Anda di halaman 1dari 13

A.

Fluida Dinamis

Fluida dinamis adalah fluida yang sedang bergerak atau mengalir. Contoh
fluida dinamis antara lain air atau minyak yang sedang mengalir dalam tangki,
udara yang sedang mengalir relatif terhadap pesawat terbang yang sedang
mengangkasa. Fluida dapat berupa zat cair atau gas. Jika yang diamati adalah zat
cair, maka disebut hidrodinamika.

Pola yang ditempuh partikel dalam suatu aliran fluida disebut garis alir
(streamline). Jika semua pola aliran tidak berubah terhadap waktu dan aliran
cenderung pelan disebut aliran tunak (steady flow). Sementara itu, aliran fluida
disebut tidak tunak (nonsteady) jika kecepatan partikel fluida di suatu titik yang
sama selalu berubah. Terdapat dua jenis aliran fluida yaitu :

1. Aliran lurus atau laminar (laminar


flow) yaitu jika aliran lancar
sehingga lapisan fluida yang saling
berdekatan mengalir lancar.
Contoh : aliran air ketika kran air di
buka dan saat air jatuh ke wadah
2. Aliran turbulen (turbulent flow)
yaitu aliran dengan ciri laju aliran
cukup tinggi dan melingkar-lingkar
seperti pusaran air (arus eddy)
sehingga aliran menjadi kacau dan
tidak teratur. Contoh : ketika air
sudah berada dalam wadah

B. Fluida Ideal

Fluida yang dipelajari dalam fluida dinamis dianggap sebagai fluida ideal.
Fluida ideal adalah fluida yang inkompresibel, artinya fluida yang kerapatannya
(massa jenisnya) sulit diubah dan tidak memiliki gesekan dalam (viskositas). Sifat-
sifat fluida ideal adalah sebagai berikut:

a. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik
tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada
aliran yang pelan.
b. Aliran stasioner, yaitu setiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan
untuk luas penampang yang sama mempunyai laju aliran yang sama
c. Alirannya laminar atau tidak berotasi / berputar-putar
d. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami
perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan.
e. Nonviscous, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di
sekitarnya maupun dengan dinding tempat dilaluinya

C. Persamaan Kontinuitas dan Penerapannya


1. Persamaan Kontinuitas
Suatu fluida mengalir di dalam tabung melalui penampang dengan
luas A1 dengan kecepatan v1. Fluida kemudian melewati penampang A2
sehingga kecepatannya
Δl1
berubah menjadi v2.
Δl2
Kecepatan fluida akan
berubah jika ukuran
tabung berubah. Laju
aliran massa fluida tersebut didefinisikan sebagai massa fluida (Δm) yang
melalui titik tertentu persatuan waktu (Δt). Sehingga laju aliran massa pada
tabung dengan luas penampang A1 adalah sebagai berikut :

𝜟𝒎 𝝆𝟏 𝜟𝑽𝟏 𝝆𝟏 𝑨𝟏 𝜟𝒍𝟏 Keterangan:


= = = 𝝆𝟏 𝑨𝟏 𝒗𝟏
𝜟𝒕 𝜟𝒕 𝜟𝒕 ΔV1 = perubahan volume (m3)
ρ1 = massa jenis fluida 1 (kg/m3)
Δl1 = perubahan panjang tabung (m)
Sementara itu, pada tabung dengan luas A2, laju aliran massanya
sebesar ρ2A2v2. Dikarenakan alirannya tunak (tidak pernah berhenti) dan
massa fluida konstan, maka massa fluida yang masuk di A1 sama dengan
massa fluida yang masuk di A2.

ρ1A1v1 = ρ2A2v2

Karena fluida ideal bersifat inkompresibel (massa jenis fluida pada


penampang 1 dan 2 sama), maka persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai
berikut. Keterangan:
A1v1 = A2v2
A1 = luas penampang 1 (m2)
A2 = luas penampang 2 (m2)
v1 = kecepatan aliran di A1 (m/s)
v2 = kecepatan aliran di A2 (m/s)

Persamaan di atas tersebut disebut persamaan kontinuitas. Semakin


besar luas penampangnya, maka kecepatan aliran fluida semakin kecil.
Sebaliknya, jika semakin sempit luas penampangnya, maka kecepatan
alirannya semakin besar. Perkalian Av merupakan laju aliran volume (volume
fluida yang melalui titik tertentu setiap sekon) atau disebut debit.
𝑽 Keterangan:
Q = 𝒕 = 𝑨𝒗
v = volume fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (s)
Q = debit aliran fluida (m3/s)

2. Penerapan Persamaan Kontinuitas


Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak alat yang bekerja berdasarkan
persamaan kontinuitas. Persmaan kontinuitas dapat di amati ketika
menyemprotkan air dari selang. Ketika lubang selang ditekan (luas
penampang dipersempit), kecepatan air yang keluar dari selang akan besar dan
jangkauan pancaran air jauh. Namun, ketika air dibiarkan keluar dari selang
tanpa diberikan tekanan pada lubang selang, kecepatan air akan lebih lambat
dan jangkauan pancaran air akan lebih pendek.
Contoh lainnya yaitu ketika membuka keran. Jika keran yang dibuka
kecil, maka untuk mengisi bak air akan membutuhkan waktu lama walaupun
kecepatan air besar. Jika keran dibuka maksimal, bak akan cepat penuh
walaupun kecepatan alirannya kecil.

D. Persamaan Bernoulli dan Penerapannya


1. Persamaan Bernoulli
Sebuah fluida ketika mengalir juga memiliki tekanan. Sepeeti
contohnya ketika kita menyiram tanaman mengunakan selang. Maka jari
tangan akan merasakan gaya dorongan dari fluida atau air dalma selang.
Tekanan fluida dinamis dapat ditentukan melalui konsep usaha energi.
Sebuah fluida yang memiliki ketinggian sebesar (h) dan luas
penampang sebesar (A) berbeda. Karena ketinggian benda berbeda maka
tekanan benda juga akan berbeda.
Fluida di titik 1 mengerjakan tekanan sebesar P1 pada luas penampamg
sebesar A1 yang diakibatkna
oleh gaya F1. Gaya F1 dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝐹1
P1 = 𝐴1

F1 = P1 A1
Sehingga usaha yang dilakukan fluida pada titik 1 adalah sebagai berikut :
W = Fs
W1 = F ∆𝑥1= P1 A1 ∆𝑥1 = P1 V1
Ketika meninjau titik 2, fluida di titik 2 mengerjakan tekanan sebesar P2
pada luas penampamg sebesra A2 yang diakibatkna oleh gaya F2. Gaya F2
𝐹
dapat dituliskan sebagai berikut: P2 = 𝐴2
2

F2 = P2 A2
Sehingga usaha yang dilakukan fluida pada titik 1 adalah sebagai berikut :

W = Fs
W2 = - F ∆𝑥2= P2 A2 ∆𝑥2 = - P2 V2

Tanda negative menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada fluida


berlawanan arah dengan aliran fluida. Usaha total pada sistem ini dapat
dirumuskan seperti dibawah ini:
W = W1 + W2 = P1 V1 - P2 V2 V1 = V2 = V
W = ( P1 - P2 ) V ................................................................... 1

Usaha pada sistem tersebut sebagian merupaka perubahan energi


kinetik, sedangkan sebagian lagi merupakan perubahan energi potensial.
Sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan sebagai berikut :

W = ∆𝐸𝑘 + ∆𝐸𝑝

1 1
W= m v22 - 2 m v12 + ( m g h2 – m g h1 ) .................... 2
2

Persamaan 1 dan persamaan 2 disubstitusikan sehingga diperoleh


persamaan dibawah ini ;

1 1
( P1 - P 2 ) V = m v22 - 2 m v12 + ( m g h2 – m g h1 )
2

1𝑚 1𝑚 𝑚 𝑚
( P1 - P 2 ) = v22 - 2 v12 +( g h2 – g h1 )
2 𝑣 𝑣 𝑣 𝑣

1 1
( P1 - P 2 ) = 𝜌v22 - 2 𝜌 v12 + ( 𝜌g h2 – 𝜌g h1 )
2

𝟏 𝟏
𝑷𝟏 + 𝝆𝒗𝟏𝟐 + 𝝆𝒈𝒉𝟏 = 𝑷𝟐 + 𝝆𝒗𝟐 𝟐 + 𝝆𝒈𝒉𝟐
𝟐 𝟐
2. Penerapan Persamaan Bernoulli
a. Teorema Toricelli (Laju Effux) pada Tangki Berlubang
Teorema ini ditemukan seabad sebelum penemuan persamaan
Bernoulli. Teorema ini ditemukan oleh Evangelista Toricelli, salah seorang
murid Galileo. Teorema ini memaparkan tentang
sebuah tangki besar yang mempunyai lubang
kecil pada jarak h dari atas permukaan air.
Lubang tersebut menyebabkan air keluar terus-
menerus sehingga permukaan air semakin
menurun. Laju air yang menyembur dari lubang
sama dengan air yang jatuh bebas dari ketinggian h. Kecepatan air
memancar atau keluar dari lubang didapat dengan menggunakan Hukum
Bernoulli dan Hukum Kekekalan Energi yaitu :
Emasuk = Ekeluar Catatan :
1
P + 𝜌.g.h + 2 . 𝜌.ν2 = konstan ν1 = 0
1 1 𝝆1 = 𝝆2
P1 + 𝜌.g.h1 + 2 . 𝜌.(ν1)2 = P2 + 𝜌.g.h2 + 2 . 𝜌.(ν2)2
P1 = P2

Maka didapatkan seperti berikut :


1 1
P1 + 𝜌.g.h1 + 2 . 𝜌.(ν1)2 = P2 + 𝜌.g.h2 + 2 . 𝜌.(ν2)2
1
g.h1 = g.h2 + 2 .(ν2)2
1
g.h1 – g.h2 = 2 .(ν2)2
1
(h1 – h2).g = 2 .(ν2)2

Keterangan:
ν2 = ඥ𝟐. ሺ𝒉𝟏 − 𝒉𝟐ሻ. 𝒈
ν = laju atau kecepatan air (m/s)
ν2 = ඥ𝟐. 𝒉. 𝒈
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = kedalaman lubang (m)
h1 = ketinggian total air (m)
h2 = ketinggian air dari dasar sampai lubang kebocoran (m)
𝜌 = massa jenis air (gram/cm3) atau (kg/m3)
P = tekanan air (Pa atau N/m)
Jangkauan terjauh atau jarak pancaran air jatuh pertama kali keluar dari
lubang pada tangki yang bocor dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan:
X = ν.t
x = jangkauan terjauh (x)
𝟐.𝒉𝟐
= (ඥ𝟐. 𝒈. 𝒉 ) . ට ν = kecepatan atau laju air (m/s)
𝒈

= ξ𝟐. 𝒉. 𝒉𝟐 g = percepatan gravitasi (m/s2)


h = kedalaman lubang (m)
h2 = ketinggian lubang dari dasar tangki atau
tanah (m)

 Efek Venturi
Efek venturi terjadi pada fluida yang mengalir melalui sebuah pipa
yang menyempit, lalu melebar lagi pada ketinggian yang sama. Efek venture
menyatakan bahwa jika laju fluida bertambah, maka tekanan berkurang.
Efek venturi dirumuskan sebagai berikut:

𝟏 Keterangan :
P + 𝟐 . 𝝆. ν2 = konstan
P = tekanan (Pa)
𝜌 = massa jenis fluida (gram/cm3) atau kg/m3)
ν = kecepatan atau laju air (m/s)

b. Tabung Venturi
Tabung venture merupakan dasar dari alat venturimeter. Venturimeter
merupakan alat pengukur laju aliran suatu fluida baik berupa gas maupun
cairan dalam sebuah pipa.
1) Venturimeter tanpa Manometer
Pada gambar disamping
terlihat bahwa, luas penampang pipa
1 (A1) lebih besar daripada luas
penampang pipa 2 (A2). Maka
kecepatan aliran air di pipa kedua atau ν2 lebih besar daripada kecepatan
air di pipa 1 (ν1). Hal tersebut juga mengakibatkan tekanan di pipa 2
lebih kecil daripada tekanan di pipa 1. Gaya total pada bagian kanan
akan mempercepat laju fluida ketika memasuki leher dan gaya total pada
bagian kiri akan memperlambat fluida.
Sehingga :

P1 – P2 = 𝝆.g.h

Dengan demikian, diperoleh persamaan sebagai berikut :


1
𝜌 .g.h = 2 . 𝜌. (ν1)2. (((A1)2/(A2)2 ) – 1)
1
𝑔.h = 2. (ν1)2. (((A1)2/(A2)2 ) – 1)

(ν1)2 =2.g.h / (((A1)2/(A2)2 ) – 1)

𝟐.𝒈.𝒉
V1 = ටሺሺ𝐀𝟏ሻ^𝟐/ሺ𝐀𝟐ሻ^𝟐 ሻ – 𝟏ሻ

Dengan cara yang sama didapatkan v2 dengan rumus :

𝟐.𝒈.𝒉
V2 = ටሺ𝟏−ሺ𝐀𝟏ሻ^𝟐/ሺ𝐀𝟐ሻ^𝟐 ሻ ሻ

Keterangan:
v1 = laju fluida pada tabung 1 (m/s)
v2 = laju fluida pada tabung 2 (m/s)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
A1 = luas penampang besar (m2)
A2 = luas penampang kecil (m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = beda ketinggian dua tabung (m)
2) Venturimeter dengan manometer
Manometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan zat cair di dua titik.
Dari hal tersebut, perbedaan tekanan antara
titik 1 dan titik 2 adalah sebagai berikut :
1 1
P1 + 2 . 𝜌 . (ν1)2 + 𝜌.g.h1 = P2 + 2 . 𝜌 . (ν2)2 + 𝜌.g.h2
1 1
P1 + 2 . 𝜌 . (ν1)2 + 𝜌.g.h = P2 + 2 . 𝜌 . (ν2)2 + 𝜌.g.h
1 1
P1 – P2 = . 𝜌 . (ν2)2 - . 𝜌 . (ν1)2
2 2
1
P1 – P2 = 2 . 𝜌.( (ν2)2 - (ν1)2 )

Akibat perbedaan tekanan di titik 1 dan 2, tinggi fluida pada


manometer tidak smaa tinggi. Maka perbedaan tekanan di titik 1 dan 2
dapat dinyatakan sebagai berikut :
P1 – P2 = 𝜌.g.h = (𝜌r –𝜌).g.h
Berdasarkan persamaan kontinuitas yaitu A1.V1 = A2 . v2 dan
dengan menyamakan persamaan-persamaan yang telah diperoleh ,
yaitu :
1
. 𝜌.( (ν2)2 - (ν1)2 ) = (𝜌r –𝜌).g.h
2
1 𝐴1^2
. 𝜌.(ν1)2 (𝐴2^2 − 1ሻ = (𝜌r –𝜌).g.h
2
2.ሺ𝜌r –𝜌ሻ.g.h
.(ν1)2 = 𝐴1^2
𝜌.ሺ −1ሻ
𝐴2^2

Keterangan:
𝟐.ሺ𝝆𝐫–𝝆ሻ.𝐠.𝐡
ν1 = ඨ 𝑨𝟏^𝟐 v1 = laju fluida pada penampang besar (m/s)
𝝆.ሺ −𝟏ሻ
𝑨𝟐^𝟐
g = perccepatan gravitasi bumi (m/s2)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)
𝜌r = massa jenis raksa (kg/m3)
h = beda ketinggian raksa di dua tabung (m)
A1 = luas penampang 1 (m2)
A2 = luas penampang 2 (m2)
c. Tabung Pitot
Tabung pitot berfungsi untuk mengatur kelajuan gas dalam sebuah
pipa. Secara kuantitatif, persamaan Bernoulli untuk pipa pada ketinggian sama
h1=h2 dinyatakan sebagai berikut : ½
P + ½ρv2 = konstan
Dengan demikian

P1 + ½ ρ1v12 = P2 + ½ ρ2v22

Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang lubang di titik a.


Lubang-lubang ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup jauh di
belakang sehingga kelajuan dan tekanan gas di
luar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai
seperti halnya dengan aliran bebas. Jadi, va = v
(kelajuan gas) dan tekanan pada kaki kiri
manometer tabung pilot sama dengan tekanan
aliran gas (Pa).
Lubang dari kaki kanan manometer tegak lurus terhadap aliran sehingga
kelajuan gas berkurang sampai ke nol di titik b (vb = 0). Pada titik ini gas
berada dalam keadaan diam. Tekanan pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan di titik b (pb). Beda ketinggian titik a dan b dapat diabaikan
(ha = hb), sehingga perbedaan tekanan yang terjadi menurut persamaan
Bernoulli adalah sebagai berikut.

Perbedaan tekanan ini sama dengan tekanan hidrostatika fluida (raksa) pada
manometer.
pb – pa = ρrgh
Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
ρ1 = massa jenis gas (kg/m3)
P1 = tekanan di titik 1 (N/m2)
P2 = tekanan di titik 2 (N/m2)
v1 = kecepatan fluida di titik 1 (m/s)
v2 = kecepatan fluida di titik 1 (m/s)
h1 = ketinggian fluida di titik 1 (m)
h2 = ketinggian fluida di titik 1 (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

d. Penyemprot Serangga
Alat penyemprot yang menggunakan prinsip Bernoulli yang sering
kita gunakan adalah alat penyemprot racun serangga. Perhatikan gambar
berikut.

Ketika kita menekan batang pengisap, udara dipaksa keluar dari


tabung pompa melalui tabung sempit pada ujungnya. Semburan udara yang
bergerak dengan cepat mampu menurunkan tekanan pada bagian atas tabung
tandon yang berisi cairan racun. Hal ini menyebabkan tekanan atmosfer pada
permukaan cairan turun dan memaksa cairan naik ke atas tabung. Semburan
udara berkelajuan tinggi meniup cairan, sehingga cairan dikeluarkan sebagai
semburan kabut halus.
e. Gaya Angkat pada Sayap Pesawat
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian
bawahnya. Perhatikan gambar dibawah.
Garis arus pada sisi
bagian atas lebih rapat
daripada sisi bagian
bawahnya. Artinya,
kelajuan aliran udara
pada sisi bagian atas pesawat v2 lebih besar daripada sisi bagian bawah sayap
v1. Sesuai dengan asas Bornoulli, tekanan pada sisi bagian atas p2 lebih kecil
daripada sisi bagian bawah p1 karena kelajuan udaranya lebih besar. Dengan A
sebagai luas penampang pesawat, maka besarnya gaya angkat dapat kita
ketahui melalui persamaan berikut.
P1 + ½ ρ1v12 = P2 + ½ ρ2v22 Keterangan :
P = P1 – P2 = ½ ρ (v22 - v12) F = Gaya Angkat Pesawat (N)
A = Luas penampang sayap pesawat (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar
daripada berat pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak
tergantung dari berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin
besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti gaya
angkat sayap pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap
makin besar pula gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar
daripada berat pesawat (F1 – F2) > m g. Jika pesawat telah berada pada
ketinggian tertentu dan pilot ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang
di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya
angkat sama dengan berat pesawat (F1 – F2) = m g.

 Kesimpulan
Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan
gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan
tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
Selain itu, dikenal juga fluida ideal. Fluida ideal adalah Fluida ideal adalah fluida
yang inkompresibel, artinya fluida yang kerapatannya (massa jenisnya) sulit diubah
dan tidak memiliki gesekan dalam (viskositas).

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli


yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan
manusia masa kini seperti untuk menentukan kecepatan pada tangki yg bocor,
venturimeter, tabung pitot, penyemprot parfum, dan gaya angkat pada sayap pesawat
terbang.

Anda mungkin juga menyukai