Fluida dinamik yaitu fluida yang sedag bergerak atau mengalir. Contohnya air
atau minyak yang sedang mengalir dalam tangki, udara yang mengalir terhadap
pesawat yang sedang mengankasa.
Jika yang sedang diamati adalah fluida berupa zat cair maka disebut
hidrodinamika. Dalam fluida dinamik ini akan dipelajari hukum-hukum dasar yang antara
lain dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Mengapa pada saluran air yang menyempit laju air semakin cepat
- Mengapa burung dan pesawat terbang dapat mengangkasa ke udara
- Mengapa air memancar lebih keras dilantai paling bawah daripada di lantai paling
atas sebuah gedung bertingkat .
Fluida yang dipelajari dalam fluida dinamik dianggap sebagai fluida ideal yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Alirannya tidak kental (non-viscous), sehingga selama mengalir fluida tidak
mengalami gesekan, baik dengan dinding maupun dengan zat cair itu sendiri.
2. Alirannya tunak (steady) karena kecepatan fluida disuatu titik adalah konstan
terhadap waktu.
3. Alirannya tak termampatkan, artinya fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volume atau massa jenis saat diberi tekanan.
4. Alirannya bersifat laminar sehingga kecepatan aliran pada sembarang titik tidak
berubah terhadap waktu, baik besar maupun arahnya. Aliran ini dinamakan aliran
garis atau streamline. Aliran juga tidak berotasi.
1. Hukum Kontunuitas
❖ Debit
Debit (laju volume) adalah fluida besaran yang menyatakan volume fluida yang
melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu
𝐕
𝐐=
𝐭
AL A(vt)
Q= =
t t
1
𝐐=𝐀𝐯
Dengan :
V = volume fluida (m3)
t = lama fluida mengalir (s)
Q = debit (m3.s-1
L= panjang lintasan (m)
A = luas penampang pipa (m2)
v = kecepatan fluida (m.s-1)
❖ Persamaan Kontinuitas
2
Dengan menyamakan massa fluida yang masuk pada bagian 1 dan keluar pada
bagian 2 diperoleh
∆𝑚1 = ∆𝑚2
ρ1 A1 v1 = ρ2 A2 v2
A1 v1 = A2 v2
Persamaan kontinuitas :
𝐀 𝟏 𝐯𝟏 = 𝐀 𝟐 𝐯𝟐 = 𝐀 𝟑 𝐯𝟑 = ⋯ = 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧
Pada fluida tak termampatkan, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas
penampang selalu konstan.
Persamaan debit :
𝐐𝟏 = 𝐐𝟐 = 𝐐𝟑 = ⋯ = 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧
2
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
Daya dari suatu tenaga air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h
adalah :
EP mgh (ρV)gh
P= = = sebab m = ρ V
t t t
V V
P = ρ ( ) gh karena =Q
t t
Jika air dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efisiensi generator adalah
𝜂, persamaan menjadi :
Dengan :
m = massa fluida (kg)
𝜌 = massa jenis fluida (kg.m-3)
V = volume air (m3)
t = waktu (s)
Q = debit (m3.s-1)
h = ketinggian (m)
𝜂 = efieinsi
2. Hukum Bernoulli
❖ Azaz Bernoulli
A
C
B
air
3
- Kenaikan permukaan air di B yang paling rendah ( tekanan di B, PB paling kecil)
- Kenaikan permukaan air di A yang paling tinggi( tekanan di A, PA paling besar)
- Urutan tekanan dari yang paling besar ke yang kecil : PA, PC, PB
- Urutan kelajuan dari yang paling besar ke yang kecil : vB, vC, vA
Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang
kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan
alirnya paling besar.
❖ Persamaan Bernoulli
A2
v2 P2
P1
v1 h2
A1
h1
Pada gambar tersebut fluida ideal dapat mengalir dari penampang A1 ke penampang A2
karena faktor berikut :
4
1 1
( P1 − P2 ) = ρv22 − vρ12 + mgh2 − mgh1
2 2
1 1
P1 + ρv12 + ρgh1 = P2 + ρv22 + ρgh2
2 2
1
P1 + ρv 2 + ρgh = konstan
2
Dengan:
P = tekanan fluida (N.m-1 atau Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg.m-3)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
v = kecepatan fluida (m.s-1)
h = tinggi fluida (m)
P1 + ρgh1 + 0 = P2 + ρgh2 + 0
P1 − P2 = ρg (h2 − h1 )
2) Kasus untuk fluida yang mengalir ( fluida dinamik) dalam pipa mendatar
Dalam pipa mendatar tidak ada perbedaan ketinggian h2 = h1
1 1
P1 + ρv12 + 0 = P2 + ρv22 + 0
2 2
1 2
P1 − P2 = (v − v21 )
2 2
1) Tabung venturi
Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter yaitu alat yang dipasang di dalam
suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan fluida. Cairan yang akan diukur
5
h
A1 v1 A2 v2
kelajuannya mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1 = h2)
sehingga berlaku :
1
P1 − P2 = ρ(v22 − v12 ) → A2 v2 = A1 v 1
2
A1
v2 = v
A2 1
1 A1 2
P1 − P2 = ρ (( ) v12 − v12 ) → P1 − P2 = ρgh
2 A2
1 A1 2
ρgh = ρ (( ) v12 − v12 )
2 A2
𝟐𝐠𝐡
𝐯𝟏 = √ 𝟐
𝐀
(𝐀𝟏 ) − 𝟏
𝟐
A1 v1 A2 v2 udara
𝟐𝐠𝐡(𝛒𝟐 − 𝛒𝟏 )
𝐯𝟏 = √
𝐀𝟐
𝛒𝟏 (𝐀𝟐𝟏 − 𝟏)
h 𝟐
❖ Tabung Pitot
1 2
v1 v2= 0
6
Alat ini digunakan untuk mengukur kelajuan gas dalam tabung dengan tidak ada
perbedaan ketinggian (h1 = h2 ) persamaannya sebagai berikut.
1
P1 − P2 = ρ(v22 − v12 )
2
1
P1 − P2 = ρv 2
2
1
ρgh = ρv 2
2
𝟐𝛒′ 𝐠𝐡
𝐯 = √
𝛒
2
Kalikan kedua persamaan dengan𝜌, maka diperoleh
2(P1−Po )
v22 = v12 + ρ
+ 2gh jika P1 – Po = 0
v22 = 0 + 2gh v1 sangat kecil
Kelajuan fluida menyembur keluar lubang yang terletak pada jarak h di bawah
permukaan atas fluida dalam tangki seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah
benda yang jatuh bebas dari ketinggian R. Persamaan ini disebut teorema Toricelli
Perhatian :
- Teorema toricelli hanya berlaku jika ujung atas wadah terbuka terhadap atmosfer
7
- Luas lubang jauh lebih kecil daripada luas penampang wadah.
atmoster
Po
Debit fluida menyembur keluar lubang
h
dengan luas A dapat dihitung dengan :
𝐯 = √𝟐𝐠𝐡
A
y Q = A v = A2 √2gh
B C
- waktu yang digunakan cairan keluar dari lubang A sampai ketanah (titik C)
Lintasan yang ditempuh cairan adalah parabola dengan kecepatan pada sumbu x
vox = v = √2gh ; voy = 0 ; ay = g, maka diperoleh :
1
y = voy t + ay t 2
2
1
y= 0+ 2
gt 2AC
𝟐𝐲
𝐭 𝐀𝐂 = √ 𝐠 ( waktu yang digunakan cairan keluar dari lubang A
sampai ketanah (titik C)
𝐑 = √𝟐𝐡𝐲
8
Pesawat dapat terangkat ke atas jika :
- Gaya angkat lebih besar dari berat pesawat. Pesawat dapat terbang atau tidak
bergantung pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayap pesawat.
- Semakin besar kecepatan pesawat, semakin besar kecepatan udara (𝐯𝟏𝟐 − 𝐯𝟐𝟐 )
bertambah besar sehingga gaya angkat F2 – F1 semakin besar, dengan demikian
juga semakin besar ukuran sayap (A), semakin besar gaya angkatnya.