Anda di halaman 1dari 49

HIDROLIKA

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

Pengertian
Aliran Melalui Lubang
Lubang adalah bukaan pada dinding atau
dasar tangki dimana zat cair mengalir
melaluinya.
Lubang tersebut bisa berbentuk segi
empat, segi tiga, ataupun lingkaran. Sisi
hulu lubang tersebut bisa tajam atau
dibulatkan.
Karena kemudahan dalam pembuatan, lubang
lingkaran dengan sisi tajam adalah yang paling
banyak digunakan untuk pengukuran zat cair.
Menurut ukurannya lubang dapat dibedakan menjadi
lubang kecil dan besar.
2

Pengertian
Aliran Melalui Peluap
Pada lubang besar, apabila sisi atas dari
lubang tersebut berada di atas permukaan
air di dalam tangki, maka bukaan tersebut
dikenal dengan peluap.
Peluap ini juga berfungsi sebagai alat ukur
debit aliran, dan banyak digunakan pada
jaringan irigasi.
Peluap dengan ukuran yang besar disebut bendung,
yang selain sebagai pengukur debit, dalam jaringan
irigasi juga berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air.
Tinjauan hidraulis bendung adalah sama dengan peluap.
Peluap biasanya terbuat dari plat, sedang bendung
terbuat dari beton atau pasangan batu.
3

Koefisien Debit Pada Aliran


Melalui Lubang
Setelah melewati lubang pancaran
air mengalami kontraksi, yang
ditunjukkan
oleh
penguncupan
aliran.
Kontraksi maksimum terjadi pada
suatu tampang sedikit disebelah
hilir lubang, dimana pancaran
kurang lebih horisontal.
Tampang
dengan
kontraksi
maksimum tersebut dikenal dengan
vena kontrakta.

Koefisien Debit Pada


Aliran Melalui Lubang
Pada aliran zat cair melalui lubang, terjadi kehilangan
tenaga yg menyebabkan beberapa parameter aliran akan
lebih kecil dibanding pada aliran zat cair ideal, yang dapat
ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien
kontraksi, koefisien kecepatan, dan koefisien debit.
Koefisien
kontraksi
(Cc)
adalah
perbandingan antara luas tampang
aliran pada vena kontrakta (ac) dan
luas lubang (a) yang sama dengan
tampang aliran zat cair ideal.
Cc = ac / a
Koefisien kontraksi tergantung pada
tinggi energi, bentuk dan ukuran
lubang, dan nilai reratanya adalah
sekitar Cc = 0,64.
5

Koefisien Debit Pada


Aliran Melalui Lubang
Perbandingan antara kecepatan nyata aliran pada vena
kontrakta (Vc) dan kecepatan teoritis (V) dikenal dengan
koefisien kecepatan (Cv).

kecepatan nyata pada vena kontrakta Vc

Kecepatan Teoritis
V
Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi
lubang (lubang tajam atau dibulatkan) dan tinggi energi.
Nilai rerata dari koefisien kecepatan adalah Cv = 0,97.
Koefisien debit (Cd)
Debit Nyata
kecepatan nyata x luas nyata tampang aliran
Cd

Debit Teoritis
kecepatan teoritis x luas lubang
Vc Ac
Cd
x
CvxCc
V
a
Cv

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS

Dengan mengasumsikan bahwa zat cair


adalah ideal. Tekanan pada lubang adalah
atmosfer.
Untuk zat cair yang mengalir melalui
lubang kecil dari suatu tangki dengan
Pusat lubang terletak pada jarak H dari
muka air. Kecepatan zat cair pada titik
tersebut
dapat
dihitung
dengan
menggunakan persamaan Bernoulli pada
permukaan zat cair di kolam dan di
lubang.
P1 v12
P 2 v22
Z1
Z2
2g
2g

Z1
2
Z2

Karena P1 dan P2 tekanan atmosfir = 0


dan V1 = 0, persamaan diatas menjadi:
7

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS
v22
Z1 Z 2
v22 2.g .( Z 1 Z 2)
2g
v2 2.g .H
Rumus tersebut menunjukkan kecepatan aliran teoritis pada zat
cair ideal. Pada zat cair riil, terjadi kehilangan tenaga yang
disebabkan oleh kekentalan (adanya vena kontrakta). Untuk itu
perlu dimasukkan koefisien kecepatan (Cc), sehingga :

Vc Cv.V2 Cv 2 gH
Debit aliran Q ( ac ).(Vc ) (Cc.a ).(Cv 2 gH )
Q Cc.Cv.a. 2 gH

- - Q Cd .a. 2 gH

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS
Contoh 1:
Diket:
Air mengalir melalui lubang dengan diameter 5 cm dan tinggi energi
10 m.
Hitung
Debit nyata dan kecepatan nyata pada vena kontrakta apabila Cd =
0,6 dan Cv = 0,9
Penyelesaian
Luas lubang : a = (0,05) = 0,0019635 m
Debit teoritis : Qt = a V = a (2gH) = 0,0019635 (2 .9,81.10) =
0,0275 m3/dtk = 27,5 l/dtk
Debit nyata : Q = Cd Qt = 0,6 x 27,5 = 16,5 l/dtk
Kecepatan teoritis : Vt = (2gH) = (2.9,81.10) = 14,0 m/dtk
Kecepatan nyata : V = Cv.Vt = 0,9 x 14,0 = 12,6 m/dtk
9

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS
Contoh 2:
Diket:
Suatu lubang berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 cm berada
pada sisi tegak tangki. Tinggi muka air di atas pusat lubang adalah
1,00 m. Lintasan pancaran air melalui suatu titik yang terletak pada
jarak horisontal 35 cm dan vertikal ke bawah sebesar 3,5 cm dari
pusat vena kontrakta. Debit aliran yang diperoleh dengan mengukur
air yang tertampung di dalam tangki adalah 1,35 l/dtk..
Hitung
Tentukan koefisien kecepatan, koefisien debit, dan koefisien kontraksi
lubang
Penyelesaian
Garis horisontal yang melalui pusat lubang dianggap sebagai garis
refensi. Apabila kecepatan pada vena kontrakta adalah V, maka :
10

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS
Contoh 2:
x = V.t dan y = gt
Eliminasi t dari kedua persamaan di atas akan menghasilkan:

Rumus Koefisien kecepatan:

.........(1)
..... (2)

Substitusi persamaan (1) ke dalam persamaan (2) akan menghasilkan

11

1. ALIRAN MELALUI LUBANG


KECIL BEBAS
Contoh 2:
Debit teoritis:

Debit nyata : Q = 0,00135 m/dtk


Koefisien debit : Cd = (Q / Qt) = (0,00135 / 0,00217) = 0,622
Oleh karena : Cd = Cc x Cv
Maka : Cc = Cd / Cv = (0,622 / 0,935) = 0,665

12

2. ALIRAN MEMALUI LUBANG KECIL


TERENDAM

Apabila permukaan zat cair pada lubang


keluar adalah di atas sisi atas lubang,
maka lubang disebut terendam.
Dengan
menggunakan
persamaan
Bernoulli antara titik 1 dan 2 yang berada
pada sumbu lubang, maka :
P1 v12
P 2 v22
Z1
Z2
2g
2g
P1
P1
Oleh karena : V1 0; H1 ; H2 dan Z1 Z2

v22
Maka H 1 0 H 2
atau V2 2 g ( H 1 H 2)
2g
Debit melalui lubang terendam Q Cd .a. 2 g ( H 1 H 2)
Dimana Cd koef. Debit; dan a Luas Lubang
13

3. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


BEBAS

Tangki
dengan
lubang
besar
berbentuk
segi
empat dengan lebar b dan
tinggi d, mengalirkan debit
secara bebas ke udara luar
(tekanan atmosfer). Elevasi
permukaan zat cair di
dalam
kolam
adalah
konstan sebesar H dari
sumbu lubang.
Distribusi kecepatan pada
vena kontrakta CC adalah
sebanding dengan akar
kedalaman
pada
setiap
titik.

V Cv. 2 gh
Debit aliran dQ Cd . b . dh . 2 gh

14

3. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


BEBAS

Apabila zat cair mempunyai


persamaan diatas menjadi :

kecepatan

datang

15

Vo

maka

3. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


BEBAS
Contoh:
Lubang besar berbentuk segi empat dengan lebar 1,0 m dan kedalaman 0,5m, mengalirkan air dari suatu tangki. Apabila elevasi muka air
di dalam tangki adalah 5,0 m di atas sisi atas lubang, hitung debit
aliran. Koefisien debit 0,6
Penyelesaian:
H1 = 5,0 m, H2 = 5,0 + 0,5 = 5,5 m
Debit aliran dapat dihitung dengan rumus :

2
x 0,6x1.0x 2x 9.8x (5.5 5.0) 3.44 m 3 / dt
3

16

4. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


TENGGELAM

Apabila elevasi permukaan zat cair sebelah hilir berada di atas sisi
atas lubang maka aliran disebut melalui lubang terendam. Pada
kondisi ini penurunan rumus debit aliran dilakukan seperti pada
lubang kecil yang terendam.
Rumus debit aliran melalui lubang besar yang terendam adalah

17

4. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


TENGGELAM
Contoh
Lubang besar berbentuk segi empat dengan lebar 1,0 m dan tinggi
0,5 m. Elevasi muka air di sebelah hulu lubang adalah 3,0 m di atas
sisi atas lubang. Aliran adalah terendam dengan elevasi muka air
disebelah hilir adalah 2,0 m diatas sisi atas lubang. Koefisien debit
0,62. Hitung debit aliran.
Penyelesaian
H1 = 3,0 m; H2 = 3,0 + 0,5 = 3,5 m
H = 3,0 2,0 = 1,0 m
Debit aliran dihitung dengan rumus :

18

5. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


TERENDAM SEBAGIAN

Apabila elevasi muka air hilir berada di atas sisi bawah lubang dan
di bawah sisi atas maka aliran disebut melalui lubang terendam
sebagian. Analisanya merupakan gabungan antara aliran melalui
lubang terendam dan lubang bebas.
Rumus debit aliran melalui lubang besar yang terendam sebagian
adalah :

19

5. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


TERENDAM SEBAGIAN
Soal:
H1=3.0 m
Hitung debit aliran melalui lubang dengan
lebar 2,0 m dan tinggi 2,0 m. Elevasi
H =4.0 m
muka air pada sisi hulu adalah 3,0 m di
H2 =5.0 m
atas sisi atas lubang dan elevasi muka air
hilir adalah 1 m di atas sisi bawah lubang.
Koefisien debit 0,62.
Penyelesaian
H1 = 3,0 m
H2 = 3,0 + 2,0 = 5,0 m
1.0 m
H = 3,0 + 1,0 = 4,0 m
Aliran melalui setengah tinggi lubang bagian atas dapat ditinjau
sebagai lubang bebas, sedangkan setengah bagian bawah adalah
aliran tergenang, sehingga debit aliran adalah :
20

5. ALIRAN MEMALUI LUBANG BESAR


TERENDAM SEBAGIAN
H1=3.0 m

H2 =5.0 m

Sehingga Q total adalah :


Q = Q1 + Q2
= 10,3 + 11,0 = 21,3 m3/dtk

1.0 m

21

H =4.0 m

6. ALIRAN MELALUI SATU TANGKI

Suatu tangki dengan tampang lintang seragam A yang


mengalirkan zat cair melalui lubang dengan luas a yang terletak
pada dasarnya seperti ditunjukkan dalam gambar
Kecepatan aliran bila kedalaman air dalam tangki adalah h, maka:

Debit melalui lubang:


Untuk interval waktu dt volume zat
cair yang keluar dari tangki adalah
dV = Q.dt
... (1)
Selama interval waktu dt tersebut
permukaan zat cair turun sebesar dh
sehingga pengurangan volume zat
cair di dalam tangki adalah :
dV = A dh .......................... (2)

22

6. ALIRAN MELALUI SATU TANGKI

Dengan menyamakan kedua bentuk


perubahan volume zat cair tersebut
(persamaan (1) dan (2)), maka di
dapat bentuk berikut ini

Waktu yang diperlukan untuk menurunkan zat cair dari ketinggian H1 menjadi
H2 di dapat dengan mengintegrasikan
persamaan di atas dengan batas H1 ke H2.

23

6. ALIRAN MELALUI SATU TANGKI

Oleh karena H1 lebih besar dari H2 maka

Apabila tangki dikosongkan maka H2 = 0


sehingga persamaan diatas menjadi:

24

6. ALIRAN MELALUI SATU TANGKI


Contoh:
Kolam renang dengan panjang 20 m dan lebar 10 m mempunyai
kedalaman air 1,5 m. Pengosongan kolam dilakukan dengan membuat
lubang seluas 0,25 m2 yang terletak didasar kolam. Koefisien debit
0,62.
Hitung waktu yang diperlukan untuk mengosongkan kolam.
Penyelesaian
Luas kolam renang : A = 20 x 10 = 200 m2; Luas lubang : a = 0,25 m2
Kedalaman air awal : H1 = 1,5 m
Waktu yang diperlukan untuk mengosongkan kolam dihitung dengan
persamaan:

25

6. ALIRAN MELALUI SATU TANGKI


Contoh:
Tangki dengan luas tampang 5 m2 mempunyai lubang berbentuk
lingkaran dengan diameter 10 cm. Sebelum terjadi pengaliran melalui
lubang, elevasi muka air adalah 10 m di atas lubang.
Koefisien debit 0,62.
Hitung elevasi muka air setelah pengaliran selama 5 menit.
Penyelesaian
Luas lubang : a = p (0,1)2 = 0,007854 m2
Penurunan muka air setelah pengaliran selama 5 menit dapat dihitung
dengan rumus :

26

7. ALIRAN MELALUI DUA TANGKI

Dua tangki dengan luas penampang


A1 dan A2 seperti yang ditunjukkan
dalam gambar. Lubang antara dua
tangki adalah terendam.
Bila perbedaan elevasi permukaan
zat cair di kedua kolam adalah H
maka debit aliran adalah :

Dalam satu interval waktu dt


volume zat cair yang mengalir
adalah: dV = Q.dt
...... (1)
27

7. ALIRAN MELALUI DUA TANGKI

Selama dt permukaan zat cair di tangki I turun sebesar dh, karena


pengurangan volume tangki I = penambahan volume tangki II,
maka kenaikkan permukaan zat cair di kolam II selama waktu dt
adalah:

Perubahan selisih permukaan zat cair di kedua tangki adalah:dH=dy+dh

Pengurangan volume air di kolam I dalam waktu dt adalah


dV = A1 dh atau dV = ....................................... (2)

Dengan menyamakan persamaan (1) dan (2) akan diperoleh

28

7. ALIRAN MELALUI DUA TANGKI

Integrasi dari persamaan tersebut di atas dengan batas H1 sampai


H2 :

Salah dibetulkan dulu

29

ALIRAN MELALUI AMBANG


notch adalah bukaan disisi tangki dimana permukaan
zat cair dalam tangki dibawah sisi atas bukaan dan
biasanya dibuat dari plat logam guna mengukur besarnya
debit untuk saluran kecil (laboratorium).
Ambang atau weir adalah nama lain dari bangunan dari
beton atau pasangan batu yang dibangun melintang
sungai guna meninggikan muka air di sebelah hulu
ambang dan memungkinkan air yang lebih melimpah
diseluruh panjang ambang ke arah hilir. Weir juga bisa
digunakan untuk mengukur debit dalam saluran atau
sungai.

30

KLASIFIKASI NOTCH:
Didasarkan pada bentuk bukaan:
Rectangular notch persegi
Triangular (V-notch) segitiga terbalik /bentuk V
Trapezoidal notch trapesium
Parabolic notch, parabola
Stepped notch berjenjang
Berdasarkan efek pada air yang melimpah yang
ditimbulkan oleh sisi notch:
Notch dengan konstraksi
Notch tanpa kontaksi atau notch tertekan.

31

KLASIFIKASI WEIR (1/2)


Berdasarkan bentuk bukaan ambang:
Ambang persegi (Rectangular weir),
Ambang Segitiga (Triangular weir)
Ambang Trapesium (Trapezoidal weir)

Berdasarkan bentuk puncak ambang:


Ambang
Ambang
Ambang
Ambang

tajam (Sharp crested weirs),


sempit (Narrow crested weirs),
Lebar (Broad crested weirs)
lengkung (Ogee shaped weirs)

32

KLASIFIKASI WEIR (2/2)


Berdasarkan efek sisi ambang pada aliran
yang melimpah diatasnya:
Ambang dengan kontraksi (Weir with end
constraction)
Ambang tanpa kontraksi (weir without end
constraction or suppressed weir).

Berdasarkan kondisi alirandiatas ambang:


Ambang aliran bebas (Freely discharging weirs)
Ambang aliran tenggelam (Submerged weirs)
33

ALIRAN DIATAS AMBANG TAJAM


PERSEGI (SHARP CRESTED WEIR atau
NOTCH)
Pada ambang tajam: L adalah panjang ambang, dan H adalah
tinggi muka air diatas ambang.
Nappe

Tinggi air diatas ambang atau weir atau


Noth, H

Tinggi Ambang atau weir atau notch,


p

34

KLASIFIKASI AMBANG TAJAM


Ambang tajam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan bentuk ambang

1)
2)
3)

Rectangular
Triangular
Trapezoidal

rectangular
trapezoidal

triangular

2. Berdsarkan elevasi muka air di hilir:


1) Ambang aliran bebas (free flow weir), bila muka air di hilir.
2) Ambang Tenggelam (Submerged weir), bila muka air di hilir
lebih tinggi dari elevasi ambang.

Free flow weir

35 weir
submerged

AMBANG TAJAM PERSEGI


(RECTANGULAR SHARP CRESTED WEIR)
b = lebar ambang; H = tinggi air yang melimpah diatas ambang;
Cd = koefisien debit
Untuk segmen air yang melimpah dh pada kedalaman h dari muka
air.
Persamaan Bernoulli antara titik 1 dan 2 adalah,
p1 V12
p 2 V22
z1

z2

1
h

g
2
g

g
2g
2
dh

v2

V1

Untuk V1 0, dan kedua titik tersebut dibawah tekanan atmosfir,


maka:
V22 atau V2 2g( z1 z 2 ) 2gh

z1 0 0 z 2 0

2g

36

AMBANG TAJAM PERSEGI

(lanjutan)

Luas Segmen : dA = b.dh


Debit pada segmen tersebutdq
: V2dA

dq V2.dA 2gh.b.dh
Untuk coefficient debit Cd, maka besarnya debit :

dq Cd

1
2g.h 2 .b.dh

Integrasi persamaan diatas:


Q dq Cd 2g.b
0

1
h 2 dh

2 12 H
Cdb 2g h
3
0

3
2
Q Cdb 2g.H 2
3
37

AMBANG TAJAM PERSEGI

(lanjutan)

Bila kecepatan awal Va diperhitungkan, maka tinggi


v a2 adalah:
energi di hulu bendung
h
2g

Kecepatan pada segmen dh adalah :

v a2
V2 2g(h )
2g

Besarnya debit melalui segmen tersebut:

dq V2dA
v a2
dq Cd.b.dh 2g(h )
2g
H

v a2 12
2 g .b ( h ) dh
2g
0

Integrasi persamaan diatas menghasilkan Q dq C d


0

2
Q C d .b 2 g .

v
H

2
g

38

2
a

3
2


2
g

2
a

3
2

AMBANG TAJAM SEGITIGA


Bila tinggi air diatas ambang H, Koeficien Debit
pelimpah .
B

Cd, dan sudut

V2/2g

h
dh

v2

V1

Untuk segmen dh dari kedalaman air h dari permukaan air, maka luas

segmen da
menjadi
b.dh 2(H h)tg dh
2
Kecepatan aliran segmen v

2gh

Debit yang melalui segmen adalah:

dq Cdda 2gh Cd 2(H h)tg39 dh. 2gh


2

AMBANG TAJAM SEGITIGA

(continued)

Integrasi persamaan debit:


H

2
Q dq 2Cdtg
2g (H h)h dh
2

3
1

Q 2Cdtg
2g (Hh 2 h 2 )dh
2

3
5

2
2
2
2
Q Cd.tg
2g Hh h 2
3
5
2
3
0
5
5

2
2
2
2
Q Cd.tg
2g( H H 2 )
3
3
5
2

5
8

Q
Cd.tg
2gH 2
15
2
40

AMBANG TAJAM SEGITIGA

(continued)

Bila kecepatan awal diperhitungkan persamaan menjadi:

v
Q Cd .tg
2 g H
15
2
2g

5/ 2

v

2g

5/ 2

41

AMBANG TAJAM TRAPEZIUM


Trapeziun antara bentuk segitiga dan segi-empat, sehingga
besarnya debit melalui ambang trapezium adalah penjumlahan
debit melalui ambang segitiga dan segiempat.
b

V2/2g

h
dh

v2

V1

3
5
2
8

Q Cd1b 2gH 2
Cd2 .tg
2gH 2
3
15
2

dimana: Cd1 = coefisien debit melalui ambang segi empat


Cd2 = coefisien debit melalui ambang segitiga
42

AMBANG LEBAR (BROAD CRESTED WEIR)


Suatu ambang disebut ambang lebar bila t > 0.66 H (t =
tebal ambang), dan garis aliran yang lurus atau mendatar
diatas ambang.
Tekanan pada aliran diatas ambang adalah tekanan
hidrostatik, maka persamaan Bernoulli dapat diberlakukan
pada titik sebelum dan diatas ambang, untuk menghitung
kecepatan aliran dan debit aliran diatas ambang.
Bila diketahui kedalaman air diatas ambang, H, diketahui
maka besarnya debit diatas ambang dapat dihitung.
Bila elevasi muka air dihilir lebih tinggi dari elevasi ambang,
maka ambang disebut ambang tenggelam atau submerged
weir.

43

AMBANG LEBAR

(continued)

Persamaan Bernoulli pada aliran diatas ambang:


1
H

p1 V12
p2 V22
z1

z2

g 2g
g 2g

2
h

V22
0 H0 0 h
2g

o
r

V22
Hh
2g

v 2g(H h)
Maka debit aliran diatas ambang:

Q Cd.A.V

Q C db.h 2g(H h) C db 2g(Hh h )


2

44

1
2

AMBANG LEBAR

(continued)

Debit maksimum terjadi bila (Hh2-h3) adalah maksimum. nilai (Hh2h3) adalah maximum bila dQ/dh = 0

dQ
d
2
3 12

C db 2g(Hh h )
dh dh

1
dQ
d
C db 2g (Hh2 h3 ) 2 0
dh
dh

2Hh 3h2
2(Hh2 h3 )

1
2

2 Hh 3h2 = 0
atau

h 23 H
45

AMBANG LEBAR

(continued)

Substitusi h = 2/3 H dalam persamaan Q, menghasilkan:

Q C db 2g H( H) ( H)
Q C db 2g
Q

2
3 3

2
3

4
9

H3

C db 2gH

2
3

8
27

1
2

H3 C db 2g

4
27

H3

3
2

Debit melalui weir dapat diketahui dengan terlebih dahulu


mengukur tinggi muka air hulu diatas weir, H.
46

CONTOH
1. Air mengalir melalui ambang lebar dengan bentang 20 m. Perbedaan
tinggi air akibat ambang adalah 0,4 m. Hitung besarnya aliran
maksimum melalui ambang dengan koefisien debit 0,8
Perbedaan tinggi muka air, H - h = 0,4 m
Jadi,

h = H 0,4m

Aliran maksimum bila


Maka,

2
3

H H 0,4

h 23 H

3H - 1,2 = 2H
H = 1,2 m
Debit maksimum melalui pelimpah,

2
3

C db 2gH 2 0.384C db 2gH 2


3
3

Untuk percepatan gravitasi g=9,81 m/det


3
Q 1,71 Cd bH 2
3
2

Q 1,71.0,8.20.1,2 35,95m 3 / det

47

Lanjutan halaman 47
2. Hitung besarnya debit melalui peluap terendam dengan panjang
ambang, b dan koefisien debit Cd
H1

H2

Debit aliran melalui peluap terendam adalah jumlah aliran setinggi


luapan H1-H2 dengan aliran terendam setinggi H2

Q = Q1 + Q2
Q

2
3

Cd b 2g (H1 H 2 )

C bH
d

2g(H1 H 2 )

48

ALIRAN MELALUI AMBANG OGEE


2. Hitung besarnya debit melalui peluap terendam dengan panjang
ambang, b dan koefisien debit Cd
3
Q 1,71 Cd bH 2
3
2

Q 1,71.0,8.20.1,2 35,95m 3 / det

Belum Selesai
Q = Q1 + Q2
Q

2
3

Cd b 2 g ( H1 H 2 )

C bH
d

2 g ( H1 H 2 )

49

Anda mungkin juga menyukai