Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DINAMIKA ROTASI

(KD 3.1)

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah II

Dosen :

Drs. Unang Purwana, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ghaida 17
Miftah Nur Wulan 1704383

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerap-kan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum
sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
misalnya dalam olahraga.
C. Indikator
1. M
2. M
3. M
4. M
D. Materi Pokok
Dinamika Rotasi
E. Materi Prasyarat
1. Perpindahan Angular
2. Kecepatan Angular
3. Percepatan Angular
4. Periode angular
5. Frekuensi
6. Gaya
7. Usaha dan Energi
8. Momentum
F. Konsep Esensial
1. Torsi
2. Momen Inersia
3. Hukum Kekekalan Momentum Angular
4. Energy Kinetik Rotasi
5. Momentum Angular
G. Peta Konsep

Berhubungan
Disebabkan oleh Momen dengan
Gaya Percepatan
Sudut

Dipengaruhi oleh jika


Momen
Rotasi Inersia Resultan
Berhubungan torsi=0
Dengan berlaku Hukum
Momentum
Kekekalan
Sudut
Momentum
Menghasilkan

Energi
dan
Dikenai Dapat mengalami Menghasilkan
Usaha
Benda Gaya Translasi

Jika resultan
Gaya = 0
Berlaku

Hukum
Kekekalan
Energi
Mekanik
H. Uraian Materi Pokok
Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan
melibatkan gaya, massa, dan faktor lain yang turut mempengaruhi gerak rotasi. Suatu
benda berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar
yang terletak pada salah satu bagian benda tersbut. Gerak rotasi yang dipelajari pada
topik ini difokuskan pada gerak rotasi pada sumbu tetap. Gerakan katrol, kipas angin,
gerakan CD/DVD di dalam CD/DVD room, gerakan pintu atau jendela, gerakan silinder
mesin, baling-baling helicopter atau pesawat, baling-baling kapal, merupakan beberapa
contoh gerak rotasi pada sumbu tetap. Pernah mengamati gasing berputar? Posisi sumbu
putar gasing selalu berubah-ubah (kemiringan gasing cenderung berubah) karenanya
gerak rotasi seperti yang dialami gasing tidak dipelajari pada topik ini.
Dalam dinamika partikel, benda yang bergerak translasi dianggap sebagai partikel
atau sebuah titik tungga. Sebesar apapun ukuran sebuah benda atau serumit apapun
bentuk sebuah benda, benda diandaikan seperti sebuah titik tunggal. Pada dinamika
rotasi, benda tidak diandaikan sebuah titik tunggal tetapi benda ditinjau sebaagaimana
adanya benda tersebut dan kita menganggap bentuk dan ukuran benda tidak berubah. Jika
sebuah benda yang dianggap sebagai partikel terdiri dari sebuah titik tunggal maka benda
yang dianggap sebagai benda tegar tersusun dari banyak partikel, di mana posisi setiap
partikel selalu tetap dan jarak antar asetiap partikel selalu sama.
1. Torsi
1.1 lengan gaya
Tinjau sebuah benda yang berotasi, misalnya pintu suatu ruangan. Ketika pintu
dibuka atau ditutup, pintu berotasi. Engsel yang menghubungkan pintu dengan
tembok berperan sebagai sumbu rotasi.

Gambar 1.1 Pintu Dilihat Dari Atas


Gambar 1.1 pintu dilihat dari atas. Tinjau sebuah contoh di mana pintu didorong
dengan dua gaya yang sama, yang memiliki besar dana rah yang sama, di mana
arah gaya tegak lurus pintu. Mula-mula pintu didorong dengan gaya F 1 yang
berjarak r1 dari sumbu rotasi. Setelah itu pintu di dorong dengan gaya F 2 yang
berjarak r2 dari sumbu rotasi. Walaupun besar dana rah gaya F 1 = F2 , gaya F2
menyebabkan pintu berputar lebih cepat dibandingan dengan gaya F 1. Dengan kata
lain, gaya F2 menyebabkan percepatan sudut yang lebih besar dibandingkan dengan
gaya F1.
Besar percepatan sudut benda yang bergerak rotasi tidak hanya dipengaruhi
oleh gaya, tetapi dipengaruhi juga oleh jarak antara titik kerja gaya dengan sumbu
putar (r). apabila arah gaya tegak lurus permukaan benda seperti contoh diatas,
maka besar lengan gaya (1) sama dnegan jarak antara titik kerja dengan sumbu
putar (r). Bagaimana jika gaya tidak tegak lurus permukaan benda?

Gamabar 1.2 Memutar baut dengan kunci inggris.


Gambar 1.2 menunjukan situasi saat suatu gaya F bekerja pada sebuh kunci
inggris dengan arah yang berbeda. Vektor posisi r ditarik dari titik poros P ke titik
kerja gaya. Di tiap kasus, kemampuan F untuk menghasilkan rotasi pada kunci
inggris akan berbeda. Ketika garis kerja gaya (garis yang diperoleh dengan
memperpanjang gaya F) melewati poros (titik P), tidak akan terjadi rotasi pada
kunci inggris (Gambar 1.2a). Anda tidak dapat membuka daun pintu dengan
memberi gaya dorong/gaya Tarik sepanjang garis vertical yang melalui engsel-
engsel pintu. Ketika Anda memberi gaya F dengan arah seperti Gambar 1.2b dan
Gambar 1.2c, barulah rotasi terjadi pada kunci inggris.
Lengan momen (atau lengan torsi) dari sebuah gaya F terhadap suatu poros
melalui P didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik dari titik poros P sampai
memotong tegal lurus garis kerja gaya F. pada Gambar 1.2a, lengan momen (diberi
simboll) adalah nol, sedangkan pada Gambar 1.2b dan Gambar 1.2c, lengan
momen tidak nol, tetapi sesuai dengan persamaan berikut.
l=r sin θ
Torsi (atau momen gaya) terhdap suatu poros P didefinisikan sebagai hasil kali
besar gaya F dengan lengan momennya. Torsi diberi lambing τ (huruf yunani tau).
Besar torsi
τ =lF = rF sin θ
Dengan θ adalah sudut antara vector gaya F dan vector posisi r (Gambar 1.2).
torsi meiliki dimensi jarak kali gaya sehingga satuannya adalah m N. (satuan torsi
ditulis m N untuk membedakan dengan satuan usaha Nm, walaupun keduanya
memiliki dimensi yang sama.)
1.2 Arah torsi

Gambar 1.3 Aturan putaran tangan kanan untuk torsi.


Seperti halnya gaya F, torsi τ juga termasuk vector yang memilki besar dana
rah. Arah torsi diketahui dengan mudah menggunakan aturan tangan kanan. Putar
keempat jari yang dirapatkan dari arah kepala vector gaya F menuju kea rah poros
rotasi melalui sudut terkecil, maka arah ibu jari menunjuk menyatakan arah torsi.
Jika arah putaran keempat jari berlawanan arah jarum jam, torsi bertanda positif
(+) (Gambar 1.2c). Sebaliknya, jika arah putaran keempat jari searah jarum jam,
torsi bertanda negative (-) (Gambar 1.2b).
2 Momen Inersia
Sebuah batang ringan (anggap massa batang nol) dengan panjang r. salah satu
ujung batang, yaitu titik O, ditetapkan sebagai titik poros rotasi, sedangkan pada
ujung lain dihubungkan sebuah benda partikel bermassa m. Kemudian, system diputar
terhadap titik poros O sehingga partikel bermassa m berotasi dengan kecepatan linear
v (dengan kecepatan sudut putar system ω).

Gambar 1.4 Benda yang berputar mengitari suatu proses


Tentu saja energy kentik rotasi partikel EK adalah sebagai berikut.
EKrotasi = ½ mv2
Nilai v = rω sehingga persamaan tersebut seperti berikut.
EKrotasi = ½ m(rω) 2
EKrotasi = ½ (mr2) ω2
Momen Inersia dari sebuah partikrl bermassa m dapat didefinisikan sebagai hasil
kali massa partikel (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik poros (r2).
2.1 momen Inersia Partikel
I =m r 2
Oleh karena momen inersia I pada gerak rotasi analaog dengan massa m pada
gerak translasi, maka fungsi momen inersia sama dengan fungsi massa. Jika
massa m pada gerak translasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
memepertahankan kecepatan linearnya, momen inersia benda pada gerak rotasi
menyatakan ukuran kemampuan kecepatan sudut rotasinya.

Gambar 1.5 Sebuah benda tegar terdiri atas banyak partikel. Tiap partikel
memiliki massa m dan jarak r dari poros putaran.
Sebuah benda tegar disusun oleh banyak partikel terrpisah yang masing-
masing memiliki massa m1, m2, m3,… (Gambar 1.5). untuk menetukan momen
inersia dari benda-benda seperti itu terhadap suatu poros tertentu, mula-mula kita
harus mengalikan massa tiap-tiap partikel dengan kuadrat jaraknya dari poros (
r 12 ,r 22 , r 33 ,… ¿ ,kemudian dijumlahkan.
I =∑ mi r i2=m1 r 12 , m2 r 22 , m3 r 32+ …(1−5)
i

2.2 Momen Inersia Benda Tegar dengan massa terditribusi Kontinu


Benda tegar sebagai massa dari berbagai partikel (titik materi) dan momen
inersia kita peroleh dengan cara menjumlahh seperti pada persamaaan (1-5). Jika
benda tegar memilki distribusi massa yang kontinu, seperti silinder pejal atau
pelat, kita perlu menghitung momen inersia dengan metode integrase untuk
menghitung penjumlahan.
Jika suatu benda tegar tidak dapat ditampilkan sebagai kumpulan partikel,
tetapi merupakan distribusi massa yang kontinu, penjumlahan dengan tanda sigma

(∑ ¿ pada persamaan (1-5) harus diganti dengan tanda integral ( ∫ ¿. Kita


bayangkan membagi benda menjadi berbagai elemen massa kecil dm yang
berjarak tetap r dari proses rotasi (Gambar 1.6) sehingga momen inersia I dapat
dinyatakan oleh persamaan beriku.
2
I = ∫ r dm

Anda mungkin juga menyukai