A. Latar Belakang
Bangunan ukur debit adalah suatu bangunan air yang dibangun
melintang alur sungai yang dimaksudkan untuk meninggikan muka air
dan bertujuan untuk menghitung debit pada suatu pos duga air. Pada
umumnya untuk menghitung debit alur sungai dapat digunakan bangunan
ukur debit dengan tipe:
1. Ambang, atau
2. Flume
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam
merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air
yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan
air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Ambang tajam umumnya digunakan memakai ambang dengan pelat. Biasa
digunakan di saluran terbuka seperti aliran untuk menentukan debit (flowrate).
Prinsip dasar adalah bahwa debit secara langsung terkait dengan kedalaman
air (h). Ambang tajam dapat bersifat hambatan (lebar) dasar sesuai dengan
lebar saluran, menyempit sebagian ataupun menyempit.
E. Dasar Teori
1. Dasar Ambang Tipis dan Ambang Lebar
Gambar 2.1 Ambang Tipis (A; t<0,5 Hu) Dan Lebar (B; t> 0,66 Hu);
Aliran tidak stabil apabila: 0,5Hu<t<0,66Hu
Gambar2.2Sketsa Aliran melalui Ambang Tipis Nappe bebas
2
Q = .C d .b. √ 2.g .h3 /2
3
Q
Cd =
2
.b. √2.g. h3/2
3
h
C d = 0, 602 + 0,05.
p
h = tinggi peluapan disebelah hulu ambang tipis .
p = tinggi ambang tipis dari dasar .
atau dengan kata lain tinggi peluapan (h) adalah tinggi air (y) dikurangi
dengan tinggi ambang (P):
h = y1 – P
2. Menghitung Koefisien Kecepatan (Cv)
Q
3
2
Cv = 1 . 704 . Cd . b . hw
geometri aliran yang dipengaruhi oleh aliran hulu.
Garis Energi
Garis Tekanan
d1 d2
Z1
Z2
H
Gambar 2.6
Venturimeter
Persamaan Bernoulli
E1= E2 (Hukum Kekekalan Energi)
P1 V 1 2 P2 V 2 2
Z 1+ + = + + Z2
γ air 2g γ air 2g
Karena saluran horizontal, maka Z1 = Z2
P1 −P2 V 2 2−V 1 2
=
γ air 2g ...(1)
Hukum Kontinuitas
A1.V1 = A2.V2
A 2. V 2
V 1=
A1
=
( 0,25 . 3,14 . d 22 . V 2 )
( 0,25 .3,14 . d 12 )
d 4 .V
2 22
V 2=
1 d
14 ...(2)
Substitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1) :
d 4.V
2 22
V 2−
P1 −P2 2 d
14
=
γ air 2g
P1 − P2
=
V
22 ( 1−
24
.d
1
4 )
γ air 2g ...(3)
Dalam kondisi keseimbangan didapat :
P1 + air (H + y) = P2 + air.y + Hg.H
P1 + air.H + air.y = P2 + air.y + Hg.H
P1 + air.H = P2 + Hg.H
P1 P2 γ Hg
+ΔH= + ΔH
γ air γ air γ air
P1 P 2 γ Hg ΔH
− = -ΔH
γ air γ air γ air
P1 − P2 ( γ Hg -γ air ) ΔH
=
γ air γ air
P1 − P2
= ΔH ( γ Hg −γ air )
γ air ; dimana Hg = 13,6 ; air = 1
P1 -P2
=12 , 6 ΔH
γ air ...(4)
25 , 2 ΔH . g
V 2=
2 d 4
(1− 2
d 4
1
)
Q = A2 . V2
1
( 0 , 25 . 3,14 . d 2 .( 25,2 . Δ H . g )
2
2
)
1
F. Hasil Percobaan
1. Hasil Pengamatan
Lebar Saluran (b) = 80,7 mm
Tinggi Ambang (p) = 115 mm
Tabel 3.1 Hasil Percobaan Ambang Tajam
Y3
No ∆H Q Y1 hW
(mm Keterangan
. (mm) (mm3/det) (mm) (mm)
)
1. 20 366,32 134,5 32,3 12,8 Nappe melekat
2. 70 1060 140,5 43,9 26 Nappe tenggelam
3. 170 1516,8 156,3 52 33 Nappe bebas
4. 170 2619,2 164,5 152 47,5 Nappe tenggelam
5. 110 1756,8 157 135,2 36,4 Nappe tenggelam
6. 180 1612,8 157 54 33,6 Nappe bebas
7. 60 814,4 143,7 42,3 21,8 Nappe tertekan
8. 10 610,96 130,3 22,1 13 Nappe melekat
2. Contoh Perhitungan
Diambil pada contoh percobaan 1
Diketahui : DH = 10 mmHg = 1 cmHg
Y1 = 134,5 mm = 13,45 cm
Y3 = 32,3 mm = 3,23 cm
hw = 12,8 mm = 1,28 cm
b = 80,7 mm = 8,07 cm
g = 9,81 m/s2 = 981 cm/s2
p = 115 mm = 11,5 cm
Qact = 253,773 √ ΔH
= 253,773√ 2
= 358,889 cm3/det
d. Mencari nilai Cw
Q
1
Persamaan nilai yaitu : Cw = 2 2
( )
. . g 2 . b .hw 3/ 2
3 3
Sehingga :
358 , 88 9
1
Cw = 2 2 = 1,801
( )
. .981 2 .8,07 .1,2 83 /2
3 3
358,889
1
C’w =2 2 = 0,958
( )
. .981 2 .8,07 .1 , 953 /2
3 3
e. Menghitung Hw/P
Hw 1,28
=
p 11,5
= 0,111
Tabel 3.2 Hasil perhitungan ambang tajam
∆H b p Y1 Y3 hW Q
No. hw' hw/p hw'/p Cd Cv Cw Cw'
(cmHg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm3/det)
1. 2,0 8,07 11,5 13,45 3,23 1,280 1,95 0,111 0,170 0,6605 358,889 27,286 1,801 0,958
2. 7,0 8,07 11,5 14,05 4,39 2,60 2,55 0,226 0,222 0,6631 671,420 17,564 1,164 1,198
3. 17,0 8,07 11,5 15,63 5,20 3,30 4,13 0,287 0,359 0,6700 1046,333 18,946 1,269 0,906
4. 17,0 8,07 11,5 16,45 15,20 4,75 4,95 0,413 0,430 0,6735 1046,333 10,913 0,735 0,691
5. 11,0 8,07 11,5 15,70 13,52 3,64 4,20 0,317 0,365 0,6703 841,670 13,149 0,881 0,711
6. 18,0 8,07 11,5 15,70 5,40 3,36 4,20 0,292 0,365 0,6703 1076,668 18,966 1,271 0,909
7. 6,0 8,07 11,5 14,37 4,23 2,18 2,87 0,190 0,250 0,6645 621,614 21,135 1,404 0,929
8. 1,0 8,07 11,5 13,03 2,21 1,30 1,53 0,113 0,133 0,6587 253,773 18,903 1,244 0,975
3. Grafik
Grafik Cd Vs Q
0.675
0.665
Cd
0.660
0.655
0.650
200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200
Q (cm3/det)
30
Grafik Cv Vs Q
25
15
Cv
10
0
200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200
Q (cm3/det)
0.500
0.400
f(x) = − 0.26 x + 0.56
R² = 0.66
Hw/P
0.300
0.200
0.100
0.000
0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000
Cw
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 1.100 1.200 1.300
Cw'
G. Kesimpulan
1. Cd adalah koefisien debit aliran di atas ambang. Dari hasil percobaan nilai
Cd yang dihasilkan adalah 0,6587 – 0,6735
2. Nilai Cv dipengaruhi oleh nilai debit (Q), semakin besar nilai Q maka
semakin kecil nilai Cv.Dari hasil percobaan nilai Cv yang dihasilkan adalah
10,913 – 27,286
3. Pengamatan atas profil aliran pada saluran terbuka, dengan pelimpahnya
berupa ambang tajam didapatkan data dari hasil percobaan maka akan dapat
digambarkan profil-profil aliran air dalam berbagai kondisi dan dapat juga
diketahui bagaimana pengaruh debit terhadap masa aliran dan sebagainya.