Anda di halaman 1dari 9

FLUIDA DINAMIK

PERTEMUAN KE- 10-11

A. Hukum-Hukum Dasar Fluida Dinamik

Fluida dinamik yaitu fluida yang sedag bergerak atau mengalir. Contohnya air
atau minyak yang sedang mengalir dalam tangki, udara yang mengalir terhadap
pesawat yang sedang mengankasa.
Jika yang sedang diamati adalah fluida berupa zat cair maka disebut
hidrodinamika. Dalam fluida dinamik ini akan dipelajari hukum-hukum dasar yang antara
lain dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Mengapa pada saluran air yang menyempit laju air semakin cepat
- Mengapa burung dan pesawat terbang dapat mengangkasa ke udara
- Mengapa air memancar lebih keras dilantai paling bawah daripada di lantai paling
atas sebuah gedung bertingkat .

Fluida yang dipelajari dalam fluida dinamik dianggap sebagai fluida ideal yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Alirannya tidak kental (non-viscous), sehingga selama mengalir fluida tidak
mengalami gesekan, baik dengan dinding maupun dengan zat cair itu sendiri.
2. Alirannya tunak (steady) karena kecepatan fluida disuatu titik adalah konstan
terhadap waktu.
3. Alirannya tak termampatkan, artinya fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volume atau massa jenis saat diberi tekanan.
4. Alirannya bersifat laminar sehingga kecepatan aliran pada sembarang titik tidak
berubah terhadap waktu, baik besar maupun arahnya. Aliran ini dinamakan aliran
garis atau streamline. Aliran juga tidak berotasi.

1. Hukum Kontunuitas

❖ Debit

Debit (laju volume) adalah fluida besaran yang menyatakan volume fluida yang
melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu
𝐕
𝐐=
𝐭
AL A(vt)
Q= =
t t

1
𝐐=𝐀𝐯

Dengan :
V = volume fluida (m3)
t = lama fluida mengalir (s)
Q = debit (m3.s-1
L= panjang lintasan (m)
A = luas penampang pipa (m2)
v = kecepatan fluida (m.s-1)

❖ Persamaan Kontinuitas
2

Dalam selang waktu ∆t, fluida pada 1


V
2
bergerak ke kanan menempuh jarak x1 = v1 ∆t X2 = v2 ∆t
dan fluida pada 2 bergerak ke kanan
1
menempuh jarak x2 = v2 ∆t. Maka volume
v1
V1 = A1 x1 → ∆𝐦𝟏 = 𝛒𝟏 𝐀𝟏 𝐯𝟏
V2 = A2 x2 → ∆𝐦𝟐 = 𝛒𝟐 𝐀𝟐 𝐯𝟐 X1 = v1 ∆t

Dengan menyamakan massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan keluar pada
bagian 2 diperoleh

∆𝑚1 = ∆𝑚2

ρ1 A1 v1 = ρ2 A2 v2

A1 v1 = A2 v2

Persamaan kontinuitas :

𝐀 𝟏 𝐯𝟏 = 𝐀 𝟐 𝐯𝟐 = 𝐀 𝟑 𝐯𝟑 = ⋯ = 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧

Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan.

Persamaan debit :

𝐐𝟏 = 𝐐𝟐 = 𝐐𝟑 = ⋯ = 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧

2
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.

❖ Daya oleh Debit Fluida

Daya dari suatu tenaga air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h
adalah :
EP mgh (ρV)gh
P= = = sebab m = ρ V
t t t
V V
P = ρ ( ) gh karena =Q
t t

𝐏 = 𝛒𝐐𝐠𝐡 → 𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐝𝐞𝐛𝐢𝐭 𝐟𝐥𝐮𝐢𝐝𝐚

Jika air dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efisiensi generator adalah
𝜂, persamaan menjadi :

𝐏 = 𝛈𝛒𝐐𝐠𝐡 → 𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤

Dengan :
m = massa fluida (kg)
𝜌 = massa jenis fluida (kg.m-3)
V = volume air (m3)
t = waktu (s)
Q = debit (m3.s-1)
h = ketinggian (m)
𝜂 = efieinsi

2. Hukum Bernoulli

❖ Azaz Bernoulli

A
C
B
air

3
- Kenaikan permukaan air di B yang paling rendah ( tekanan di B, PB paling kecil)
- Kenaikan permukaan air di A yang paling tinggi( tekanan di A, PA paling besar)
- Urutan tekanan dari yang paling besar ke yang kecil : PA, PC, PB
- Urutan kelajuan dari yang paling besar ke yang kecil : vB, vC, vA

Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang
kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan
alirnya paling besar.

❖ Persamaan Bernoulli
A2
v2 P2

P1
v1 h2
A1

h1

Pada gambar tersebut fluida ideal dapat mengalir dari penampang A1 ke penampang A2
karena faktor berikut :

1) Perbedaan tekanan antara A1 dan A2 menimbulkan usaha :


𝑚
W12 = F. ∆S = P1 A1 x1 − P2 A2 x2 = P1 x1 − P2 x2 karena V1 = V2 =
𝜌
m
W12 = ( P1 − P2 ) ρ
.......................................................................................(1)

2) Perbedaan kecepatan aliran dan perbedaan ketinggian sehingga menimbulkan


usaha

𝑊12 = ∆𝐸𝐾 + ∆𝐸𝑃


1 1
𝑊12 = ( 2 𝑚𝑣22 − 2
𝑚𝑣12 ) + (𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1 )...................................................(2)

Subtitusi persamaan (1) ke (2)


m 1 1
( P1 − P2 ) ρ
= ( 2 𝑚𝑣22 − 2
𝑚𝑣12 ) + (𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1 )

4
1 1
( P1 − P2 ) = ρv22 − vρ12 + mgh2 − mgh1
2 2
1 1
P1 + ρv12 + ρgh1 = P2 + ρv22 + ρgh2
2 2
1
P1 + ρv 2 + ρgh = konstan
2

Dengan:
P = tekanan fluida (N.m-1 atau Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg.m-3)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
v = kecepatan fluida (m.s-1)
h = tinggi fluida (m)

Dua kasus Persamaan Bernoulli

1) Kasus untuk fluida tak bergerak (fluida statik)


Untuk fluida tak bergerak kecepatan v1 = v2

P1 + ρgh1 + 0 = P2 + ρgh2 + 0

P1 − P2 = ρg (h2 − h1 )

2) Kasus untuk fluida yang mengalir ( fluida dinamik) dalam pipa mendatar
Dalam pipa mendatar tidak ada perbedaan ketinggian h2 = h1

1 1
P1 + ρv12 + 0 = P2 + ρv22 + 0
2 2
1 2
P1 − P2 = (v − v21 )
2 2

B. Penerapan Hukum Bernoulli

1) Tabung venturi

❖ Venturi tanpa manometer

Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter yaitu alat yang dipasang di dalam
suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan fluida. Cairan yang akan diukur

5
h

A1 v1 A2 v2

kelajuannya mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1 = h2)
sehingga berlaku :
1
P1 − P2 = ρ(v22 − v12 ) → A2 v2 = A1 v 1
2

A1
v2 = v
A2 1
1 A1 2
P1 − P2 = ρ (( ) v12 − v12 ) → P1 − P2 = ρgh
2 A2

1 A1 2
ρgh = ρ (( ) v12 − v12 )
2 A2

𝟐𝐠𝐡
𝐯𝟏 = √ 𝟐
𝐀
(𝐀𝟏 ) − 𝟏
𝟐

❖ Venturi dengan manometer

A1 v1 A2 v2 udara
𝟐𝐠𝐡(𝛒𝟐 − 𝛒𝟏 )
𝐯𝟏 = √
𝐀𝟐
𝛒𝟏 (𝐀𝟐𝟏 − 𝟏)
h 𝟐

❖ Tabung Pitot
1 2
v1 v2= 0

6
Alat ini digunakan untuk mengukur kelajuan gas dalam tabung dengan tidak ada
perbedaan ketinggian (h1 = h2 ) persamaannya sebagai berikut.
1
P1 − P2 = ρ(v22 − v12 )
2
1
P1 − P2 = ρv 2
2
1
ρgh = ρv 2
2

𝟐𝛒′ 𝐠𝐡
𝐯 = √
𝛒

❖ Tabung yang Dilubangi


udara
- Tekanan pada titik 2, P2 = Po, karena titik 2 berhubungan P1 ; v 1
dengan atmosfer 1

- Ambil acuan ketinggian nol didasar tangki (h2 = 0), dan h1 h


=h 2

- Gunakan persamaan Bernoulli di titik 1 dan 2 diperoleh P2


v2
1 1 fluida
P1 + ρv12 + ρgh1 = P2 + ρv22 + ρgh2
2 2
1 2 1
P1 + ρv1 + ρgh1 = P0 + ρv22 + 0
2 2
ρv22 ρv12
= + P1 − Po + ρgh
2 2

2
Kalikan kedua persamaan dengan𝜌, maka diperoleh
2(P1−Po )
v22 = v12 + ρ
+ 2gh jika P1 – Po = 0
v22 = 0 + 2gh v1 sangat kecil

Teorema Torricceli : v2 = √2gh

Kelajuan fluida menyembur keluar lubang yang terletak pada jarak h di bawah
permukaan atas fluida dalam tangki seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah
benda yang jatuh bebas dari ketinggian R. Persamaan ini disebut teorema Toricelli

Perhatian :
- Teorema toricelli hanya berlaku jika ujung atas wadah terbuka terhadap atmosfer

7
- Luas lubang jauh lebih kecil daripada luas penampang wadah.
atmoster
Po
Debit fluida menyembur keluar lubang
h
dengan luas A dapat dihitung dengan :
𝐯 = √𝟐𝐠𝐡
A
y Q = A v = A2 √2gh
B C

- waktu yang digunakan cairan keluar dari lubang A sampai ketanah (titik C)
Lintasan yang ditempuh cairan adalah parabola dengan kecepatan pada sumbu x
vox = v = √2gh ; voy = 0 ; ay = g, maka diperoleh :
1
y = voy t + ay t 2
2
1
y= 0+ 2
gt 2AC

𝟐𝐲
𝐭 𝐀𝐂 = √ 𝐠 ( waktu yang digunakan cairan keluar dari lubang A
sampai ketanah (titik C)

- Jarak jangkauan mendatar (jangkauan terjauh)


x = vox . t
2y
R = √2gh. √ g

𝐑 = √𝟐𝐡𝐲

❖ Gaya angkat sayap pesawat


- Garis arus pada bagian atas lebih rapat yang
menyatakan kelajuan alir udara pada sisi
bagian atas (v1) lebih besar daripada pada sisi
bagian bawah (v2)
- Sesua azas Bernoulli tekanan pada sisi bagian
atas (P1) lebih kecil dari pada sisi bagian
bawah (P2), karena kelajuannya lebih besar

Beda tekanan menghasilkan gaya angkat :


F2 − F1 = (P2 − P1 ) A
𝟏
𝐅𝟐 − 𝐅𝟏 = 𝟐
𝛒𝐀(𝐯𝟏𝟐 − 𝐯𝟐𝟐 ) dengan 𝜌 = massa jenis udara

8
Pesawat dapat terangkat ke atas jika :
- Gaya angkat lebih besar dari berat pesawat. Pesawat dapat terbang atau tidak
bergantung pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayap pesawat.
- Semakin besar kecepatan pesawat, semakin besar kecepatan udara (𝐯𝟏𝟐 − 𝐯𝟐𝟐 )
bertambah besar sehingga gaya angkat F2 – F1 semakin besar, dengan demikian
juga semakin besar ukuran sayap (A), semakin besar gaya angkatnya.

Anda mungkin juga menyukai