Anda di halaman 1dari 6

HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING ‘18

BAB XIII
JARINGAN PIPA SISTEM PARALEL

13.1 Tujuan Percobaan


Menentukan karakteristik percobaan jaringan pipa diameter berbeda yang
dipasang secara paralel.

13.2 Alat – Alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan


13.2.1 Alat – Alat Percobaan
1. Bangku kerja hidrolik
2. Alat jaringan pipa
3. Stopwatch

13.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 13.1 Alat jaringan pipa dan bangku kerja hidrolik


(Sumer : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2018)
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING ‘18

Gambar 13.2 Alat jaringan pipa dan bangku kerja hidrolik


(Sumer : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2018)

Gambar 13.3 Bangku Kerja Hidrolika


(Sumer : Lab. Mekanika Fluida & Hidrolika, FT-UNTAD, 2018)

Gambar 13.4 Stopwatch


(Sumber : Dokumentasi Praktikum)
13.3 Teori Dasar
HIDROLIKA
Aliran pipa adalah aliran cairan melalui pipa, tidakCIVIL ENGINEERING
berhubungan ‘18
dengan
udara luar, alirannya permanen (debit pada tiap penampang tetap). Sistem
perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari suatu tempat ketempat
yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua
tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena
adanya pompa.

Gambar 13.5 Jaringan pipa sistem paralel


(Sumber : https://www.google.co.id/search?rangkaian+pipa+paralel)

Dalam suatu jaringan pipa yang dipasang secara paralel dengan diameter
(D1, D2, D3, D4) dan panjang (L1, L2, L3, L4), kehilangan tinggi tekan h dari A ke B
sama saja untuk masing-masing jalur yang dilaluinya.
...(13.1)
Dan debit total adalahhA-B = h1 +
jumlah h2 + hdari
debit 3 + masing-masing
h4 pipa.

Qt = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
...(13.2)

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

1
Q= π (D12.V1 + D22.V2 + ...(13.3)
4
Persamaan energi :
...(13.4)
H = hf1 = hf2 = hf3
Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING ‘18
l1
H = f1 . ...(13.5)
D2
Panjang pipa ekuivalen ditentukan dengan cara yang sama seperti hubungan
seri. Dari persamaan (13.2) didapat :

π
Q= √2 g ¿½. H1/2 ...(13.6)
4

Suhu Berat Jenis Kerapatan Viskositas


(0C) N kg N dt
( 3) ( 3) ( 2 )
m m m
20 9789 998,2 1,005.10−3
25 9778 997,1 0,894. 10−3
30 9764 995,7 0,801. 10−3
35 9749 994,1 0,723. 10−3
40 9730 992,2 0,656. 10−3

Tabel 13.1 Sifat-sifat Fisika Air


(Sumber : https://www.google.com/search?q=tabel+sifat-sifat+fisika+air)

13.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan


13.4.1 Prosedur Percobaan
1. Merakit perangkat percobaan untuk empat pipa yang dipasang secara
paralel.
2. Mengalirkan debit air dan mencatat kehilangan tinggi tekan kebutuhan
pembacaan kehilangan tinggi tekan hA-B dari pembacaan manometer.
3. Menghitung debit air Qt yang mengalir dengan volumetric flow pada
selang waktu tertentu.
4. Mengulangi percobaan diatas untuk debit yang berbeda dengan selisih
debit yang hampir sama. Melakukan percobaan minimal lima kali.
13.4.2 Prosedur Perhitungan
a. Menentukan volume (V)
b. Menghitung waktu rata-rata (t́ )

t 1+t 2 +t 3
c. Menghitung
t́=Debit
3
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING ‘18
V
Qt =

d. Menghitung Head loss (hA-B)

Head Loss
h A −B = × 13.6
e. Menentukan debit Q1,10
Q2, Q3, dan Q4 berdasarkan grafik.

13.7 Analisis Grafik


1. Grafik hubungan Qt dengan hA-B
a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 2, 4 dan 5 serta
mengabaikan titik 1 dan 3.
b. Bentuk grafik yang diperoleh yaitu linear.
c. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai Qt berbanding lurus dengan nilai
hA-B, artinya semakin besar nilai Qt maka semakin besar nilai hA-B.

2. Grafik hubungan ∑Q dengan hA-B


a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 1, 3 dan 5 serta
mengabaikan titik 2 dan 4.
b. Bentuk grafik yang diperoleh yaitu terbuka ke atas.
c. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai ∑Q berbanding lurus dengan nilai
hA-B, artinya semakin besar nilai ∑Q maka semakin besar nilai hA-B.
HIDROLIKA CIVIL ENGINEERING ‘18

13.8 Kesimpulan Dan Saran


13.8.1 Kesimpulan
a. Nilai debit aliran yang diperoleh dari nilai pengukuran seharusnya
sama dengan yang diperoleh dari penjumlahan debit dari grafik
dengan debit, tetapi berdasarkan hasil hitung ΣQ ≠ Qt .
Yaitu ΣQ berkisar antara 425 – 1627,5 cm3/detik sedangkan Qt
berkisar antara 61,369 – 195,695 cm3/detik.
Hal ini terjadi mungkin dikarenakan :
~ Voltase listrik yang tidak stabil.
~ Kondisi alat yang kurang baik.
~ Ketelitian dalam pengukuran.
b. Nilai hA-B berkisar antara 2,72 – 80,24 cm.
13.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan pengukuran, kalibrasi manometer terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengukuran.
2. Dalam praktikum harus teliti dan cermat dalam pembacaan alat
ukur agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan
kesalahan perhitungan.
3. Kerja sama dalam kelompok sangatlah dibutuhkan untuk kelancaran
pelaksanaan praktikum.
4. Sebaiknya ada pembaruan alat praktikum dalam laboratorium agar
praktikum tidak mengalami kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai