1) Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka
atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui
cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian
melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap
dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai,
keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan
sebagainya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi
yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap
suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap
objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999).
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris,
harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran
bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus
membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta
didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.
2) Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang
terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus
besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada
minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….
Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan
berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No Aspek yang dinilai Skor
4 3 2 1
1. Berdiri tegak menghadap penonton
2. Mengubah ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan
3. Berbicara dengan kata-kata yang jelas
4. Tidak mengulang-ulang pernyataan
5. Berbicara cukup keras untuk didengar penonton
1) Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka
terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu
yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap
dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan
konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan
sebagainya.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap
peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.
2) Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
Nama : …………………………………………….
Kelas : …………………………………………….
Petunjuk:
Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan berikut:
(4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1) bila dilakukan tapi tidak selesai
( 0 = tidak ada usaha)
No Aspek yang dinilai Skor
4 3 2 1
1. Berdiri tegak menghadap penonton
2. Mengubah ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan
3. Berbicara dengan kata-kata yang jelas
4. Tidak mengulang-ulang pernyataan
5. Berbicara cukup keras untuk didengar penonton
TEKNIK PENILAIAN
A. PENGERTIAN TEKNIK PENILAIAN
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh
informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan
dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa, dan
banyaknya jumlah materi yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya adalah metode atau cara penilaian yang dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan
mudah digunakan misalnya adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan,
(3) wawancara.
Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa dengan memberikan jawaban tertulis.
Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
>tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar-salah, dan bentuk
menjodohkan;
>tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara objektif) dan
tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).
b) Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
antara guru dan siswa. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) dapat
menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap, serta kepribadiannya karena
dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi siswa yang kemampuan berpikirnya relatif lambat
sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab siswa dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil
pengetesan dapat langsung diketahui siswa. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pengetesan
(Tutor) sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
c) Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan
pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan
dilakukan sejak siswa melakukan persiapan melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang
dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan,
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya
menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara
kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan
pengamatan kelompok.
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat
misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu
murid olah raga, upacara dan lain-lain.
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil
bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi
nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya.
Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi
partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya
sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang
berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu
apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati. Contoh observasi
sistematis misalnya guru yang sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru
melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang:
kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-
kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi
nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak
yang sedang menanam bunga.
3. Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis.
Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang
sengaja diadakan. Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:
-Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
-Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan
pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan
data
b) Sifat Observasi
-Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak. Dalam observasi memungkinkan
pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting. Observasi dapat
dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara
atau angket. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang
diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.
Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: Observer tiidak
dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang
diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya
mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira,
dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan. Apabila si objek yang
diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-
buat, agar observer merasa senang. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat
dapat dikontrol sebelumya.
1. Merumuskan tujuan
2. Merumuskan kegiatan
3. Menyusun langkah-langkah
4. Menyusun kisi-kisi
6. Menyusun alat penilaian
Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,
wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara
bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah
wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu
yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang diperlukan saja.
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik
secara langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang
lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat
penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
a) Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
b) Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru
melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan
yang akan diajukan.
1. Perumusan tujuan
3. Penyusunan kisi-kisi
5. Lembaran penilaian
-Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik
antara pewawancara dengan objek
-Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
-Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi
dan angket.
-Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
-Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai
-Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara
-Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).
-Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancata
sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau
wawancara bebas.
-Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang akan
ditanyakan
-Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut
-Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data
• Projek
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang
harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.
Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap,
atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses
pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih
berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada
saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan:
- kompetensi yang diukur;
- aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
- kemampuan siswa yang akan diukur;
- sarana dan prasarana yang ada.
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau angket
(kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang
jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima.
Keterangan :
1. sangat tidak setuju
2. tidak setuju
3. kurang setuju
4. setuju
5. sangat setuju
Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi
tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap
metode pembelajaran, media, dan lain-lain.
Contoh angket
Nama : ………………………..
Kelas : ………………………..
Petunjuk Pengisian angket!
Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau
d.
1. Air minum di keluargamu berasal dari ....
a. sumur
b. kemasan
c. hujan
d. sungai
2. Air mandi di keluargamu berasal dari ....
a. sumur
b. kemasan
c. hujan
d. sungai
3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....
a. orang tua
b. pembantu
c. kakak
d. saya sendiri
a. orang tua
b. pembantu
c. saudara
d. seluruh anggota keluarga
b. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan
tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk
individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas
membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil
pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti:
laporan pengamatan.
Proyek
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan foto
sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar sungai menggunakan
klinometer.
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu
tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.
Tahap-tahap penilaian produk
1) Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal merencanakan, menggali
dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
2) Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat, dan teknik
3) Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan dan
kriteria yang telah ditentukan
Contoh Produk Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas V/1)
si Dasar : Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas,
larangan merokok.
: Membuat rambu lalu lintas -
: Siswa dibentuk dalam kelompok, setiap kelompok lima orang. Kelompok bertugas untuk membuat sebuah produk
salah satu rambu lalu lintas
(1) Tahap Persiapan
a. Kelompok menyediakan alat-alat untuk membuat rambu lalu lintas misal kertas, triplek, kayu, lem, cat, pewarna,
penggaris, dan sebagainya.
b. Kelompok membagi tugas sesuai rencana memproduk rambu lalu lintas (semua anggota kelompok mempunyai
beban tugas masing-masing)
(2) Tahap pembuatan
a. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugasnya
b. Menggabungkan hasil kerja individu untuk menjadi sebuah produk rambu lalu lintas
c. Merapikan, memperindah hasil produk rambu lalu lintas.
(3) Tahap pemajangan
a. Mempresentasikan proses produk rambu lalu lintas
b. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses produksi
c. Memajang produk di kelas
1. Kelompok I 15 45 30 90
2. Kelompok II 20 50 30 100
d. Portofolio
1) Pengertian
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil
selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan
perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.
2) Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar portofolio siswa mudah
dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a) Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio.
Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa, lembar kerja
(worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar.
Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga
mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi
pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara
dokumen satu kelompok dengan kelompok yang lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi
hanya karya siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan antara
pendidik dan siswa.
Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan dokumen yang
dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik
dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan
demikian pada setiap dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari
orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh
dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga
dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga bisa berisi
kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio
siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan
bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan
minat, kelebihan dan kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan
pembinaan kemampuan individu.
Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara
terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen.
Contoh catatan pendidik, siswa dan orang tua pada hasil menggambar yang dimasukkan sebagai dokumen
portofolio adalah sebagai berikut.
Catatan/Tanggapan
Pendidik Siswa Orang Tua/Wali Murid
Bentuk artistik bagus, teknik Waktunya kurang! Perlu banyak berlatih.
pewarnaan perlu
ditingkatkan.