Oleh :
Anggota Kelompok
1. 1722201110004 Ahmad Husin Naparin
2. 1722201110015 Muhammad Donny
3. 1922201110016 Muhammad Firda Nugraha
4. 1922201110006 Anisa Nur Rahmah
5. 1722201110014 Muhammad Tasmin Al Akbar
6 1922201110005 Aris Perianor
7 2022201110008 Fauzia
8 2022201110009 Hafsah Adzahra
9 2022201110010 M Shidiq Sanjaya
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Praktikum Teknologi Bahan I. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Praktikum Teknologi Bahan I.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elia Anggarini, S.T., M.T. ,selaku
dosen mata kuliah Praktikum Teknologi Bahan I yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang yang telah
membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V PEMERIKSAAN KETAHANAN AUR KERIKIL DENGAN MESIN
LOS ANGELES .................................................................................................... 16
5.1 Pendahuluan ......................................................................................... 16
5.2 Tujuan ................................................................................................... 16
5.3 Alat dan Bahan ..................................................................................... 16
5.4 Tahap Percobaan .................................................................................. 18
5.5 Analisa Perhitungan ............................................................................. 19
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 21
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Keranjang dalam bak air .................................................................... 1
Gambar 1. 2 Pan ...................................................................................................... 2
Gambar 1. 3 Oven ................................................................................................... 2
Gambar 1. 4 Timbangan mekanik ........................................................................... 2
Gambar 1. 5 Agregat Kasar ..................................................................................... 3
Gambar 2. 1 Nampan ...............................................................................................5
Gambar 2. 2 Ayakan nomor 4 ................................................................................. 6
Gambar 2. 3 Ayakan nomor 200 ............................................................................. 6
Gambar 2. 4 Timbangan digital .............................................................................. 6
Gambar 2. 5 Oven ................................................................................................... 6
Gambar 2. 6 Agregat ............................................................................................... 7
Gambar 2. 7 Air....................................................................................................... 7
Gambar 3. 1 Nampan ...............................................................................................9
Gambar 3. 2 Sekop tangan ...................................................................................... 9
Gambar 3. 3 Timbangan digital ............................................................................ 10
Gambar 3. 4 Oven ................................................................................................. 10
Gambar 3. 5 Agregat kasar ................................................................................... 10
Gambar 4. 1 Neraca Ohaus ....................................................................................12
Gambar 4. 2 Saringan agregat ............................................................................... 13
Gambar 4. 3 Oven ................................................................................................. 13
Gambar 4. 4 Mesin penggucang saringan ............................................................. 13
Gambar 4. 5 Kuas .................................................................................................. 13
Gambar 4. 6 Sekop tangan .................................................................................... 14
Gambar 4. 7 Alat splitter ....................................................................................... 14
Gambar 5. 1 Bola baja ............................................................................................16
Gambar 5. 2 Nampan ............................................................................................ 17
Gambar 5. 3 Saringan 200..................................................................................... 17
Gambar 5. 4 Saringan no 12.................................................................................. 17
Gambar 5. 5 Timbangan ........................................................................................ 17
Gambar 5. 6 Mesin los angeles ............................................................................. 18
iv
BAB I
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT KASAR ( ASTM C 127-01 )
1.1 Pendahuluan
Dalam pembuatan beton, berat jenis dan resapan agregat merupakan
variabel penting yang diperlukan untuk menghitung jumlah agregat yang
diperlukan per meter kubik beton. Berat jenis agregat yang tidak benar
dapat menyebabkan volume beton yang dihasilkan tidak sesuai dengan
yang direncanakan, yang menyebabkab agregat bisa jadi lebih banyak atau
lebih sedikit. Sedangkan resapan agregat dapat berpengaruh terhadap
perhitungan kebutuhan air dalam campuran beton. Kedua hal ini dapat
mempengaruhi workabilitas dan kuat tekan beton serta dari segi
ekonomisnya.
1.2 Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk menentukan berat jenis agrerat kasar
dalam keadaan SSD dan kering serta resapan air agregat kasar berdasarkan
ASTM C 127-01. Dari pengujian juga akan di dapatkan data berupa berat
benda uji SSD,berat benda uji SSD dalam air dan berat kering oven.
1
2
- Pan
Gambar 1. 2 Pan
- Oven
Gambar 1. 3 Oven
𝐵𝑠 3000
Berat jenis SSD = (𝐵𝑠−𝐵𝑎) = (3000−1890) = 2,70
(𝐵𝑠−𝐵𝑘)×100% (3000−2948)×100%
Penyerapan = = = 1,76%
𝐵𝑘 2948
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT
KASAR
2.1 Pendahuluan
Lumpur adalah butiran yang menutupi permukaan butiran agregat
kasar, yang lolos ayakan no. 200. Lumpur dapat mempengaruhi daya ikat
semen terhadap agregat kasar, sehingga mengakibatkan turunnya mutu
beton. Lumpur juga dapat mengakibatkan kebutuhan air yang meningkat
pada saat pengecoran dilakukan, sehingga pengecoran menjadi boros air.
2.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan jumlah kadar lumpur yang
terdapat dalam agrerat kasar dimana telah lolos ayakan nomor 200 (0,075
mm) yang telah dicuci bersih. Hasil pengujian bahan ini dapat digunakan
dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi beton.
Gambar 2. 1 Nampan
5
6
d. Timbangan digital
e. Oven
Gambar 2. 5 Oven
7
f. Kerikil
Gambar 2. 6 Agregat
g. Air
Gambar 2. 7 Air
Hasil Pengayakan :
c. Berat kerikil setelah dicuci (kering tungku) : 1995 gr (𝑩₂)
2000−1995 5
d. Kandungan Lumpur = 𝑥100% = 2000 𝑥100% = 0,25%
2000
Kesimpulan :
𝑩₁−𝑩₂ : 0,25 %
a. Kandungan lumpur 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑩₁
3.1 Pendahuluan
Pemeriksaan kadar air pada agregat kasar adalah perbandingan antara
berat air yang terkandung dalam agregat dibandingkan dengan berat agregat
dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran
air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di
lapangan.
3.2 Tujuan
Metode pengujian ini bertujuan untuk menentuan persentase air yang
dapat menguap atau diuapkan dari contoh agregat dengan mengeringkan air
permukaan dan air didalam pori-pori agregat.
Gambar 3. 1 Nampan
- Sekop tangan
9
10
- Oven
Gambar 3. 4 Oven
Dari pengujian di atadi dapatkan nilai kadar air agregat dengan rumus
sebagai berikut :
(𝑊−𝐷) (3000−2953)
P= × 100 = × 100 = 1,592
𝐷 2953
Dimana:
4.1 Pendahuluan
Analisis saringan agregat adalah suatu kegiatan analisis yang digunakan
untuk menentukan presentase berat butiran agregat yang lolos dalam suatu
set saringan, yang angka persentase kumulait digambarkan pada grafik
pembagian butir. Ukuran butir yang maksimum dan agregat ditunjukan
dengan saringan terkecil dimana agregat tersebut masih bisa lolos 100%.
Ukuran nominal maksimum agregat adalah ukuran saringan maksimum
agregat adalah ukuran saringan yang terbesar dimana diatas saringan
tersebut terdapat sebagian agregat yang tertahan. Ukuran butiran maksimum
dan gradasi agregat di kontrol oleh spesifikasi susunan dari butiran agregat
sangat berpengaruh dalam perencanaan suatu perkerasan
• Oven.
Gambar 4. 3 Oven
• Kuas
Gambar 4. 5 Kuas
14
• Sekop tangan
• Alat Splitter
Benda Uji
• Agregat kasar (1 cm - 2 cm) : 2000 gram
5.1 Pendahuluan
Pengujian keausan kerikil dengan mesin los angeles dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil atau batu pecah dengan
menggunakan alat mesin Los Angeles. Pengujian ketahanan aus kerikil
dengan cara ini memberikan gambaran yang berhubungan dengan kekerasan
dan kekuatan kerikil, serta kemungkinan terjadinya pecah butir-butir kerikil
selama penumpukan, pemindahan maupun selama pengangkutan.
Kekerasan kerikil berhubungan pula dengan kekuatan beton yang dibuat.
5.2 Tujuan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan aus
kerikil/batu pecah yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan.
1. Bola Baja.
16
17
2. Nampan.
Gambar 5. 2 Nampan
4. Ayakan No 12.
Gambar 5. 4 Saringan no 12
5. Timbangan.
Gambar 5. 5 Timbangan
18
9. Pisahkan semua kerikil yang lolos dan tidak lolos pada 2 wadah yang
berbeda.
10. Untuk kerikil yang tidak lolos pada pengujian pertama, maka akan
ditimbang (4560gr) dan dimasukan kembali pada mesin los angeles
dan diputar kembali sebanyak 400x.
11. Pemutaran kerikil yang tidak lolos dilakukan seperti langkah
pengujian pertama tadi.
12. Jika sudah diputar sebanyak 400x, maka akan dilakukan pengayakan
kembali seperti poin 8 dan 9.
13. Selanjutnya timbang kembali kerikil yang tidak lolos pada pengujian
kedua (3190gr).
14. Terakhir, mengisi laporan sementara dari Pemeriksaan Ketahanan
Aus Kerikil dengan Mesin los angeles.
5.5 Analisa Perhitungan
15. Lubang ayakan Berat Benda
(mm) Uji (gr)
Lewat Tertinggal Gradasi A Gradasi B Gradasi C
38,10 25,4 1,250 ..... .....
25,40 19,05 1,250 ..... .....
19,05 12,7 1,250 2,500 .....
12,70 9,51 1,250 2,500 .....
9,51 6,35 ..... ..... 2,500
6,35 4,75 ..... ..... 2,500
Jumlah bola 12 11 10
Pengujian :
Berat benda uji (A) : 5000 gr
Berat benda uji sesudah diuji (B) : 4060 gr
Beban benda uji sesudah diuji (C) : 3190 gr
20
( 𝐴−𝐵)
Keausan I = 𝑥 100% = 8,8 %
𝐴
( 𝐵−𝐶)
Keausan II = 𝑥 100% = 36,2 %
𝐵
Menurut PUBI 1982 Tabel 25-2 batuan ini dapat untuk kelas = 1
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Berat jenis agregat yang tidak benar dan mempengaruhi workabilitas dan
kuat tekan beton.
b. Kadar lumpur dapat mempengaruhi daya ikat semen terhadap agregat
kasar, sehingga mengakibatkan turunnya mutu beton.
c. Nilai kadar air digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton
yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
d. Ukuran butiran maksimum dan gradasi agregat di kontrol oleh spesifikasi
susunan dari butiran agregat sangat berpengaruh dalam perencanaan
suatu perkerasan
e. Pengujian keausan kerikil dengan mesin los angeles dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat ketahanan aus kerikil atau batu pecah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Marsellius, Hendro. 2017. Analisa agregat halus, sedang, dan kasar (steve
analysis). (http://hendromarsellius.blogspot.com/2017/03/analisa- saringan-
agregat-halus-sedang.html)
Larasita. 2015. Praktikum agregat dan beton.
(http://larasitapulungan.blogspot.com/2015/12/praktikum-beton-pekan-ke-
1-kelompok-3.html)
Erwinyuni. 2013. Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus.
(https://d3sipilunj2013.files.wordpress.com/2016/05/4.png?w=736)
Hadinoto, Rayhan. 2016. Agregat Kasar dan Halus.
(https://15515071kelautan.wordpress.com/2016/11/20/agregat-kasar-dan-
halus.html)
Aishiteru Sipiru (All About Civil Enginering). 2020.Karakterisasi Material Beton
: 12 Berat Jenis dan Resapan Agregat Kasar.
( https://www.youtube.com/watch?v=_azhBAwoUE4&list=PLWG0cIXgX
zU7fLsMOGhuR0N8FovGeYz3z&index=7)
Lab. Bahan Bangunan DTS SV UGM. 2020. Pemeriksaan Kandungan Lumpur
dalam kerikil.
( https://www.youtube.com/watch?v=uiY71b0U7Ig&t=1s)
Lab. Struktur dan Bahan UMI Official. 2020. Metode Pengujian Kadar Air pada
Agregat Kasar
( https://www.youtube.com/watch?v=AWKFa8yYfAA)
Wika Exo. 2020. Wika laboratorium, Berat Jenis dan Penyaringan Agregat kasar
(BETON)
( https://www.youtube.com/watch?v=mbn1n_KicuM )
Lab. Bahan Bangunan DTS SV UGM. 2020. Pemeriksaan Ketahanan Aus Kerikil
dengan Mesin Los Angeles
( https://www.youtube.com/watch?v=0vZHsIjhpBo&t=82s)
22
23