + = 0.107 + = 0.108 m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.131 2
3. Ho = Yo + = 0.123 + = 0.124 m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.136 2
4. Ho = Yo + = 0.157 + = 0.158 m
2g 2 x9.81

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 11


• Perhitungan H1
2
V
Rumus : H 1 = Y1 + 1
2g
2
V1 0.496 2
1. H 1 = Y1 + = 0.025 + = 0.038 m
2g 2 x9.81
2
V1 0.552 2
2. H 1 = Y1 + = 0.026 + = 0.042m
2g 2 x9.81
2
V 0.574 2
3. H 1 = Y1 + 1 = 0.028 + = 0.045 m
2g 2 x9.81
2
V1 0.854 2
4. H 1 = Y1 + = 0.025 + = 0.062 m
2g 2 x9.81

• Perhitungan Cd
Q
Rumus : Cd =
b.x.Yg .x. 2.g.Yo

0.000976
1. Cd = = 0.468
0.078.x.0.020.x. 2 x9.81x0.091
0.000704
2. Cd = = 0.495
0.078.x.0.020.x. 2 x9.81x0.066
0.001255
3. Cd = = 0.518
0.078.x.0.020.x. 2 x9.81x0.123
0.001667
4. Cd = = 0.609
0.078.x.0.020.x. 2 x9.81x0.157

Menghitung 𝑨𝟎 Menghitung𝑨𝟏
𝑸 𝑸
𝑨𝟎 = 𝑨𝟏 =
𝑽𝟎 𝑽𝟏
1. 𝐴0 = 0,0071𝑚2 1. 𝐴1 = 0,0020𝑚2
2. 𝐴0 = 0,0083𝑚2 2. 𝐴1 = 0,0020𝑚2
3. 𝐴0 = 0,0096𝑚2 3. 𝐴1 = 0,0022 𝑚2
4. 𝐴0 = 0,0122𝑚2 4. 𝐴1 = 0,0020 𝑚2

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 12


Tabel Hasil Perhitungan Debit Aliran Melalui Pintu Tegak ( Sluice Gate )
dengan Yg konstan
Yg (m ) Yo Y1 Vo V1 Ao A1 Q
2 2
(m) (m) ( m/dt ) (m/dt) (m ) (m ) ( m3/dt )
No
1 0.02 0.138 0.501 0.0071 0.002
0.091 0.025 0.000976
2 0.02 0.134 0.552 0.0083 0.002
0.107 0.026 0.001119
3 0.02 0.131 0.575 0.0096 0.0022
0.123 0.028 0.001255
4 0.02 0.136 0.855 0.0122 0.002
0.157 0.025 0.001667

Grafik Hubungan Antara Q dan Y0


YO
Untuk Yg Konstan
0,18
0,16
0,157
0,14
0,12
0,123
0,1
0,107
0,08 0,091
0,06
0,04
0,02
0
Q
0,000976 0,001119 0,001255 0,001667

Grafik 1.2

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, hubungan antara nilai Q dengan Yo


adalah berbanding lurus, dimana semakin besar nilai debit ( Q ) yang mengalir pada suatu
saluran dengan ketinggian bukaan pintu ( Yg ) konstan, maka ketinggian muka air sebelum
melalui pintu ( sluice gate ) yang diberi notasi Yo akan semakin tinggi. Berlaku juga
sebaliknya.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 13


Grafik Hubungan antara Cd dan Q
Cd Untuk Yg Konstan
0,700

0,600 0,609

0,500 0,518
0,468 0,495
0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0,000976 0,001119 0,001255 0,001667
Q

Grafik 1.3

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, pada kondisi bukaan pintu ( Yg ) konstan,
maka besarnya nilai koefisien debit ( Cd ) berbanding lurus dengan besarnya debit yang
mengalir ( Q ). Dimana semakin besar debit yang mengalir pada suatu saluran, maka
koefisien debit yang terjadi juga akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 14


Percobaan II
Perhitungan untuk Q konstan
Variasi yg (m) yo (m) y1 (m) Q (m3/dt)
1 0.020 0.115 0.030 0.002151
2 0.025 0.105 0.031 0.002151
3 0.030 0.090 0.035 0.002151
4 0.035 0.080 0.036 0.002151

• Perhitungan Vo
Q
Rumus : Vo =
Yo.b
Q 0.002151
1. Vo = = = 0.240m/dt
Yo.b 0.115 x0.078
Q 0.002151
2. Vo = = = 0.263 m/dt
Yo.b 0.105 x0.078
Q 0.002151
3. Vo = = = 0.306 m/dt
Yo.b 0.090 x0.078
Q 0.002151
4. Vo = = = 0.345 m/dt
Yo.b 0.080 x0.078
• Perhitungan V1
Q
Rumus : V1 =
Y1 .b

Q 0.002151
1. V1 = = = 0.919 m/dt
Y1 .b 0.030 x0.078

Q 0.002151
2. V1 = = = 0.890 m/dt
Y1 .b 0.031x0.078

Q 0.002151
3. V1 = = = 0.788 m/dt
Y1 .b 0.035 x0.078

Q 0.002151
4. V1 = = = 0.766 m/dt
Y1 .b 0.036 x0.078

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 15


• Perhitungan Ho
Vo 2
Rumus : Ho = Yo +
2g

Vo 2 0.240 2
1. Ho = Yo + = 0.115 + = 0.118 m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.2632
2. Ho = Yo + = 0.105 + = 0.109 m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.306 2
3. Ho = Yo + = 0.090 + = 0.095 m
2g 2 x9.81

Vo 2 0.345 2
4. Ho = Yo + = 0.080 + = 0.086 m
2g 2 x9.81
• Perhitungan H1
2
V1
Rumus : H 1 = Y1 +
2g
2
V 0.918 2
1. H 1 = Y1 + 1 = 0.030 + = 0.073 m
2g 2 x9.81
2
V1 0.890 2
2. H 1 = Y1 + = 0.031 + = 0.071 m
2g 2 x9.81
2
V1 0.788 2
3. H 1 = Y1 + = 0.035 + = 0.067 m
2g 2 x9.81
2
V1 0.766 2
4. H 1 = Y1 + = 0.036 + = 0.066 m
2g 2 x9.81
• Perhitungan Cd
Q
Rumus : Cd =
b.x.Yg .x. 2.g.Yo

0.002151
1. Cd = = 0.918
0.078.x.0.020.x. 2 x9.81x0.115
0.002151
2. Cd = = 0.769
0.078.x.0.025.x. 2 x9.81x0.105
0.002151
3. Cd = = 0.692
0.078.x.0.030.x. 2 x9.81x0.090
0.002151
4. Cd = = 0.629
0.078.x.0.035.x. 2 x9.81x0.080

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 16


Menghitung 𝑨𝟎 Menghitung 𝑨𝟏
𝑨𝟎 = 𝒀𝟎 × 𝒃 𝑨𝟏 = 𝒀𝟏 × 𝒃
1. 𝐴0 = 0.0090𝑚2 1. 𝐴1 = 0,0023 𝑚2
2. 𝐴0 = 0.0082𝑚2 2. 𝐴1 = 0,0024 𝑚2
3. 𝐴0 = 0,0070 𝑚2 3. 𝐴1 = 0,0027 𝑚2
4. 𝐴0 = 0,0062 𝑚2 4. 𝐴1 = 0,0028 𝑚2

Tabel Hasil Perhitungan Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate)
dengan Q konstan

Yg Yo Y1 Vo V1 Ao A1 Q
No (m) (m) (m) ( m/dt) ( m/dt ) ( m2 ) ( m2 ) ( m3/dt ) Cd
1 0.02 0.115 0.03 0.24 0.919 0.009 0.0023 0.002151 0.918
2 0.025 0.105 0.031 0.263 0.89 0.0082 0.0024 0.002151 0.769
3 0.03 0.09 0.035 0.306 0.788 0.007 0.0027 0.002151 0.692
4 0.035 0.08 0.036 0.345 0.766 0.0062 0.0028 0.002151 0.629

Grafik Hubungan antara Yg dan Y0


untuk Q Konstan
Y
0,14
0,12 0,105
0,1 0,09
0,115
0,08 0,08
0,06
0,04
0,02
0
Yg
0,02 0,025 0,03 0,035

Grafik 1.4
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, antara ketinggian muka air sebelum
melalui pintu (sluice gate) dengan notasi (Yo) berbanding terbalik dengan ketinggian bukaan
pintu (Yg) untuk kondisi dimana debit air yang mengalir melalui saluran (Q) konstan. Pada
saat debit air mengalir konstan, semakin besar bukaan pintu (Yg), maka ketinggian muka air

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 17


yang mengalir sebelum melalui pintu (Yo) akan menurun. Begitu pula untuk kondisi
sebaliknya.

Grafik Hubungan antara Cd dan Yg


Cd untuk Q Konstan
1,000 0,918
0,900
0,769
0,800 0,692
0,700 0,629
0,600
0,500
0,400
0,300
0,200
0,100
0,000
0,02 0,025 0,03 0,035 Yg

Grafik 1.5
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, pada saat debit (Q) yang mengalir melalui suatu
saluran adalah konstan, maka antara ketinggian bukaan pintu (Yg) dengan koefisien debit
(Cd) terjadi hubungan yang berlawanan / berbanding terbalik. Semakin tinggi bukaan pintu,
maka nilai koefisien debitnya akan semakin kecil

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 18


Pembahasan
Dalam tabulasi nilai 𝑌𝑔 , 𝑌0 , 𝑌1 dan 𝑄 diukur langsung pada percobaan. Nilai 𝐴0 dan
𝐴1 didapat rumus:
𝑨𝟎 = 𝒀𝟎 × 𝒃
𝑨𝟏 = 𝒀𝟏 × 𝒃

Dimana 𝑏 merupakan lebar Flume (m)


Lebar Flume yang digunakan pada perubahan ini adalah 0,077 m. Nilai 𝑉0 (Kecepatan
aliran di hulu) dan 𝑉1 (Kecepatan aliran di hilir) didapat dengan menggunakan persamaan:
𝑸 𝑸
𝑽𝟎 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑽𝟎 =
𝒀𝟎 × 𝒃 𝑨𝟎
𝑸 𝑸
𝑽𝟏 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑽𝟏 =
𝒀𝟏 × 𝒃 𝑨𝟏

Besarnya gravitasi yang digunakan dalam perhitungan adalah 9,81 m/s2. Nilai𝐶𝑑 didapat
dengan menggunakan persamaan:
𝑸
𝑪𝒅 =
𝒀𝒈 × 𝒃 × √𝟐𝒈. 𝒀𝟎

Untuk nilai total Head di hulu (𝐻0 ) dan total Head di hilir (𝐻1 ) didapat dengan
menggunakan persamaan:
𝑽𝟐𝟎 𝑸𝟐
𝑯𝟎 = 𝒀𝟎 + ( ) = 𝒀𝟎 +
𝟐𝒈 𝟐𝒈(𝒀𝟎 . 𝒃)𝟐
𝑽𝟐𝟏 𝑸𝟐
𝑯𝟏 = 𝒀𝟏 + ( ) = 𝒀𝟏 +
𝟐𝒈 𝟐𝒈(𝒀𝟏 . 𝒃)𝟐

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 19


Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan:
A. Pengaruh dari nilai 𝑌𝑔 dan 𝑄 terhadap nilai 𝐶𝑑 untuk pengaliran di bawah pintu
1. Untuk nilai 𝑌𝑔 konstan
- Jika nilai 𝑌𝑜 bertambah maka nilai Q menjadi bertambah besar (berbanding
lurus).
𝑄
- Berdasarkan rumus𝐶𝑑 = 𝑌 , Nilai Cd akan bertambah seiring
𝑔 ×𝑏×√2𝑔.𝑌0

pertambahan nilai Q (berbandinglurus).


2. Untuk nilai Q konstan
- Jika nilai 𝑌𝑔 bertambah maka nilai 𝑌0 menjadi berkurang (berbanding terbalik).
- Jika nilai 𝑌𝑔 bertambah maka nilai Cd menjadi berkurang (berbanding
terbalik). Dapat dilihat pada grafik.
3. Dalam percobaan ini, parameter yang sangat berpengaruh terhadap nilai Cd
adalah𝑌𝑔 , 𝑌0 , dan Q (debit aliran).
B. Perbandingan hasil perhitungan 𝐻0 dan 𝐻1
1. Besarnya nilai 𝐻1 berbanding terbalik dengan 𝐻0 . Dimana semakin besar nilai
𝐻1 , maka nilai 𝐻0 semakin kecil dan demikian sebaliknya.
2. Untuk nilai 𝑌𝑔 konstan
- Nilai 𝐻0 mengalami penurunan tetapi nilai yang dimiliki masih lebih besar
dibandingkan nilai 𝐻1 .
- Nilai 𝐻1 mengalami peningkatan.
3. Untuk nilai Q konstan
- Nilai 𝐻0 mengalami peningkatan dan nilai yang dimiliki masih lebih besar dari
nilai 𝐻1 .
- Nilai 𝐻1 mengalami penurunan.
4. Perbedaan itu terjadi karena dipengaruhi oleh nilai Q, 𝑉0 , dan 𝑌0 pada
perhitungan 𝐻0 dan nilai Q, 𝑉1dan 𝑌1 pada perhitungan 𝐻1 .

SARAN
1. Di dalam melakukan pengukuran debit aliran sebaiknya dilakukan sebanyak 2 atau
lebih untuk setiap masing-masing percobaan agar memperoleh hasil yang lebih
akurat.
2. Kesalahan data dapat terjadi karena beberapa alat praktikum yang sudah rusak.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 20


PRAKTIKUM HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA

Materi Percobaan : B
LONCATAN HIDRAULIK

Dikerjakan oleh
Kelompok : 1

1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030


2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Disetujui oleh :

Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT.


NIP.196004171986011001

LABORATORIUM HIDRO

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015
Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 21
2.2 PERCOBAAN B “LONCATAN HIDRAULIK”

2.2.1 TUJUAN
Menunjukkan karakteristik loncat air pada aliran setelah ‘sluice gate’.

2.2.2 TEORI DASAR


Loncatan hidraulik merupakan salah satu bentuk aliran berubah secara cepat ( rapidly
variete flow ). Loncatan hidraulik terjadi apabila aliran di saluran berubah dari super kritis
menjadi subkritis.
Pemakaian praktis dari loncatan hidrolik, antara lain: (1) sebagai peredam energi pada
bendungan, saluran dan struktur hidrolik yang lain dan untuk mencegah pengikisan struktur
di bagian hilir; (2) untuk menaikkan kembali tinggi energi atau permukaan air pada daerah
hilir saluran pengukur dan juga menjaga agar permukaan air saluran irigasi atau saluran
distribusi yang lain tetap tinggi; (3) untuk memperbesar tekanan pada lapis lindung sehingga
memperkecil tekanan angkat pada struktur tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada
lapis lindung; (4) untuk memperbesar debit, dengan mempertahankan air bawah balik, karena
tinggi energi efektif akan berkurang bila air bawah dapat menghilangkan loncatan hidrolik;
(5) untuk menunjukkan kondisi – kondisi aliran tertentu, misal adanya aliran superkritis atau
adanya penampang kontrol, sehingga letak pos pengukuran dapat ditentukan.

2
V3
2.g


2
V1 H H
H0 H3
2.g 1

Y
Y Y
Y V V
Y V Y V

Section 0 Section 1 Section a Section b Section 3


Gambar 2.1

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 22


Suatu loncatan hidraulik dapat terbentuk dalam saluran apabila memenuhi persamaan

 
berikut :
= . (1 + 8.Fr21 ) − 1
y3 1 0,5

y1 2

Dengan :
y1 = tinggi muka air sebelum loncatan.
y3 = tinggi muka air setelah loncatan.
V1
Fr1 = bilangan froude saat y1, Fr =
(g.y1 )0,5
Dari gambar di atas dapat dilihat hitungan kehilangan tinggi ( H ) dengan kedalaman
air sebelum loncatan atau ( ya ) dan kedalaman air setelah loncatan (yb) dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Va2  Vb2 
H = y a + . yb + 
2g  2g 

Karena sectionnya sempit, maka ya = y1, dan dapat disederhanakan oleh rumus berikut
ini:

H =
( y3 − y1 )
3

4 y1 y3

Dengan:
H = total kehilangan energi sepanjang loncat air.
Va = kecepatan rata-rata sebelum loncat air (m/dt)
ya = kedalaman rata-rata sebelum loncat air (m).
Vb = kecepatan rata-rata setelah loncat air (m/dt)
yb = kedalaman rata-rata setelah loncat air (m).

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 23


PERALATAN PRATIKUM
a. Flume (Saluran Terbuka)

b. Pintu Tegak (Sluice Gate)

c. Point Gauge

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 24


d. Pitot Meter ( Tabung Pitot dan Manometer )

CARA KERJA
a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi saluran tebuka horizontal dan posisi pintu tegak
lurus dasar saluran.
b. Letakkan point gauge di sebelah hilir dan setelah hulu pintu.
c. Atur dan pasang pitot meter di sisi flume.
d. Aturlah tinggi bukaan pintu (yg) = 20 mm dan tinggi muka air di hulu pintu (y 0) =
…….mm, dan pastikan dalam kondisi konstan.
e. Letakkan tail gate di sisi paling ujung flume.
f. Alirkan air perlahan-lahan dengan membuka katup control aliran, sampai membentuk
loncatan air di sebelah hilir pintu. Amati dan gambar sketsa loncatan airnya.
g. Naikkan tinggi muka air di hulu dengan memutar katup kontrol aliran dan naikkan
pula tail gate di ujung flume. Amati loncatan air dan gambar sketsanya.
h. Untuk tiap langkah di atas, ukur dan catat nilai-nilai y1, yg, y3 dan Q.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 25


i. Ulangi lagi prosedur di atas untuk variasi Q yang lain dan tinggi bukaan y g.

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. Hasil Pengamatan
PERCOBAAN B : LONCATAN HIDRAULIK
Tanggal Percobaan : Mei 2015
Kelompok :I
1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030
2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Dosen : Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT. Paraf:


Tabel Hasil Percobaan :
Lebar flume ( b ) = 0,078 meter
Percepatan gravitasi ( g ) = 9,81 m/dt2

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 26


Percobaan I
Tabel Hasil Percobaan dengan Q konstan.
Percobaan Yg Yo Y1 Y3 Q
(meter) (meter) (m) (meter) (m3/dt)
1. 0.020 0.150 0.023 0.064 0.00175
2. 0.025 0.130 0.028 0.068 0.00175
3. 0.030 0.112 0.032 0.070 0.00175
4. 0.035 0.092 0.028 0.065 0.00175

B. Hasil Perhitungan
Kondisi Q konstan
Percobaan Yg ( m ) Yo ( m ) Y1 ( m ) Y3 ( m ) Q ( m3/dt
)

1 0.02 0.15 0.023 0.064 0.00175


2 0.025 0.13 0.028 0.068 0.00175
3 0.03 0.112 0.032 0.07 0.00175
4 0.035 0.092 0.028 0.065 0.00175
5 0.02 0.15 0.023 0.064 0.00175

a. Perhitungan V1
Q Q
Rumus : V1 = =
A1 b.xY1

Q 0.00175
1. V1 = = = 0.975 m/dt
b.Y1 0.078 x0.023

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 27


Q 0.00175
2. V1 = = = 0.801 m/dt
b.Y1 0.078 x0.028

Q 0.00175
3. V1 = = = 0.701 m/dt
b.Y1 0.078 x0.032

Q 0.00175
4. V1 = = = 0.801 m/dt
b.Y1 0.078 x0.032

b. Perhitungan V3
Q Q
Rumus : V3 = =
A3 b.Y3

Q 0.00175
1. V3 = = = 0.351 m/dt
Y3 .b 0.064 x0.078

Q 0.00175
2. V3 = = = 0.329 m/dt
Y3 .b 0.068 x0.078

Q 0.00175
3. V3 = = = 0.321 m/dt
Y3 .b 0.070 x0.078

Q 0.00175
4. V3 = = = 0.345 m/dt
Y3 .b 0.065 x0.078
c. Perhitungan H1

Q2
Rumus : H 1 = Yo + (Yoxb)2
2g

0.00175 2
1. H 1 = 0..150 + (0.150 x0.078)2 = 0.150 m
2 x9.81
0.00175 2
2. H 1 = 0.170 + (0.170 x0.078)2 = 0.170 m
2 x9.81
0.00175 2
3. H 1 = 0.112 + (0.112 x0.078)2 = 0.112 m
2 x9.81
0.00175 2
4. H 1 = 0.92 + (0.92 x0.078)2 = 0.92 m
2 x9.81
d. Perhitungan ΔH

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 28


(Y3 − Y1 )3
Rumus : H =
4Y1Y3

1. H =
(0.064 − 0.023)3 = 0.012 m
4 x0.023 x 0.064

2. H =
(0.068 − 0.028)3 = 0.0084 m
4 x0.028 x0.068

3. H =
(0.070 − 0.032 )3 = 0.0061 m
4 x0.032 x0.070

4. H =
(0.065 − 0.028)3 = 0.0069 m
4 x0.028 x0.065
e. Perhitungan H3
Rumus : H 3 = H 1 − H

1. H 3 = 0.15 – 0.012 = 0.138 m

2. H 3 = 0.13 – 0.0084 = 0.122 m

3. H 3 = 0.112 – 0.0061 = 0.106 m

4. H 3 = 0.92 – 0.0069 = 0.913 m

Tabel Hasil Perhitungan Loncatan Hidrolis

Yg Yo Y1 Y3 V1 V3 Q H1 H3 H
3
No. (m) (m) (m) (m) ( m/dt ) ( m/dt) ( m /dt ) (m) (m) (m)
1 0.02 0.15 0.023 0.064 0.975 0.351 0.00175 0.15 0.138 0.012
2 0.025 0.13 0.028 0.068 0.801 0.329 0.00175 0.17 0.122 0.0084
3 0.03 0.112 0.032 0.07 0.701 0.321 0.00175 0.112 0.106 0.0061
4 0.035 0.092 0.028 0.065 0.801 0.345 0.00175 0.92 0.913 0.0069

2
V1 Y
a. Hitung V1 dan gambarkan grafik hubungan hubungan antara dan 3
gxY1 Y1
2
V1 Y
Kondisi Q konstan = 0.002151 m3/dt dan grafik hubungan antara dan 3
gxY1 Y1
; g = 9.81 m/dt2
2 2
V1 V1 0.975 2
1. = = 4.213
gxY1 gxY1 9.81x0.023

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 29


2
V1 0.8012
2. = = 2.336
gxY1 9.81x0.028
2
V1 0.7012
3. = = 0.447
gxY1 9.81x0.112
2
V1 0.8012
4. = = 2.335
gxY1 9.81x0.028

Y3 Y3 0.064
1. = = 2.782
Y1 Y1 0.023

Y3 0.068
2. = = 2.429
Y1 0.028

Y3 0.070
3. = = 2.188
Y1 0.032

Y3 0.065
4. = = 2.321
Y1 0.028

No. V1
2
Y3
gxY1 Y1

1 4.213 2.782
2 2.336 2.429
3 0.447 2.188
4 2.335 2.321

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 30


2
V1 Y
Grafik hubungan antara dan 3 untuk kondisi Q konstan
gxY1 Y1

10
9 y = 0,0441x + 2,158
R² = 0,8778
8
7
6
Y3 5
Y1 4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
2
V1
gxY1

Grafik 2.2
2
Y3 V1
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan dengan berbanding lurus
Y1 gxY1
2
Y3 V1
dimana jika nilai tinggi maka nilai akan semakin tinggi. Dimana Q = 0.00175
Y1 gxY1
2
3 Y3 V1
m /dt, dengan nilai = 0,044. + 2.158
Y1 gxY1
H Y
b. Hitung ΔH/Y1 dan gambarkan grafik hubungan antara dengan 3
Y1 Y1
Perhitungan: Dengan Q konstan
H 0.012
1. = 0.5217
Y1 0.023

0.0084
2. = 0.1929
0.028
0.061
3. = 1.9063
0.032
0.0069
4. = 0.2464
0.028
H Y3
No.
Y1 Y1

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 31


1 0.5217 2.782
2 0.1929 2.429
3 1.9063 2.188
4 0.2464 2.321

H Y
Grafik hubungan antara dengan 3 dengan kondisi Q konstan
Y1 Y1

10
9 y = 1,0782x + 2,2447
8 R² = 0,8327

7
6
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7

Grafik 2.3

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan


Y3
dengan H berbanding
Y1 Y1
Y3 H
lurus, dimana jika nilai tinggi maka nilai akan semakin tinggi. Dimana Q =
Y1 Y1

Y3 H
0.002151 m3/dt, dengan nilai = 1,078. +2,244
Y1 Y1
C. Hitunglah nilai Yc dan ujilah apakah Y1<Yc<Y3 dengan Q konstan, α = 1,
g = 9,81 m/s2
1/ 3
 .Q 2 
Yc =  2 
 g.b 
1/ 3
 1(0.00175) 2 
Yc =  2 
= 0.038
 9,81x0.078 
Karena Q konstan , maka nilai Yc sama untuk setiap percobaan yaitu 0,043

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 32


No. Y1 Yc Y3
(m) (m) (m)
1 0.023 0.038 0.064
2 0.028 0.038 0.068
3 0.032 0.038 0.070
4 0.028 0.038 0.065

Melihat tabel di atas, maka dapat disimpulkan nilai Yc terletak diantara Y 1 dan Y3.
Maka: Y1 < Yc < Y3

D. Hitung nilai H / Yc
No. H Yc H
(m) (m) Yc

1 0.012 0.038 0.3158


2 0.0084 0.038 0.2211
3 0.0061 0.038 0.1605
4 0.0069 0.038 0.1815

Percobaan II
Tabel Hasil Percobaan dengan Yg Konstan

No. Yg (m) Yo (m) Y1 (m) Y3 (m) Q (m3/dt)

1. 0,020 0.112 0.019 0.054 0.0012


2. 0,020 0.136 0.018 0.065 0.0016
3. 0,020 0.140 0.017 0.069 0.0017
4. 0,020 0.143 0.018 0.077 0.0018
5. 0,020 0.165 0.017 0.088 0.0020

Kondisi Yg konstan
Yo Y3
No. Yg (m) Y1 (m) Q (m3/dt)
(m) (m)
1. 0,020 0.112 0.019 0.054 0.0012

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 33


2. 0,020 0.136 0.018 0.065 0.0016
3. 0,020 0.140 0.017 0.069 0.0017
4. 0,020 0.143 0.018 0.077 0.0018
5. 0,020 0.165 0.017 0.088 0.0020

A. Perhitungan V1

Q Q
Rumus : V1 = =
A1 b  Y1
Q 0,0012
1. V1 = = = 0,8097 m/dt
b  Y1 0.078  0,019
Q 0.0016
2. V1 = = = 1,1396 m/dt
b  Y1 0.078  0,018
Q 0.0017
3. V1 = = = 1,2821 m/dt
b  Y1 0.078  0,017

Q 0.0018
4. V1 = = = 1,2821 m/dt
b  Y1 0.078  0,018
Q 0.0020
5. V1 = = = 1,5083 m/dt
b  Y1 0.078  0,017

B. Perhitungan V3

Q Q
Rumus : V3 = =
A3 b  Y3
Q 0.0012
a. V3 = = = 0,2849 m/dt
Y3  b 0.078  0,054
Q 0.0016
b. V3 = = = 0,3156 m/dt
Y3  b 0.078  0,065
Q 0.0017
c. V3 = = = 0,3159 m/dt
Y3  b 0.078  0,069
Q 0.0018
d. V3 = = = 0,2997 m/dt
Y3  b 0.078  0,077
Q 0.0017
e. V3 = = = 0,2914 m/dt
Y3  b 0.078  0,088

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 34


C. Perhitungan H1

V12
Rumus : H 1 = Y1 +
2g

0,8097 2
f. H 1 = 0,019 + = 0,0524 m
2  9,81

1,1396 2
g. H 1 = 0,018 + = 0,0842 m
2  9,81

1,28212
h. H 1 = 0,017 + = 0,1008 m
2  9,81

1,28212
i. H 1 = 0,018 + = 0,1018 m
2  9,81

1,5083 2
j. H 1 = 0,017 + = 0,1330 m
2  9,81

D. Perhitungan H3

V32
Rumus : H 3 = Y3 +
2g

0,2849 2
k. 𝐻3 = 0,054 + = 0,0581 m
2  9,81
0,3156 2
l. 𝐻3 = 0,065 + = 0,0701 m
2  9,81
0,3159 2
m. 𝐻3 = 0,069 + = 0,0741 m
2  9,81
0,2997 2
n. 𝐻3 = 0,077 + = 0,0816 m
2  9,81
0,2914 2
o. 𝐻3 = 0,088 + = 0,0923 m
2  9,81
• Perhitungan ∆𝑯 :

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 35


Rumus:

(𝒀𝟑 − 𝒀𝟏 )𝟑
∆𝑯 =
𝟒𝒀𝟑 𝒀𝟏
(0,054 − 0,019) 3
1.∆𝑯 = = 0,0104 m
4  0,054  0,019
(0,065 − 0,018) 3
2.∆𝑯 = = 0,0222 m
4  0,065  0,018
(0,069 − 0,017) 3
3.∆𝑯 = = 0,0300 m
4  0,069  0,017
(0,077 − 0,018) 3
4.∆𝑯 = = 0,0370 m
4  0,077  0,018
(0,017 − 0,088) 3
5.∆𝑯 = = 0,0598 m
4  0,017  0,088

Tabel Hasil Perhitungan Loncatan Hidrolis untuk Yg Konstan

Yg Yo Y1 Y3 V1 V3 Q H1 H3 H

No. (m) (m) (m) (m) (m/dt) (m/dt) (m3/dt) (m) (m) (m)
1 0,02 0,112 0,019 0,054 0,8097 0,2849 0,0012 0,0524 0,0581 0,0104
2 0,02 0,136 0,018 0,065 11,396 0,3156 0,0016 0,0842 0,0701 0,0222
3 0,02 0,140 0,017 0,069 12,821 0,3159 0,0017 0,1008 0,0741 0,0300
4 0,02 0,143 0,018 0,077 12,821 0,2997 0,0018 0,1018 0,0816 0,0370
5 0,02 0,165 0,017 0,088 15,083 0,2914 0,0020 0,1330 0,0923 0,0598

𝑽𝟐 𝒀
Grafik hubungan antara 𝒈𝒀𝟏 dan 𝒀𝟑 dengan g=9,81 m/dt2, Yg konstan
𝟏 𝟏

Rumus :

Rumus :

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 36


𝑽𝟐 𝒀
Hubungan antara 𝒈𝒀𝟏 dan 𝒀𝟑
𝟏 𝟏

𝑽𝟐𝟏 𝒀𝟑
No.
𝒈𝒀𝟏 𝒀𝟏
1 3,5176 2,8421
2 7,3547 3,6111
3 9,8558 4,0588
4 9,3083 4,2778
5 13,6413 5,1765

5
5,1765
4 4,2778
4,0588
3,6111
Y3/Y1 3
2,8421
2

0
3,5176 7,3547 9,8558 9,3083 13,6413
V12/gY1

Grafik 2.3
𝑽𝟐 𝒀
Hubungan Antara 𝒈𝒀𝟏 dan 𝒀𝟑 saat Yg konstan
𝟏 𝟏

Hitung nilai 𝒀𝒄 dan ujilah apakah 𝒀𝟏 < 𝒀𝒄 < 𝒀𝟑 dengan ∝= 𝟏 dan g=9,81 m/det2
Rumus :

Yg konstan, maka nilai 𝒀𝒄

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 37


No. 𝒀𝟏 (m) 𝒀𝒄 (m) 𝒀𝟑 (m)
1 0,019 0,0412 0,054
2 0,018 0,0489 0,065
3 0,017 0,0508 0,069
4 0,018 0,0525 0,077
5 0,017 0,0560 0,088
Melihat tabel diatas, maka dapat disimpulkan nilai 𝑌𝑐 terletak diantara 𝑌1 dan 𝑌3 .
Maka: 𝑌1 < 𝑌𝑐 < 𝑌3
Karena Q konstan, maka nilai 𝑌𝑐 sama dengan 0.0471 m

Yg konstan, maka nilai 𝑌𝑐

No. 𝒀𝟏 (m) 𝒀𝒄 (m) 𝒀𝟑 (m)


1 0,018 0,0471 0,077
2 0,021 0,0471 0,069
3 0,024 0,0471 0,062
4 0,027 0,0471 0,053
5 0,03 0,0471 0,05

Melihat tabel diatas, maka dapat disimpulkan tidak semuanya nilai 𝑌1 < 𝑌𝑐 dan
sudah bisa dipastikan kalo nila 𝑌𝑐 < 𝑌3 . Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel diatas.

∆𝑯
Hitung nilai
𝒀𝒄
∆𝑯
Yg konstan, maka nilai 𝒀𝒄

No. ∆𝑯 𝒀𝒄 ∆𝑯
𝒀𝒄
1 0,0104 0,0412 0,2537
2 0,0222 0,0489 0,4532
3 0,0300 0,0508 0,5904

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 38


4 0,0370 0,0525 0,7052
5 0,0598 0,0560 1,0689

∆𝑯
Q konstan, maka nilai 𝒀𝒄

∆𝑯 𝒀𝒄 ∆𝑯
No.
𝒀𝒄

1 0,0370 0,0471 0,7867

2 0,0191 0,0471 0,4052

3 0,0092 0,0471 0,1958

4 0,0031 0,0471 0,0652

5 0,0013 0,0471 0,0283

∆𝑯
Hasil perhitungan ∆𝑯 dan dengan Yg konstan, dapat dilihat sebagai berikut:
𝒀𝒄
∆𝑯
Hasil perhitungan ∆𝑯 dan dengan Yg konstan
𝒀𝒄

∆𝑯
No. ∆𝑯
𝒀𝒄
1 0,0154 0,4120
2 0,0222 0,0489
3 0,0300 0,0508
4 0,0370 0,0525

5 0,0598 0,0560

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 39


0,06

0,05
0,048
0,04
0,037
0,03 0,03
(m) 0,0222
0,02
0,0154
0,01

0
0,0412 0,0489 0,0508 0,0525 0,056

Grafik 2.4
∆𝑯
Hubungan antara ∆𝑯 dengan saat Yg konstan
𝒀𝒄

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan , maka
dapat ditarik kesimpulan:
H
a. Hasil perhitungan H dan dengan Q konstan, dapat dilihat sebagai berikut:
Yc
No. H H
(m) Yc

1. 0.012 0.3158
2. 0.0084 0.2211
3. 0.0061 0.1605
4. 0.0069 0.1815

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 40


H
Kurva hubungan antara energi spesifik H dengan
Yc

1,2
y = 23,25x - 6E-05
1 R² = 1

0,8

H 0,6
Yc
0,4

0,2

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
-0,2
H

Grafik 2.5
Dimana Q = 0.002151 m3/dt
H
Dari kurva hubungan antara energi spesifik H dengan , didapatkan grafik linier
Yc
H
dengan nilai = 23,25. H - 6.10-5 dan R2=1, ini menunjukkan bahwa kehilangan ( ΔH )
Yc
H
sebanding atau berbanding lurus dengan perhitungan .
Yc

H
b. Hasil perhitungan H dan dengan Yg konstan, dapat dilihat sebagai berikut.
Yc
∆𝑯
No. ∆𝑯
𝒀𝒄
1 0,0154 0,412
2 0,0222 0,0489
3 0,030 0,0508
4 0,037 0,0525

5 0,0598 0,056

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 41


0,06
0,05 0,048
0,04
0,037
0,03 0,03
(m) 0,0222
0,02
0,0154
0,01
0
0,0412 0,0489 0,0508 0,0525 0,056

Grafik 2.6
Loncatan hidrolik yang mana batas energi masih dalam batas toleransi diaplikasikan
untuk menurunkan kecepatan aliran air yang mengalir melewati pintu air melalui suatu
saluran air. Sehubungan dengan hal tersebut, energi yang mengalir akan menurun/berkurang.
Energi yang berpindah setelah loncatan adalah menjauhi sluice gate (menuju bagian hilir).

SARAN
 Sebaiknya untuk mempercepat kerja percobaan menggunakan alat pengukur debit
(Pitot meter) untuk mengukur debit aliran air.
 Kekentalan air diperhitungkan karena air kotor
 Sebaiknya dasar saluran diberikan gesekan dengan menambahkan batu/kerikil agar
percobaan lebih mendekati keadaan di lapangan.

PRAKTIKUM HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA

Materi Percobaan : C
BENDUNG AMBANG LEBAR

Dikerjakan oleh
Kelompok : 1

1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 42


2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005
7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Disetujui oleh :

Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT.


NIP.196004171986011001

LABORATORIUM HIDRO

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

2.3 PERCOBAAN C “BENDUNG AMBANG LEBAR”

2.3.1 TUJUAN
a. Mendemonstrasikan aliran melalui ambang lebar.
b. Menunjukkan bahwa ambang lebar dapat digunakan untuk mengukur debit.
2.3.2 TEORI DASAR
Peluap disebut ambang lebar apabila B > 0,66 H, dengan B adalah peluap / ambang lebar
dan H adalah tinggi peluapan. Dipandang dari A dan B tinggi air di atas peluap pada titik A
adalah H, sedang pada titik B adalah yc (h).
Kondisi aliran di hilir peluap ambang lebar tidak mengalami ”obstruction”, hal ini
menunjukkan bahwa aliran di atas ambang adalah maksimum. Dalam kondisi demikian
Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 43
terjadi aliran kritis di atas ambang, sehingga dapat dipakai sebagai dasar mengukur energi
 2 
spesifik. Bila kecepatan di hulu ambang kecil, maka nilai tinggi kecepatan  V0  dapat
 2g 
diabaikan dan energi spesifik di atas ambang adalah E = H.
Debit aliran yang lewat ambang lebar dapat dihitung dengan formula :

Q = Cd .B. 2 g . Hyc 2 − yc 2

dan,

2
yc = H
3

persamaan di atas di substitusikan sehingga diperoleh :

3
Qmaks = 1,71.Cd.B.H 2

keterangan :
Q = debit di atas ambang (m3/s).
B = lebar ambang (m).
H = tinggi peluap (m). ;
Cd = koefisien debit.

2
V0
2
2.g L V1
2.g

yc
E H

0
Y
P
0

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 44


A B
Gambar 3.1

PERALATAN
a. Flume (Saluran Terbuka)

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 45


b. Model Ambang Lebar

c. Point Gauge

d. Pitot Meter

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 46


CARA KERJA
a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi flume dan peluap ambang lebar horizontal.
b. Alirkan air secara perlan-lahan sampai melimpah sedikit di atas ambang dan
hentikan aliran.
c. Ukur dan catat tinggi air di hulu ambang sebagai data batas permukaannya.
d. Alirkan air kembali untuk mendapatkan ketinggian H tertentu di atas ambang, dan
naikkan aliran untuk mendapatkan data H yang lain sebanyak 4 kali dengan interval
kenaikan (∆H) = 10 mm.
e. Pada setiap langkah percobaan ukur dan catat nilai H, Q, Y 0, Yc, dan L.
f. Gambarkan profil aliran yang terjadi di setiap pengaliran.

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. Hasil Pengamatan
PERCOBAAN C : BENDUNG AMBANG LEBAR (BROAD CRESTEDWEIR)
Tanggal Percobaan : Mei 2015
Kelompok :I
1. I Dewa M. Iwan Sastra Ciptadi 0804105030
2. Teguh Pangaribowo 1404105001
3. Ni Luh Ayu Indrayani 1404105002
4. Anik Alifiani 1404105003
5. Ni Made Kristina Maharani 1404105004
6. I Komang Arta Yasa 1404105005

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 47


7. Gusti Ngurah Ari Putra 1404105006
8. Yandhani Astika Putra 1404105007
9. Jedi Maikel Tabuni 1404105060

Dosen : Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi., MT. Paraf:


Tabel Hasil Percobaan :
Lebar ambang (b ) = 0,078 meter
Tinggi ambang (P) = 0.1 meter
Panjang ambang = 0.35 meter
Percepatan gravitasi (g) = 9.81 m/dt2

B. Hasil Perhitungan
A. Hitung nilai Cd untuk setiap nilai Q
Tabel hasil pengamatan Bendung Ambang Lebar
Variasi Yo ( m ) Yc ( m ) L(m) H ( m ) Q ( m3/dt )

1. 0.127 0.009 0.275 0.027 0.000385

2. 0.132 0.0115 0.259 0.032 0.000526


3. 0.137 0.0145 0.245 0.037 0.000769
4. 0.142 0.016 0.234 0.042 0.00106
5. 0.147 0.0185 0.230 0.047 0.00135

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 48


• Perhitungan H3/2
1. H3/2 = (0.027) 3/2 = 0.00444 m
2. H3/2 = (0.032) 3/2 = 0.00572 m
3. H3/2 = (0.037) 3/2 = 0.00712 m
4. H3/2 = (0.042) 3/2 = 0.00860 m
5. H3/2 = (0.047) 3/2 = 0.01018 m
• Perhitungan Cd
Q
Rumus : Cd =
1.71.x.b.x.H 3 / 2
Q 0.000385
1. Cd = 3/ 2
= = 0.650
1.71.x.b.x.H 1.71x0.078 x0.00444
Q 0.000526
2. Cd = 3/ 2
= = 0.689
1.71.x.b.x.H 1.71x0.078 x0.00572
Q 0.000769
3. Cd = 3/ 2
= = 0.809
1.71.x.b.x.H 1.71x0.078 x0.00712
Q 0.00106
4. Cd = 3/ 2
= = 0.924
1.71.x.b.x.H 1.71x0.078 x0.00860
Q 0.00135
5. Cd = 3/ 2
= = 0.994
1.71.x.b.x.H 1.71x0.078 x0.01018

Tabel Hasil Perhitungan Bendung Ambang Lebar (Broad Crested Weir)

Yo Yc L H Q
Percobaan H3/2 Cd
3
(m) (m) (m) (m) (m /dt)
1 0.127 0.009 0.275 0.027 0.00039 0.00444 0.650
2 0.132 0.0115 0.259 0.032 0.00053 0.00572 0.689
3 0.137 0.0145 0.245 0.037 0.00077 0.00712 0.809
4 0.142 0.016 0.234 0.042 0.00106 0.0086 0.924
5 0.147 0.0185 0.23 0.047 0.00135 0.01018 0.994

B. Gambarkan grafik hubungan Q dan H, Q dan Cd, serta H dan Cd

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 49


Grafik Hubungan Antara Q dengan H
0,08

0,07

0,06

0,05
H (m)

0,04

0,03

0,02

0,01

0
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005

Q (m3/dt)

Grafik 3.2
Dari grafik di atas didapatkan grafik linier dengan nilai H= 10,74.Q + 0,028 yang berarti
bahwa besarnya debit ( Q ) mempengaruhi tinggi peluapan ( H ). Dimana semakin besar
debit, maka tinggi peluapan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 50


Grafik Hubungan Antara Q dengan Cd
1,8

1,6

1,4

1,2

1
Cd

0,8

0,6

0,4

0,2

0
0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005

Q (m3/dt)

Grafik 3.3
Dari grafik tersebut didapatkan grafik linier dengan nilai Cd= 225,5.Q + 0,724 yang
berarti bahwa besarnya debit ( Q ) mempengaruhi besarnya koefisien debit ( Cd ) dimana
pertambahan debit aliran menyebabkan pertambahan pada nilai Cd.

Grafik Hubungan Antara H dengan


Cd
1,8
1,6
1,4
1,2
1
Cd

0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08

H (m)

Grafik 3.4
Dari grafik di atas didapatkan grafik linier dengan nilai Cd= 19,37.H + 0,206 yang
berarti bahwa besarnya tinggi peluapan ( H ) mempengaruhi nilai koefisien debit ( Cd ),
dimana pertambahan H akan menyebabkan nilai Cd meningkat dan sebaliknya.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 51


C. Buatlah rumus empiris hubungan Q dan H
Jawab:

Q = Cd b 2g (Hh 2
− h3 ) ; dimana h = 2/3 H

Q = Cd b 2x9.81 (H (2 / 3H ) 2
− (2 / 3H ) 3 )
4 3
Q = Cd b 4.43 H
27
(
Q = Cd b 1.71 H 3 / 2 )
Q = 1.71 Cd b H 3 / 2
Dimana :
Q = debit di atas ambang (m3/dt)
b = lebar ambang (m)
H = tinggi peluapan (m)
Cd = koefisien debit

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan , maka
dapat ditarik kesimpulan :

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 52


a) Bahwa nilai Cd rata – rata ialah 1.17 akan selalu tetap untuk setiap nilai Q, karena
didapat dari rumus empiris hubungan Q dengan H.
b) Aliran di atas ambang selalu paralel. Dapat dilihat langsung pada percobaan, dimana
aliran sebelum dan setelah ambang ada pada satu garis sejajar.
c) Panjang pengempangan (L) tidak berpengaruh terhadap nilai Cd, hal ini terbukti
Q
dengan persamaan : Cd =
1,71.x.b.x.H 3 / 2
SARAN
 Sebaiknya untuk mempercepat percobaan menggunakan alat pengukur debit (Pitot
meter) untuk mengukur debit aliran air.
 Kekentalan air diperhitungkan karena air kotor
 Sebaiknya dasar saluran diberikan gesekan dengan menambahkan batu/kerikil agar
percobaan lebih mendekati keadaan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Panduan Praktikum Hidraulika Saluran Terbuka, Laboratorium Hidro Program Studi


Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 53


Triatmodjo, Bambang. 1994. Hidraulika II. Yogyakarta : Beta Offset

Van Te Chow. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydraulics- alih bahasa
oleh Ir.E.V.Nensi Rosalina, M.Eng. Jakarta : Erlangga Terbitan asli McGr

Laporan Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 54

Anda mungkin juga menyukai