Ijin pembuangan air limbah dari tujuh titik penaatan dari Bupati Luwu Timur telah
diterbitkan pada tanggal 2 Mei 2013.
Penambahan pemantauan rutin di beberapa lokasi baru di area tambang.
27
Deskripsi pengolahan
A. FeSO4 adalah Singkatan Ferrous Sulfate monohydrate yaitu bahan kimia yang
digunakan untuk mengubah ikatan valensi Chromium bervalensi enam menjadi
chromium bervalensi tiga ,
B. Mixer tank adalah tangki penduduk bubuk FeSO4 untuk menghasilkan larutan FeSO4
di treatment plant ,
C. Strotage tank adalah tangki penyimpanan larutan FeSO 4 yang dihasilkan dari mixer
tank.
D. Daily tank adalah tangki pengelolaan Cr(VI) yang dilengkapi sistim pipa injeksi larutan
bahan kimia (FeSO4).
E. Transfer pump khusus untuk mentransfer bahan kimia . Komponen dalam pompa
terbuat dan dilapisi bahan keramik sehingga tahan atau tidak korosi terhadap bahan
kimia FeSO4.
28
1000 L/ jam
500 L/bag
= 2 bag / jam
1 jam = 2 bag
60 menit = 2 bag
30 menit = 1 bag
Sehingga setiap 30 menit dilakukan penambahan 1 bag FeSO4 dan 500L air
Penambahan ini bervariasi sesuai dengan debit injeksi yang diberikan.
29
g. Setelah diperoleh angka konversi kemudian takar injeksi dengan gelas ukur hingga
mendekati dosis dari hasil perhitungan, tidak boleh lebih rendah. Takar kembali dosis
injeksi hingga 3 kali untuk memastikan bahwa dosis sudah sesuai. Angka dosis hasil
penakaran kemudian dicatat dalam log book yang disediakan (bukan angka hasil
perhitungan).
h. Dilakukan pengecekan atau pengukuran debit injeksi setelah 10 menit kemudian,
(untuk memastikan injeksi treatment sesuaidosis yang dibutuhkan).
i. Senantiasa diperiksa keluaran injeksi untuk memastikan tidak ada penyumbatan
j. Dilakukan pengecekan kadar Cr (VI) inlet plant tiap 2 jam sekali, jika ada perubahan
atur kembali besar injeksi FeSO4
k. Dilakukan analisaCr (VI), pastikan konsentrasi Cr (VI) pada outlet dibawah 0.05 ppm,
jika diatas 0.05 ppm tambahkan injeksi larutan FeSO4 sebesar30% dari perhitungan
sebelumnya, dan catat kejadian tersebut dalam log book.
l. Jika didalam jadwal pengaturan debit injeksi tiap 2 jam tersebut terjadi perubahan
flow melebihi variasi 500 m3/jam dari flow sebelumnya, lakukan segera perubahan
dosis injeksi.
30
B Uraikan Aktivitas Selama Kerja Praktek (Log book dan Foto Kegiatan Dilampirkan)
Tabel 4. Log Book
Kegiatan
Minggu Ke3
4
5
Pengenalan
secara
umum
Unit
Pengolahan Limbah di PT. Vale
Indonesia
Pengambilan sampel di Complaince
Point
Observasi
Lapangan
dan
Pengambilan sampel di Pengolahan
limbah Chromium Hexavalent
Observasi
Lapangan
dan
Pengambilan sampel di Pengolahan
limbah Nikel Souluble
Observasi Lapangan di AWS
Pengumpulan Data Lapangan
Asistensi Laporan
Presentasi Laporan
31
32
LMK
Petea East
Petea West
0.06
0.04
0.02
0
41664
41665
41666
41667
41668
41669
41670
Minggu pertama pemantauan kadar Cr+6 diempat titik penaatan yang telah
ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, kadar Cr+6 terendah <0.001 ppm
berada di LC 3 pada tanggal 25 Januari 2014 dan tertinggi 0.040 ppm berada di Lamangka
33
34
35
LMK
Petea East
Petea West
0.06
0.04
0.02
0
41671
41672
41673
41674
41675
41676
41677
Minggu kedua pemantauan kadar Cr+6 diempat titik penaatan yang telah ditentukan
oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, kadar Cr+6 terendah <0.001 ppm berada di LC 3
pada tanggal 1, 6 dan 7Februari 2014 dan tertinggi 0.040 ppm berada di Lamangka pada
tanggal 1 Februari 2014. Dengan demikian, tidak ada yang melebihi baku mutu Cr+6 0.1
ppm.
36
37
LMK
Petea East
Petea West
0.06
0.04
0.02
0
8 Feb 14 9 Feb 14 10 Feb 1411 Feb 1412 Feb 1413 Feb 1414 Feb 14
Minggu ketiga pemantauan kadar Cr+6 diempat titik penaatan yang telah ditentukan
oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, kadar Cr+6 terendah <0.001 ppm berada di LC 3
pada tanggal 8, 10, 11, 12, 13 dan 14 Februari 2014 dan tertinggi 0.064 ppm berada di Petea
West pada tanggal 12Februari 2014. Dengan demikian, tidak ada yang melebihi baku mutu
Cr+6 0.1 ppm.
38
39
40
LMK
0.06
PETEA EAST
PETEA WEST
0.04
0.02
0
15 Feb 1416 Feb 1417 Feb 1418 Feb 1419 Feb 1420 Feb 1421 Feb 14
Minggu keempat pemantauan kadar Cr+6 diempat titik penaatan yang telah
ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, kadar Cr+6 terendah <0.001 ppm
berada di LC 3 pada tanggal 15 Februari 2014 dan tertinggi 0.086 ppm berada di Petea East
pada tanggal 18 Februari 2014. Dengan demikian, tidak ada yang melebihi baku mutu Cr+6
0.1 ppm.
41
42
43
LMK
0.06
PETEA EAST
PETEA WEST
0.04
0.02
0
22 Feb 2014
23 Feb 2014
24 Feb 2014
25 Feb 2014
26 Feb 2014
27 Feb 2014
28 Feb 2014
Minggu kelima pemantauan kadar Cr+6 di empat titik penaatan yang telah ditentukan
oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, kadar Cr+6 terendah 0.001 ppm berada di LC 3
44
PEMBAHASAN
Dalam melakukan kegiatan penambangan nikel, PT. Vale Indonesia Tbk
menghasilkan beberapa jenis limbah. Terkhusus untuk limbah cair, salah satu jenis limbah
yang dihasilkan dari proses penambangan ialah potensi terbentuknya limbah Chromium
Hexavalent akibat dari air proses penambangan bijih nikel dan air bekas cucian kendaraan
tambang.
Limbah cair dari proses penambangan dialirkan melalui empat Complaince Point
yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan pada Peraturan Gubernur Sulawesi
Selatan No. 69 Tahun 2010. Complaince Point tersebut untuk memantau kualitas fisik dan
kimia dari air limbah yang dihasilkan dari proses penambangan PT. Vale Indonesia Tbk. Titik
penaatan (khusus daerah tambang) tersebut antara lain; Lamangka (LMK), Lamoare Creek
3 (LC3), Petea East, dan Petea West.
Di lokasi titik penaatan (Complaince Point) tersebut terdapat kolam penampungan
dan pengendapan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah sedimen sebelum di treatment
di Satelit Tank Chromium Hexavalent. Pada lokasi titik penaatan tersebut juga dilakukan
pengambilan sampel untuk menguji kadar logam terlarut dan kontrol pH sebelum di buang
ke lingkungan. Pengujian parameter logam terlarut berdasarkan pada Baku mutu air limbah
bagi usaha atau kegiatan pertambangan bijih nikel menurut Per Men LH No. 09 Tahun 2006
tentang Baku mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel. Dari
parameter-parameter tersebut, terdapat Chromium Hexavalent yang bersifat karsinogenik.
Untuk itu sampel ini terfokus pada pembahasan hasil uji parameter Chromium Hexavalent
(Cr+6).
Cr (VI) atau lebih dikenal dengan istialah Chromium hexavalent atau chrome
bervalensi 6 merupakan senyawa yang bersifat toxic terhadap manusia . Secara umum
keberadaan Chome konsentrasi terendah pada lapisan Lemonite , medium grade limonite
dan akumulasi terbanyak pada zona transisi lapisan Top Soil dan secara bertahap
konsentrasi terendah meningkat lapisan. Chrome berada di alam dalam kombinasi dengan
bebrapa unsure seperti besi (Fe) , Aluminium (Al) , Magnesium(Mg) dalam bentuk spinel
45
46