Anda di halaman 1dari 17

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
BAB V
PEMAKAIAN PERSAMAAN ENERGI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5

1. ROIHAN BIMA H (G1B016023)


2. MUHAMMAD ISMAIL (G1B016055)
3. RADEN MASRANGGO (G1B016057)

DI BIMBING OLEH

DR. GUSTA GUNAWAN, S.T., M.T.


PENDAHULUAN

Persamaan energi meruakan salah satu persamaan dasar untuk


menyelesaikan masala yang ada dalam mekanika fluida. Persamaan energy ini
ditampilkan oleh persamaan Euler dan persamaan Bernoulli.
TEKANAN HIDROSTATIS
Dengan mengggunakan persaman Bernoulli untuk titik 1 dan 2 seperti
ditunjukkan pada Gb.5.1, dapat dihitug besar tekanan yang bekerja pada suatu
benda dalam fluida diam. Persamaan tersabut dapat ditulis dalam bentuk.

1 1
Zi + P1/T + V12/g = Z2 + P2/T + V22/g
2 2

P2 = P1 + (z1 – z2) r atau P2 = P1 + h r

P2 = h r + Patm
TEKANAN STAGNASI
Gabar dibawah ini menunjukkan sebuah benda yang berada di dalam fluida
mengalir (mialnya pilar jembatan di sungai).

𝑃0 𝑉02 𝑃𝑆 𝑉𝑆2
+ + 𝑧0 = + + 𝑧𝑆
𝑟 2𝑔 𝑟 2𝑔
1
PS = PO + ρ VO2
2
ALAT PENGUKUR KECEPATAN
Prinsip stagnasi merupakan dasar tabung Pitot yang digunakan untuk
mengukur kecepatan aliran fluida. Gambar dibawah ini menunjukkan pipa
berbentuk L yang berbeda dalam fluida yag mengalir dengan salah satu ujungnya
menghadap arah datangnya aliran, sedang ujung yang lain menuju keatas dan
berhubungan langsung dengan udara luar (tekanan atmosfer).

1
h V2/g = (PS – P)/τ
2

V = 2𝑔ℎ = 2𝑔 {(PS – P) / τ}1/2


ALAT PENGUKUR DEBIT
Debit aliran melalui pipa dapat diukur dengan menggunakan
venturimeter. Bentuk paling sederhana venturimeter ini terdiri dari tiga bagian yaitu
pipa mengecil (konvergen), leher dan pipa membesar (divergen), seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini Alat ini dipasang pada pipa yang akan
diukur debit alirannya.

Dengan menggunakan persamaan


Bernoulli untuk pipa mendatar (z1 = z2)
di dapat
1 1
P0/τ + V02/g = Pc/τ + Vc2/g
2 2
2 𝑔 𝐴𝑐 𝑃0 −𝑃𝑐 1/2
Q= ( )
{1−(𝐴𝑐/𝐴0 )1/2 𝜏

V= Q /A
LINTASAN PANCARAN ZAT CAIR
Zat cair yang keluar dari curat akan memancar ke udara dengan lintasan
yang tergantung pada kecepatan pancaran. Lintasan tersebut merupakan garis arus.
Apabila gesekan dengan udara diabaikan, maka dengan persamaan Bernoulli, akan
dapat ditentukan lintasan pancaran zat cair.
Jarak horizontal : x = V0x t
1
jarak vertikal : z = V0z - g t2
2
kecepatan vertikal : Vz = V0z – g t
Persamaan tersebut merupakan bentuk
parabola dengan puncak pada:
x = V0x – t
1
z = V0z – 𝑔t2
2
PENGALIRAN MELALUI LUBANG
1. Lubang Kecil
Suatu lubang adalah bukaan pada dinding atau dasar tangki atau bejana di
mana fluida mengalir melaluinya. Biasanya lubang ini digunakan untuk mengukur
aliran. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga ataupun lingkaran. Sisi
hulu lubang tersebut bisa tajam atau dibulatka. Karena kemuduhan dalam
pembuatan, lubang lingkaran dengan sisi tajam paling banyak digunakan untuk
pengukuran fisis.
Vc = 2 𝑔 ℎ
Pada fluida real : Vc = Cv 2 𝑔 ℎ
Dengan Cv = 0,97
Cc = Ac / A
Ac = Cc A
Q = Cc A Cv 2 𝑔 ℎ
Q=CdA 2𝑔ℎ
Luas tampang lintang semburan di vena
kontrakta (Ac) dan luas lubang (A) disebut
koefisien kontraksi (Cc). Cc = 0,65
2. Lubang terendam
Apabila permukaan zat cair pada lubang keluar adalah di atas sisi atas lubang, maka
lubang disebut terendam. Gb. 5. 9 menunjukkan lubang terendam dengan elevasi permukaan
zat cair sebelah hulu dan hilir terhadap sumbu lubang adalah h1 dan h2.

V2 = Cd A {2 𝑔 ℎ1 − ℎ2 }
Q = Dd A {2 𝑔 ℎ1 − ℎ2 }
Dengan:
Cd : koefisien debit
A : luas penampang lubang
Koefisien kontraksi dan koefisien debit
lubang terendam dapat di anggap sama
dengan lubang bebas.
3. Lubang besar
Debit aliran melalui lubang dapat dihitung dengan memandang aliran
melalui suatu elemen kecil dengan lebar b dan tinggi dy serta pada kedalaman y dari
permukaan zat cair.

V = Cv 2 𝑔 𝑦
Q = Cd b dy 2 𝑔 𝑦
debit aliran melalui lubang :
2 3/2 3/2
Q = Cd b 2 𝑔 (ℎ2 − ℎ1 )
3
Apabila fluida mempunyai kecepatan
datang V0 :
2 1
Q = Cd b 2 𝑔 {(ℎ2 + 𝑉 2 / 𝑔 )3/2 -
3 2 𝑎
1 3/2
(ℎ1 + 2 𝑔 }
2 𝑉𝑎 / )
WAKTU PENGOSONGAN TANGKI
Dipandang suatu tangki dengan tampang lintang seragam A yang
mengalirkan zat cair melalui lubang tersebut luas a pada dasarnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar di bawah ini

v = Cv 2 𝑔 ℎ
Q = Cd a 2 𝑔 ℎ
t = 2 A (h1-1/2 – h2-1/2) / (𝐶𝑑 𝑎 2𝑔)
Atau
1/2
2 𝐴 ℎ1
t=
𝐶𝑑 𝑎 2𝑔
Apabila tangki dikosongkan, maka h2 = 0
sehingga persamaan menjadi :
1/2
2 𝐴 ℎ1
t=
𝐶𝑑 𝑎 2𝑔
ALIRAN DARI SAU TANGKI KE TAGKI YANG LAIN
Apabila dua buah tangki yang berat isi zat cair dihubungkan oleh sebuah
lubang , maka zat cair akan mengalir dari tangki dengan permukaan zat cair lebih
tinggi menuju tangki dengan permukaan zat cair lebih rendah . Dengan demikian
permukaan zat cair di dalam satu tangki akan turun sedang di tangki yang lain akan
naik .
Q = Cd a 2 g ℎ
Contoh Soal :
Contoh 1:
Tabung statis Pitot digunakan untuk mengukur kecepatan awal pesawat
terbang. Apabila manometer diferensial yang dihubungkan dengan tabung Pitot
menunjukkan perbedaan tekanan 9 cm air, tentukan kecepatan pesawat, apabila
koefesien tabung 0,98. Berat jenis udara τ = 1,225 kg/m3. Pengaruh
kompresibilitas diabaikan.

Contoh 2 :
Venturimenter dipasang pada pipa dengan garis tengah 15 cm dan
mempunyai garis tengah leher 10 cm yang berada pada posisi mendatar. Alat
tersebut digunakan untuk mengukur aliran minyak dengan rapat jenis 0,9.
Manometer berisi air raksa yang dipasang pada venturimeter menunjukkan
perbedaan pengukuran 20 cm. Apabila koefisien alat ukur adalah 0,98, hitung
debit dalam liter per menit.

Contoh 3
Suatu pancaran air membentuk sudut 30º ke arah atas terhadap horizontal.
Berapakah kecepatan pancaran untuk bisa mencapai titik berjarak vertikal 3 m dan
horizontal 20 m dari curat ?
Penyelesaian 1:
Perbedaan tekanan = 9cm air = 90 kg/m2 = 90/1,225 = 73 m udara.
Tinggi kecepatn adalah
1 2
V /g = 73
2
Atau
V= 0,98 2 𝑥 9,81 𝑥 73 = 37,2 m/s
Jadi kecepatan peswat adalah
V = 37,2 x 60 x 60 x 1000 = 134 km/jam.
Penyelesaian 2 :
Luas tampang pipa :
1
A0 = π (15)2 = 176,7 cm2.
4
Luas tampang leher venturimeter
1
Ac = π (10)2 = 78,54 cm2.
4
Rapat jenis minyak τ = 0,9.
Perbedaan tinggi tekanan
h = 20 cm air raksa = 20 { (13,6 – 0,9) /0,9 } = 282,2 minyak.
Koefisien alat C = 0,98.
√(2 𝑔) 𝐴𝑐 𝑃0 −𝑃𝑐 1/2
Q= ( )
{1−(𝐴𝑐/𝐴0 )2 }1/2 𝜏
√(2 𝑥 9,81)
= 2 1/2 (282,2)1/2
{1−(78,54 / 176,7) }
= 6395 cm3/s = 63,9351/se = 38361/menit
Penyelesaian 3 :
Kecepatan horizontal dan vertikal adalah
Vx = V cos 30º = 0,866 V.
Vy = V sin 30º = 050 V.
Jarak lintasan horizontal
x = 0,866 V t = 20 m
atau
t = 20 m / 0,866 V
Jarak lintasan vertikal
1
z = 0,5 V t - g t2 = 3 m.
2
Subtitusi pers. ( 1 ) ke dalam pers. ( 2 ) memberikan
1
3 = 0,5 20/0,866 - x 9,81 x ( 20 / 0,866 V )2.
2
3 = 11,55 – 2616,15 / V2
V2 = 306,08
atau
V = 17,50 m / detik.

Anda mungkin juga menyukai