Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA FLUIDA

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Fisika Sekolah II yang diampu
oleh Dr. Parlindungan Sinaga, M.Si.

oleh

Adi Perwira 1704273


Ahmad Syehan 1703843

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2019
A. Judul

Dinamika Fluida

B. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi

4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip


dinamika fluida

D. Materi Pembelajaran
1. Fluida Ideal
2. Debit
3. Persamaan Kontinuitas

4. Hukum Bernoulli

E. Peta Konsep
F. Uraian Materi

Pernahkah Anda memerhatikan bahwa di stasiun kereta, para penumpang


dilarang berdiri dekat rel kereta karena dikhawatirkan ikut terhempas kereta.
Dapatkah Anda menjelaskan hal tersebut? Atau saat Anda menonton
pertandingan sepakbola, pernahkah Anda melihat sebuah tendangan bebas
dimana bola tersebut berbelok arah di udara. Dapatkah Anda menjelaskan
mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kedua kasus tersebut merupakan
penerapan konsep fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari.

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir. Fluida dinamis yaitu fluida
yang sedang mengalir. Fluida dinamis yang akan dipelajari ini dianggap
sebagai Fluida Ideal.

1. Fluida Ideal
Fluida ideal memilki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Alirannya tunak, yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik
tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya.
b. Alirannya laminer, yaitu kecepatan aliran pada sembarang titik tidak
berubah terhadap waktu. Aliran ini juga tidak berotasi.
c. Alirannya tak kental, yaitu selama mengalir, fluida tidak mengalami
gesekan, baik dengan dinding maupun dengan zat cair itu sendiri.

d. Alirannya tidak termampatkan, yaitu fluida tidak mengalami perubahan


massa jenis karena pengaruh tekanan.

2. Debit Fluida

Debit fluida adalah banyaknya volume fluida yang bergerak atau


mengalir dalam selang waktu tertentu.

V
Q=
t

dengan:
V = volume fluida (m3)
t = lama fluida mengalir (s)
Q = Debit (m3/s)

Jika fluida mengalir denga kecepatan v pada suatu pipa berpenampang A


dan setelah waktu t menempuh jarak L, persamaan tersebut dapat
disederhakan menjadi sebagai berikut.

V = AL dan L=vt

AL Avt
Q= =
t t

Q= Av

dengan:
L = panjang lintasan (m)
t = selang waktu (s)
A = luas penampang pipa (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)

Q = debit (m3/s)

3. Persamaan Kontinuitas

Persamaan kontinuitas merupakan hukum kekekalan massa fluida yang


mengalir dari pipa yang berpenampang berbeda.

Gambar 3.1 aliran fluida pada pipa yang penampangnya berbeda

Laju aliran massa pada penampang 1 dan 2 adalah sebagai berikut.

∆ m 1 ρ A 1 L1
= → ∆ m1= ρ1 A1 v 1 ∆ t
∆t ∆t
∆ m 2 ρ A 2 L2
= → ∆ m2 =ρ2 A 2 v2 ∆ t
∆t ∆t

Karena persamaan kontinuitas merupakan hukum kekekalan massa fluida


maka massa fluida yang melalui penampang A1 sama dengan massa fluida
yang melalui penampang A2, sehingga:

∆ m1=∆ m2

ρ1 A 1 v 1 ∆t= ρ2 A2 v 2 ∆ t

A 1 v 1= A 2 v 2

dengan:
A1 = luas penampang 1(m2)
A2 = luas penampang 2 (m2)
v1 = kecepatan aliran fluida pada penampang 1 (m/s)

v 2 = kecepatan aliran fluida pada penampang 2 (m/s)

4. Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli membahas mengenai hubungan antara kecepatan aliran


fluida, ketinggian dan tekanan dengan menggunakan konsep usaha dan
energi.

Gambar 4.1 Hukum Bernoulli

Pada gambar di atas, fluida ideal dapat mengalir dari penampang A1ke
penampang A2 karena adanya:
a. Perbedaan tekanan antara penampang A1 dengan A2 sehingga
menimbulkan usaha sebesar:

W total =F ∆ s=P 1 A1 ∆ x 1−P1 A 2 ∆ x 2=P1 V 1−P2 V 2


m
Karena fluida ideal, maka V 1=V 2 = sehingga
ρ
m
W total =( P1−P2 )
ρ
e. Perbedaan kecepatan aliran dan tinggi sehingga menimbulkan usaha
sebesar
W total =∆ Ek +∆ Ep

( 12 m v − 12 m v )+(mg h −mg h )
W total = 2
2
2
1 2 1

Persamaan (1) dan persamaan (2) disubstitusikan sehingga memperoleh


hubungan sebagai berikut.
m 1 1
( 2 2
)
( P1−P2 ) ρ = 2 m v 2− 2 m v 1 + ( mgh 2−mg h1 )
1 1
P1−P2= ρ v 22− ρ v 21+ ρg h2−ρg h1
2 2
1
P+ ρ v 2 + ρgh=konstan
2

Dengan:
P = tekanan fluida (N/m2 atau Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
v = kecepatan fluida (m/s)

h = tinggi fluida (m)

5. Penerapan Hukum Bernoulli dan Persamaan Kontinuitas


a. Bejana yang dilubangi
Gambar 5.1 Bejana yang dilubangi

Dengan menganggap diameter tabung lebih besar dibandingkan


diameter lubang, maka permukaan zat cair pada tabung turun perlahan-
lahan, sehingga kecepatan v1 dapat dianggap nol. Titik 1 (permukaan)
dan titik 2 (lubang) terbuka terhadap udara sehingga tekanan pada
kedua titik sama dengan tekanan atmosfer, P1=P2, sehingga persamaan
Bernoulli dinyatakan:
1 2
ρ v + ρg h2=0+ ρg h1
2 2
1 2
ρ v = ρg ( h 1−h2 )
2 2
v=√ 2 g ( h 1−h2 )= √2 gh

b. Venturimeter dilengkapi manometer

Gambar 5.2 Venturimeter dilengkapi manometer

Berdasarkan persamaan kontinuitas dapat diketahui:

A 1 v 1= A 2 v 2

A 1 v1
v 2= .............(i)
A2

Berdasarkan persamaan Bernoulli, berlaku:

1 1
P1 + ρ v 21 + ρg h1=P2 + ρ v 22 + ρg h2
2 2

Karena h1 =h2

1 1
P1 + ρ v 21=P2 + ρ v 22 .................(ii)
2 2

Dari kedua persamaan itu, dapat diketahui:


2
1 2 1 A1 2
P1 + ρ v 1=P2 + ρ 2 v 1
2 2 A2 ( )
2 2
1 2 A1 −A 2
P1−P2= ρ v 1
2 A 22 ( )
..............(iii)

Berdasarkan persamaan tekanan hidrostatik, pada manometer


berlaku:

P A =P1+ ρg h1

PB =P2 + ρg ( h1−h ) + ρ' gh

Titik A dan B berada pada satu bidang mendatar, maka berlaku


Hukum Pokok Hidrostatika.

P A =PB

P1 + ρg h1=P2 + ρg ( h1−h ) + ρ' gh

P1=P2− ρgh+ ρ' gh

P1−P2= ρ' gh−ρgh

P1−P2= ( ρ' −ρ ) gh .............(iv)

Dari persamaan (iii) dna (iv), diperoleh:

2 gh ( ρ 2−ρ1 )

√(
2 2
1 2 A 1− A 2 v=
2
ρ v1
( 2
A2 )
=( ρ' − ρ ) gh 1
ρ1
A1
A2
−1 )
c. Venturimeter tanpa manometer
Gambar 5.3 Venturimeter tanpa manometer

Berdasarkan persamaan tekanan hidrostatik, maka tekanan pada


titik 1 dan 2 adalah:

P1=P0 + ρg h1

P2=P0 + ρg h2

Selisih tekanan pada kedua penampang adalah:

P1−P2= ρg ( h1−h2 ) =ρgh

Dengan menggabungkan persamaan di atas diperoleh:


2 2
1 2 A 1− A 2
ρv
2 1 (2
A2
=ρgh
)
2 gh
v1 =A 2
√ ( A12−A 22)

d. Tabung Pitot

Gambar 5.4 Tabung Pitot

1 1
Pa + ρ v 2a + ρg h a=Pb + ρ v 2b + ρg hb
2 2

v b=0 ; dengan menganggap h a=hb , diperoleh:


1
Pa + ρ v 2=P b ...........(i)
2
Pada tabung pitot yang berisi zat cair dengan massa jenis ρ ', maka
titik c dan d berada pada satu bidang mndatar sehingga:
Pc =Pd
Pa + ρ ' gh=Pd
Karena pada Pd =Pb , maka:
Pa + ρ ' gh=Pb .................(ii)
Dengan menggabungkan persamaan (i) dan (ii), diperoleh:
1
Pa + ρ v 2=P a+ ρ' gh
2

2 ρ' gh
v=
√ ρ

e. Gaya angkat sayap pesawat

Gambar 5.5 gaya angkat sayap pesawat


Pada saat pesawat akan take off (terbang), berlaku hubungan sebagai
berikut.
1 1
Pa + ρ v 2a =Pb + ρ v 2b
2 2
1
Pa−P b= ρ(v 2b−v 2a)
2

Karena v a> v b dan Pa < Pb

Besar gaya angkat sayap pesawat diturunkan dari hukum Bernoulli


yaitu:

F=P . A
1
F=( Pb −P a ) . A= ρ . A ¿
2

f. Alat Penyemprot
Gambar 5.6 Alat Penyemprot

Prinsip kerjanya sama dengan gaya angkat pesawat.

v a> v b dan Pa < Pb

1 1
Pa + ρ v 2a =Pb + ρ v 2b
2 2
Hal ini menyebabkan cairan akan terhisap pada ujung lubang, lalu di
semprotkan ke luar.

G. Daftar Pustaka
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Palupi, Dwi Satya dkk. 2009. Fisika: Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta:
Pusat Perbukua, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai