Anda di halaman 1dari 44

ALIRAN MELALUI PIPA

A. INTRODUCTION
Dalam ilmu hidrolika aliran melalui pipa menunjuk pada aliran zat cair
yang terisi penuh di dalam saluran tertutup bertampang lingkaran
pipa dibawah suatu tekanan tertentu.

Debit aliran tergantung pada :


1. Luas tampang melintang pipa
2. Elevasi sumbu/tampang pipa
3. Tekanan dan kecepatan aliran di dalam pipa.

Elevasi tampang pipa biasanya ditetapkan dari suatu bidang acuan horizontal
(horizontal reference datum) yaitu level muka air laut rerata (M.S.L.).
Tekanan di sepanjang jalur pipa, bervariasi. Kecepatan rerata biasanya dipakai
pada suatu tampang khusus yang dianggap penting.

Dalam mengkaji aliran melalui pipa, kecepatan rerata, V didefinisikan sebagai


debit, Q dibagi luas tampang melintang, A. Jadi,

Q
V=
A
(1)

B. BILANGAN REYNOLDS
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Osborne Reynolds ternyata
kondisi aliran melalui pipa tergantung pada :
1. Kecepatan aliran
2. Diameter pipa dan
3. Viskositas fluida
Jadi bilangan Reynolds dapat dinyatakan sebagai berikut :

V.D
Re =
V

(2)
Dimana :
Re
= bilangan Reynolds [non dimension]
V = kecepatan aliran rerata [LT-1]
D = diameter (dalam) pipa [L]
= viskositas kinematik fluida [L2T-1]

Aliran dikelompokkan berdasarkan nilai Re sbb :

TIPE ALIRAN NILAI Re


Laminer 2.000
Transisi (daerah 2.000
kritis) 4.000
Turbulen 4.000

Re = 2.000, merupakan batas kritis bawah dan


Re = 4.000, merupakan batas kritis atas.

EX. 01 : Air dialirkan melalui suatu pipa berdiameter 40 mm pada suhu


20 0C. Tentukan debit paling besar untuk aliran laminer.

SOLUSI :
Diameter pipa, D = 40 mm = 0,04 m.
Viskositas kinematik air pada suhu 20 0C : = 1 x 10-6 m2/s.
Dari prs. (2) :
R .V
V= e
D
Sehingga,
( 1106 ) (2000)
V= =0,05 m/s
0,04
Dari prs. (1) :
1 2 5
( 0,04 ) ( 0,05 )=6,2810
Q = A.V = 4 m3/s.

C. GEGAYA ALIRAN DALAM PIPA


Pada Gambar 1., berikut ini disajikan suatu tampang aliran fluida dalam
pipa lingkaran.

dS1
1 1 Y+
F1=p1A1 VOLUME KENDALI, VK

V1
1 Wx Fx
1 Wy dS2
W 2
2
Fx V2
2
F2=p2A2
2
h1 h2
X+
DATUM LINE
Gambar 1. : Gegaya Aliran Dalam pipa

Perhatikan volume kendali (VK) antara tampang 1-1 dan 2-2. Setelah
selang waktu dt, massa awal yang berada di volume kendali itu sudah
menempati posisi baru yaitu antara tampang 1-1 dan 2-2. Menurut
prinsip konservasi massa untuk aliran takmampumampat maka flux
massa yang masuk ke VK = flux massa yang keluar dari VK,
sehingga :

d Vol11' dS
= A 1 1 = A 1 V 1= A2 V 2=Q
dt dt
atau
A 1 V 1=A 2 V 2=Q

(3)

Prs. (3) adalah persamaan kontinuitas untuk aliran stedi


takmampumampat.
Guna mengkaji gerakan massa dalam volume kendali digunakan hukum
Newton ke-2 sbb. :

V 2 m V
m 1

t
dv (4)
F=ma= m =
dt

Dalam prs.(4), gaya dan kecepatan adalah besaran vector dan semua
gaya tersebut harus setimbang ke segala arah. Maka :

Kesetimbangan gaya arah sumbu-x :


F x = p1 A 1 p2 A 2F x +W x (5)

Jika disubstitusikan prs.(3) dan (5) ke prs.(4) maka diperoleh persamaan


konservasi momentum dalam arah sumbu-x (arah aksial) sbb. :

F x = Q(V x 2V x1 )
(6)

Dengan cara yang sama maka diperoleh bahwa :

Arah sumbu-y : F y =Q (V y 2V y1 )
(7)
Arah sumbu-z : F z =Q (V z 2 V z 1 )
(8)

Secara umum persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk vector yaitu
sbb. :

F=Q (V 2V 1)
(9)

D. TINGGI ENERGI ALIRAN MELALUI PIPA


Aliran fluida di dalam pipa akan menimbulkan tiga bentuk energi dasar
yaitu :
1. Energi potensial.
2. Energi tekanan dan
3. Energi kinetik.

Ketiga energi ini dapat dianalisa dengan konsep tabung aliran seperti
pada Gambar 1. Guna memperoleh kondisi kontinu, maka :
A 1 V 1 dt= A 2 V 2 dt

Kerja gaya tekan yang beraksi pada tampang 1-1 dalam waktu dt adalah
hasilkali gaya tekan total dan jarak tempuhnya, atau :
p1 A 1 dS 1= p1 A 1 V 1 dt

(10)

Dengan cara yang sama, kerja gaya tekan pada tampang 2-2 ialah :
p2 A2 dS2 =p2 A 2 V 2 dt

(11)
p2
dan menjadi negative karena berlawanan arah dengan perpindahan
dS 2
jarak .

Gaya berat pada masa 1111 = volume A1V1dt ()


g A 1 V 1 dt
=

h1 h2
Jika secara berurutan dan adalah elevasi pusat massa 1111 dan
2222 di atas garis datum, maka kerja gaya berat untuk memindahkan
h1 h2
massa dari ke ialah sebesar atau,
g A 1 V 1 dt (h1h 2)

(12)
Karena kerja total semua gaya pada suatu massa tertentu sama dengan
perubahan energy kinetic, maka netto energy kinetic pada seluruh
massa menjadi :
1 1 1
mV 22 m V 21= A 1 V 1 dt (V 22V 21 )
2 2 2

(13)

Kombinasi prs.(10), (11), (12) dan (13) menghasikan persamaan :


1 2 2
p1 Qdt p 2 Qdt + gQdt ( h2h1 )= Qdt (V 2V 1 )
2

dan jika dibagi dengan gQdt akan menghasilkan persamaan Bernoulli


dalam bentuk energy per-berat satuan fluida atau tinggi energy (energy
head) sbb. :

V 21 p1 V2 p
+ +h1= 2 + 2 +h 2
2g 2g
(14)

Pada kenyataannya, di saat aliran massa fluida bergerak dari satu


tampang ke tampang yang lain maka akan terjadi sejumlah kehilangan
energy (loss of energy). Jumlah aljabar energy kinetic (V2/2g), energy
tekanan (p/) dan energy potensial (h) dihitung dalam berat satuan fluida
yang mengalir pada suatu tampang tertentu seperti pada Gambar 2.

GARIS HORIZONTAL

GRS. KEMIRINGAN ENERGI

hL
V 21
2g

V 22
2g
GRS. KEMIRINGAN HIDROLIS

p1
PIZIOMETER

H1 V1
1
H2
p2

C

z1
2

V2

z2

DATUM LINE

Gambar 2. : Tinggi Energi Aliran Melalui Pipa.

Dari Gambar (2) terlihat bahwa :


Energi total per-berat satuan fluida yang melalui tampang 1 :
V2 p
H 1= 1 + 1 + z 1
2g
Energi total per-berat satuan fluida yang melalui tampang 2 :
V2 p
H 2= 2 + 2 + z 2
2g

Beda H1 dan H2 merupakan kehilangan energy (head loss), h L antara


tampang 1 dan 2. Dengan memperhitungkan factor koreksi energy
kinetic, 1 dan 2 masing-masing untuk tampang 1 dan 2 maka
persamaan energy menjadi :
2 2
V p V p
1 1 + 1 +h1= 2 2 + 2 + h2 +h L (15)
2g 2g
Dalam ilmu hidrolika prs.(15) sering disebut persamaan Bernoulli.

EX.02 : Pipa berdiameter 25 mm menyalurkan air 0,16 m 3/s dibawah


tekanan 2000 dyn/cm2. Elevasi garis tengah pipa 10,71 m dari MSL.
Tentukan tinggi energy total diukur dari MSL.

SOLUSI :
Dari prs. kontinuitas atau prs. (1) maka kecepatan aliran rerata :
0,05


2
1

4
Q 0,16
V= =
A

Tinggi energy total dari MSL :

3,26


2

V2 p
+ +h=
2g

HEAD LOSS DUE TO THE FRICTION


A. PERSAMAAN DARCY WEISBACH
Kehilangan energy akibat gesekan dan desipiasi viskositas di sepanjang
jalur pipa disebut major loss, hf dan merupakan kehilangan energy
primer. Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, ternyata bahwa
tahanan geser terhadap aliran di dalam pipa :
1. Tidak tergantung pada tekanan dimana aliran fluida itu terjadi.
2. Berbanding lurus dengan panjang pipa.
3. Berbanding terbalik dengan diameter pipa.
4. Berbanding lurus dengan kecepatan aliran rerata.
5. Berkaitan dengan kekasaran pipa, jika terjadi turbulensi.

Persamaan Darcy Weisbach telah teruji dan selalu digunakan untuk


mengkaji kehilangan energy akibat gesekan pada aliran melalui pipa
sbb. :

L V2
h f =f
D 2g
(1)
dimana :
hf
= kehilangan energy akibat gesekan [L]
f = faktor/koefisien gesekan [non dimensi]
L = panjang pipa [L]
D = diameter pipa [L]
V = kecepatan aliran rerata di dalam pipa [LT-1]
g = percepatan gravitasi [LT-2]
B. EVALUASI FAKTOR GESEKAN DARCY-WEISBACH

Faktor gesekan, f sangat tergantung pada kekasaran dinding pipa dan


kondisi aliran.
i. Pada kondisi aliran laminer, nilai f hanya merupakan fungsi Re
dan dapat di perkirakan dengan persamaan HAGEN-POISEUILLE,
sebagai berikut :

64
f=
Re

(2)

ii. Pada kondisi aliran transisi (daerah kritis) dimana kondisi


2000 R e 4000
aliran tidak stabil dengan nilai , nilai f tidak dapat
ditetapkan secara pasti.

Penelitian aliran melalui pipa halus dan kasar dengan ukuran butir pasir
yang seragam telah dilakukan oleh Nikuradse (Fig. 11.3). Tinggi
kekasaran dinyatakan dengan parameter k/D dimana : k = rerata
butiran pasir dan
D = diameter pipa.

Kenyataannya di lapangan, kekasaran pipa komersial tidak seragam dan


berbeda dengan keragaman pasir yang digunakan Nikuradse. Maka
ditetapkan ukuran tinggi kekasaran rerata dinding pipa (), yang
ekivalen dengan nilai k, seperti pada Tabel 1 berikut ini.

Table 1. : ROUGHNESS HEIGHT VALUES, FOR PIPES


PIPE MATERIAL PIPE MATERIAL
(mm) (mm)
Glass, drawn brass, copper 0,0015 Cast iron (new) 0,26
(new)
Seamless commercial steel 0,004 Wood stave (new) 0,18-
(new) 0,90
Commercial steel (enamel 0,0048 Concrete (forms, smooth) 0,18
coated)
Commercial steel (new) 0,045 Concrete (good joints, 0,36
average)
Wrought iron (new) 0,045 Concrete (rough, visible, form 0,60
marks)
Asphalted cast iron 0,12 Riveted steel (new) 0,9-9,0
Galvanized iron 0,15 Corrugated metal 45
Kekasaran relatife dinyatakan dengan nilai /D, tanpa dimensi.

Berdasarkan hasil eksperimen Nikuradse, daerah aliran turbulen dibagi


menjadi tiga zona.
Zona 1 : smooth pipe, yaitu daerah pipa halus secara hidrolis
dimana nilai /D
sangat kecil dan berlaku persamaan Blasius (prs.3).
Zona 2 : partially rough pipe, yaitu daerah pipa kasar
sebahagian dimana nilai /D
dan R e atau viskositas sangat berpengaruh terhadap nilai f.
Zona 2 meru-
pakan daerah transisi dari pipa halus ke pipa kasar.
Zona 3 : fully rough pipe, yaitu daerah pipa kasar secara
hidrolis dimana nilai f
tidak sepenuhnya tergantung pada R e tetapi lebih
dipengaruhi oleh nilai
/D. Di zona 3, terjadi aliran turbulen sempurna.

iii. Pada kondisi aliran turbulen, maka untuk :


1. Hydraulically smooth pipe, menurut Blasius nilai :

0,316
f=
R 0,25
e

(3)
yang berlaku untuk : 4000< R e <105

Dari penelitian Nikuradse yang mengacu pada teori Prandtl & Von
Karman, nilai f untuk pipa halus secara hidrolis dalam persamaan implicit
dinyatakan sebagai berikut :

1 2,51
=2 log ( )
f Re f

(4)

2. Hydraulically rough pipe, dapat digunakan :


Persamaan Nikuradse dalam bentuk eksplisit sbb. :

1
=2 log ( )
f 3,7 D

(5)

Persamaan C. F. Colebrook-White untuk daerah transisi antara


pipa halus dan kasar dalam bentuk :

1 D 2,51
=2 log ( + )
f 3,7 Re f

(6)

Persamaan Jain dalam bentuk eksplisit sbb. :



1 D 5,72
=2 log ( + )
f 3,7 R 0,9
e

(7)
dengan beda hasil 1% dari persamaa Colebrook.

Berdasarkan prs.(6) dan (7), Luwis F. Moody (1944) membuat suatu


grafik yang menggambarkan hubungan antara f, R e dan nilai /D yang
dikenal dengan GRAFIK/DIAGRAM MOODY dan sangat berguna untuk
penyederhanaan hitungan nilai f.

EX.03 : Tentukan factor gesekan aliran air melalui pipa besi diameter 5
cm jika besarnya debit = 0,028 cms pada suhu 20 oC.
SOLUSI :
Kecepatan aliran : V = Q/A = 0,028/(0,25..0,052) = 14,26 m/s.
Vikositas kinematik air pada suhu 20 oC, : = 1,003.10-6 m2/s.
Maka angka Reynold :
V . D 14,26 x 0,05
Re = = =7,12 x 105
V 1,003 x 10
6

Tinggi kekasaran pipa besi, = 0,26 mm yang diperoleh dari Tabel 1.

Jadi kekasaran relative : /D = 0,26/(5.10) = 0,0052


Dari prs.(7) :
7,12.10
( 5)
0,0052 5,72
+
3,7



1 D 5,72
=2 log( + )=2lo g
f 3,7 R0,9e

Maka diperoleh nilai, f = 0,031

Solusi alternative :
Pada Diagram Moody, titik potong nilai Re = 7,12 x 105 dan /D =
0,0052
jika diproyeksikan ke kiri secara horizontal, maka terbaca nilai, f =
0,03

C. APLIKASI PERSAMAAN DARCY-WEISBACH


Ada tiga tipe aplikasi persamaan ini yaitu :
TIP DICAR DIKETAHUI
E I NILAI
1 hf D, V, Q
2 V dan D, hf
Q
3 D Q, hf

Tipe 1 : Dapat diselesaikan secara langsung dengan memakai prs.


(1). Nilai f dapat ditentukan dari prs.(2) untuk aliran laminer dan prs.
(7) untuk aliran turbulen atau dengan menggunakan Diagram
Moody.
Tipe 2 dan 3 : Diselesaikan dengan trial and error method tahap
demi tahap sbb. :
1. Jika nilai /D diketahui, misalkan nilai f dekat dengan turbulen
kasar.
2. Gunakan prs.(1) untuk menghitung nilai V.
3. Hitung dan revisi nilai Re dan f.
4. Ulangi tahap 2 dan 3 sampai nilai f menjadi stabil.

EX.04 : Air disalurkan melalui pipa besi AB berdiameter 15 cm sepanjang


300 m pada suhu 20 oC. Titik A, 30 m lebih tinggi dari titik B. Jika debit
aliran air = 0,024 cms, hitung besarnya beda tekanan antara kedua titik
tersebut.
SOLUSI :
A Kecepatan aliran rerata, V = Q/A = 0,024/
[0,25.(0,15)2]
= 1,358 m/s
Viskositas kinematik air pada suhu 20 oC,
= 1,003 x 10-6 m2/s
30 m V

DATUM LINE B

V . D 1,358 x 0,15 5
Re = = =2,03 x 10
Angka Reynold : V 1,003 x 106

Tinggi kekasaran pipa besi (baru), = 0,26 mm.


Tinggi kekasaran relative, /D = 0,26/(15 x 10) = 0,0017.

Dari Diagram Moody untuk Re = 2,03 x 105 dan /D = 0,0017 maka


diperoleh nilai f = 0,0235
Jadi :
L V2 300 (1,358)
h f =f =0,0235 =4,42 m
D 2g 0,15 2(9,81)

Persamaan energy antara titik A dan B dengan datum line melalui titik B
adalah sbb. :
V2 p V2 p
A A + A + z A = B B + B + z B +h f
2g 2g
dimana : A = B = 1,00 ; VA = VB = V = 1,358 m/s ; Z A = 30 m ; ZB = 0 ; hf
= 4,42 m
dan air = 9789 N/m3.
Maka :
pA p pA pB
+30= B + 0+4,42 dan =304,42=25,58 m

Jadi beda tekanan antara titik A dan B :
N
p A p B=25,589789=250402 2 =250,402 kPa
m

D. EMPIRICAL FORMULAS FOR FRICTION HEAD


LOSS
Sampai saat ini rencara hidrolis jaringan pipa masih menggunakan
formula empiris. Biasanya formula tersebut dikembangkan dari hasil
percobaan aliran fluida pada suatu kondisi dan batasan tertentu. Karena
tidak ada dasar analitisnya maka formula itu hanya dapat dipakai untuk
kondisi dan batasan yang telah ditetapkan.

1. HAZEN-WILLIAMS FORMULA
Hazen-Williams formula, secara exclusive dipakai dalam water
supplay engineering yang dikembangkan untuk pipa-pipa besar (
D 5 cm dalam batas kecepatan aliran air rerata, V 3 m/s .
Formula Hazen-Williams adalah sbb. :
0,63 0,54
V =1,318 C R S (English units)
(1)
0,63 0,54
dan V =0,850 C R S (Metric units)
(2)
dimana :
V = kecepatan aliran rerata
C = koefisien kekasaran Hazen-Williams
R = jejari hidrolis
S = hf/L = kemiringan garis gradient energy (EGL)

Rumus Hazen-Williams dalam bentuk debit adalah sbb. :


2,63 0,54
Q=0,432 C D S (English units)
(3)
dan Q=0,278 C D2,63 S 0,54 (Metric units) (4)

Berdasarkan prs.(3) dan (4), dibuat suatu nomogram (Fig.11.6) guna


menentukan :
o a. Head loss
o b. Kecepatan aliran rerata dan
o c. Diameter pipa.
Nomogram tersebut dibuat berdasarkan nilai C = 100. Untuk jenis
pipa yang berbeda harus dilakukan penyesuaian sbb. :
C
To adjust discharge : Q=Q 100 ( 100 )

(5)
100
To adjust diameter : D=D100 ( )
C

(6)
100
To adjust friction slope : S=S100 ( )
C

(7)
Index 100 menyatakan nilai yang didapat dari Nomogram tersebut.

TABLE 2. : HAZEN-WILLIAMS COEFFICIENT FOR PIPES


PIPE MATERIALS PIPE MATERIALS
C C
Asbestos cement Copper
140 130140
Brass Galvanized iron
130140 120
Bricked sewer Glass
100 140
Cast iron : Lead
New unlined 130140
130 Plastic
10 yr, old 140150
107113 Steel
20 yr, old Coal-tar enamel lined
89100 145150
30 yr, old New unlined
7590 140150
40 yr, old Riveted
6483 110
Concrete or concrete lined : Tin
Steel forms 130
140 Vitrified clay (good condition)
Wooden forms 110-140
120 Wood stave (average condition)
Centrifugally spun
135 120

EX.05 : Air (pada suhu 80 oF) disalurkan melalui cast iron pipe, diameter 6
in antara titik A dan B yang jaraknya 1000 ft. Jika titik A, 100 ft lebih tinggi
dari titik B dan debit aliran air = 0,85 cfs, hitung besarnya kehilangan
tenaga akibat gesekan dan beda tekanan antara kedua titik tersebut.
SOLUSI :
1. Computing head loss :
o Aplikasi Formula Darcy-Weisbach
Air pada t = 80 oF, nilai = 0,93 x 10-5 ft2/s.
Kecepatan aliran rerata, V = Q/A = 0,85/[0,25..(6/12)2 = 4,08 ft/s.
Angka Reynold :
6
4,08( )
V.D 12
Re = = =2,2 x 105
V 0,93 x 10 5

Tinggi kekasaran cast iron pipe : = 0,26 mm = 0,26 (0,3048 x 10 -3)


= 0,0008 ft.
Tinggi kekasaran relative :
0,0008
= =0,0016
D 6
( )
12

Dari diagram Moody dengan Re = 2,2 x 105 dan /D = 0,0016 maka


didapat nilai f = 0,022.
Jadi :
L V2 1000 ( 4,08)
h f =f =0,022 =11,37 ft
D 2g 6 2(32,2) dimana : g = 32,2 ft/s2.
( )
12

o Aplikasi Formula Hazen-Williams


Dari Tabel 2., untuk cast iron pipe, nilai C = 130.
Gunakan prs.(3) :
Q=0,432 C D2,63 S 0,54
2,63
6
0,85=0,432 ( 130 ) ( )
12
S 0,54 S=0,011

Jadi : h f =S . L=0,011 ( 1000 )=11,00 ft .

o Aplikasi Nomogram Fig.11.6 :


1. Tentukan titik Q = 0,85 cfs pada skala debit dan titik D = 6 in di
skala diameter.
2. Tarik garis lurus yang menghubungkan kedua titik ini sampai
ditemukan ke-
hilangan tenaga per-1000 pada skala 18.
S 100 x 1000=18 sehingga S 100 =0,018 .
Jadi :

3. Penyesuaian nilai S untuk C = 100 diperoleh dari prs.(7) :

100 100 1,85


S=S100 ( ) =0,018( ) = 0,011 dan
C 130
kembali lagi,

h f =S . L=0,011 ( 1000 )=11,00 ft .

2. Computing Pressure Head Difference


Persamaan energy antara titik A dan B dengan datum line melalui titik
B adalah sbb. :
p A V 2A p B V 2B
z A + + =z B + + + hf
2g 2g
dimana :
zA = 100 ft ; VA = VB = 4,08 ft/s = V
zB = 0 ; hf = 11,37 ft dan = 62,43 lb/ft3.
Jadi :
pA p
100+ =0+ B +11,37

atau,
p B p A
=10011,37=88,63 ft

Sehingga :
pB p A=88,63 (62,43 )=5533,17 psf =38,42 psi

2. MANNING FORMULA
Rumus empiris Manning biasanya dikembangkan dalam metric
units untuk disain saluran terbuka dan aliran fluida melalui pipa
dan dinyatakan sbb. :

1
V = R 2/ 3 S1 /2 (Metric units)
n (8)

1,49 2 /3 1/ 2
V= R S (Englishunits)
n (9)

dimana :
V = kecepatan aliran rerata
n = koefisien kekasaran Manning
R = jejari hidrolis dan
S = hf/L = kemiringan garis gradient energy (EGL).

TABLE 3. : MANNINGS ROUGHNESS COEFFICIENT FOR PIPES

PIPE MATERIALS PIPE MATERIALS


Mannings n Mannings n
M M
in. Max. in. Max.
Glass, brass or copper Common clay drainage tile 0,011
0,009 0,013 0,017
Smooth cement surface 0,010 Wrought iron
0,013 0,012 0,017
Wood-stave Brick with cement mortar 0,012
0,010 0,013 0,017
Cast-iron Riveted-steel
0,011 0,015 0,017 0,020
Vitrified sewer pipe Cement rubble surface
0,010 0,017 0,017 0,030
Concrete, precast Corrugated metal storm drain 0,020
0,010 0,015 0,024
Cement mortar surface 0,010
0,015

EX.06 : Suatu pipa horizontal berdiameter 10 cm, panjangnya = 200 m.


Koefisien kekasaran Manning, n = 0,015. Jika kehilangan energy terukur
sebesar 24,6 m kolom air, hitunglah besar debit aliran yang terjadi.

SOLUSI :
(a) Direct Computation
0,1


Area : 2
A= D=
4 4

Wetted Perimeter : P=D= ( 0,1 )=0,314 m

A 0,00785
R= = =0,025 m
Hydraulic Radius : P 0,314

Energy Slope : S= [ ]
h f 24,6
L
=
200
=0,123

Dari prs.(8) dengan n = 0,015 maka debit :


1
Q= AV = A R 2/3 S1 /2
n
0,025


0,123


1
( 0,00785 )
0,015
0,0157 cms

(b) Solution Chart


Gunakan Nomogram Figure 3.10 dan ikuti tahap :
i. Tetapkan titik S = 0,123 dan n = 0,015 pada skala yang
bersangkutan (Senergy gradient and n scale).
ii. Tarik garis lurus melalui kedua titik tersebut sampai menuju
kolom Turning Point.
iii. Tentukan titik D = 0,1 m pada kolom skala diameter dan
hubungkan dengan titik pada Turning Point dengan garis lurus.
Ekstrapolasi garis lurus tersebut akan menghasilkan nilai :
Debit, Q = 0,015 cms ; baca pada kolom skala debit dan
Kecepatan rerata, V = 2 m/s ; baca pada kolom skala
kecepatan.

E. MINOR HEAD LOSSES


Kehilangan tenaga aliran di sepanjang jalur pipa terdiri dari :
1. Head loss due to the friction, hf yaitu kehilangan tenaga
primer yang disebabkan oleh gesekan fluida dengan dinding pipa
dan hal ini telah dibahas sebelumnya.
2. Local head losses, yaitu keilangan tenaga sekunder (minor
head losses), hm yang antara lain diakibatkan oleh :
Changes in pipe cross section
Bends
Fitting and valves, etc.

Nilai hm dapat diabaikan pada pipa panjang, namun pada pipa pendek
harus tetap diperhitungkan; katakan pada water supplay dan
wastewater plant dengan panjang pipa kurang dari 30 m garis lurus.
Ada dua cara guna menhitung nilai hm yaitu :
i. Equivalent-Length Technique, dengan estimasi panjang pipa
fiktif yang menyebabkan kehilangan tenaga yang sama dengan
local head losses, lalu ditambah dengan panjang pipa actual.
ii. Proportional Technique, dimana nilai hm dihitung sebanding
dengan tenaga energy kinetic yang dinyatakan dengan persamaan
sbb. :
V2
hm =K
2g
(10)
dimana :
hm = kehilangan tenaga minor
K = koefisien kehilangan
V = kecepatan aliran rerata.

TABLE 4. : MINOR HEAD LOSSES


COEFFICIENT
ITEM ITEM
LOSS LOSS
C CO
OEFFICIENT, K EFFICIENT, K
Entrance loss from tank to pipe Fittings
Flush connection 900 bend-screwed 0,5
0,5 0,9
Projecting connection 900 bend-flanged 0,2
1,0 0,3
Exit loss from pipe to tank, drop Tee 1,5
1,0 1,8
Sudden contraction Valves (open)
D1/D2 = 0,5 Gate valve
0,37 0,19
D1/D2 = 0,25 Check valve
0,45 3,00
D1/D2 = 0,1 Glove valve
0,48 10,00
Sudden enlargement Butterfly valve
D1/D2 = 2 0,30
0,54
D1/D2 = 4
0,82
D1/D2 = 10
0,90

F. SINGLE PIPELINES
Penyelesaian single pipelines didasarkan pada :
1. Persamaan energy
2. Persamaan Darcy-Weisbach atau Hazen-Williams
3. Minor losses relation,
seperti pada contoh berikut ini.
EX. 07 : Sistem pipa penghubung dua reservoir A dan B seperti
tergambar.
A

Ke Kb
7m
1 2 BEND

DATUM LINE
B

BEND 4 KV
Kb
Kd
3 GLOVE VALVE 5

DATA : Cast iron pipe sepanjang 70 m.


Debit air = 50 l/s pada suhu 15 oC ; g = 9,81 m/s2.
Rencanakan diameter pipa besi tersebut.

SOLUSI :
1. Misalkan datum line melalui titik B. Maka prs. energy antara titik A dan
B adalah sbb.:
p A V 2A p B V 2B
z A + + =z B + + + hL
2g 2g
7+0+ 0=0+0+0+h L hL =7 m
(a)

2. Friction loss (gunakan prs. Darcy-Weisbach) :


2 2
L V L Q fLQ
h f =f =f =
D 2g D 1 12,10 D
[ D 2 ](2.9,801)
4
(b)

3. Minor losses :
hm = K
V
= K
Q
=
KQ
4
2g 1
[ D ](2.9,81) 12,10 D
4
(c)
Perhitungan K :
Item K
Entrance loss 0,
0
Two 90 bends at 5
0,9 1,
Glove valve 8
Exit loss 10,
Total 0
K = 1,
0
13,
3

h L=hf + hm
4. Total head Loss :
(d)

5. Substitusi prs.(a), (b) dan (c) ke prs.(d) :


fLQ KQ
12,10 D + 12,10 D4 =7

atau
f ( 70 ) (0,05) 13,3 (0,05)
12,10 D + 12,10 D4 = 7 dan jika dikalikan dengan

12,10 D5 maka hasilnya sbb.:


5
84,70 D 0,033 D0,175 f =0
(e)

6. Penyelesaian prs.(e) dengan trial and error.


Coba nilai f = 0,030 maka :
84,70 D 50,033 D0,175 ( 0,030 )=0 D=0,166 m

Selanjutnya :
4Q 4(0,05)
V= = =2,31 m/s
D (0,166)

Air pada t = 15 0C, nilai = 1,139x10-6 m2/s sehingga :


V . D ( 2,31 ) (0,166)
Re = = =3.37 x 105
V 1,139 x 10 6

Tinggi kekasaran cast iron pipe, = 0,26 mm sehingga kekasaran


relative :
/D = (0,26)/(0,166 x 103) = 0,0016
Dengan nilai Re = 3,37 x 105 dan /D = 0,0016 maka dari diagram
Moody diperoleh bahwa
nilai f = 0,0233.

7. First Revision :
Masukkan nilai f = 0,0233 ke prs.(e) dan selesaikan dengan trial
and error.
84,70 D 50,033 D0,175 ( 0,0233 )=0 D=0,162m

4Q 4(0,05)
Kembali hitung nilai : V= = =2,43 m/s
D (0,162)

( 2,43 ) (0,162)
Re = 6
=3.46 x 105
1,139 x 10
10


3
0,162
0,26
=
D

Dari diagram Moody diperoleh nilai f = 0,0233.


Karena nilai f sudah stabil maka D = 0,162 m

G. SINGLE PIPELINES WITH PUMP


Pompa sangat sering dibutuhkan pada waterwork dan wastewater
system untuk mengangkat air dari supply reservoir ke receiving
reservoir. Pada saat pompa beroperasi, terjadi energy extra terhadap
aliran air di dalam jalur pipa dalam bentuk tambahan tenaga tekan.

Sistem instalasi pompa pada jalur pipa dibagi menjadi dua bagian yaitu :
o 1. Suction side, bagian pipa hisap dengan tekanan negarif.
o 2. Discharge side, bagian pipa debit dengan tekanan positif.
Tinggi dinamik total (total dynamic head) yang merupakan total tinggi
tekanan pompa yang diperlukan pada system instalasi (H P), dinyatakan
dengan garis vertical antara titik terbawah, L dan titik puncak M pada
EGL, masing-masing pada inlet pompa (IL.P.) dan outlet pompa (OL.P.)
seperti terlihat pada Gambar Sistem Instalasi Pompa berikut ini.

M
EGL
HGL
2
RECEIVING
RESERVOAR

STATIC DISCHARGE

TOTAL STATIC H HP HEAD RR

HEAD
Q
TOTAL STATIC HEAD

STATIC DISCHARGE HEAD

P
STATIC SUCTION LIFT (+)
1 SR

STATIC SUCTION LIFT ()

SUPPLY L
P
RESERVOAR

IL.P OL.P
Suction Side Discharge Side INTAKE ABOVE THE
PUMP CENTER LINE
INTAKE BELOW THE PUMP CENTER LINE
Gambar 1 : Sistem Instalasi Pompa Pada Jalur Pipa

Elevasi M merupakan tenaga total di outlet pompa guna menaikkan air ke


receiving reservoir. Guna mengkaji system ini, dipakai persamaan energy
antara kedua ujung pipa atau di antara kedua reservoir sbb. :
p1 V 21 p2 V 22
z 1+ + =z2 + + +h f +h m
2g 2g
V 1=V 2
Jika dianggap : maka :
p2 p
(
H P = z2 +
)( z1 + 1 )+ h L

Atau :
H P = Z+ hL

(11)
HP
dimana : = total tinggi tekanan yang diberikan pompa [L]
Z = beda tinggi piziometer bagian hulu dan hilir atau
beda elevasi muka air atau total static head [L]
hL
= total kehilangan energy.

Jika debit, Q melalui pompa diketahui maka secara teoritis hubungan


antara HP dan daya pompa adalah sbb. :
DAYA POMPA TEORITIS , DPT =Q H P
(12)
Daya pompa actual yang diperlukan dalam satuan horse power :
Q H P
ABHP=
550
(13)
dimana : ABHP = the actual brake horsepower of the pump (hp)
Q = debit melalui pipa, cfs
HP= total dynamic head, ft
= overall pump efficiency (tanpa dimensi)

Q H P
atau, ABHP=
745,7
(14)
dengan satuan ABHP dalam hp; dalam N/m3; Q dalam cms dan HP
dalam m.
H. PIPELINE WITH NEGATIVE PRESSURE
Jalur pipa air yang panjang sering sekali turun-naik mengikuti kontur
tanah asli. Pada suatu lokasi tertentu, jalur pipa diharuskan mendaki
sehingga berada di atas local hydraulic grade line seperti pada Gambar
(2) berikut ini.

1 EGL HORIZONTAL LINE

V
2
pS
HGL
2g
S

p
P

30 m
pP
K e =0,5 =0 Q

pQ
=0
PUMP

H DATUM LINE EX.08
2
Z HS ZS

K d =1,0

DATUM LINE

Gambar 2 : Elevated Section in a Pipeline

Simak kembali bagan local head pada satu tampang di jalur pipa berikut
ini.
L. EGL

HORIZONTAL LINE

2
V
L. HGL =Local Velocity Head=LVH
2g
Ternyata
:
p
C of PIPE
=Local Pressure Head=LPH

H=Total Local Energy Head(TLEH )

V2 p
(
z+ )
+
2g = Jarak antara DL dengan EGL.

z=Local Elevation Head=LEH

DATUM LINE (DL)

Pada lokasi tertentu nilai LPH bisa negative. Misalnya di titik S. Karena
LEH dan LVH tetap bernilai positif maka jumlah keduanya dapat melebihi
TLEH sehingga nilai LPH harus menjadi negative, atau :
V2 p
z s + s > H s , makanilai menjadinegative
2g
Jadi :
Tekanan negative (dengan acuan patm = 0) akan terjadi pada jalur
pipa pada saat dia naik dan sesudah berada di atas HGL ; yaitu
antara titik P dan Q yang mencapai nilai maksimum di puncak S,
p
( S ) . Aliran air dari S ke R harus bergerak malawan gradien

tekanan.
Dengan kata lain, aliran bergerak dari tekanan rendah ke arah
tekanan yang lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena air selalu
mengalir dari lokasi energy yang tinggi ke lokasi energy yang lebih
rendah dan di dalam saluran tertutup, tinggi tempat beralih
menggantikan tinggi tekanan di sepanjang HGL.
Secara umum beda elevasi antara dua titik S dan R dalam jalur pipa
adalah :
p p
(
Z SR= R S + hf ) SR (15)

Namun sangat penting menjaga agar tekanan di sepanjang jalur pipa


selalu berada di atas tekanan uap air (misalnya : vapor pressure of
water at 20 oC = - 10 m H2O). Jika tekanan di dalam pipa turun di
bawah nilai tersebut maka terjadi penguapan air lokal dan membentuk
vapor pockets yang memisahkan air di dalam pipa. Kantong-kantong
uap akan pecah di bagian hilir yang menyebabkan vibrations dan sound
yang dapat merusak jalur pipa. Kejadian ini disebut cavitation.

EX. 08 : Satu jalur pipa baja seragam, D = 40 cm dan L = 2 km,


mengalirkan air pada t = 10 oC seperti pada Gbr (2). Beda elevasi muka
air di kedua reservoir = 30 m. Di pertengahan, jalur pipa harus menaiki
bukit kecil.
(A) Tentukan elevasi maksimum puncak S di atas muka air reservoir
2.
(B) Jika dibutuhkan emergency pump yang dipasang 500 m dari
reservoir 1 guna mendorong debit air menjadi dua kalilipat,
tentukan total dynamic head dan daya pompa yang diperlukan.

SOLUSI :
L V2
Total head loss : (
h L=30 m= K e + f
D )
+K d
2g

(a)

Anggap Ke = 0,5 ; Kd = 1,0 dan coba f = 0,025 maka :


2
2000 V
(
30 m= 0,5+0,025
0,4
+1 )
2(9,81)
Jadi:V =2,157 m/ s

Koreksi nilai f dan V.


Untuk commercial steel (new) : = 0,045 mm
Kekasaran relative : /D = 0,00011
o
Air pada t = 10 C : = 1,31x10-6 m2/s
V . D ( 2,157 ) (0,4)
Angka Reynolds : R e = = =6,6 x 105
V 1,31 x 10
6

Dari Diagram Moody akan diperoleh nilai f = 0,014 lalu masukkan ke prs.
(a) maka :
2000 V2
(
30 m= 0,5+0,014
0,4
+1 )
2(9,81)
Sekarang :V =2,87 m/s

Jika dilakukan recomputed didapat nilai Re = 8,76x105 dan dengan /D =


0,00011 maka
dari Diagram Moody diperoleh nilai f = 0,0138, sudah cukup stabil.
Jadi : V =2,87 m/ s dapat digunakan untuk perhitungan selanjtnya.

(A) Penentuan ZS
CATATAN :
Vapor pressure of water pada : t = 10 oC VPW = 0,012102 atm
t = 100 oC VPW = 1,00000 atm
= 10,33 mH2O
Maka water vapor pressure head, Z WV =( 0,0121021 ) 10,33=10,2 m

Ambil datum line melalui permukaan air di reservoir 2.


Maka persamaan energy antara S dan reservoir 2 sbb. :
V2 p 2 V 22 LS 2 V2
Z S+ Z WV + =Z 2 + + +(f + Kd)
2g 2g D 2g
V
2
L V
2
Z S+(10,2)+ =0+0+ 0+(f S 2 + K d )
2g D 2g

LS2 V2 V2
Z S=10,2+ f ( D )
+1
2g 2 g ; dimana LS2 = 0,5x2000

m = 1000 m

2,87


2

1000
(
Z S=10,2+ 0,014
0,4
)
Z S=24,89 m; elevasi puncak S dari muka air reservoir 2.

(B) Total Dynamic Head dan Daya Pompa.

0,4


Debit awal, 1
Qo= AV =
4
Operasi pompa dengan debit menjadi dua kalilipat :
Q=2 Qo=2(0,36)=0,72 cms

Kecepatan aliran :
0,4


2
1

4
Q 0,72
V= =
A
Angka Reynolds :
Re =2 x Reo =2 ( 8,76 x 105 ) =1,75 x 106 dan dengan /D =
0,00011
maka dari Diagram Moody didapat nilai f = 0,013.

o Persamaan energy antara reservoir 1 dan pompa :


L1 P V 2
1P (
h L = K e+ f
D 2g )
dimana : L1 P=500 m
2
500 ( 5,73)
(
0,5+ 0,013
0,4 2(9,81)) =28,03m

o Persamaan energy antara pompa dan reservoir 2 :


LP2 2
hL = f
D
+K d
P2
V
2g ( )
dimana : LP 2=1500 m

1500 (5,73)2
(
0,013
0,4
+1 )
2( 9,81)
=83,25 m

Total dynamic head yang dibutuhkan untuk pompa :


H P =28,03+83,2530=81,28 m(nilai minimum)

Daya pompa yang dibutuhkan dengan asumsi overall pump


efficiency, = 70 %
dapat ditentukan dari prs.(14) sbb. :
Q H P
ABHP= ; Pada t = 10 oC, berat jenis air, =
745,7
9800 N/m3

( 9800 )( 0,72 ) (81,28)


=1098,70 hp( daya pompa minimum)
745,7(0,7)

I. PIPES IN SERIES
Pipa seri merupakan gabungan beberapa pipa dengan diameter, D
dan panjang pipa, L yang berbeda dan dihubungkan dalam satu
jalur tertentu. Pipa seri boleh dikatakan jalur pipa senyawa
(compound pipeline) seperti pada Gambar 3 berikut ini.
Ada dua kasus pipa seri :
1. Penentuan total head loss, hL, jika debit, Q ditetapkan dan
2. Penentuan nilai Q bila hL diketahui.
Start point.
he,ENTRANCE LOSS HORIZONTAL LINE
EGL

A HGL
hC , CONTRACTION LOSS
Ke Q1
D1,L1
h L1 hE , ENLARGEMENT LOSS
H = 100 ft
Q2
KC D2,L2
h L2
Q3
hd , EXIT LOSS
KE D3,L3
h L3
B

Kd
Gambar 3 : Compound Pipeline

Persamaan kontinuitas dan energy pada pipa seri dapat dinyatakan sbb. :
Q=Q1=Q 2=Q3= [L3 T 1 ] (1)
h L=hL 1+ hL 2+ h L3 +[ L]
dan (2)

Kasus 1 dapat diselesaikan dengan direct solution dan kasus 2


dengan trial and error method dimana nilai hL diselesaikan dalam
bentuk kehilangan tenaga di seluruh tampang pada jalur pipa.
Misalkan kita mengacu pada Gambar 3 di atas, maka :

[
h L= f 1
L1 V 21
D1 2 g
+ K
V 21
2g
+
]
[ f2
L2 V 22
D2 2 g
V2
] [
+ K 2 +
2g
f3
L3 V 23
D3 2 g
V2
]
+ K 3 +
2g

(3a)

h L= hf + hm

(3b)

Karena debit melalui pipa seri adalah ekivalen di setiap tampang,


maka tinggi kecepatan di satu tampang tertentu misalnya di
tampang 1 dapat dinyatakan sbb. :
4 4
V 21 D2 V 22
=
[ ]
2 g D1 2 g atau 1
D
D1[ ]
V = 2 V 22
2

(4)
dan
4 4
V 21 D V 23
[ ]
= 3
2 g D1 2 g atau
2
1
D
D1[ ]
V = 3 V 22

(5)

Maka bila dicoba satu nilai f akan diperoleh nilai V kemudian


dilanjutkan dengan menentukan nilai Q yang akan sama di setiap
tampang pada jalur pipa seri tersebut.
EX.09 : Tentukan besarnya debit dari reservoir A ke B (Gbr. 3) yang
dihubungkan oleh tiga pipa seri dengan diameter pipa : D 1 = 15 in dan
panjang pipa : L1 = 1500 ft
D 2 = 10 in L2 =
1350 ft
D 3 = 12 in dan L 3 =
2500 ft.
Dalam kasus ini minor losses, diabaikan dan total head loss = 100 ft.

SOLUSI :
1. Untuk ketiga pipa, coba nilai f = 0,01 dan gunakan prs.(3), maka
persamaan energy adalah
sbb. :

[ ][ ] [ ]
2 2 2
1500 V 1 1350 V 2 2500 V 3
100= 0,01 + 0,01 + 0,01
15 2 g 10 2 g 12 2 g
( ) ( ) ( )
12 12 12

2. Dari prs.(4) dan (5) :


4
V 21
[ ] [ ][ ]
D2 V 22 10 V 22 V 22
4
= = =0,198 V 21 =0,198V 22
2 g D1 2 g 15 2g 2g

juga,
4
V 23
[ ] [ ][ ]
D2 V 22 10 V 22 V 22
4
= = =0,482 V 23=0,482V 22
2 g D3 2 g 12 2g 2g

3. Substitusi nilai tahap 2 ke tahap 1 :


V 22
100=
2g
[ 12 ( 0,198 )+ 16,2+ 25 ( 0,482 ) ] dimana g=32,174 ft /s

V 2=14,50 ft /s
Maka :

4. Substitusi nilai V2 ke tahap 2 maka :


V 1=6,45 ft /s V 3=10,07 ft /s
dan

Q=Q1=Q 2=Q3
5. Karena maka :
2
Q=Q 1= A 1 V 1=
7,5
12 [ ]
( 6,45 ) =7,91cfs

CHECKING :
2
Q=Q 2= A 2 V 2=
5
12 [ ]
( 14,50 )=7,91 cfs
2
Q=Q3 =A 3 V 3 = [ ]
6
12
( 10,07 )=7,91 cfs

EX.10 : Selesaikan EX.09 dengan Equivalent Pipe Method (EPM).


EPM adalah metoda analisis jalur pipa dengan cara mengganti dimensi
pipa yang berbeda-beda menjadi satu pipa seragam (pipa ekivalen)
dengan diameter dan panjang tertentu yang akan menghantarkan debit Q
pada total head, hL yang sama (yang ditetapkan).
SOLUSI :
1. Asumsikan satu nilai debit melalui pipa seri, misalnya, Qas = 10 cfs.
2. Dengan Qas dan diameter pipa D yang diketahui, hitung friction slope S
setiap pipa dengan
memakai prs. Hazen-Williams, Nomogram atau prs. Darcy-Weisbach
(kolom 4).
3. Hitung head loss due to the friction , h f = S.L atau (kolom 6) = (kolom
4) x (kolom 5).
4. Hitung total head loss atau prs.(3) : h L= hf + hm

Dalam kasus ini h f =hL=419,27 ft .


5. Pilih diameter pipa seragam, misalnya Das = 12 in.
6. Dengan Das dan Qas pada tahap 1, hitung kembali nilai S, dengan prs.
Darcy-Weisbach atau
Nomogram. Dalam kasus ini S = 0,067.
TAHAP 4
7. Panjang pipa ekivalen, Le = TAHAP6

hL 419,27
Le = = =6257,76 ft
S 0,067

TABLE : Computation For Equivalent Pipe

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pipes Pipe size Discharg Friction Pipe Head Rema
Numb D, (ft) e Slope, S Length, L loss rk
er Qas (cfs) (ft) hf = SL
(ft)
1 1,25 10 0,022 1500 33,00
2 0,833 10 0,162 1350 218,77 C=
3 1 10 0,067 1500 167,50 100
1 (select) 10 0,067 Le = ? 419,27
(assumed)

Jadi dimensi pipa ekivalen adalah sebagai berikut :


De =12dan L e=6257,76 ft .

Jika hL = 100 ft dan C = 130 maka dengan prs. Hazen-Williams,


2,63 h L 0,54
Q=0,432 C D ( )
L
12
12


0,432(130)

J. PIPES IN PARALLEL
o Pipa parallel merupakan gabungan beberapa pipa yang membentuk
satu loop (putaran) melalui dua node (simpul). Sistem pipa
parallel disebut juga looping pipes yang menghubungkan satu
simpul aliran masuk dan satu simpul aliran keluar seperti pada
Gambar 4 berikut ini.
1 D1 hL1
L1 Q1

A 2 D2 hL2 B
Q L2 Q2 Q

3 D3 hL3
L3 Q3

Gambar 4 : Parallel Pipes System

o Dua kasus pipa parallel :


1. Penentuan head loss dan distribusi aliran jika debit, Q total
diketahui.
2. Penentuan Q total bila total head loss, hL ditetapkan.

o Pada pipa parallel, persamaan kontinuitas dan energy dapat


dinyatakan sbb, :
Q=Q A =Q1 +Q2 +Q3+ +Q N =Q B [ L3 T 1 ] (1)

dan
h L=hL 1=h L2=hL 3==hln [ L ] (2)

o Jika debit total diketahui, distribusi kehilangan tekanan untuk setiap


pipa dapat ditentukan dengan persamaan Darcy-Weisbach sebagai
berikut :
1

[ ( )]
2 g .h L 2
V=
L dan karena Q = AV maka :
f
D

[ ( )]
2 g . hL 2
Q= A
L (3)
f
D

o Bila dinyatakan suatu konstanta pipa parallel, C=A [ 2g. D


f .L ] 2

maka debit dapat


dinyatakan dalam fungsi hL dan C sebagai berikut :
Q=C (h L )1/ 2 (4)
sehingga prs. (1) dapat ditulis menjadi :
1/ 2 1/ 2 1/ 2
Q=C 1 (h L ) +C 2 (h L ) +C 2 (h L ) +

C
hL

(5)
( 1+C2 +C 2+ )

EX.11 : Sistem pipa parallel mengalirkan air pada suhu 15 oC dari


reservoir A ke B dengan beda elevasi muka air di kedua reservoir = 15 m.
Pipa yang
digunakan adalah
A concrete smooth
pipes dengan data sbb. :
Diameter pipa : D 1
= 30 cm
15 m
D2 = 25 cm
(1)
D3 = 40 cm
(2) Panjang pipa : L 1 =
800 m
(3) L2
= 700 m
B L3
= 850 m

Jika minor losses diabaikan, hitung besarnya debit melalui setiap pipa
tersebut.
SOLUSI :
1. Persamaan energy (minor losses diabaikan),
h L=hL 1=h L2=hL 3=h f =15 m

Dari persamaan Darcy-Weisbach ;


L V2
h f =f
D 2g
Maka untuk pipa,
2
800 V 1 0,332
No. 1 : 15=f 1 f 1 V 21=0,110 f 1=
0,3 2( 9,81) V1

2
700 V 2 0,324
No. 2 : 15=f 2 f 2 V 22=0,105 f 2 =
0,25 2( 9,81) V2

2
850 V 3 2 0,371
No. 3 : 15=f 3 f 3 V 3=0,138 f 3=
0,4 2( 9,81) V3

2. Konstanta pipa parallel ; C=A [ 2g. D


f .L ] 2

Maka untuk pipa,


0,5

No. 1 :
1
C1 = (0,30)2
4 [
2 ( 9,81 ) ( 0,30)
f 1 (800) ] =
0,006
f 1

0,5

No. 2 :
1
C2 = ( 0,25)2
4 [
2 ( 9,81 ) ( 0,25)
f 2 (700) ] =
0,004
f 2

0,5

No. 3 :
1
C3 = ( 0,40)2
4 [
2 ( 9,81 )( 0,40)
f 2 (850) ] =
0,012
f 2
Substitusi nilai f di tahap 1 ke tahap 2 maka diperoleh
konstanta pipa parallel :
C1 =0,018V 1

C2 =0,012V 2

C3 =0,032V 3
dan

3. Penentuan nilai kecepatan, V dan konstanta pipa parallel, C.


Diketahui bahwa, = 0,18 mm ; air 15 oC, = 1,139 x 10-6 m2/s dan
VD
Re =
V

TABEL ITERASI FAKTOR GESEKAN, f


No. D Coba, V Re.I D.MOO NOTE
Pip (m) D I (m/s DY
a f ) fM.I

1 0,3 0,0006 0,018 2,47 6,50x1 0,0180 Jika nilai f belum


stabil,
2 0 0 0,019 2,35 05 0,0188 lanjutkan dengan
3 0,2 0,0007 0,017 2,85 5,15x1 0,0168 iterasi fM.I sampai
semuanya
5 2 05 menjadi stabil.
0,4 0,0004 1,00x1
0 5 06

Karena semua nilai f sudah stabil maka perhitungan dapat


dilanjutkan.
Dari tahap 1 diperoleh besarnya kecepatan aliran ;
0,332 0,332
V 1= = =2,47 m/ s
f 1 0,0180
0,324 0,324
V 2= = =2,36 m/s
f 2 0,0188
0,371 0,371
V 3= = =2,86 m/ s
f 3 0,0168

Dari tahap 2 diperoleh konstanta pipa parallel ;


C1 =0,018V 1=0,018 ( 2,47 )=0,0445

C2 =0,012V 2 =0,012 ( 2,36 )=0,0283

C3 =0,032V 3 =0,032 (2,86 )=0,0915

4. Hitung debit melalui setiap pipa, gunakan prs.(4) atau (5) dimana hL =
15 m.
hL


Maka pipa No. 1 : 15 (D = 0,3 m)


Q1=C 1
hL


No. 2 : 15 (D = 0,25 m)


Q2=C 2

hL


No. 3 : 15 + (D = 0,4 m)


Q3=C 3

Q=0,636 cms

5. Koreksi debit, dengan persamaan kontinuitas, Q = AV.


1 2 1
Q = D V = ( 0,30 )2 ( 2,47 )=0,175 cms
Maka pipa No. 1 : 1
4 1 1
4
1 1
Q2= D22 V 2= ( 0,25 )2 ( 2,36 )=0,115 cms
No. 2 : 4 4
1 1
Q3= D 23 V 3= ( 0,40 )2 (2,86 )=0,350 cms
No. 3 : 4 4 +

Q=0,640 cms

Beda hasil hitungan tahap 4 dan 5, 2 .

K. BRANCHING PIPE SYSTEM


Sistem pipa bercabang merupakan gabungan lebih dari dua jalur pipa
yang bertemu pada satu titik cabang (junction).

A HGL
hf1
PIZIOMETER HGL
zA hf2
B
P (Tinggi Tekanan)
(1) (2)
zB
Q1 hJ Q2

DATUM LINE

J (JUNCTION)
HGL
hf3
zC
(3)
Q3

Gambar 5 : Sistem Pipa Bercabang

o Jika water management facilities memakai system ini maka


sangat penting dalam penentuan arah dan besarnya aliran melalui
setiap pipa. Hidraulika percabangan pipa pada satu cabang J, dapat
dikaji berdasarkan The Classical Three-Reservoir Problem
seperti pada Gambar 5 di atas.
o Bila diberikan data setiap pipa dan elevasi muka air di ketiga
reservoir maka debit dari dan ke setiap reservoir dapat
ditentukan dengan persamaan kontinuitas dan energy. Konsep
dasarnya, di titik J, aliran masuk sama dengan keluar dan
tinggi tekanan semua pipa harus sama. Maka persamaan
kontinuitas menjadi :
Q1=Q2 +Q3 If the flowis into reservoir B
(1)
Q1+ Q2=Q3 If the flowis out of reservoir B
(2)
dan QJ =0

(3)
Lalu persamaan energy dengan datum line seperti pada Gambar 5
adalah :
h f 1=z AhJ dimana hJ =Tinggi tekanandi J daridatum line
(4)
h f 2=z B hJ

(5)
h f 3=z C +hJ
; dan di titik J,
(6)
p1 p2 p3
Tinggi tekanan setiap pipa : = = =P

(7)

Solusi system pipa bercabang dengan Trial and Error Method, coba
tinggi tekanan, P di J, lalu selesaikan persamaan kontinuitas sampai stabil.
EX. 12 : Sistem pipa bercabang seperti tergambar terbuat dari pipa beton
dengan tinggi kekasaran pipa, = 0,6 mm.
ELV. 120 m

ELV. 100 m
(1) 30 cm
1000 m
B
(2) Q1
ELV. 80 m

50 cm
4000m
C
40 cm
Q2 (3)
2000 m
J Q3
Tentukan debit air melalui setiap pipa jika minor losses diabaikan dan
suhu air = 15 oC.
SOLUSI :
Data tersedia : = 0,6 mm ; = 1,003x10-6 m2/s ; g = 9,81
m/s2
D 1 = 30 cm L1 = 1000 m ; Elv. m.a : z A = 120
m
D2 = 50 cm L2 = 4000 m zB = 100
m
D 3 = 40 cm L3 = 2000 m z C = 80
m

o Dari prs. Darcy-Weisbach,


2 g.D
h
L V
2 f .L f
h f =f atau
D 2g
V =
(a)
o Angka Reynolds :
VD
Re =
V

(b)
o Dari prs. kontinuitas :
1 2
Q= AV dengan A= D
4 (c)

Q J =0
(d)
o Jika dicoba tinggi tekanan di titik J = hJ maka :
hJ =|zhJ|

(e)
Solusi prs.(a) s/d (e) dilaksanakan dengan TEM dan metoda iterasi.

COBA I : Tingggi tekanan, hj = 110 m


Tabel Iterasi Nilai f dan Debit, Q.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No. D A hf L COBA V Re D.MOO Q NOT
DY
PIP (m) (m2) D (m) (m) .1 (m/s (cms) E
A f ) fM1

1 0,3 0,07 0,00 10 100 0,024 1,56 4,7x1 0,024 0,111( OK


2 0,5 1 20 10 0 0,02 6 05 0,020 +) CB.
3 0,4 0,19 0,00 30 400 3 1,03 5,1x1 0,022 2
6 12 0 0,022 3 05 D.MOO 0,291( OK
DY
0,12 0,00 200 COBA 2,31 9,3x1 )
fM2
5 15 0 .2 3 05
fM1
2 0,5 0,19 0,00 10 400 0,02 1,10 5,5x1 0,020 0,217( OK
6 12 0 0 7 05 5 )
Q=0,39
7
Dengan cara yang sama dilanjutkan dengan mencoba nilai :
80 m h J 120 m

COBA II : Anggap hJ = 100 m COBA III : Anggap hJ


= 90 m
Maka diperoleh : Maka diperoleh :
Q1 = 0,157 cms Q1 = 0,192 cms
Q2 = 0 Q2 = 0,300 cms
Q3 = 0,237 cms Q3 = 0,168 cms
Q=Q1+Q 2Q3=0,080 cms
Q=(Q1 +Q2)Q3=0,324 cms

o Selanjutnya buat Grafik hubungan antara Q dan elevasi hJ

sebagai berikut :
hJ
120

110
ELEVASI ASUMSI FINAL
hJ =100
99 m

90

80

0,5 0,3 0,1 0 0,1 0,3 0,5

COBA FINAL : Anggap hJ = 99 m

Tabel Iterasi Nilai f dan Debit, Q.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No. D A hf L COBA V Re D.MOO Q NOT
DY
PIP (m) (m2) D (m) (m) .1 (m/s (cms) E
A f ) fM1
1 0,3 0,07 0,00 21 100 0,024 2,27 6,8x1 0,023 0,161( OK
2 0,5 1 20 1 0 0,023 0 05 8 +) OK
3 0,4 0,19 0,00 19 400 0,022 0,32 1,6x1 0,022 0,064( OK
6 12 0 6 05 7 +) OK
0,12 0,00 200 1,84 7,3x1 0,022 0,230(
5 15 0 0 05 5 )
Q= 0,00
5

Anggap sudah memenuhi batas toleransi ketelitian.


Maka besarnya debit aliran melalui setiap pipa :
Q1 = 0,161 cms
Q2 = 0,064 cms dan
Q3 = 0,230 cms.

L. PIPE NETWORKS
Municipal water distribution system, merupakan jaringan pipa yang ruwet
(complex mazes) yang antara lain terdiri dari :
o Pump and fittings
o Storage elements
o A large number of pipes, etc.

Interkoneksi berbagai ragam jalur pipa akan membentuk system


konfigurasi sirkuit yang rumit. Namun analisis jaringan pipa tetap
didasarkan pada balancing flow dan balancing heads di seluruh
system tersebut. Guna penganalan jaringan pipa, simaklah dua contoh
jaringan pipa berikut ini seperti pada Gambar 6 dan 7.

0,6 cfs
B 100 ft D

100 ft
PIPE NUMBERS
1,8 cfs 50 ft LOOP 2 50
ft ELEVATION
LOOP 1
A +
50 DIRECTION
FLOW RATE
100 ft
JUNCTION NODE NUMBERS
C 100 ft E
0,4 cfs
0,8 cfs
Gambar 6 : Simple Pipe Network

A = FIXED GRADE NODE

B C D

H = FIXED GRADE NODE


LOOP 1 LOOP 2

E F G
Gambar 7 : Pipe Network With Two Fixed Grade
Node

Pengertian dari :
1. Loop (L) ialah sirkuit pipa tertutup (closed pipe circuit)
2. Junction node (JN) ialah titik temu sejumlah pipa dimana aliran bisa
masuk ke atau keluar
dari simpul tersebut.
3. Fixed grade node (FGD) ialah suatu titik dimana tekanan tetap terjaga
atau stabil.
Maka suatu terminology harus terpenuhi yaitu :
P = JN + L + FGD 1
dimana P = jumlah pipa

Guna penyelesaian steady-state pipe networks antaralain dipakai


metoda :
1. HARDY CROSS
2. TEORI LINIER
3. NEWTON RAPHSON.
METODA HARDY CROSS
Metoda Hardy Cross masih tetap popular sampai saat ini.
Metoda ini disebut juga Single-Part Adjustment Method
yang didasarkan pada persamaan kontinuitas dan energy
dengan sejumlah pendekatan dan koreksi aliran yang cukup
baik.

A. Persamaan Energy
Berdasarkan persamaan Darcy-Weisbach,
L V 2 16 fL Q2
h f =f =
D 2 g 2 D5 2 g

(a)
Berdasarkan persamaan Hazen-Williams,
hf 0,54
Q=0,432 C D2,63 ( )
L

atau
4,727 1,85
hf = Q
1,85
C D 4,87 (b)

Jadi bentuk umum dari persamaan (a) dan (b) ialah :


h f =K Qn

(1)
dimana :
K = Tahanan ekivalen (Tabel 11.5)
n = 2,0 untuk persamaan Darcy-Weisbach dan
1,85 untuk persamaan Hazen-Williams.

Jumlah kehilangan tekanan pada setiap loop,


h f = K Q n=0
(c)

Persamaan Kontinuitas
Pada setiap simpul, Q=0
(d)
Jika dimisalkan,
Q a = variasi debit asumsi setiap pipa pada satu loop dan

Q = koreksi debit asumsi agar terpenuhi prs.(d) maka :


Qa + Q


n (e)
K

Jika prs.(e) diselesaikan dengan binomial theorem dan


hanya dipakai suku pertama dan kedua maka diperoleh,
n
K Qa
Q= n1
n K Qa

(f)
Atau
hf
Q=
n
| |
hf
Qa

(2)
Prosedur Hardy Cross didasarkan pada persamaan (1) dan
(2).
TABLE 11.5 : EQUIVALENT RESISTANCE, K FOR PIPE

Formula Units of K
Measurement
HAZEN- 4,73 L
WILLIAMS Q, cfs; L, ft; D, ft; C 1,85 D 4,87
hf, ft

10,44 L
Q, gpm; L, ft; D, in; C 1,85 D 4,87
hf, ft

10,70 L
Q, m3/s; L, m; D, m; C 1,85 D 4,87
hf, m

DARCY- fL
WEISBACH Q, cfs; L, ft; D, ft; 39,70 D5
hf, ft

fL
Q, gpm; L, ft; D, in; 32,15 D5
hf, ft

fL
Q, m3/s; L, m; D, m; 12,10 D5
hf, m
EX. 13 : Welded Steel Pipe Network (C = 120)dengan
semua pipa berdiameter 4 inci seperti pada Gambar 6. Tinggi
tekanan di simpul A = 50 ft.
a. Cari debit melalui setiap pipa.
b. Hitung tekanan pada empat simpul yang lain.
SOLUSI :
TAHAP HITUNGAN METODA HARDY-CROSS adalah sebagai
berikut :
1. Bagi jaringan pipa menjadi sejumlah loop.
2. Hitung nilai K setiap pipa (Col. 3) yang disesuaikan denan
Tabel 11.5.
Maka tahanan ekivalen pipa adalah :
4,73 L
K=
C 1,85 D4,87

4,73(100)
K AB=K AC =K BD =K CE = 4,87
=14,25
1,85 4
(120) ( )
12
4,73(50)
K BC =K DE = 4,87
=7,12
1,85 4
(120) ( )
12

3. Tentukan debit asumsi, Qa dan arahnya di setiap pipa loop


(col. 4). Di titik
simpul, total aliran masuk sama dengan yang ke luar.
Perhatikan aliran se-
arah jarum jam adalah positif dan aliran berlawanan jarum
jam adalah
negative. Perhatikan Gambar 8 dan 9.
4. Hitung nilai hf setiap pipa (Col. 5) dengan prs.(1) dan
jumlahkan ( hf ).

5. Hitung nilai ||
hf
Q di Col. 6, lalu dijumlahkan, ||.
hf
Q

6. Tentukan nilai koreksi Q dengan prs.(2) pada setiap loop


dan hitung nilai
debit, Q=Q a + Q , di Col. 7. Pengkoreksian dilakukan secara
aljabar untuk
debit pada setiap loop.
7. Untuk pipa gabungan (common pipe) pada dua loop, maka
kedua nilai Q
tersebut harus disatukan untuk setiap loop.
8. Guna penyesuaian nilai Q, tahap 4 s/d 7 diulangi sampai Q
menjadi sangat
kecil untuk semua loop atau sampai batas toleransi
terpenuhi.

0,6 cfs
B 100 ft D
0,8
100 ft 1,0
PIPE NUMBERS
1,8 cfs 50 ft LOOP 2 50
ft ELEVATION
LOOP 1
A + 0,2 + 0,2
50 DIRECTION
FLOW RATE
100 ft 0,8
JUNCTION NODE NUMBERS
0,6
C 100 ft E
0,4 cfs
0,8 cfs
Gambar 8 : DEBIT ASUMSI DAN ARAHNYA

0,6 cfs
B 100 ft D
0,715
100 ft 0,9
PIPE NUMBERS
1,8 cfs 50 ft LOOP 2 50
ft ELEVATION
LOOP 1
A + 0,185 + 0,115
50 DIRECTION
FLOW RATE
100 ft 0,9
JUNCTION NODE NUMBERS
0,685
C 100 ft E
0,4 cfs
0,8 cfs
Gambar 8 : DEBIT ITERASI 2 DAN DEBIT FINAL

Anda mungkin juga menyukai