Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTEK SISTEM PERPIPAAN

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Praktek sistem


perpipaan yang diampu oleh Bapak Ir.Mochamad Bastomi,S.S.T., M.T.

Disusun Oleh :

1. Ilham Busri (2121401001) 7. Ahmad Rizal (2121401007)

2. Juriansyah (212140102) 8. Taufik Hidayat (2121401008)

3. Kristian Nurpratama (2121401003) 9. Wahyu Suwandi (2121401009)


2121401003

4. Syahrul Alamsyah (2121401004) 10. Rangga Maulana (2121401010)

5. M.Irfan Jailani (2121401005) 11. M. Rijali Fahmi (2121401011)

6. M. Refi Salsabilah (2121401006) 12. Fahmi (2121401012)


(2121401012
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
POLITEKNIK KOTA BARU
DESEMSER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktek dari mata kuliah Praktek sistem perpipaan oleh
Bapak Ir.Mochamad Bastomi,S.S.T., M.T. guna memperoleh salah satu prasyarat
pemberian nilai oleh mata kuliah bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini adalah berkat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moral maupun material.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa
terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu.
Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
pahala dan mendapat amal yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan
menjadi calon tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta
mampu mandiri menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya
mampu menguasai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di
bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia
kerja nyata di lapangan.
Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kita menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kita dapat memperbaiki laporan ini.

Kotabaru, Desember 2022


Tim penyusun :

Kelompok 1

DAFTAR ISI

i
COVER.................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
BAB I PERENCANAAN INSTALASI............................................................1
A. Tujuan...............................................................................................1
B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum.................................................1
C. LANDASAN TEORI........................................................................2
D. RENCANA KEGIATAN.................................................................6
BAB II PERAKITAN INSTALASI..................................................................7
A. Tujuan...............................................................................................7
B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum.................................................7
C. Gambar Kerja...................................................................................8
D. Landasan Teori.................................................................................8
E. Prosedur Praktikum Atau Langkah-Langkah............................11
F. Data Hasil Praktikum....................................................................18
G. Kesimpulan.....................................................................................19
BAB III PENGUJIAN INSTALASI...............................................................20
A. Tujuan.............................................................................................20
B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum...............................................20
C. Gambar Kerja.................................................................................21
D. Landasan Teori...............................................................................21
E. Prosedur Praktikum.......................................................................25
F. Hasil Perbaikan..............................................................................25
G. Analisis Data...................................................................................25
H. Kesimpulan.....................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27

DAFTAR GAMBAR

ii
Gambar 1. 1 pipa galvanis........................................................................................1
Gambar 2. 1 Pipa Galvanis.......................................................................................8
Gambar 2. 2 Gambar Kerja......................................................................................8
Gambar 2. 3 Mesin Ridgid.....................................................................................10
Gambar 2. 4 Dudukan Pipa....................................................................................11
Gambar 2. 5 Pembuatan Lubang Dudukan Pipa...................................................12
Gambar 2. 6 Pengeboran Plat Dudukan.................................................................12
Gambar 2. 7 Pembuatan Ulir..................................................................................13
Gambar 2. 8 Penyetelan Panjang Pipa...................................................................13
Gambar 2. 9 Pemotongan Pipa...............................................................................14
Gambar 2. 10 Proses Penguliran............................................................................15
Gambar 2. 11 Pemasangan Pipa.............................................................................15
Gambar 2. 12 Pemberian Sealtape.........................................................................16
Gambar 2. 13 Katup...............................................................................................17
Gambar 2. 14 Pressure Gauge................................................................................17
Gambar 2. 15 Globe Valve.....................................................................................18
Gambar 3. 1 Pipa....................................................................................................20
Gambar 3. 2 Instalasi Pipa......................................................................................21
Gambar 3. 3 Kompresor.........................................................................................22
Gambar 3. 4 tabung tekanan...................................................................................22

iii
BAB I
PERENCANAAN INSTALASI
A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menentukan jenis pipa yang digunakan

2. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan instalasi pipa

3. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan skema intalasi pipa (gambar)

4. Mahasiswa dapat membangun perencanaan instalasi pipa sesuai dengan


ketentuan-ketentuan, standar dan prosedur.

5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan material pipa, macam-macam


sambungan dan macam katup yang akan digunakan.

B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum

1) Alat alat yang digunakan pada saat kegiatan perencanaan instalasi pipa
adalah :

 Komputer (menggambar)

 Macam-macam sambungan pipa (socket, sambungan elbow)

 Mesin RIDGID

 Meteran

2) Objek praktikum

Gambar 1. 1 pipa galvanis

1
2
Pratikum pembuatan instalasi pipa bertekanan udara adalah di
WORKSHOP POLITEKNIK KOTABARU.

C. LANDASAN TEORI

1. Pipa
Pipa adalah suatu komponen berbentuk silindris yang digunakan
untuk memindahkan 1Iuida bertekanan yang didesain sedemikian rupa
sesuai dengan spesifikasi material tenentu. Dalam dunia industry
perkapalan, biasanya dikenal beberapa istilah sistem perpipaan seperti
piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan disuatu plant, sebagai
fasilitas untuk mengantarkan fluida (cair atau gas) antara satu peralatan ke
peralatan lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak
akan keluar dari satu wilayah plant. Sedangkan pipeline adalah sistem
perpipaan untuk mengantarkan atau mengalirkan fluida antara satu plant
ke plant Iainnya yang biasanya melewati beberapa daerah. Sistem
perpipaan dapat ditemukan yaitu sistem pipa tunggal sederhana sampai
sistem bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah
sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota, sistem pengangkutan
minyak dari sumur ke tandon atau tangki penyimpanan, sistem distribusi
udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses
pengeringan dan Iain sebagainya. Penamaan pipa sering disebut dari jenis
pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa. Diameter pipa sendiri dibagi
dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada yang menamakan
pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan antara diameter luar dan diameter
dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules. Pipa baja dan pipa
besi, kedua jenis pipa ini yang paling banyak digunakan terutama pada
industri-industri perminyakan. (Agung & Suryawan, 2020)

 Jenis pipa air yang banyak digunakan :


Kebanyakan pipa digunakan untuk mengalirkan fluida berupa air.
Sementara untuk fluida gas biasanya digunakan di industri-industri

2
perminyakan. Berikut ini adalah beberapa jenis pipa air yang banyak
digunakan di Indonesia.

a) Pipa PVC
Jenis pipa yang satu ini banyak digunakan untuk mengalirkan air di
rumah-rumah. Sehingga pipa PVC ini termasuk salah satu jenis pipa yang
paling populer di Indonesia.
Pipa ini terbuat dari bahan Polivinil Klorida yang diklaim sebagai zat
yang tidak berbahaya. Dengan begitu pipa PVC ini sangat aman digunakan
untuk saluran air bersih. Selain pemasangannya yang mudah, harga untuk pipa
ini juga relatif lebih murah.

b) Pipa Air HDPE


Jenis pipa yang terbuat dari termoplastik ini mempunyai densitas yang
sangat tinggi dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Keunggulan dari jenis
pipa HDPE ini yaitu tidak mudah rusak, kuat, lentur, dan anti karat.
Elastisitasnya yang tinggi membuat pipa HDPE ini banyak digunakan
sebagai pipa saluran air bersih. Bahkan pipa ini juga sudah banyak digunakan
untuk mengalirkan air bersih rumah tangga.

c) Pipa GALVANIS
Pipa Galvanis terbuat dari bahan besi seng yang kemudian dilapisi oleh
baja. Dibandingkan dengan kedua jenis pipa di atas, pipa galvanis memerlukan
proses pemasangan yang sangat sulit. Bahkan Anda memerlukan teknisi
khusus untuk melakukan pemasangan pipa ini dengan benar. Hal yang paling
sulit untuk memasang pipa ini adalah proses pemotongannya yang lebih
akurat. Sementara untuk pemotongannya sendiri juga diperlukan alat khusus
yang hanya dimiliki oleh teknisi tertentu. Bahkan untuk proses pemasangan
pipa ini juga memerlukan pengamanan.

2. Pemilihan Material (Roy & Purba, 2008)

Selain berdasarkan suhu, pemilihan material juga didasarkan pada jenis


fluida yang akan dialirkan, yaitu tingkat korosivitasnya. Pada material carbon

3
steel based piping, ketahanan terhadap korosi biasanya dilakukan dengan
menambahkan ketebalan pipa (corrosion allowance) dan menginjeksi
corrosion inhibitor. Beberapa ketebalan pipa yang harus ditambahkan
ditentukan oleh laju korosi yang diperkirakan. Perkiraan, perhitungan, dan
pemodelan laju korosi biasanya dilakukan metalurgist. Pada pemakaiyan
dengan kondisi korosi yang parah serta pemakayan corrosion inhibitor yang
tidak memungkinkan, atau pemakayan yang membutuihkan tingkat hygienitas
yang tinggi, dan tidak mengandung debris (fuel piping), biasanya austenitic
based material lebih sesuai, karena permukaan dalamnya bersih dan pada level
pemakayan tertentu relatif tidak membutuhkan chemical cleaning.

Namun austenitic steel based material seperti ASTM A312-316/316L


memiliki kelemahan pada pemakaian tekanan tinggi karena Maximum
Allowable Working Pressure (MAWP) yang relatif dibawah karbon steel dan
lemah terhadap chlorida strees corrosion serta crevice dan pitting. Tipe
304/316L menambah ketahanan terhadap pitting.

Duplex Stainless Steel (keluarga A790) memenuhi kriteria pemakaiyan


pada tekanan tinggi, hig corrosion resistance, dan sifat-sifat metalurgisnya
berada diantara ferritic dan austenitic steel, adanya kandungan chromium
memberikan ketahanan yang baik terhadap atmospheric corrosion cracking
serta nitrogen menambah ketahanan terhadap crevice dan pitting. Nikel
cenderung mendorong terbentuknya struktur Face Centered Cubic yang
meningkatkan keuletan (thoughness), namun secara keseluruhan struktur
duplex sebagai Body Centered Cubic (ferritic) dan sebagai Fase Centered
Cubic (Austenic). Chromium dan Molybdenum mendorong terbentuknya ferit,
sedangkan nikel dan nitrogen mendorong terbentuknya austenit. Yang harus
diperlihatkan pada pemakaiyan duplex adalah serangan sulphide stress
corrosion cracking, dan hydrogen (embrittlement hydrogen cracking). Secara
umum pengelasan pada material duplex menjadi relatif lebih sulit dan
menambah kehati- hatian yang lebih tinggi daripada bahan lain.

4
3. Sambungan Pipa (Roy & Purba, 2008)

Dalam pemakaian pipa, banyak sekali diperlukan sambungan, baik


sambungan antara pipa dengan pipa maupun sambungan-sambungan antara
pipa dengan peralatan yang diperlukan seperti katup (valve), instrumentasi,
nozel (nozle) peralatan atau sambungan untuk merubah arah aliran.

Sambungan perpipaan dapat dikelompokan sebagai berikut :

a) Sambungan dengan menggunakan pengelasan

b) Sambungan dengan menggunakan ulir

c) Sambungan dengan menggunakan Flens (Flange)

4. Dasar Perencanaan (Roy & Purba, 2008)

Perencanaan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan


dalam proses pembuatan produk (Darmawan, 2004). Dalam tahap
perencanaan dibuat keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan lain
yang menyusul. Diantara keputusan penting tersebut termasuk keputusan
yang membawa akibat industri tersebut dapat berpertisipasi dalam suatu
pembangunan proyek. Perencanaan memberikan pegangan bagi
pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan
(Imam Soeharto, 1997).Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk
meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat
untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap
aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya
yang ekonomis (Callahan, 1992). Penjadwalan meliputi tenaga kerja,
material, peralatan, keuangan, dan waktu.Dengan penjadwalan yang tepat
maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan,
pembengkakan biaya, dan perselisihan. 2 R.J. Mockler, 1972, Imam
Soeharto (1997) memberikan pengertian tentang pengendalian.
Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk

5
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang
sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar,
menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan
standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar
sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
sasaran. (Prasetyo, n.d.)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pipa :
a) Material apa yang sesuai dengan kondisi kerja (tekanan external/internal,
suhu, korosi, dsb) yang diminta dari sistem perpipaan. Pemilihan material
sangat krusial karena menentukan reliabilitas keseluruhan sistem, faktor
biaya, safeti, umur pakai
b) Standar code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan
yang akan dirancang. Pemilihan standar code yang benar akan menentukan
arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya, reliabilitas,
Safety designe, dan stress analisis.

c) Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa tidak bisa dilakukan secara


sembarangan, atau hanya berdasrakan intuisi. Pemilihan ketebalan pipa
(schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan
ketersediaan stok di pasaran. Pipa dengan schedule 10, 20, 30, mungkin
akan dengan mudah didapatkan di pasaran eropa, tetapi belom tentu dapat
dibeli dengan cepat dan dalam jumlah besar di pasaran Asia.

d) Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama


lain, jenis sambungan dan material sambungan seperti apa yang sesuai.

D. RENCANA KEGIATAN

1. Pengukuran panjang pipa yang akan digunakan

2. Pemotongan dan penguliran pipa dengan mesin RIDGID

3. Pemilihan sambungan yang akan digunakan

4. Pemasangan

6
5. Pengujian

BAB II
PERAKITAN INSTALASI
A. Tujuan

1. Agar mahasiswa memahami cara pembuatan instalasi pipa

2. Agar mahasiswa dapat memiliki gambaran dalam merencanakan


pembuatan instalasi pipa

3. Untuk memenuhi kebutuhan di workshop politeknik Kotabaru

4. Untuk memudahkan penggunaan udara bertekanan oleh dosen, staf,


maupun mahasiswa politeknik Kotabaru.

5. Dan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat atau mesin yang memerlukan


udara bertekanan tinggi dalam pengoprasiannya.

B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum

1) Alat alat yang digunakan pada saat proses pembuatan instalasi pipa adalah
sebagai berikut :

a. Mesin RIDGID

b. Gerinda potong

c. Mesin bor

d. Alat tekuk plat manual

e. Palu

f. Tang

g. Tang Jepit

7
2) Objek praktikum

Gambar 2. 1 Pipa Galvanis


Pratikum pembuatan instalasi pipa bertekanan udara adalah di
WORKSHOP POLITEKNIK KOTABARU.

C. Gambar Kerja

Gambar 2. 2 Gambar Kerja

D. Landasan Teori

1. Pipa
Pipa adalah suatu komponen berbentuk silindris yang digunakan

8
untuk memindahkan 1Iuida bertekanan yang didesain sedemikian rupa
sesuai dengan spesifikasi material tenentu. Dalam dunia industry
perkapalan, biasanya dikenal beberapa istilah sistem perpipaan seperti
piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan disuatu plant, sebagai
fasilitas untuk mengantarkan fluida (cair atau gas) antara satu peralatan ke
peralatan lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak
akan keluar dari satu wilayah plant. Sedangkan pipeline adalah sistem
perpipaan untuk mengantarkan atau mengalirkan fluida antara satu plant
ke plant Iainnya yang biasanya melewati beberapa daerah. Sistem
perpipaan dapat ditemukan yaitu sistem pipa tunggal sederhana sampai
sistem bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah
sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota, sistem pengangkutan
minyak dari sumur ke tandon atau tangki penyimpanan, sistem distribusi
udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses
pengeringan dan Iain sebagainya. Penamaan pipa sering disebut dari jenis
pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa. Diameter pipa sendiri dibagi
dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada yang menamakan
pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan antara diameter luar dan diameter
dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules. Pipa baja dan pipa
besi, kedua jenis pipa ini yang paling banyak digunakan terutama pada
industri-industri perminyakan. (Agung & Suryawan, 2020)
 Jenis pipa air yang banyak digunakan :
Kebanyakan pipa digunakan untuk mengalirkan fluida berupa air.
Sementara untuk fluida gas biasanya digunakan di industri-industri
perminyakan. Berikut ini adalah beberapa jenis pipa air yang banyak
digunakan di Indonesia.
a) Pipa PVC
Jenis pipa yang satu ini banyak digunakan untuk mengalirkan air di
rumah-rumah. Sehingga pipa PVC ini termasuk salah satu jenis pipa yang
paling populer di Indonesia.

9
Pipa ini terbuat dari bahan Polivinil Klorida yang diklaim sebagai zat
yang tidak berbahaya. Dengan begitu pipa PVC ini sangat aman digunakan
untuk saluran air bersih. Selain pemasangannya yang mudah, harga untuk pipa
ini juga relatif lebih murah.
b) Pipa Air HDPE
Jenis pipa yang terbuat dari termoplastik ini mempunyai densitas yang
sangat tinggi dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Keunggulan dari jenis
pipa HDPE ini yaitu tidak mudah rusak, kuat, lentur, dan anti karat.
Elastisitasnya yang tinggi membuat pipa HDPE ini banyak digunakan
sebagai pipa saluran air bersih. Bahkan pipa ini juga sudah banyak digunakan
untuk mengalirkan air bersih rumah tangga.
C) Pipa GALVANIS
Pipa Galvanis terbuat dari bahan besi seng yang kemudian dilapisi oleh
baja. Dibandingkan dengan kedua jenis pipa di atas, pipa galvanis memerlukan
proses pemasangan yang sangat sulit. Bahkan Anda memerlukan teknisi
khusus untuk melakukan pemasangan pipa ini dengan benar. Hal yang paling
sulit untuk memasang pipa ini adalah proses pemotongannya yang lebih
akurat. Sementara untuk pemotongannya sendiri juga diperlukan alat khusus
yang hanya dimiliki oleh teknisi tertentu. Bahkan untuk proses pemasangan
pipa ini juga memerlukan pengamanan.

2. Mesin RIDGID
Mesin Ulir Umumnya di gunakan untuk membuat derat ulir pada
bagian pipa air dan pipa minyak di dalam kilang PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU II PRODUCTION SUNGAI PAKNING Adapun bentuk
Mesin Ulir tipe Ridgid 535 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
(Kurniawan, 2013)

10
Gambar 2. 3 Mesin Ridgid

3. Perakitan

Perakitan adalah proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian


komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.
Perakitan perakitan dimulai bila objek sudah siap untuk dipasang dan
berakhir bila objek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan
juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap
bagian lain atau pasangannya. Pada prinsipnya perakitan dalam proses
manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi
suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan penguji
fungsional, pemisahan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan
penyimpanan untuk pemakaian akhir. (H Kara, 2014)

E. Prosedur Praktikum Atau Langkah-Langkah

a. Pembuatan dudukan pipa

Gambar 2. 4 Dudukan Pipa

11
1. Potong plat dengan panjang 50 cm

2. Garis pada salah satu ujung plat dengan panjang 5 cm sebanyak 3 garis
dan total menjadi 15 cm

3. Tekuk pada bagian yg digarisi mengguanakan mesin tekuk plat hingga


membentuk segi 4 seperti yang dilihatkan pada gambar di bawah.

Gambar 2. 5 Pembuatan Lubang Dudukan Pipa


4. Setelah berbentuk segi empat seperti gambar di atas, lanjut kan
mengaris pada ujung plat yang satunya dengan panjang 5 cm

5. Tekuk plat secara berlawanan dari segi 4 hingga terlihat seperti pada
gambar 2.3.

6. Titik plat pada bagian yang ditekuk 5 cm menggunakan penitik agar


memudahkan dalam membor plat.

7. Selajutnya bor plat pada bagian yang di titiki dengan diameter mata
bor yang dipakai adalah 3 mm, seperti yang dilihatkan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. 6 Pengeboran Plat Dudukan

12
8. Buat sebanyak 7 dudukan pipa dengan prosedur dan langkah-langkah
diatas.

b. Pembuatan ulir pada pipa

Gambar 2. 7 Pembuatan Ulir


1. Langkah awal pembuatan ulir menggunakan mesin ridgid yaitu dengan
memposisikan mesin agar memudahkan pipa untuk di masukkan dan
dikeluarkan pada mesin ridgit.

2. Jika mesin sudah dalam posisi baik langkah selanjutnya yaitu hidupkan
mesin dengan menyucuk kabel mesin pada stop kontak

3. Masukkan pipa pada bagian tengan mesin

4. Sesuaikan panjang pipa yang keluar, lalu cekam pipa dengan kuat agar
pada saat proses penguliran pipa tidak berputar, seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. 8 Penyetelan Panjang Pipa

13
5. Sebelum melakukan penguliran ratakan terlebih dahulu ujung pipa
yang akan dilakukan penguliran, seperti yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2. 9 Pemotongan Pipa


6. Setelah pemotongan selesai lakukan perataan pada lubang pipa, karena
pada saat pemotongan pipa biasanya terjadi penyempitan pada lubang
pipa, oleh karena itu lakukan perataan pada pipa menggunakan mata
yang sudah ada pada mesin ridgit.

7. Jika semua sudah rata pada lubang dan sisi depan pipa, maka langkah
selanjutnya adalah dengan membuat ulir pada pipa yaitu denga
mengganti mata menggunakan mata ulir yang sudah ada pada mesin
ridgit.

8. Masukkan pipa pada mata ulir dan atur putaran yang akan di gunakan.
Lalu lakukan penguliran dan dengan memperhatikan pemakanan pada
saat penguliran dan panjang pipa yang akan di ulir, seperti yang
ditunjukan pada gambar dibawah ini.

14
Gambar 2. 10 Proses Penguliran
9. Lakukan penguliran pada kedua sisi ujung pipa dan pipa satunya lagi
dengan panjang pipa 3 m untuk sambungan kebawah pada ujung pipa
untuk menyalurkan angin ke mesin bubut.
c. Pemasangan pipa

Gambar 2. 11 Pemasangan Pipa


1. Langkah awal penyambungan pipa adalah dengan memasang terlebih
dahulu dudukan pipa agar memudahkan dalam proses penyambungan
dan pemasangan pipa.

2. Pemasangan dudukan pipa gunakan mesin bor dengan mata obeng plus
(+)

3. Tekan baut menggunakan mesin bor, maka baut akan berputar dan
mengikat pada bagian plafon, perhatikan pada saat pemasangan baut,
karena plafon terbuat dari bahan kasibut. Oleh karena itu pasang baut

15
di daerah kayu di sela-sela kasibut.

4. Jika dudukan pipa sudah terpasang semua, maka selanjunya pemberian


sheltipe pada semua sambungan ulir agar mencegah terjadinya
kebocoran pada sambungan, seperti yang dilihatkan pada gambar
dibawah.

Gambar 2. 12 Pemberian Sealtape


5. Setelah sheltipe terpasang pada setiap ulir maka selanjutnya
penyambungan pada pipa yang sudah kaka tingkat lakukan dengan
pipa yang kelompok kami kerjakan.

6. Lakukan penyambungan dan pemasangan pipa secara gotong royong


bersama kelompok agar memudahkan proses penyambungan dan
pemasangan pada pipa.

d. Pemasangan katup-katup pada pipa

1. Pemasangan katup

Pemasangan katup-katup pada setiap ujung pipa untuk disalurkan pada


alat-alat dan mesin yang ada di workshop politeknik Kotabaru
diantaranya :

a) Pada ruang mesin CNC

b) Pada ruang mesin produksi ( bubut, milling )

c) Pada area mesin pressure spot weldig ( las titik)

16
d) Pada ruang tengah area workshop

e) Pada area parkir motor dosen dan staf politeknik Kotabaru.

Gambar 2. 13 Katup
2. Pemasangan pressure gauge

Pemasangan pressure gauge dilakukan untuk mengetahui tekanan


angin yang ada pada pipa, dan sebagai otomatis manyala dan matinya
kompresor.

Sebelum pemasangan pressure gauge harus terlebih dahulu


memberi shaltape agar mencegah tercadinya kebocoran.

Gambar 2. 14 Pressure Gauge

17
3. Pemasangan Globe valve ¼ in

Karena Globe valve pada kompresor sebelumnya sudah rusak


(bocor) maka perlu dilakukannya pergantian dengan yang baru, karena
tekanan angin yang diperlukan cukup besar, oleh karena itu tidak boleh
ada kebocoran pada setiap katup.

Sebelum melakukan pemasangan pada Globe valve pada


kompresor agar terlebih dahulu memberi sheltape agar mencegah
terjadinya kebocoran, mengingat tekanan angin sangat besar.

Gambar 2. 15 Globe Valve


F. Data Hasil Praktikum

a. Pemasangan pipa

b. Pemasangan katup

c. Pemasangan pressure gauge

d. Pemasangan selang pada mesin pressure spot weldig ( las titik)

e. Pemasangan Globe valve ¼ in

G. Kesimpulan

adapun kesimpulan yang kami didapat setelah melakukan ptaktikum


pembuatan pada instalasi pipa:

1. Pentingnya pemilihan jenis pipa yang digunakan

18
2. Pentingnya pembacaan gambar

3. Harus memahami cara kerja mesin ridgid dalam proses pemotongan,


kerataan lubang pipa dan penguliran pada pipa

4. Harus mengetahui jenis sambungan yang digunakan

5. Pentingnya sheltape dalam menyumbat kebocoran pada sambungan

6. Mampu bekerja sama (teamwork) maupun individual.

19
BAB III
PENGUJIAN INSTALASI
A. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah pipa sudah terpasang dengan baik

2. Untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran pada pipa, katup, dan


sambungan

3. Untuk mengetahui kapasitas tekanan udara yang dapat ditampung

4. Untuk mengetahui seberapa baik proses praktikum yang dilakukan oleh


mahasiswa

B. Daftar Alat Dan Objek Praktikum

1. Alat alat yang digunakan pada saat kegiatan bongkar pasang pompa adalah
sebagai berikut :

a. Kompresor

b. Pressure gauge

c. Air sabun

2. Objek praktikum
Adapun spesifikasi dari objek yang dilakukan pembongkaran dan
perawatan adalah sebagai berikut :

C. Gambar Kerja

20
Gambar 3. 1 Pipa
D. Landasan Teori

1. Sistem Instalasi Perpipaan

Sistem Instalasi Pipa Pipa adalah suatu batang silinder berongga


yang dapat berfungsi untuk dilalui atau mengalirkan zat cair, uap, gas
ataupun zat padat yang dapat dialirkan, yaitu berjenis serbuk/tepung.
Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair, gas
maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan
mempertimbangkan efek, temperature dan tekanan fluida yang dialirkan,
lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Sistem instalasi pipa adalah
sebuah system instalasi atau aliran yang terdiri dari susunan pipa-pipa
yang berfungsi mengalirkan fluida. Gambar 3. merupakan salah satu
contoh system instalasi pipa. Sistem pipa merupakan suatu system yang
digunakan untuk mengalirkan fluida ke tempat kerja. Pada system instalasi
pipa biasanya terdapat sambungan-sambungan pipa seperti sambungan
elbow 900, tee line, tee branch, reducer, ball valve, aliran cabang.
(Bengkalis, n.d.)

Gambar 3. 2 Instalasi Pipa


2. Kompresor

Kompresor adalah mesin untuk memapatkan udara atau gas.


Kompresor udara biasanya menghisap udara atmosfer. Namun ada pula
yang menghisap udara atau gas bertekanan lebih tinggi dari tekanan

21
atmosfer. Kompresor bekerja sebagai penguat atau booster, sebaliknya
kompresor ada pula yang menghisap gas yang bertekanan lebih rendah
daripada tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor dibuat pompa vakum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari sebuah sistem yang
menggunakan udara bertekanan antara lain adalah suhu, kelembaban
udara, tekanan, bentuk pipa serta aksesoris. Kompressor digunakan
sebagai media yang menghasilkan udara bertekanan yang akan
dimanfaatkan untuk proses pengecatan.

Gambar 3. 3 Kompresor
3. Udara bertekanan dan gas O2

22
Gas O2 Gas O2 (oksigen) merupakan salah satu gas yang digunakan
dalam proses pengelasan dan pemotongan plat baja. Baik pengelasan atau
pun pemotongan plat gas yang digunakan diantaranya gas acetylene dan
gas O2. Tabung oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas
acetylene. Isi gas dalam tabung berbanding lurus dengan tekanan, makin
besar tekanan makin banyak isi di dalamnya. Tabung gas O2 (oksigen)
biasanya diberi tanda dengan warna yaitu berwarna biru. (Bengkalis, n.d.)

Gambar 3. 4 tabung tekanan


4. Pengujian

pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk rnengukur


dan menilai unjuk kerja suatu instalasi. Menurut kamus umum, pengujian
adalah penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan atau
kemampuan dari responden (produk/benda yang diuji). Menurut IEC,
pengujian produk dapat dibagi menjadi 5, yaitu:

a) Pengujian Jenis (Type Test)

Uji jenis ialah pengujian yang lengkap untuk menentukan apakah


hasil produksi telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan dalam standar ini.

b) Pengujian Rutin (Routine Test)

Uji rutin ialah pengujian yang dilakukan secara rutin yang


ditentukan dalam standar ini pada setiap hasil produksi oleh produsen.
Pengujian ini harus dilakukan oleh pabrik pembuat terhadap setiap
hasil produksi.

23
c) Pengujian Contoh (Sample Test)

Uji contoh ialah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-


contoh yang diambil dari satu kelompok hasil produk untuk
menentukan apakah kelompok tersebut mempunyai sifat-sifat yang
sama dengan uji jenis (Type Test) produk tersebut seperti yang
ditentukan dalam standar kontrak.

Pengujian ini umumnya dilaksanakan pada saat serah terima


barang, pengujian ini sebagai verifikasi terhadap hal-hal yang
seharusnya telah dilaksanakan oleh pabrik pembuat. Pengambilan
contoh-uji dan kriteria penilaian uji serah terima sesuai aturan standar.

d) Pengujian Khusus (Special Test)

Yaitu pengujian yang dilakukan sesuai kesepakatan antara


penjual dan pembeli, karena menyangkut waktu (lama), biaya (mahal)
dan resiko (rusak). Contoh : Pengujian temperature rise Trafo, Tangen
Delta.

e) Uji sesudah Instalasi (Test After Installation)

Yaitu pengujian yang dilakukan setelah produk dipasang


ditempat, untuk membuktikan bahwa produk dan atau sistem bekerja
(berfungsi) seperti yang direncanakan, setelah mengalami bermacam
kondisi perubahan termasuk goncangan transportasi.

Didalam kenyataan ada beberapa peralatan yang tidak dapat diuji


dilapangan sehingga harus di uji di pabrik. Jenis peralatan, item uji dan
waktu pengujiannnya harus di tulis di dalam kontrak. Pengujian ini
biasanya disebut dengan Factory Acceptance Test (FAT), yaitu
pengujian serah terima yang dilakukan di pabrik. Pengujian ini dapat
meliputi pengujian rutin (routine test) dan pengujian khusus (special
test).

24
Pengujian dilakukan atas masing-masing jenis alat, atas berbagai
bagian sistem plambing dan pengujian atas fungsi dan kelakuan dari
seluruh sistem setelah selesai pemasangan. (Prasetyo, n.d.)

E. Prosedur Praktikum

1. Pengisian udara bertekanan menggunakan kompresor

2. Pemeriksaan menggunakan air sabun untuk mendeteksi terjadinya


kebocoran, diantaranya :

a) Katup-katup

b) Sambungan-sambungan

F. Hasil Perbaikan

setelah pengujian dilakukan adapun hasil perbaikan yang dilakukan yaitu


perbaikan pada katup-katup, dan perbaikan pada sambungan pipa. Langkah
perbaikan yang dilakukan yaitu :

1. membongkar ulang semua katup dan sambungan, baik dari katup dan
sambungan pipa yang kami kerjakan dengan katup-katup serta sambungan
pipa yang dikerjakan oleh kaka tingkat.

2. Setelah semua terbongkar, lapisi semua ulir katup – katup dan semua ulir
sambungan pada pipa menggunakan shiltape

3. Gunakan sheltape pada ulir sesuai kebutuhan agar tidak terjadi kebocoran
lagi yang bisa mengakibatkan pembongkaran ulang

4. Hindari penggunaan sheltape yang berlebihan sehingga menutupi ulur dan


sambungan tidak bisa terpasang (gunakan sesuai kebutuhan)

G. Analisis Data

Analisis data yang didapat setelah melakukan pengujian kedua adalah :

1) Kesalahan pembelian pressure gauge menyebabkan analisis data tekanan


pada pipa tidak dapat dilakukan, karena prussure gauge yang terpasang
hanya sampai 6 bar, sedangkan kapasitas yang dibutuhkan adalah pressure

25
gauge dengan kapasitas tekanan sampai 16 bar. Akibatnya pada saat
pengujian arah jarum berputar sampai ke titik 0 lagi.

2) Data untuk katup-katup dan sambungan sudah terpasang dengan baik dan
tidak ada terjadi kebocoran setelah perbaikan dilakukan, dan dapat
digunakan dengan baik.

H. Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakukan, adapun kesimpulan yang dapat diambil
yaitu sebagai berikut :

1. Pentingnya untuk memilih jenis pipa yang harus digunakan sesuai dengan
kebutuhan

2. Sheltape memiliki peran penting dalam sambungan-sambungan untuk


mencegah terjadinya kebocoran

3. Pentingnya untuk selalu melakukan pengecekan pada sambungan dan


katup, seperti yang kita alami pada instalasi pipa sebelumnya yang dibuat
oleh kaka tingkat, terdapat banyak kebocoran yang mengakibatkan
melakukan overhoul pada pipa tersebut.

4. Harus bisa bekerja sama (teamwork) agar memudahkan dalam proses


perencanaan, pembuatan serta pengujian.

5. Penting nya bekerja sama, jangan mengandalkan teman, kita sama-sama


belajar ingin bisa.

26
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A., & Suryawan, A. (2020). Perpipaan.


Bengkalis, P. N. (n.d.). Seminar Nasional Industri dan Teknologi
(SNIT), Politeknik Negeri Bengkalis.
H Kara, O. A. M. A. (2014). Laporan Praktek DVD Universitas
semarang. Pembahasan Kerja Praktek, 7(2), 107–115.
Kurniawan, U. (2013). LAPORAN KERJA PRAKTEK
PREVENTIVE MESIN ULIR RIDGID 535 DI AREA WORK
SHOP PT. In Implemtasi SMK3 (Vol. 4, Issue 2).
https://www.slideshare.net/mmufidluthfi/laporan-kerja-praktek-
tokopedia-muhammad-mufid-luthfi
Prasetyo, C. H. (n.d.). SISTEM PLUMBING SISTEM PLUMBING.

27
Roy, J., & Purba, D. (2008). PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN
AIR BERSIH HOTEL JAYAKARTA WATER PIPING DESIGNING
AT JAYAKARTA HOTEL SCIENCE AND TECHNOLOGY
FACULTY.

28

Anda mungkin juga menyukai