Anda di halaman 1dari 21

MEKANIKA FLUIDA

MEKANIKA FLUIDA

Statika Fluida
Densitas (kerapatan) Fluida
Rapat massa suatu benda yang homogen didefenisikan sebagai massa
per satuan volume. Satuan kerapatan dalam ketiga sistim satuan adalah :
kg/m3, gr/cm3, slug/ft3 atau lb/ft3. Rapat massa dilambangkan dengan  (rho) :
m
 m  V .............(9.1)
V
MEKANIKA FLUIDA

Tabel 9.1 Berbagai Kerapatan () Bahan*


Bahan  (gr/cm3) Bahan  (gr/cm3)
o
Air (uap), 100 C 0,598 Granit 2,7
Air laut 1,025 Kaca (umum) 2,4 – 2,8
Alumunium 2,7 Kayu (khusus) 0,3 - 0,9
Besi/Baja 7,8 Kuningan 8,6
Benzene / Bensin 0,90 / 0,68 Perak 10,5
Beton 2,3 Platina 21,4
Carbon dioksida 0,00198 Raksa 13,6
Darah, Plasma / 1,03 / 1,05 Tembaga 8,9
Darah
Es 0,917 Tulang 1,7 – 2,0
*) kerapatan ditetapkan pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm kecuali ditentukan lain
MEKANIKA FLUIDA
Gaya dan Tekanan pada suatu Titik
Yang dimaksud dengan fluida adalah zat yang dapat mengalir, atau sering
disebut dengan zat alir. Statistik fluida membahas fluida dalam kedaan diam.
Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu permukaan per
satuan luas permukaan.

F mg A h  g
P   h g ............(9.2)
A A A
dengan,  adalah massa jenis air (gr/cm3, kg/m3); g adalah percepatan gravitasi
(m/s2); dan h adalah tinggi air diatas titik yang diamati (m).
Sedang untuk fluida gas, persamaan 9.3a dapat digunakan untuk menentukan
perbedaan tekanan, P pada ketinggian yang berbeda dengan  adalah
kerapatan rata – rata :
P =  g h ...........(9.3b)
MEKANIKA FLUIDA
• Prinsip Archimedes
Gaya apung terjadi karena tekanan dalam fluida naik
sebanding dengan kedalaman. Dengan demikian
tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang
tenggelam lebih besar daripada tekanan ke bawah
pada bagian atas permukaannya.
“Prinsip Archimedes : Setiap benda yang terendam
seluruhnya atau sebagian didalam fluida mendapat
gaya apung menuju kearah yang besarnya adalah
sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda itu”.
MEKANIKA FLUIDA
Pada gambar ini, fluida mengerjakan tekanan P1 = Fgh1
terhadap permukaan bagian atas silinder. Gaya yang

h1
diakibatkan oleh tekanan pada bagian atas silinder ini
F1
h2

h = h2 – h1 adalah F1 = P1A = Fgh1A, dan mengarah ke bawah.


F2 Dengan cara yang sama, fluida mengerjakan gaya ke atas
pada permukaan bawah silinder dengan F2 = P2A =
Gambar. 10-1 Penentuan gaya apung

Fgh2A.
Gaya netto yang diakibatkan oleh tekanan fluida, yang disebut sebagai gaya
apung, FB, bekerja ke atas dan mempunyai besar :
FB = F2 – F1 = F g(h2 – h1) = F g Ah
= F gV ...........(9.4)
MEKANIKA FLUIDA
Dinamika Fluida
Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah suatu ungkapan matematis mengenai jumlah
massa yang mengalir ke dalam sebuah permukaan terbatas sama dengan
pertambahan massa didalam permukaan itu. Dengan melihat pada dua tipe
aliran utama, yaitu aliran lurus atau Aliran Laminer (streamline) dan Aliran
Turbulen (bergolak), kedua aliran ini dapat dilihat pada gambar 10-4 :

(a)
(b)
Gambar. 10-4 Pergerakan aliran; a) Aliran laminer, b) Alirean Turbulen
MEKANIKA FLUIDA

Δl1
Δl2

v1 v2
A1 A2

Gambar. 10-5 Fluida mengalir melalui pipa diameter bervariasi


MEKANIKA FLUIDA
laju alir massa m / t melalui luasan A1 adalah :

m 1 V1 1 A1 l1
   1 A1 v1
t t t

dengan V1 = A1 l1 adalah volume massa m, dan 1 adalah kerapatan fluida.
Hal yang sama terjadi pada titik 2 (melalui luasan A2), laju alir massa adalah 2
A2 v2. Karena tidak ada aliran fluida didalam dan/atau diluar sisi, laju alir melalui
A1 dan A2 haruslah sama. Dengan demikian :

1 A1 v1 = 2 A2 v2

jika 1 = 2, maka persamaan kontinuitas diatas akan menjadi :

A1v1 = A2v2 ……….(9.5)

Q = A1v1 = A2v2 = tetap


MEKANIKA FLUIDA

• Persamaan Bernoulli
Bila fluida tak mampat mengalir sepanjang
pembuluh aliran yang penampang lintangnya
tidak sama besar, maka kecepatan akan
berubah, dapat bertambah atau berkurang.
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa
bilamana kecepatan fluida tinggi, tekanannya
rendah, dan bilamana kecepatannya rendah,
tekanannya tinggi.
MEKANIKA FLUIDA
Δl2
Δl2
v2
Δl1 P2 Δl1
A1
A2
v1
P1 y2

y1 (b)

(a)

Gambar. 10-7 Aliran fluida untuk menurunkan persmaan Bernoulli


MEKANIKA FLUIDA
P1 + ½  v12 +  g y1 = P2 + ½  v22 +  g y2
Ini adalah persamaan Bernoulli. Jika titik 1 dan 2 dapat berupa setiap dua titik
sepanjang aliran dalam tabung, persamaan Bernoulli dapat ditulis :
P + ½  v2 +  g y = tetap
pada setiap titik dalam fluida.
Pada beberapa kasus , persamaan Bernoulli dapat menjadi :
persamaan Teorema Torricelli untuk air mengalir dalam bejana.
½  v12 +  g y1 =  g y2 atau
v1 = [2g (y2 – y1) ]½
kecepatan efflux: v1 v2

p2, A2

V2 = [2(p – pa) /  ] ½
atau v2 = (2g h) ½ p1, A1
Gambar. 10-10 Pipa Venturi

pada pipa venturi persamaan Bernoulli akan menjadi :


p1 + ½ v12 = p2 + ½ v22.
MEKANIKA FLUIDA
Mengukur Tekanan Dalam Fluida Bergerak
Tekanan statik, p didalam fluida yang mengalir dalam saluran tertutup dapat
diukur dengan manometer tabung-terbuka, seperti diperlihatkan pada gambar
8-13.
pa – p = mgh1 p = pa - mgh1
Aliran Aliran
P P

Pa Pa
h1 h1

(a) (b)
Gambar. 10-11 Pengukuran tekanan untuk mengukur tekanan statik
p dalam fluida yang mengalir didalam sebuah saluran tertutup
diperoleh :
p2 = p + ½ v2 persamaan ini disebut Tekanan Dinamik.
MEKANIKA FLUIDA

Pada manometer pipa-terbuka menunjukan


perbedaan antara tekanan udara luar pa dan
tekanan p2 :
pa – p2 = mgh2
p2 = p + ½ v2 = pa - mgh2
MEKANIKA FLUIDA

Kekentalan (Viskositas) dan Hukum Poiseuille


Viskositas dapat dianggap sebagai gesekan
dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya
viskositas, maka untuk menggerakan salah
satu lapisan fluida diatas lapisan lainnya, atau
agar suatu permukaan dapat meluncur di atas
permukaan lainnya bila diantara permukaan –
permukaan ini terdapat lapisan fluida,
haruslah dikerjakan gaya.
MEKANIKA FLUIDA

d d’ c c’

v F

l Lapisan
cairan

F a b

Gambar. 10-14 Aliran laminer cairan kental


MEKANIKA FLUIDA
v
Cepat perubahan tegangan luncur 

dengan demikian viskositas dapat ditulis sebagai :
tegangan luncur F / A atau
 
cepat perubahan tegangan luncur v / 
v
F  A

persamaan ini berlaku untuk kejadian khusus, dimana kecepatan makin
bertambah secara uniform bila semakin jauh dari pelat sebelah bawah. Untuk
kejadian umum gradien kecepatan tidak uniform dan harganya di tiap titik
dituliskan sebagai dv/dy, karena itu bentuk umum adalah :
dv
F  A
dy
MEKANIKA FLUIDA

Beberapa Harga Viskositas Bahan


Viskositas Viskositas
o Viskositas Minyak
Suhu ( C) Air, Udara,
Jarak, (Poise)
(centipoise) (mikropoise)
0 53 1,792 171
20 9,86 1,005 181
40 2,31 0,656 190
60 0,80 0,469 200
80 0,30 0,357 209
100 0,17 0,284 218
MEKANIKA FLUIDA

Hukum Poiseuille.
Aliran fluida melalui pipa berbentuk silinder sepanjang L dengan jari-jari
penampang R adalah
 (p1 - p2 ) R 2 2  R 4 p1 - p2
Q  R - r  r dr  ........(9.18)
2 L r 8  L
MEKANIKA FLUIDA

Contoh :
Minyak mesin (misalnya SAE 10 = 200 x 10-3
Pa.s) melintas tabung halus berdiameter 1,80
mm dalam sebuah mesin prototipe. Tabung
mempunyai panjang 5,5 cm. Berapa
perbedaan tekanan diperlukan untuk
mempertahankan laju alir 5,6 mL/menit ?
104
MEKANIKA FLUIDA

Jawab :
Laju alir, Q = 5,6 mL/menit = 5,6 x 10-6 m3/menit
= 9,3 x 10-8 m3/s
 = 200 x 10-3 Pa.s = 0,2 N.s/m2
Sehingga dengan menggunakan pers. 10.16, maka :
 r 4 p1 - p 2  8 L Q
Q  p1 - p 2 
8 L  r4
8 0,2 N.s/m2 0,055 m2 9,3 x 10 -8 m3 / s 

3,14 0,90 x10-3 m
4

 4 N/m2  0,04 atm

Anda mungkin juga menyukai