SALURAN TERBUKA
OLEH :
KELOMPOK 6
Putu Nadira Aurellia (2105561050)
Ade Utri Natalia (2105561051)
I Gusti Ngurah Nyoman Bagus Supurta (2105561052)
Cecilia Amanda (2105561055)
I Gede Gilang Baskara (2105561058)
Kadek Pande Yudistira Pradnya Mahaputra (2105561059)
Gusti Ayu Amara Vita Atiramaniya (2105561060)
Helena Lanny (2105561061)
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
serta rahmat Nya, kami ddapaty melakukan dan akhirnya dapat menyusun laporan
Praktikum Hidrolika Saluran Terbuka ini, sebagai syarat untuk memenuhi
persyaratan dalam mata kuliah Hidrolika, serta untuk menunjang kemampuan kami
dalam menerapkan praktek hidrolika ini kedepannya.
Dalam menyusun laporan Praktikum Hidrolika ini, kami sadar bahwa
susunannya masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami memohon maaf
apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam laporan kami ini. Kami pun
membuka kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan kami ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Hidrolika, serta
seluruh pihak yang telah memberi bimbingannya pada kami selama praktikum
hingga terselesaikannya laporan praktikum ini. Besar harapan kami semoga
Laporan Praktikum Hidrolika Saluran Terbuka ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pada mata kuliah Hidrolika mengenai penjelasan Aliran Terbuka yang
secara teoritis mengenai penjelasan fenomena aliran pada saluran terbuka yang
memiliki berbagai sifat. Sehingga, kerap kali sulit dimengerti oleh mahasiswa
secara jelas untuk meggambarkan aliran pada suatu bangunan air. Oleh karena itu,
kegiatan praktikum hidrolika Saluran Terbuka dapat membantu untuk menunjang
pemahaman mahasiswa mengenai Aliran Saluran Terbuka.
1
Terbuka, seperti sifat – sifat saluran terbuka setelah melakukan praktikum,
serta dapat menggambarkan aliran pada suatu bangunan air.
• Kegunaan Praktikum
Mahasiswa dapat mempertajam pengetahuan dan memahami mengenai
permasalahan hidrolika, khusunya pada aliran saluran terbuka.
V. ISI LAPORAN
Isi laporan menyajikan bagian-bagian sebagai berikut:
I. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.1 TEORI DASAR
1.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1.3 CARA KERJA
2
1.4 TABULASI DATA PERCOBAAN
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 PERHITUNGAN
2.2 PEMBAHASAN
2.3 GAMBAR HASIL PERCOBAAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
PRAKTIKUM HIDROLIKA
SALURAN TERBUKA
Materi Percobaan A
Debit Aliran yang Melalui “Sluice Gate”
Dikerjakan Oleh
Putu Nadira Aurellia (2105561050)
Ade Utri Natalia (2105561051)
I Gusti Ngurah Nyoman Bagus Supurta (2105561052)
Cecilia Amanda (2105561055)
I Gede Gilang Baskara (2105561058)
Kadek Pande Yudistira Pradnya Mahaputra (2105561059)
Gusti Ayu Amara Vita Atiramaniya (2105561060)
Helena Lanny (2105561061)
Disetujui Oleh :
Nama :
NIP.
4
PERCOBAAN A
Debit Aliran yang Melalui “Sluice Gate”
I. TUJUAN
a. Mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong.
b. Menunjukkan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan
pengatur debit
dengan
Q = debit yang melalui pintu (m3/det)
Cd = koefisien debit
b = lebar pintu
yg = tinggi bukaan pintu (m)
yo = tinggi muka air di hulu (m)
b. Pengaliran tenggelam :
Q = Cd . b . yg 2 . g .(y0 - y1 )
5
H0 = total head di hulu pintu
H1 = total head di hilir pintu
V0 = kecepatan rerata di hulu pintu
V1 = kecepatan rerata di hilir pintu
y0 = tinggi muka air di hulu pintu
y1 = tinggi muka air di hilir pintu
Vo 2
2g Total Head Line
H1 or
Ho V12 E1
or
2g
yon Eo
Q Water Surface
Vo yg
y1
V1
Section 0 Section 1
III. PERALATAN
a. Flume (saluran terbuka)
b. Pintu Tegak (sluice gate)
c. Point Gauge
d. Pitot Meter (tabung pitt dan manometer)
6
e. Buka katup kontrol aliran pada tangki agar alir mengalir dalam Flume, dan
atur tinggi muka air di hulu (yo) = ….. mm, pastikan dalam kondisi
konstan.
f. Pada ketinggian yo dalam butir (e), ukur dan catat Q dan y1. Untuk nilai Q,
dapat dilihat langsung pada pencatat debit di dekat katup kontrol aliran
pada tangki. Dan nilai Q ini dikontrol oleh hasil pengukuran Pitot Meter.
g. Naikkan tinggi bukaan pintu (yg) sampai mencapai ketinggian maksimum
= …… mm dengan setiap interval kenaikan H = ……. mm. Dalam hal
ini ketinggian yo nilainya dipertahankan seperti dalam butir (e) dengan
variasi debit.
h. Setiap kali mengadakan perubahan tinggi bukaan pintu (yg), ukur dan catat
Q dan y1 .
i. Ulangi prosedure di atas dengan menggunakan Q yang konstan, tetapi
dengan y0 yang bervariasi (minimum 5 variasi). Catat nilai y0 dan y1.
7
B. Hasil Pengukuran Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate)
dengan Q1 konstan
yg (m) y0 (m) y1(m) Q1 (m3/dt)
0,02 0,154 0,014 0,001225
0,024 0,124 0,018 0,001225
0,028 0,1 0,022 0,001225
0,032 0,08 0,026 0,001225
a. Perhitungan A0
Untuk menghitung A0 menggunakan rumus :
A0 = b x y0
1. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,02 = 0,0015 m2
2. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,024 = 0,0018 m2
3. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,028 = 0,0021 m2
4. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,032 = 0,0024 m2
-
b. Perhitungan A1
Untuk menghitung A1 menggunakan rumus :
8
A1 = b x y1
1. A1 = b x y1 = 0,075 x 0,014 = 0,00105 m2
2. A1 = b x y1 = 0,075 x 0,018 = 0,00135 m2
3. A1 = b x y1 = 0,075 x 0,022 = 0,00165 m2
4. A1 = b x y1 = 0,075 x 0,026 = 0,00195 m2
c. Perhitungan V0
Untuk menghitung V0 menggunakan rumus :
𝑸
V0 = 𝑨
𝟎
𝑄 0,001225
1. = = 0,82 m/dt
𝐴0 0,0015
𝑄 0,001225
2. = = 0,68 m/dt
𝐴0 0,0018
𝑄 0,001225
3. = = 0,58 m/dt
𝐴0 0,0021
𝑄 0,001225
4. = = 0,51 m/dt
𝐴0 0,0024
d. Perhitungan V1
Untuk menghitung V1 menggunakan rumus :
𝑸
V1 = 𝑨
𝟏
𝑄 0,001225
1. = = 1,167 m/dt
𝐴1 0,00105
𝑄 0,001225
2. = = 0,907 m/dt
𝐴1 0,00135
𝑄 0,001225
3. = = 0,742 m/dt
𝐴1 0,00165
𝑄 0,001225
4. = = 0,628 m/dt
𝐴1 0,00195
e. Perhitungan H0
Untuk menghitung H0 menggunakan rumus :
𝑽𝟎 𝟐
H0 = 𝒚 𝟎 + 𝟐𝒈
𝑉0 2 0,822
1. 𝑦0 + = 0,154 + 2(9,81) = 0,188 m
2𝑔
𝑉0 2 0,682
2. 𝑦0 + = 0,124 + 2(9,81) = 0,148 m
2𝑔
9
𝑉0 2 0,582
3. 𝑦0 + = 0,1 + 2(9,81) = 0,117 m
2𝑔
𝑉0 2 0,512
4. 𝑦0 + = 0,08 + 2(9,81) = 0,093 m
2𝑔
f. Perhitungan H1
Untuk menghitung H1 menggunakan rumus :
𝑽𝟏 𝟐
H1 = 𝒚 𝟏 + 𝟐𝒈
𝑉1 2 1,1672
1. 𝑦1 + = 0.014 + = 0,083 m
2𝑔 2(9,81)
𝑉1 2 0,9072
2. 𝑦1 + = 0.018 + 2(9,81) = 0,060 m
2𝑔
𝑉1 2 0,7422
3. 𝑦1 + = 0.022 + 2(9,81) = 0,050 m
2𝑔
𝑉1 2 0,6282
4. 𝑦1 + = 0.026 + 2(9,81) = 0,046 m
2𝑔
g. Perhitungan Cd
Untuk menghitung Cd menggunakan rumus :
𝑸
Cd = 𝒃 𝒙 𝒚
𝒈 𝒙 √𝟐𝒈 𝒙 𝒚𝟎
𝑄 0,001225
1. = = 0,470
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.02 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.154
𝑄 0.00125
2. = = 0,436
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.024 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.124
𝑄 0,001225
3. = = 0,416
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.028 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.1
𝑄 0,001225
4. = = 0,407
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.032 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.08
a. Perhitungan A0
10
Untuk menghitung A0 menggunakan rumus :
A0 = b x y0
1. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,169 = 0,013 m2
2. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,129 = 0,0097 m2
3. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,105 = 0,0079 m2
4. A0 = b x y0 = 0,075 x 0,09 = 0,0068 m2
b. Perhitungan A1
Untuk menghitung A1 menggunakan rumus :
A1 = b x y1
I. A1 = b x y1 = 0,075x 0,015 = 0,0011 m2
II. A1 = b x y1 = 0,075x 0,018 = 0,0014 m2
III. A1 = b x y1 = 0,075x 0,02 = 0,0015 m2
IV. A1 = b x y1 = 0,075x 0,025 = 0,0019 m2
c. Perhitungan V0
Untuk menghitung V0 menggunakan rumus :
𝑸
V0 = 𝑨
𝟎
𝑄 0,001198
1. = = 0,092 m/dt
𝐴0 0,013
𝑄 0,001198
2. = = 0,124 𝑚/𝑑𝑡
𝐴0 0,0097
𝑄 0,001198
3. = = 0,152 m/dt
𝐴0 0,0079
𝑄 0,001198
4. = = 0,176 m/dt
𝐴0 0,0068
d. Perhitungan V1
Untuk menghitung V1 menggunakan rumus :
𝑸
V1 = 𝑨
𝟏
𝑄 0,001198
1. = = 1,089 m/dt
𝐴1 0,0011
𝑄 0,001198
2. = = 0,856 m/dt
𝐴1 0,0014
𝑄 0,001198
3. = = 0,799 m/dt
𝐴1 0,0015
11
𝑄 0,001198
4. = = 0,631 m/dt
𝐴1 0,0019
e. Perhitungan H0
Untuk menghitung H0 menggunakan rumus :
𝑽𝟎 𝟐
H0 = 𝒚 𝟎 + 𝟐𝒈
𝑉0 2 0,0922
1. 𝑦0 + = 0,169 + 2(9,81) = 0,169 m
2𝑔
𝑉0 2 0,1242
2. 𝑦0 + = 0,129 + = 0,130 m
2𝑔 2(9,81)
𝑉0 2 0,1522
3. 𝑦0 + = 0,105 + 2(9,81) = 0,106 m
2𝑔
𝑉0 2 0,1762
4. 𝑦0 + = 0,09 + 2(9,81) = 0,092 m
2𝑔
f. Perhitungan H1
Untuk menghitung H1 menggunakan rumus :
𝑽𝟏 𝟐
H1 = 𝒚 𝟏 + 𝟐𝒈
𝑉1 2 1,0892
1. 𝑦1 + = 0.015 + 2(9,81) = 0,075 m
2𝑔
𝑉1 2 0,8562
2. 𝑦1 + = 0.018 + 2(9,81) = 0,055 m
2𝑔
𝑉1 2 0,7992
3. 𝑦1 + = 0.02 + 2(9,81) = 0,053 m
2𝑔
𝑉1 2 0,6312
4. 𝑦1 + = 0.025 + 2(9,81) = 0,045 m
2𝑔
g. Perhitungan Cd
Untuk menghitung Cd menggunakan rumus :
𝑸
Cd = 𝒃 𝒙 𝒚
𝒈 𝒙 √𝟐𝒈 𝒙 𝒚𝟎
𝑄 0,001198
1. = = 0,439
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.02 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.169
𝑄 0,001198
2. = = 0,418
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.024 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.129
𝑄 0,001198
3. = = 0,397
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.028 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.105
12
𝑄 0,001198
4. = = 0,376
𝑏 𝑥 𝑦𝑔 𝑥 √2𝑔 𝑥 𝑦0 0.075 𝑥 0.032 𝑥 √2(9.81) 𝑥 0.09
HASIL PEMBAHASAN
a. Tabel Hasil Perhitungan Data Percobaan A (Q1 Konstan)
yg y0 y1 V0 V1 A0 A1 H0 H1
No Cd
2 2
(m) (m) (m) (m/dt) (m/dt) (m ) (m ) (m) (m)
1 0,02 0,154 0,014 0,82 1,167 0,0015 0,00105 0,470 0,188 0,083
2 0,024 0,124 0,018 0,68 0,907 0,0018 0,00135 0,436 0,148 0,060
3 0,028 0,1 0,022 0,58 0,742 0,0021 0,00165 0,416 0,117 0,050
4 0,032 0,08 0,026 0,51 0,628 0,0024 0,00195 0,407 0,093 0,046
13
Dari grafik di atas didapatkan grafik linier yang berarti bahwa :
berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, antara ketinggian muka air
sebelum melalui pintu (sluice gate) dengan notasi (Yo) berbanding terbalik
dengan ketinggian bukaan pintu (Yg) untuk kondisi dimana debit air yang
mengalir melalui saluran (Q) konstan. Pada saat debit air mengalir
konstan, semakin besar bukaan pintu (Yg), maka ketinggian muka air yang
mengalir sebelum melalui pintu (Yo) akan menurun.
• Gambarkan grafik antara Cd dengan Q untuk Yg konstan dan grafik antara
Cd dengan Yg untuk kondisi Q1 dan Q2 konstan, untuk menunjukkan
perubahan nilai Cd dalam aliran
14
Pada percobaan, hanya dilakukan pengaliran Q konstan dengan dua
debit yang berbeda, sehingga Yg yang diuji tetap memiliki variasi yang
sama dan tidak konstan. Berikut adalah grafik Cd dengan Yg untuk
kondisi Q konstan yang menunjukkan perubahan nilai Cd dalam aliran
Semakin tinggi bukaan pintu, maka nilai koefisien debitnya akan semakin
kecil.
15
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Pengaruh dari nilai Yg dan Q terhadap nilai Cd untuk pengaliran melalui
sluice gate dengan Q1 dan Q2 konstan
a. Dengan bertambahnya nilai Yg maka nilai Yo menjadi berkurang
(berbanding terbalik) dan yang pada titik batasnya ketika Yo = Yg
akan terlihat seperti tidak terdapat pintu yang menghalangi air.
b. Dengan bertambahnya nilai Yg maka nilai Cd menjadi berkurang
(berbanding terbalik). Dapat dilihat pada grafik di atas.
c. Dalam percobaan ini, parameter yang sangat berpengaruh terhadap
nilai Cd adalah Yg, Y0, dan Q (debit aliran).
2. Perbandingan hasil perhitungan H0 dan H1
a. Besar nilai H1 berbanding lurus dengan H0. Semakin besar nilai H1,
maka nilai H0 juga semakin besar dan demikian sebaliknya.
b. Untuk nilai Q konstan;
• Nilai H0 mengalami penurunan tetapi nilai yang dimiliki masih
lebih besar dari nilai H1
• Nilai H1 mengalami penurunan
c. Perbedaan itu terjadi karena dipengaruhi oleh nilai Q, Vo ,dan Yo
pada perhitungan Ho dan nilai Q, V1, dan Y1 pada perhitungan H1.
16
PRAKTIKUM HIDROLIKA
SALURAN TERBUKA
Materi Percobaan B
Loncatan Hidrolik
Dikerjakan Oleh
Putu Nadira Aurellia (2105561050)
Ade Utri Natalia (2105561051)
I Gusti Ngurah Nyoman Bagus Supurta (2105561052)
Cecilia Amanda (2105561055)
I Gede Gilang Baskara (2105561058)
Kadek Pande Yudistira Pradnya Mahaputra (2105561059)
Gusti Ayu Amara Vita Atiramaniya (2105561060)
Helena Lanny (2105561061)
Disetujui Oleh :
Nama :
NIP.
17
PERCOBAAN B
“LONCATAN HIDROLIK”
I. TUJUAN
Menunjukkan karakteristik loncat air pada aliran setelah ‘sluice gate’
Suatu loncat hidrolik dapat terbentuk dalam saluran apabila memenuhi persamaan
berikut.
𝑦3 1 2 )0,5
= {(1 + 8𝐹𝑟1 − 1}
𝑦1 2
Dengan
y1 = tinggi muka air sebelum loncatan
y3 = tinggi muka air setelah loncatan
18
𝑉1
Fr1 = bilangan Froude saat y1, 𝐹𝑟 = (𝑔.𝑦1)0,5
Dari gambar di atas dapat dilihat hubungan kehilangan tinggi (∆H) dengan
kedalaman air sebelum loncatan (y1) dan kedalaman air setelah loncatan (y3)
dapat dijabarkan sebagai berikut:
𝑉𝑎2 𝑉𝑏 2
𝛥𝐻 = 𝑦1 + {𝑦3 + }
2𝑔 2𝑔
Persamaan dapat disederhanakan sebagai berikut.
(𝑦3 − 𝑦1)3
𝛥𝐻 =
4 𝑦1 𝑦3
Dengan:
∆H = total kehilangan energi sepanjang loncat air
Va = kecepatan rata-rata sebelum loncat air (m/dt)
ya = kedalaman rata-rata sebelum loncat air (m)
Vb = kecepatan rata-rata setelah loncat air (m/dt)
yb = kedalaman rata-rata setelah loncat air (m)
III. PERALATAN
a. Flume (Saluran terbuka)
b. Pintu Tegak
c. Point Gauge
19
d. Pitot Meter
e. Stopwatch
f. Mistar
20
= 0,001197 m3/s
• Perhitungan: Dengan Q konstan
Kondisi Q1 konstan = 0,0012195 m3/s dan g = 9.81 m/dt2
𝑉12 𝑉12 0,000222
= 1. 𝑔 . = = 4,52
𝑔. 𝑌1 𝑌1 9,81 . 0,014
𝑉12 0,000292
2. 𝑔 . = = 4,76
𝑌1 9,81 . 0,018
𝑉12 0,000352
3. 𝑔 . = = 5,67
𝑌1 9,81 . 0,022
𝑉12 0,000422
4. = = 6,91
𝑔 . 𝑌1 9,81 . 0,026
𝑌3 0,062
= 1. 0,014 = 4,42
𝑌1
0,065
2. 0,018 = 3,61
0,065
3. 0,022 = 2,95
0,065
4. 0,026 = 2,5
𝑉12 𝑌3
No.
𝑔 . 𝑌1 𝑌1
1 4,52 4,42
2 4,76 3,61
3 5,67 2,95
4 6,91 2,5
𝑉12 𝑌3
Grafik hubungan antara 𝑔 . dengan
𝑌1 𝑌1
21
Chart Title
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
𝑉12 0,000282
2. = = 4,43
𝑔. 𝑌1 9,81 . 0,018
𝑉12 0,000312
3. = = 4,89
𝑔. 𝑌1 9,81 . 0,02
𝑉12 0,000392
4. = = 6,2
𝑔. 𝑌1 9,81 . 0,025
𝑌3 0,048
= 1. = 3,2
𝑌1 0,015
0,049
2. = 2,72
0,018
0,05
3. = 2,5
0,02
0,055
4. = 2,2
0,025
No. 𝑉12 𝑌3
𝑌1
𝑔 . 𝑌1
1 3,59 3,2
2 4,43 2,72
3 4,89 2,5
4 6,2 2,2
22
𝑉12 𝑌3
Grafik hubungan antara 𝑔 . dengan
𝑌1 𝑌1
Chart Title
3.5
2.5
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
𝑌3 𝑉12
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan 𝑌1 dengan 𝑔 . berbanding
𝑌1
𝑌3 𝑉12
lurus dimana jika nilai 𝑌1 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 maka nilai 𝑔 . semakin tinggi. Dimana Q1
𝑌1
A. Perhitungan V1
23
Tabel 1
Rumus V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1
1. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,0012195÷ 0,075.0,014 = 0,00022 𝑚
2. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,0012195 ÷ 0,075.0,018 = 0,00029 𝑚
3. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,0012195 ÷ 0,075.0,022 = 0,00035 𝑚
4. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,0012195 ÷ 0,075.0,026 = 0,00042𝑚
Tabel 2
1. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,001197÷ 0,075.0,015 = 0,00023 𝑚
2. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,001197 ÷ 0,075.0,018 = 0,00028 𝑚
3. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,001197 ÷ 0,075.0,02 = 0,00031 𝑚
4. V1 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌1 = 0,001197 ÷ 0,075.0,025 = 0,00039 𝑚
B. Perhitungan V3
Rumus V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3
Tabel 1
1. V3= 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,0012195÷ 0,075.0,062 = 0,00100 𝑚
2. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,0012195÷ 0,075.0,065 = 0,00105 𝑚
3. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,0012195÷ 0,075.0,065 = 0,00105 𝑚
4. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,0012195÷ 0,075.0,065 = 0,00105 𝑚
Tabel 2
1. V3= 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,001197÷ 0,075.0,048 = 0,00076 𝑚
2. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,001197÷ 0,075.0,049 = 0,00078 𝑚
3. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,001197÷ 0,075.0,05 = 0,00079 𝑚
4. V3 = 𝑄 ÷ 𝑏. 𝑌3 = 0,001197÷ 0,075.0,055 = 0,00087 𝑚
C. Perhitungan H1
Rumus H1 = 𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔
Tabel 1
1. H1 = 𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,014 + 0,000222 ÷ 2.9,81 = 0,0150 𝑚
2. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,018 + 0,000292 ÷ 2.9,81 = 0,0194 𝑚
24
3. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,022 + 0,000352 ÷ 2.9,81 = 0,0237 𝑚
4. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,026 + 0,000422 ÷ 2.9,81 = 0,0280 𝑚
Tabel 2
1. H1 = 𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,015 + 0,000232 ÷ 2.9,81 = 0,0161 𝑚
2. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,018 + 0,000282 ÷ 2.9.81 = 0,0193 𝑚
3. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,02 + 0,000312 ÷ 2.9,81 = 0,0215 𝑚
4. H1 =𝑌1 + 𝑉12 ÷ 2𝑔 = 0,025 + 0,000392 ÷ 2.9,81 = 0,0269 𝑚
D. Perhitungan H3
Rumus H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔
Tabel 1
1. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,062 + 0,001002 ÷ 2.9,81 = 0,0620 𝑚
2. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,065 + 0,001052 ÷ 2.9,81 = 0,0650 𝑚
3. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,065 + 0,001052 ÷ 2.9,81 = 0,0650 𝑚
4. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,065 + 0,001052 ÷ 2.9,81 = 0,0650 𝑚
Tabel 2
1. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,048 + 0,000762 ÷ 2.9,81 = 0,0480 𝑚
2. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,049 + 0,000782 ÷ 2.9,81 = 0,0490 𝑚
3. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,05 + 0,000792 ÷ 2.9,81 = 0,0500 𝑚
4. H3 = 𝑌3 + 𝑉32 ÷ 2𝑔 = 0,055 + 0,000872 ÷ 2.9,81 = 0,0550 𝑚
E. Perhitungan ∆𝐻
(𝑌3−𝑌1)3
Rumus ∆𝐻 = 4𝑌3.𝑌1
Tabel 1
(𝑌3−𝑌1)3 (0,062−0,014)3
1. ∆𝐻 = = = 0,03185 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,062𝑥0,014
(𝑌3−𝑌1)3 (0,065−0,018)3
2. ∆𝐻 = = = 0,02218 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,065𝑥0,018
(𝑌3−𝑌1)3 (0,065−0,022)3
3. ∆𝐻 = = = 0,01389 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,065𝑥0,022
(𝑌3−𝑌1)3 (0,065−0,026)3
4. ∆𝐻 = = = 0,0087 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,065𝑥0,026
25
Tabel 2
(𝑌3−𝑌1)3 (0,048−0,015)3
1. ∆𝐻 = = = 0,01247𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,048𝑥0,015
(𝑌3−𝑌1)3 (0,049−0,018)3
2. ∆𝐻 = = = 0,00844 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,049𝑥0,018
(𝑌3−𝑌1)3 (0,05−0,02)3
3. ∆𝐻 = = = 0,00675 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,05𝑥0,02
(𝑌3−𝑌1)3 (0,055−0,025)3
4. ∆𝐻 = = = 0,00490 𝑚
4𝑌3.𝑌1 4𝑥0,055𝑥0,025
Tabel 2
No Yg(m) Yo(m) Y1(m) Y3(m) V1(m) V3(m) Q(m) H1(m) H3(m) ∆𝑯(m)
1 0,02 0,154 0,015 0,048 0,00023 0,00076 0,001197 0,0161 0,0480 0,01247
2 0,024 0,124 0,018 0,049 0,00028 0,00078 0,001197 0,0194 0,0490 0,00844
3 0,028 0,1 0,02 0,05 0,00031 0,00079 0,001197 0,0215 0,0500 0,00675
4 0,032 0,08 0,025 0,055 0,00039 0,00087 0,001197 0,0269 0,0550 0,00490
26
NO V12/gy1 y3/y1
1 3,52 4,43
2 4,76 3,61
3 5,68 2,94
4 6,91 2,5
tinggi.
27
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan Y3/Y1 dengan
∆H/Y1 berbanding lurus, dimana jika Y3/Y1 tinggi maka nilai ∆H/Y1 akan
semakin tinggi. Dimana Q1 konstan = 0,0012195 𝑚3 /s dan Q2 konstan =
0,001197 m3/s
28
Grafik Tabel 2 (Q2)
𝑌3
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan 𝑦1 dengan
∆𝐻 ∆𝐻 𝑌3
berbanding lurus, dimana jika nilai tinggi maka nilai 𝑦1 akan tinggi.
𝑌1 𝑌1
C. HITUNG NILAI YC
3
Rumus Yc = √𝛼 . 𝑄 2 ÷ 𝑔. 𝑏 2
Tabel 1
3 3
Yc = √𝛼 . 𝑄 2 ÷ 𝑔. 𝑏 2 = √1. 0,00121952 ÷ 9.91. 0,0752 =
2,69508 𝑥10−5
29
Tabel 2
3 3
Yc = √𝛼 . 𝑄 2 ÷ 𝑔. 𝑏 2 = √1. 0,0011972 ÷ 9.91. 0,0752 = 210
TABEL 1
No Y1 Yc Y3
1 0,014 2,69508 𝑥10−5 0,062
2 0,018 2,69508 𝑥10−5 0,065
3 0,022 2,69508 𝑥10−5 0,065
4 0,026 2,69508 𝑥10−5 0,065
TABEL 2
No Y1 Yc Y3
1 0,015 2,59915 𝑥10−5 0,048
2 0,018 2,59915 𝑥10−5 0,049
3 0,02 2,59915 𝑥10−5 0,05
4 0,025 2,59915 𝑥10−5 0,055
Melihat tabel di atas, maka dapat disimpulkan nilai Yc terletak diantara Y1 dan Y3.
Maka: Y1 < Yc < Y3
TABEL 1
No ∆H Yc ∆H/yc
1 0,03185 2,69508 𝑥10−5 1181,78
2 0,02218 2,69508 𝑥10−5 822,98
3 0,01389 2,69508 𝑥10−5 515,38
4 0,0087 2,69508 𝑥10−5 322,81
TABEL 2
30
No ∆H Yc ∆H/yc
GRAFIK
A. Grafik Tabel 1 (∆H/YC)
B. Tabel 2 (∆H/YC)
31
yc berbanding lurus, dimana jika nilai ∆𝐇 tinggi maka nilai ∆H/yc akan tinggi.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan:
3. Loncatan hidrolik yang mana batas energi masih dalam batas toleransi
diaplikasikan untuk menurunkan kecepatan aliran air yang mengalir
melewati pintu air melalui suatu saluran air. Sehubungan dengan hal
tersebut, energi yang mengalir akan menurun/berkurang. Energi yang
berpindah setelah loncatan adalah menjauhi sluice gate (menuju bagian
hilir).
32
PERCOBAAN C
Bendung Ambang Lebar (Broad Crested Weir)
I. TUJUAN
1. Mendemostrasikan liran melalui ambang lebar.
2. Menunjukkan bahwa ambang lebar dapat digunakan untuk mengukur
debit
Q = Cd . B . 2 g . H h 2 - h 3
(1)
dan
H = 2/3 . H (2)
Substitusikan (2) ke (1), maka
Qmaks = 1.71 Cd . B . H3/2
dengan :
Q = debit di atas ambang (m3/det)
B = lebar ambang (m)
H = tinggi peluapan (m)
Cd = koefisien debit
33
III. PERALATAN
1. Flume (saluran terbuka)
2. Model ambang lebar (Broad Crested Weir)
3. Point Gauge
4. Pitot Meter (Tabung Pitot dan Manometer)
34
V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Lebar ambang (b) = 7,9 cm —> 0,079 m
Tinggi ambang (P) = 10 cm —> 0,1 m
Percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2
A. Data Perhitungan
volume (m3 )
• Q (debit) = waktu (s)
0,01 m3
- Q1 = = 0,001111 m3 /s
9s
0,01 m3
- Q2 = = 0,000970 m3 /s
10,31s
0,01 m3
- Q3 = = 0,000769 m3 /s
13 s
0,01 m3
- Q4 = 29,5 s
= 0,000339 m3 /s
0,002 m3
- Q5 = = 0,000023 m3 /s
87 s
• H (tinggi peluapan)
- H1 = 70 mm → 0,07 m → 0,07 m
- H2 = 64 mm → 0,064 m → 0,06 m
- H3 = 50 mm → 0,05 m → 0,05 m
- H4 = 30 mm → 0,03 m → 0,03 m
- H5 = 15 mm → 0,015 m → 0,02 m
Y0 YC L H Q
Variasi
(m) (m) (m) (m) (m3/det)
1. 0,177 0,045 0,110 0,07 0,001111
2. 0,174 0,041 0,120 0,06 0,000970
3. 0,160 0,033 0,130 0,05 0,000769
4. 0,139 0,02 0,210 0,03 0,000339
5. 0,124 0,01 0,285 0,02 0,000023
Perhitungan:
Hitung nilai Cd untuk setiap nilai Q
• Perhitungan H3/2
35
1. H3/2 = (0,07)3/2 = 0,018520259 = 0,0185
2. H3/2 = (0,06)3/2 = 0,016190862 = 0,0162
3. H3/2 = (0,05)3/2 = 0,011180340 = 0,0112
4. H3/2 = (0,03)3/2 = 0,005196152 = 0,0052
5. H3/2 = (0,02)3/2 = 0,001837117 = 0,0018
• Perhitungan Cd
Q
Rumus: Cd =
1.71.x.b.x.H 3 / 2
Q 0,001111
1. Cd = 3/ 2
= 1,71 x 0,079 x 0,0185 = 0,44454
1.71.x.b.x.H
Q 0,000970
2. Cd = 3/ 2
= 1,71 x 0,079 x 0,0162 = 0,44323
1.71.x.b.x.H
Q 0,000769
3. Cd = 3/ 2
= 1,71 x 0,079 x 0,0112 = 0,50825
1.71.x.b.x.H
Q 0,000339
4. Cd = 3/ 2
= 1,71 x 0,079 x 0,0052 = 0,48258
1.71.x.b.x.H
Q 0,000023
5. Cd = 3/ 2
= 1,71 x 0,079 x 0,0018 = 0,09458
1.71.x.b.x.H
Y0 YC L H Q
Percobaan H3/2 Cd
(m) (m) (m) (m) (m3/det)
1. 0,177 0,045 0,110 0,07 0,001111 0,0185 0,44454
2. 0,174 0,041 0,120 0,06 0,000970 0,0162 0,44323
3. 0,160 0,033 0,130 0,05 0,000769 0,0112 0,50825
4. 0,139 0,02 0,210 0,03 0,000339 0,0052 0,48258
5. 0,124 0,01 0,285 0,02 0,000023 0,0018 0,09458
B. Hasil Pembahasan
1. Hasil perhitungan Cd untuk setiap nilai Q
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai Cd untuk setiap nilai Q seperti
dalam tabel berikut:
H Q
Percobaan 3
H3/2 Cd
(m) (m /det)
36
1. 0,07 0,001111 0,0185 0,44454
2. 0,06 0,000970 0,0162 0,44323
3. 0,05 0,000769 0,0112 0,50825
4. 0,03 0,000339 0,0052 0,48258
5. 0,02 0,000023 0,0018 0,09458
0.04
H
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0
0.001111 0.00097 0.000769 0.000339 0.000023
Q
H Linear (H)
37
HUBUNGAN ANTARA Q DENGAN Cd
0.6
0.50825
0.48258
0.5 0.44454 0.4432
0.4
Cd
0.3
0.2
0.09458
0.1
0
0.001111 0.000970 0.000769 0.000339 0.000023
Q
Cd Linear (Cd)
0.4
Cd
0.3
0.2
0.09458
0.1
0
0.07 0.06 0.05 0.03 0.02
H
Cd Linear (Cd)
38
Besarnya tinggi peluapan (H) mempengaruhi nilai koefisien debit (Cd),
dimana setiap pertambahan H belum tentu menyebabkan nilai Cd meningkat dan
sebaliknya.
Q = Cd × b
2g (Hh 2
− h3 )
dimana h = 2/3 H
Q = Cd × b 2x9.81 (H (2 / 3H ) 2
− ( 2 / 3H ) 3 )
4 3
Q = Cd × b × 4.43 H
27
Q = Cd × b × 1.71 H 3 / 2( )
Q = 1.71× Cd × b × H 3 / 2
Dimana:
Q = debit di atas ambang (m3/det)
b = lebar ambang (m)
H = tinggi peluapan (m)
Cd = koefisien debit
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam praktikum dan perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa nilai Cd rata-rata ialah 1,17 tidak selalu tetap untuk setiap nilai Q
2. Aliran diatas ambang tidak parallel
Panjang pengempangan (L) tidak berpengaruh terhadap nilai Cd, hal ini
Q
terbukti dengan persamaan: Cd =
1,71.x.b.x.H 3 / 2
39
DAFTAR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
41
B. Dokumentasi Kegiatan Praktikum
42