Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi engrgi, bentuk dan ukuran lubang, dan nilai
reratanya adalah 𝐶𝑐 = 0,64
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝐶𝑐 =
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑉𝑐
𝐶𝑐 =
𝑉
Nilai koefisien kecepatan tergantung pad bentuk dari sisi lubang (lubang tajam atau
dibulatkan) dan tinggi energy. Nilai rerata dari koefisien kecepatan adalah 𝐶𝑣 = 0,97
𝜌1 𝑉1 2 𝜌𝑐 𝑉𝑐 2
𝑧1 + + = 𝑧𝑐 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
Oleh karena kecepatan di titik 1 adalah nol dan tekanan di titik c adalah atmosfer,
maka:
𝑉𝑐 2
𝑧1 = 𝑧𝑐 +
2𝑔
𝑉𝑐 2 = 2𝑔(𝑧1 − 𝑧𝑐 )
𝑉𝑐 = √2𝑔𝐻
Rumus tersebut menunjukkan kecepatan aliran teoritis, karena terjadi
kehilangan tenaga yang disebabkan oleh kekentalan untuk itu perlu dimasukkan
koefisien kecepatan Cv, sehingga:
𝑉𝑐 = √2𝑔𝐻
Debit aliran adalah 𝑄 = 𝑎𝑐 𝑉𝑐 , di mana 𝑎𝑐 adalah luas tampang aliran di vena
kontrakta dan dengan menghitung koefisien kontraksi :
𝑎𝑐
𝐶𝑟 = atau 𝑎𝑐 = 𝐶𝑐 . 𝑎
𝑎
Dimana Cd adalah koefisien debit. Persamaan ini dapat digunakan untuk mengukur
debit aliran semua zat cair dan berbagai bentuk lubang kecil. Tetapi 𝐶𝑑 harus
ditentukan dengan percobaan.
Lubang Terendam
Apabila permukaan zat cair di sebelah hilir
lubang keluar adalah di atas sisi atas lubang,
maka lubang tersebut terendam, seperti gambar
6.3 berikut ini:
Gambar 6.3 menunjukan lubang terendam di
mana elevasi permukaan zat cair di sebelah hulu
dan hilir terhadap sumbu lubang adalah 𝐻1 dan
𝐻2 . Dengan menggunakan persamaan bernouli
pada titik 1 dan 2 yang berada pada sumbu
lubang maka:
𝜌1 𝑉 2 𝜌2 𝑉 2
𝑧1 + + 2𝑔1 = 𝑧2 + + 2𝑔2 Gambar 6.3 Lubang Terendam
𝛾 𝛾
Oleh karena:
𝑧1 = 𝑧2 , 𝑉1 = 0,
𝜌1 𝜌2
= 𝐻1 𝑑𝑎𝑛 = 𝐻2
𝛾 𝛾
Maka:
𝑉2 2
𝐻1 + 0 = 𝐻1 +
2𝑔
Atau
𝑉2 = √2𝑔(𝐻1 − 𝐻2 )
h2 h1 Z
dz
Q 2
3 . Cd . b . 2 g . (h 3/2 3/2
2 - h1 )
b. Lubang terendam
H H
h2 h1
h1
h2
1 2
V22
h1 0 h 2 atau V2 2 g (h 1 - h 2 )
2g
sehingga debit aliran melalui lub ang :
Q Cd . a . 2 g (h 1 - h 2 ) ; h1 - h 2 H
Gambar (b) dengan cara penurunan yang sama seperti lubang kecil didapat :
Q Cd . a . (h 2 - h1 ) 2 g H
b bz
b h1
z h 2 - h1 h 2 - z
h2
bz
bz
h 2 - z b
h 2 - h1
bagian yang diarsir :
Az bz . dz
Vz 2gz
dQ Cd . Az . Vz
Cd . bz . dz . 2 g z
h -z
Cd . 2 . b . dz . 2 g . z1/2
h 2 - h1
Cd .
b
h 2 - h1
. 2 g . h 2 - z . z1/2 .dz
diintegralkan :
2
- h 2 . h15/2 - . h15/2
b 2 2
Q Cd . . 2 g . . h 5/2
2
h 2 - h1 3 3 5
serupa dengan lubang besar dimana elevasi permukaan zat cair disebelah hulu lebih
rendah dari sisi atas lubang . Lapis zat cair yang melimpas di atas ambang peluap
disebut dengan tinggi peluapan. Peluap biasanya digunakan untuk mengukur debit
aliran. Di dalam bangunan irigasi peluap ditempatkan pada saluran irigasi yang
berfungsi untuk mengukur debit aliran melalui saluran.
Berdasarkan bentuk puncaknya peluap bisa berupa ambang tipis atau ambang lebar.
Peluap disebut ambang tipis apabila tebal peluap t < 0,5 H dan disebut ambang lebar
apabila t > 0,66 H. Apabila 0,5 H < t < 0,66 H keadaan aliran adalah tidak stabil
dimana dapat terjadi kondisi aliran melalui peluap ambang tipis atau ambang lebar.
adalah peluap ambang tipis, yang terdiri dari plat tipis dengan puncak tajam.
Sedangkan peluap ambang lebar, bagian hulu dari puncaknya bisa berbentuk siku
atau dibulatkan.
ha =
z Vo z
dz H
Vz 2gz
Az b . dz
Besarnya debit aliran :
dQ Cd . Az . Vz
Cd . (b . dz) . 2 g z
Cd . b . 2g . z 1/2 dz
diintegral kan : Q 2
3 . Cd . b .
2 g . z 3/2 H
0
Q 2
3 . Cd . b . 2 g . H 3/2
Jika aliran yang melalui peluap mempunyai kecepatan awal (Vo), sehingga
2
Vo
tinggi peluapan akan bertambah setinggi ha = , maka debit aliran menjadi
2g
:
Q 2
3 . Cd . b . 2 g . ((H ha)3/2 - ha 3/2 )
Peluap segitiga
b
bz
z dz
H
Q Cd . 2 tg
α
2
. 2g . 2
3 H z3/2 - 2 5 z5/2 H
0
Q Cd . 2 tg
α
2
. 2 g . 2 3 H 5/2 - 2 5 H 5/2
8 α
Q . Cd . tg . 2 g . H 5/2
15 2
disederhanakan untuk = 90o ; Cd = 0,6 ; g = 9,81 m/d2 :
Q = 1,417 . H5/2
Peluap trapezium
Didasarkan atas bentuk peluap segiempat dan segitiga, debit aliran melaui peluap
trapesium menjadi :
8 α
Q 2
3 . Cd1 . b . 2 g . H3/2 . Cd 2 . tg . 2 g . H5/2
15 2
dengan
H = tinggi peluapan
Cd1 = koefisien debit bagian segiempat
Cd2 = koefisien debit bagian segitiga
b = lebar bagian segiempat
= sudut antara sisi peluap dengan garis vertikal
H h H 1 2 h
b P
MEKANIKA FLUIDA BAB VI-9
PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Tinjau titik 1 dan 2 dengan persamaan Bernoulli dengan kecepatan di hulu (titik 1)
= 0 dan kecepatan di hilir (titik 2) = V, maka :
V2
0 H 0 0 h
2g
V 2 g (H - h)
Q Cd . b h . 2 g (H - h)
Cd . b . 2 g . H h 2 - h 3 (1)
Debit di atas peluap akan maksimum jika H h 2 - h 3 maksimum, yang didapat dari
dQ 2
0 , sehingga h H . Nilai h ini disubstitusikan ke persamaan 1, didapat nilai
dh 3
Qmaks :
Qmaks 0,384 Cd . b . 2 g . H3/2 atau jika g 9,81 m/d 2 maka :
Qmaks 1,71 Cd . b . H3/2
2
V
Jika ada kecepatan awal atau di titik 1 ada kecepatan sebesar ha = o maka,
2g
debitnya menjadi :
Peluap terendam
H1
H2
Debit aliran adalah jumlah aliran melalui tinggi peluap bebas sebesar (H1-H2) dan
bagian terendam dengan tinggi H2 :
Q Q1 Q 2
2
Q . Cd . b . 2 g . (H1 - H 2 )3 / 2 Cd . b . H 2 . 2 g (H1 H 2 )
3
2
V
Jika ada kecepatan awal ha = o , maka :
2g
Q
2
3
. Cd . b . 2 g . (H1 - H 2 ha)3 / 2 ha 3/2 Cd . b . H 2 . 2 g ( H1 H 2 ha)1/ 2 ha1/ 2
Contoh soal:
1. Air mengalir melalui lubang dengan diameter 10 cm dengan kedalaman 10 m dari atas
pertmukaan air. Hitung debit nyata, kecepatan nyata dan luas dari vena kontrakta
apabila 𝐶𝑑 = 0,5 dan 𝐶𝑣 = 1
Jawab:
π π
Luas lubang :𝑎 = 4 𝐷2 = 4 (0.1)2 = 7.85𝑥10−3 𝑚2
Debit Teoritis: 𝑄𝑡 = 𝑎𝑉 = 𝑎√2𝑔𝐻
=
−3 −3 𝑚 3⁄ 𝑙
7.85𝑥10 𝑥√2𝑥9.81𝑥10 = 109,95𝑥10 𝑑 = 109.95 ⁄𝑑
Debit nyata :
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑄𝑡 = 0,5𝑥109.95 = 54,975 𝑙⁄𝑑
Kecepatan Teoritis :
𝑉𝑡 = √2𝑔ℎ = √2𝑥9,81𝑥10 = 14.0 𝑚⁄𝑑
Kecepatan nyata
𝑉 = 𝐶𝑣 𝑉𝑡 = 1𝑥14.0 = 14 𝑚⁄𝑑
Koefisien Kontraksi
𝐶𝑑
𝐶𝑑 = 𝐶𝑐𝑥𝐶𝑣 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶𝑐 =
𝐶𝑣
0,5
𝐶𝑐 = = 0.5
1
2. Lubang besar berbentuk persegi dengan tinggi 1m dan lebar 1m. elevasi muka air di
seberang hulu lubang adalah 4 m diatas lubang dan aliran adalah terendam dengan
elevasi muka air di sebelah hilir adalah 3m di atas lubang. Koefisien debit adalah
Cd=0.62. hitunglah debit aliran
Jawab:
𝐻1 = 4,0 𝑚
𝐻2 = 4,0 + 1 = 5,0 𝑚
𝐻 = 4,0 − 3,0 = 1,0 𝑚
Debit aliran dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑏(𝐻2 − 𝐻1 ) √2𝑔𝐻
𝑄 = 0,62𝑥1𝑥(5 − 4)√2𝑥9,81𝑥1
𝑄 = 0,62𝑥1𝑥1𝑥4.43
3
𝑄 = 2,75 ⁄𝑑𝑚
3. Hitung Debit aliran melalui lubang dengan lebar 2,0m dan tinggi 1.5m. Elevasi muka
air pada sisi hulu adalah 3m di atas sisi atas lubang dan elevasi muka air di hilir adalah
1m di atas sisi bawah lubang. Koefisien debit adalah Cd=0,62
Jawab
𝐻1 = 3,0𝑚
𝐻2 = 3,0 + 1,5 = 4,5𝑚
𝐻 = 3,0 + 0,5 = 3,5𝑚
Aliran melalui setengah tinggi lubang bagian atas dapat ditinjau sebagai lubang bebas,
sedangkan setengah bagian bawah adalah aliran tergenang, sehingga debit aliran
adalah
𝑄 = 𝑄1(𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠) + 𝑄2(𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚)
2 3 3 2
𝑄 = ( 𝐶𝑑 𝑏 √2𝑔 (𝐻2 2 − 𝐻1 2 ) + ( 𝐶𝑑 (𝐻2 − 𝐻1 ) √2𝑔ℎ )
3 3
2 3 3
𝑄 = 𝐶𝑑 {(𝑏 √2𝑔 (𝐻2 2 − 𝐻1 2 ) + ((𝐻2 − 𝐻1 ) √2𝑔𝐻 )}
3
2 3 3
𝑄 = 0.62 {(2 √2𝑥9,81 (4,52 − 32 ) + ((4,5 − 3) √2𝑥9,81𝑥3,5 )}
3
𝑄 = 0,4{(2 √19,62(9,55 − 5,2)) + ((1,5) √68,67 )}
𝑄 = 0,4{(2 𝑥4,43𝑥4,35) + (1,5𝑥8,29)}
𝑄 = 0,4(38,541 + 12,435)
3
𝑄 = 0,4𝑥50,976 = 20,39 𝑚 ⁄𝑑