Anda di halaman 1dari 68

KLASIFIKASI TANAH

 Pengelompokkan tanah menurut sifat/


karakteristik yang mirip
 Memudahkan penilaian karakteristik/kinerja
tanah sehigga memudahkan penilaian
kecocokan tanah sebagai tanah dasar dan
bahan jalan
 Terdapat beberapa sistem klasifikasi
 Dua diantaranya
• Klasifikasi AASHTO
• Klasifikasi UNIFIED
LANGKAH-LANGKAH UMUM
PENGKLASIFIKASIAN
 Identifikasi visual di lapangan (pada saat
pemboran):
• Jenis, warna,kadar air relatif, konsistensi
kepadatan relatif
• Posisi lateral dan vertikal
• Data geologi – bahan induk, cuaca, posisi
topografi
 Pengujian di laboratorium
• Kadar air
• Batas cair dan batas plastis
• Analisis saringan
KLASIFIKASI AASHTO
DIKEMBANGKAN OLEH: The U.S. Bureau of Public Roads
TANAH DIBAGI MENJADI
 2 KELOMPOK UTAMA
• Tanah berbutir (<35% lolos No. 200)
• Lanau dan lempung (>35% lolos No. 200)
 7 KELOMPOK: A-1, A-3, A-2, A-4, A-5, A-6, A-7
 12 SUB KELOMPOK
A-1-a, A-1-b, A-3, A-2-4, A-2-5, A-2-6,
A-2-7, A-4, A-5, A-6, A-7-5, A-7-6
DIDASARKAN PADA
• % berat butir yang lolos 2 mm (No. 10); 0,425 mm (No. 4)
dan 0,075 mm (No. 200)
• Batas cair (LL), indeks plastis (PI)
• Indeks kelompok (GI)
 Memperlihatkan kecocokan tanah sebagai tanah
dasar/timbunan dan bahan perkerasan
KLAS. AASHTO: KELOMPOK
TANAH BERBUTIR
KARAKTERISTIK (<35% lolos No. 200)
A-1 A-3 A-2
% Berat butir lolos
• 2 mm (No. 10)
• 0,425 mm Maks 50 Min 51
• 0,075 mm Maks 26 Maks 10 Maks 35
Karakteristik bahan yang
lolos No. 40
• LL
• PL
• PI Maks 6 NP
Indeks kelompok (GI) Maks 4

Kecocokan sbg t. dasar Sangat baik sampai baik


KLAS. AASHTO: KELOMPOK …
LANAU & LEMPUNG
KARAKTERISTIK (>35% lolos No. 200)
A-4 A-5 A-6 A-7
% Berat butir lolos
• 2 mm (No. 10)
• 0,425 mm
• 0,075 mm Min 36 Min 51 Min 51 Maks 35
Karakteristik bahan yang
lolos No. 40
• LL
• PL Maks 40 Maks 41 Maks 40 Min 41
• PI Maks 10 Maks 10 Maks 11 Min 11
Indeks kelompok (GI) Maks 8 Maks 12 Maks 16 Maks 20

Kecocokan sbg t. dasar Sedang sampai jelek


KLAS. AASHTO: SUB KELOMPOK
KARAKTERISTIK A-1 A-3
A-1-a A-1-b -
% Berat butir lolos
• 2 mm (No. 10) Maks 50
• 0,425 mm Maks 30 Maks 50 Min 51
• 0,075 mm Maks 15 Maks 25 Maks 10
Karakteristik bahan yang
lolos No. 40
• LL
• PL
• PI Maks 6 Maks 6 NP
Indeks kelompok (GI) 0 0 0

Fragmen batuan, Pasir


Jenis komponen utama
kerikil & pasir halus
KLAS. AASHTO: SUB KELOMPOK …
KARAKTERISTIK A-2
A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
% Berat butir lolos
• 2 mm (No. 10)
• 0,425 mm
• 0,075 mm Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Karakteristik bahan yang
lolos No. 40
• LL
• PL Maks 40 Maks 41 Maks 40 Min 41
• PI Maks 10 Maks 10 Maks 11 Min 11
Indeks kelompok (GI) 0 0 Maks 4 Maks 4

Kerikil dan pasir kelanauan atau


Jenis komponen utama
kelempungan
KLAS. AASHTO: SUB KELOMPOK …
A-4 A-5 A-6 A-7
KARAKTERISTIK - - - A-7-5, A-7-6
% Berat butir lolos
• 2 mm (No. 10)
• 0,425 mm
• 0,075 mm Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Karakteristik bahan yang
lolos No. 40
• LL
• PL Maks 40 Maks 41 Maks 40 Min 41
• PI Maks 10 Maks 10 Maks 11 Min 11
Indeks kelompok (GI) Maks 8 Maks 12 Maks 16 Maks 20

Jenis komponen utama Tanah kelanauan Tnh kelempungan


PERBEDAAN A-7-5 DAN A-7-6
INDEKS PLASTIS (PI)
0 10 20 30 40 50 60 70
• A-7-5: PI<LL-30 100
• A-7-6: PI>LL-30
90

0
-3
80

LL
=
SU

PI
BG

BATAS CAIR (LL)


70 RU
P
A-7
-5

SU
60

BG
RU
A-
7-

P
50 A-5 A-7

6
40
Grafik 1
A-4 A-6
30

20

10
PENENTUAN INDEKS KELOMPOK (GI)
GI=(F-35){0,2+0,05(LL-40)}+0,01(F-15)(PI-10)
BERAT BUTIR LOLOS No. 200 (%)
12 <15 20 25 30 35 40 45 50 <55
11 <10 0
12
10 14 1

9
16
2
GI = jumlah pembacaan
18
sumbu vertikal
LL

20
8 3
>

22
60

7 50
55
PI
24
26 4 Contoh
LL 45 28
6 <4
0
>3
0 5 F = 90%
5 Grafik 2 6 (btr lolos No. 200)
4
7
LL = 80
8
3 PI = 50
2
 GI = 52 (rumus)
1
GI = 50 (grafik)
0
>75 70 65 60 55 50 45 40 <35
BERAT BUTIR LOLOS No. 200 (%)
POSISI SUB KELOMPOK
70

60
INDEKS PLASTIS

50

0
-3
LL
=
PI
40
A-7-6
30 A-6
A-2-6 A-7-5
20
A-2-7
10 A-4 A-5
A-2-4 A-2-5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
BATAS CAIR
PROSEDUR PENGKLASIFIKASI
• Deskripsikan tanah
• Lakukan pengujian di laboratorium
 Analisis saringan
 Batas cair dan batas plastis butiran lolos
saringan 0,425 mm (No. 40)
• Tetapkan indeks kelompok (GI) dengan rumus
atau grafik
• Lakukan eliminasi dgn cara mencocokkan data
(mulai dari kiri) hasil pengujian dengan kriteria
yang terdapat pada setiap kolom
• Klasifikasi diperoleh apabila data sesuai dengan
kriteria
FRAKSI TANAH
Pembagian butir tanah menjadi fraksi-fraksi diperlukan
dalam rangka pendeskripsian (penguraian ciri) tanah
• Bongkah (boulder) – butiran tertahan 75 mm (3 in)
• Kerikil – butiran lolos 75 mm (3 in), tertahan 2 mm
(No. 10)
• Pasir kasar – butiran lolos 2 mm (No. 10) tertahan
0,425 mm (No. 40)
• Pasir halus – butiran lolos 0,425 mm (No. 40), tertahan
0,075 mm (No. 200)
• Gabungan lanau dan lempung – butiran lolos 0,075 mm
(No. 200)
DESKRIPSI TANAH BERBUTIR
 A-1
­ Terdiri atas campuran fragmen-fragmen batuan atau
kerikil bergradasi menerus (mulai dari kasar sampai halus)
­ Mengandung bahan perekat tidak plastis atau agak
plastis
­ Mencakup juga bahan kasar tanpa bahan perekat
· A-1-a
­ Didominasi oleh fragmen-fragmen batu atau kerikil
­ Mengandung atau tidak mengandung bahan perekat
bergradasi menerus
· A-1-b
­ Didominasi oleh pasir kasar
­ Mengandung atau tidak mengandung bahan perekat
bergradasi menerus
DESKRIPSI TANAH BERBUTIR …
 A-3
­ Terdiri atas campuran pasir, dengan sedikit atau
tanpa butir kasar dan bahan perekat
­ Tanah tipikal adalah pasir halus pantai atau gurun,
tanpa lanau atau lempung atau dengan sedikit lanau
tidak plastis
­ Mencakup juga campuran pasir halus bergradasi
jelek dengan sedikit pasir kasar dan kerikil (campuran ini
merupakan hasil penempatan oleh arus)
­ Cocok untuk tanah dasar, asalkan pada kondisi
tertutup (confined) dan lembab
­ Pada kondisi tidak tertutup atau tidak lembab,
cenderung mudah tererosi dan di bawah perkerasan
kaku mudah terpompa
­ Dapat dipadatkan dengan mesin pemadat getar,
roda karet atau roda besi, tetapi tidak cocok dengan
mesin pemadat kaki kambping (sheepsfoot roller)
DESKRIPSI TANAH BERBUTIR …
 A-2
­ Mencakup berbagai vareasi bahan “granular” yang
terdapat pada perbatasan antara bahan yang termasuk A-1
dan A-3 dengan lanau-lempung yang termasuk A-4, A-5, A-6
dan A-7
­Termasuk tanah yang mengandung 35% atau kurang butiran
lolos 0,075 mm (No. 200) yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai A-1 atau A-3
· A-2-4 dan A-2-5
­ Mencakup berbagai bahan granular yang
mengandung 35% atau kurang butiran yang lolos 0,075 mm
(No. 200)
­ Bahan yang lolos 0,425 (No. 40) mempunyai
karakteristik seperti pada A-4 dan A-5.
  ­ Mencakup juga kerikil dan pasir kasar mengandung lanau
dengan kandungan atau indeks plastis yang melebihi batas-
batas pada A-1, serta pasir halus mengandung lanau
DESKRIPSI TANAH BERBUTIR …
 A-2 …
· A-2-6 dan A-2-7
­ Mencakup bahan yang mirip dengan yang diuraikan
pada A-2-4 dan A-2-5, kecuali, porsi halus mengandung
lempung plastis yg mempunyai karakteristik seperti pd A-6
atau A-7
­ Perkiraan pengaruh gabungan indeks plastis yang
lebih dari 10 dan bahan lolos 0,075 mm (No 200) yang lebih
dari 15% dicerminkan oleh indeks kelompok yg berkisar
antara 0 sampai 4
­ Ditetapkan mempunyai mutu yang lebih jelek daripada A-
1, karena kandungan bahan pengikat yang sedikit, gradasi
jelek, atau kombinasi keduanya
­ Tgt pada karakter dan besarnya kandungan bahan
pengikat, tanah A-2 dapat menjadi lunak pada saat cuaca
basah serta menjadi lepas-lepas dan berdebu pada saat
cuaca kering apabila digunakan sebagai lapis permukaan
DESKRIPSI TANAH BERBUTIR …
 A-2 …
­ Dapat sangat stabil apabila dilindungi dari perubahan
kadar air yang ekstrim
­ Tanah A-2-4 dan A-2-5 dapat digunakan sebagai lapis
pondasi atas (base) apabila dipadatkan dan dilengkapi
dengan drainase yang memadai
­ Tanah A-2-6 dan A-2-7 dapat hilang stabilitasnya sebagai
akibat kejenuhan kapiler atau drainase yang jelek
­ Tanah A-2-6 dan A-2-7 dengan persentase butir lolos
0,075 mm (No 200) yang rendah cocok sebagai lapis pondasi
­ Tanah A-2-6 dan A-2-7 dengan persentase butir lolos
0,075 mm (No 200) yang tinggi serta indeks plastis (PI) yang
>10 diragukan sebagai lapis pondasi
­ Tanah A-2 sering digunakan sebagai lapis penutup pada
tanah dasar yang sangat plastis
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG
 A-4
­ Tanah tipikal kelompok ini adalah tanah kelanauan tidak
plastis atau plastisitas sedang yang biasanya mengandung
75% atau lebih butir lolos 0,075 mm (No. 200)
­ Kelompok ini mencakup juga campuran tanah halus
kelanauan dengan pasir dan kerikil dimana maksimum 64%
butirannya tertahan saringan 0,075 mm (No. 200)
­ Indeks kelompok berkisar antara 1 dan 13 dimana
peningkatan kandungan butir kasar dicerminkan oleh
penurunan indeks kelompok
­ Tanah yang dominan kelanauan sering terbentuk di
lapangan, dimana teksturnya bervareasi dari lom kepasiran
(sandy loams) sampai lom kelempungan (clayey loams)
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-4 …
­ Pada kadar air yang tepat, tanah A-4 dapat digunakan
sebagai komponen perkerasan; tanah ini sering mempunyai
daya tarik (affinity) terhadap air sehingga mudah
mengembang dan kehilangan stabilitasnya, kecuali apabila
dipadatkan dan dilengkapi dgn drainase yang memadai
­ Sulit mengalirkan air dan mudah menyerap air kapiler
sehingga kekuatannya hilang
­ Lom kelanauan (slity loams) sering sulit dipadatkan
dengan seksama
­ Pada saat pemadatan biasanya diperlukan pengendalian
kadar air yang seksama dan penggunaan mesin pemadat
roda karet
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-5
­ Tanah tipikal kelompok ini adalah sama dengan yang diuraikan
pada A-4, kecuali, mempunyai karakter seperti diatoma
(diatomaceous) atau mika (micaceous) dan bersifat sangat elastis
sebagaimana ditunjukkan oleh batas cair yang tinggi
­ Indeks kelompok berkisar antara 1 sampai lebih dari 50,
dimana kenaikan nilainya menunjukkan kenaikan batas cair dan
penurunan persentase butir kasar
­ Terbentuk tidak sesering tanah A-4
­ Pada kondisi lembab atau agak kering, biasanya bersifat
elastis atau resilien
­ Mudah erosi dan kehilangan stabilitasnya apabila tidak
dilengkapi drainase yang baik
­ Disain perkerasan pada tanah ini harus didasarkan pada
kekuatan kondisi jenuh, karena tanah ini sulit mengalirkan air dan
mudah jenuh oleh air kapiler sehingga kekuatannya hilang
­ Pada saat pemadatan biasanya diperlukan pengendalian kadar
air yang seksama
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-6
­ Tanah tipikal kelompok ini adalah lempung plastis yang biasanya
mengandung 75% atau lebih butir lolos 0,075 mm (No. 200)
­ Mencakup juga campuran antara tanah kelempungan serta
pasir dan kerikil dimana maksimum 64% butirannya tertahan
saringan 0,075 mm (No. 200)
­ Dari kondisi basah ke kondisi kering, biasanya mempunyai
perubahan volume yang besar.
­ Indeks kelompok berkisar antara 1 dan 40, dimana
peningkatan nilainya menunjukkan pengaruh gabungan
peningkatan indeks plastis dan penurunan persentase butir kasar
­ Sering terbentuk di lapangan dan sering digunakan sebagai
timbunan
­ Pada kadar air terkendali, mudah dipadatkan, baik dengan
mesin pemadat kaki kambing atau mesin pemadat roda karet
­ Mempunyai kekuatan yang tinggi pada kondisi kering, namun
mudah hilang kekuatannya apabila menyerap air
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-6 …
­ Mudah mampat apabila basah serta akan menyusut dan
memuai menurut perubahan kadar air
­ Apabila ditempatkan pada bahu, cenderung menyusut
sehingga pada batas antara perkerasan dan bahu akan
terjadi retak memanjang yang kemudian akan menjadi jalan
bagi air permukaan untuk memasuki bagian bawah
perkerasan
­ Sulit mengalirkan air dan mudah menyerap air kapiler
sehingga kekuatannya hilang
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-7
­  Tanah tipikal dan persoalan kelompok ini adalah sama
dengan yang diuraikan pada A-6, kecuali, mempunyai batas
cair yang tinggi seperti A-5 serta dapat bersifat elastis dan
mudah mengalami perubahan volume yang besar
­ Indesk kelompok berkisar mulai dari 1 sampai lebih besar
dari 1, dimana peningkatan nilainya menunjukkan gabungan
pengaruh peningkatan batas cair dan indeks plastis serta
penurunan persentase butir kasar.
· A-7-5
­ Mencakup bahan dengan indeks plastis moderat dalam
hubungannya dengan batas cair
­ Dapat bersifat sangat elastis dan mudah mengalami
perubahan volume yang besar
DESKRIPSI LANAU-LEMPUNG …
 A-7 …
· A-7-6
­ Mencakup bahan dengan indeks plastis tinggi dalam
hubungannya dengan batas cair
­ Mudah mengalami perubahan volume yang sangat
besar.

 Gambut
­ Tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi,
misal gambut, tidak dimasukkan dalam klasifikasi ini, karena
sifatnya yang jelek (undesirable)
­ Penggunaannya perlu dihindarkan.
KLASIFIKASI UNIFIED
 Dikembangkan oleh Profesor Arthur Casagrande,
disempurnakan oleh The US Corps of Engineers dan The
Bureau of Reclamation
 Tanah diklasifikasikan berdasar kandungan & karakter butir
halusnya:
• Tanah yang butiran halusnya sedikit dan tidak
mempengaruhi kinerja, diklasifikasikan berdasar tekstur:
 % kerikil, pasir dan butir halus (lolos # No. 200)
 Bentuk kurva gradasi
• Tanah yang butiran halusnya mempengaruhi kinerja
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik plastisitas-
kompresibilitas
 Karakteristik plastisitas-kompresibilitas dievaluasi dgn
menggunakan grafik
GRAFIK PLASTISITAS
60
A
ris-
50 Ga
INDEKS PLASTIS

CH
40

30
CL
20
MH & OH
10 CL - ML
ML & OL
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
BATAS CAIR

Garis A: PI = 0,73(LL-20)
FRAKSI BUTIR TANAH
 Bongkah (cobbles) – >75 mm (3 in)
 Kerikil – lolos # 75 mm, tertahan # 4,75 mm (No. 4)
• kerikil kasar – lolos # 75 mm, tertahan # 19 mm (¾ in)
• Kerikil halus – lolos # 19 mm, tertahan # 4,75 mm
 Pasir – lolos # 4,75 mm, tertahan 0,075 mm (No. 200)
• Pasir kasar – lolos # 4,75 mm, tertahan 2 mm (No. 10)
• Pasir medium – lolos # 2 mm, tertahan # 0,425 mm (No. 4)
• Pasir halus – lolos # 0,425 mm, tertahan # 0,075 mm
 Bahan halus (fines) – lolos # 0,075 mm
• Disebut lanau apabila non plastis dan titik batas cair-indeks
plastis terletak di bawah Garis A
• Disebut lempung apabila plastis dan titik batas cair-indeks
plastis terletak di atas Garis A
• Ketentuan di atas berlaku untuk lanau & lempung anorganik
serta lanau organik
• Ketentuan di atas tidak berlaku untuk lempung organik, karena
tanah tersebut terletak di bawah Garis A
PEMBAGIAN
GW
KERIKIL
BERSIH
GP

KELOMPOK KERIKIL
KERIKIL GM
 Tanah berbutir kasar – DGN BHN
TANAH HALUS GC
<50% butiran > 0,075 mm BERBUTIR
(No. 200) KASAR SW
PASIR
 Kerikil – >50% butir kasar BERSIH
SP
tertahan # 4,75 mm (No. 4) PASIR
 Kerikil bersih – dgn PASIR
SM
sedikit/tanpa butir halus DGN BHN
HALUS SC
 Pasir – >50% butir kasar
lolos # 4,75 mm (No. 4) ML
 Pasir bersih – dgn TANAH LANAU &
LEMPUNG CL
sedikit/tanpa butir halus LL<50
 Tanah berbutir halus – TANAH OL
>50% butiran < 0,075 mm BERBUTIR
HALUS ML
(No. 200)
LANAU &
 Tanah mengandung bahan LEMPUNG CL
organik (Pt); dikenali secara LL>50
OL
visual
TANAH
DGN BHN Pt
ORGANIK
PEMBAGIAN KELOMPOK & SIMBOL
Tanah dibagi menjadi 15 kelompok
 GW  ML Simbol
 GP  CL  G – kerikil
 GM  OL  S – pasir
 GC  MH  M – lanau
 SW  CH  C – lempung
 SP  OH  O – organik
 SM  Pt  Pt – gambut (peat)
 SC  W – gradasi menerus
 P – gradasi jelek
 L – batas cair rendah
 H – batas cair tinggi
 d – diperlukan (LL<25; PI<5
 u – tdk diperlukan (LL>25;
PI>5)
TANAH BERBUTIR KASAR: KERIKIL
SIMBOL NAMA TIPIKAL IDENTIFIKASI LAPANGAN*
Kerikil atau campuran kerikil- Butir mempunyai rentang ukuran
pasir bergradasi menerus, yang lebar dan mengandung
GW
sedikit atau tanpa bahan banyak butir berukuran
halus menengah
Ukuran butir dominan seragam
Kerikil atau campuran kerikil
atau mempunyai rentang tetapi
GP pasir bergradasi jelek, sedikit
beberapa butir yang berukuran
atau tanpa bahan halus
menengah hilang
Bahan halus non plastis atau
Kerikil kelanauan atau
GM plastisitas rendah (prosedur
campuran kerikil-pasir-lanau
identifikasi, lihat ML)
Kerikil kelempungan atau
Bahan halus plastis (prosedur
GC campuran kerikil-pasir-
identifikasi, lihat CL)
lempung

*Tanpa butir >75 mm


TANAH BERBUTIR KASAR: PASIR
SIMBOL NAMA TIPIKAL IDENTIFIKASI LAPANGAN*
Pasir atau pasir kekerikilan Butir mempunyai rentang ukuran
bergradasi menerus, sedikit yang lebar dan mengandung
SW
atau tanpa bahan halus banyak butir berukuran
menengah
Pasir atau pasir kekerikilan Ukuran butir dominan seragam
bergradasi jelek, sedikit atau atau mempunyai rentang tetapi
SP
tanpa bahan halus beberapa butir yang berukuran
menengah hilang
Pasir kelanauan atau Bahan halus non plastis atau
SM campuran pasir-lanau plastisitas rendah (prosedur
identifikasi, lihat ML)
Pasir kelempungan atau Bahan halus plastis (prosedur
SC
campuran pasir-lempung identifikasi, lihat CL)

*Tanpa butir >75 mm


TANAH BERBUTIR HALUS:
LANAU & LEMPUNG DGN LL<50
KEKUAT. DILA- KEU-
SIMBOL NAMA TIPIKAL
KERING* TANSI* LETAN*
Lanau anorganik dan pasir
sangat halus, tepung
Tidak ada Cepat
batuan, pasir sangat halus
ML sampai sampai Tidak ada
kelanuan atau
rendah lambat
kelempungan, atau lanau
kelempungan agak plastis
Lempung anorganik
plastisitas rendah sampai Tidak ada
Medium
medium, lempung sampai
CL sampai Medium
kekerikilan, lempung sangat
tinggi
kepasiran, lempung kela- lambat
nauan atau lempung kurus
Lanau organik dan Rendah
OL lempung-lanau organik sampai Lambat Rendah
plastisitas rendah medium

*IDENTITAS LAPANGAN FRAKSI HALUS (LOLOS # No. 40)


TANAH BERBUTIR HALUS:
LANAU & LEMPUNG DGN LL>50
DAN TANAH ORGANIK
KEKUAT. DILA- KEU-
SIMBOL NAMA TIPIKAL
KERING* TANSI* LETAN*
Lanau anorganik, tanah
Rendah Lambat Rendah
kepasiran halus atau
MH sampai sampai sampai
kelanauan bersifat mika
medium tidak ada medium
atau diatoma, lanau elastis
Tinggi
Lempung anorganik Lambat
sampai
CH plastisitas tinggi, lempung Tidak ada sampai
sangat
gemuk tidak ada
tinggi
Tidak ada
Medium Rendah
Lempung organik plastisitas sampai
OH sampai sampai
tinggi, lanau organik sangta
tinggi medium
lambat

Gambut dan tanah yang Dapat diidentifikasi berdasarkan


Pt mengandung banyak warna, aroma, sifat seperti busa dan
bahan organik sering berdasarkan tekstur serat
INFORMASI UNTUK PENDESKRIPSIAN
TANAH BERBUTIR KASAR
Untuk tanah asli, tambahkan informasi mengenai
stratifikasi, derajat kepadatan, sementasi, kondisi
kadar air serta karakteristik drainase.
Sebutkan nama tipikal; nyatakan perkiraan
persentase pasir dan kerikil, uku maksimum, bentuk
butir, kondisi permukaan dan Kekerasan butir;
TANAH sebutkan pula nama lokal atau geologi serta deskripsi
BERBUTIR lain dan simbol (dalam kurung).
KASAR Contoh:
Pasir kelanauan mengandung kira-kira 20% kerikil
bersudut/keras, ukuran maksimum 12,5 mm, pasir
kasar sampai halus bulat sampai agak bersudut, kira-
kira 15% bahan halus non plastis dengan kekuatan
rendah, padat dan lembab, pasir aluvial (SM).
INFORMASI UNTUK PENDESKRIPSIAN
TANAH BERBUTIR HALUS
Sebutkan nama tipikal; nyatakan derajat dan karakter
plastisitas, persentase dan ukuran maksimum butir
kasar, warna dalam kondisi basah, deskripsi lain dan
simbol (dalam kurung)
Untuk tanah asli, tambahkan informasi mengenai
TANAH struktur, stratifikasi, konsistensi dalam keadaan asli
BERBUTIR dan tidak asli, kondisi kadar air dan drainase
HALUS Contoh:
Lanau kelempungan, coklat, agak plastis,
mengandung sedikit pasir halus, terdapat lubang akar
vertikal, kokoh dan kering dalam keadaan aslinya;
loess (ML)
KRITERIA UNTUK KLASIFIKASI
DI LAB.: TANAH BERBUTIR KASAR
D 60
Cu = >4
D 10
KERIKIL
BERSIH
GW
 D30  2

Sesuai dengan persentase bahan halus, tanah berbutir kasar


Cc = antara 1 dan 3

Antara 5% dan 12% : Termasuk peralihan yang perlu


x D 60
Tentukan persentase kerikil dan pasir dari grafik gradasi.
D 10
KERIKIL

menggunakan simbol ganda


KASAR

GP Tidak memenuhi persyaratan gradasi GW


Batas Atterberg di bawah
BERBUTIR KASAR

GM Di atas Garis-A dengan PI


KERIKIL +

Garis-A atau PI<4


HALUS

antara 4 dan 7 termasuk


BHN

: GW, GP, SW, SP


: GM, GC, SM, SC
Batas Atterberg di atas Garis-A kasus peralihan yang perlu
BERBUTIR

GC menggunakan simbol ganda


atau PI>7

D 60
PASIR BERSIH

Cu = >6
dikelmpokkan sebagai berikut:

D 10
TANAH

SW
 D30  2
TANAH

Cc = antara 1 dan 3
D10 x D60
PASIR

Kurang dari 5%

SP Tidak memenuhi persyaratan gradasi SW


Lebih dari 12%

Batas Attreberg di bawah Garis- Batas-batas pada daerah


yang diarsir dengan PI
PASR +

HALUS

A atau PI<4
BHN

SM antara 4 dan 7 merupakan


Batas Attreberg di atas Garis-A kasus peralihan yang perlu
atau PI>7 menggunakan simbol ganda
KRITERIA UNTUK KLASIFIKASI
DI LAB.: TANAH BERBUTIR KASAR …
Cu = koefisien keseragaman
Cc = koefisien lengkungan (coeficient of curvature)
D60 = ukuran butir pada 60% butir yang lolos
D30 = ukuran butir pada 30% butir yang lolos
D10 = ukuran butir pada 10% butir yang lolos
• Tanah bergradasi menerus umumnya mempunyai kurva
gradasi yang halus (smooth) dengan cekungan teratur
• Kerikil bergradasi menerus mempunyai Cu > 4
• Pasir bergradasi menerus mempunyai Cu > 6
• Cc menjamin bahwa kurva gradasi akan mempunyai
lengkungan cekung dengan batas-batas sempit antara D60
dan D10
• Semua gradasi yang tidak memenuhi kriteria yang telah
disebutkan termasuk gradasi jelek
KRITERIA UNTUK KLASIFIKASI
DI LAB.: TANAH BERBUTIR HALUS
LANAU DAN LEMPUNG
ML
(BATAS CAIR <50%)
60

Membandingkan tanah yang batas cairnya


HALUS

50
sama, maka keuletan dan kekuatan kering CH
CL

INDEKS PLASTIS
meningkat sejalan dengan meningkatnya
BERBUTIR HALUS

40 indeks plastis

30
BERBUTIR

OL
20 CL
MH & OH
10
LANAU DAN LEMPUNG

MH CL - ML
(BATAS CAIR >50%)
TANAHTANAH

ML OL
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
CH BATAS CAIR

GRAFIK PLASTISITAS

OH Untuk klasifikasi tanah berbutir halus di laboratorium


KARAKTERISTIK TANAH BERBUTIR
KASAR
• Simbol huruf
• Simbol gambar
• Simbol warna
• Nama
• Kecocokan sebagai tanah dasar
• Kecocokan sebagai lapis pondasi bawah
• Kecocokan sebagai lapis pondasi atas
• Potensi pembekuan
• Kompresibilitas dan pemuaian
• Karakteristik drainase
• Alat pemadat
• Berat isi kering
• Kekuatan – CBR dan modulus reaksi tanah
TANAH BERBUTIR KASAR

1
R B U T IR K A S A R

E R IK IL d a n T A N A H
DIVISI

2
UTAMA

K E P A S IR A N
K E K E R IK IL A A N
baik

GM
3

GP
GW

u
d
HURUF
G
S
TANAH BERBUTIR KASAR

B E R B U T IR K A S A R
DIVI
UTAM
TANAH BERBUTIR KASAR
1
R B U T IR K A S A R
2
DIVISI

IL d a n T A N A H K E K
UTAMA

GP
GW

d
HURUF
SIMBO
G
KARAKTERISTIK TANAH BERBUTIR
HALUS & TANAH ORGANIK
• Simbol huruf
• Simbol gambar
• Simbol warna
• Nama
• Kecocokan sebagai tanah dasar
• Kecocokan sebagai lapis pondasi bawah
• Kecocokan sebagai lapis pondasi atas
• Potensi pembekuan
• Kompresibilitas dan pemuaian
• Karakteristik drainase
• Alat pemadat
• Berat isi kering
• Kekuatan – CBR dan modulus reaksi tanah
1
U T IR H A L
DIVISI

2
UTAMA

N LEM PUNG , LL
3

ML
HURUF
1
B U T IR H A
DIVISI

2
UTAMA

AN LEM PUNG , L
3

ML
HURUF
1
U T IR H A L
2
DIVISI

LEM PUNG , LL
UTAMA

ML
HURUF
S
PENGKLASIFIKASIAN TANAH DI
LAPANGAN
• Klasifikasi Unified dirancang berdasarkan pengamatan visual atau
pengujian sederhana di lapangan
• Sebagian besar tanah dapat diklasifikasikan setidak-tidaknya ke
dalam tiga kelompok utama (tanah berbutir kasar, tanah berbutir
halus dan tanah mengandung banyak bahan organik)
• Pengamatan visual oleh tenaga berpengalaman juga dapat
mengklasifikasikan tanah ke dalam sub kelompok
• Apabila diperlukan, identifikasi lebih lanjut dapat dilakukan
berdasarkan pengujian di laboratorium
• Meskipun dalam banyak hal mempunyai kesamaan, namun metoda
identifikasi laboratorium dan lapangan diuraikan secara terpisah.
• Dengan praktek, seseorang dapat menjadi profesional dalam
klasfikasi tanah di lapangan
PROSEDUR IDENTIFIKASI LAPANGAN
TNH BERBUTIR HALUS ATAU FRAKSI
HALUS (LOLOS # No. 40)
Pegujian yang diperlukan
• Kekuatan kering – karakteristik kehancuran
• Dilatansi – reaksi terhadap guncangan
• Keuletan (toughness) – konsistensi menjelang bts plastis
Peralatan
• Semprotan
• Air bersih/jernih
• Asam hydrochloric
• Saringan 4,76 (No. 4) dan 0,075 (No. 200)
Penyiapan contoh
• Contoh tanah tidak perlu disaring, cukup membuang butiran
kasar (>0,40 mm) yang dipandang akan mengganggu
pengujian
• Contoh tanah yang disiapkan untuk masing-masing pengujian
adalah kira-kira segenggam (+8 cm3)
PENGUJIAN KEKUATAN KERING
(KARAKTERISTIK KEHANCURAN)
• Siapkan segenggam contoh yang mudah dibentuk (jika perlu,
tambahkan air secukupnya)
• Keringkan contoh dgn sinar mata hari; jika mungkin, dengan
oven
• Remas contoh dgn jari utk mengetahui kekuatan hancur
 Kekuatan kering sejalan dgn plastisitas
 Kekuatan yg tinggi dimiliki oleh lempung CH
 Lanau anorganik umumnya mempunyai kekuatan yang
sangat kecil
 Pasir halus kelanauan dan lanau, yang biasanya
mempunyai kekuatan yg sama-sama rendah, dibedakan
dgn cara “merasakan” pd saat tanah tersebut menjadi
serbuk (pasir halus akan terasa kasar atau “berisik”, lanau
terasa lembut seperti tepung ketela
PENGUJIAN DILATANSI
(REAKSI TERHADAP PENGGUNCANGAN)
• Tambahkan air terhadap contoh sehingga tanah menjadi
lembek, tetapi tidak lengket
• Letakkan contoh pada telapak tangan dan ratakan dengan
jari tangan atau telapak tangan yang lain
• Goyang-goyang telapak tangan dalam arah horizontal
 Reaksi positif terjadi apabila pada permukaan contoh
muncul air (permukaan menjadi mengkilap)
 Apabila contoh ditekan dengan jari, maka air akan hilang
 Kecepatan muculnya/menghilangnya air menunjukkan
karakter butir-butir halus dalam tanah
 Pasir sangat halus dan bersih memberikan reaksi paling
cepat diantara tanah butir halus
 Lanau anorganik (serbuk batuan) memberikan reaksi
moderat
 Lempung plastis tidak memberikan reaksi
PENGUJIAN KEULETAN (TOUGHNESS)
(KONSISTENSI MENJELANG BTS PLASTIS)
• Jika kering, tambahkan air terhadap contoh sehingga tanah
mudah dibentuk, tetapi tidak lengket.
• Jika terlalu basah (lengket), bentuk contoh menjadi
“lembaran” dan keringkan dgn cara menguapkan air
• Gulung contoh dgn telapak tangan pd permukaan yang rata
atau antara kedua telapak tangan sehingga menjadi
“benang-benang” berdiameter 3 mm
• Lipat “benang-benang” dan gulung kembali
• Lakukan pelipatan/penggulungan secara berulang sampai
pada saat digulung, “benang” menjadi putus-putus
 Dgn pembentukan di atas, kadar air akan makin
berkurang, contoh menjadi tambah kaku (stiff), ahirnya
plastisitasnya hilang; pada saat kadar air mencapai batas
plastis, “benang” menjadi putus-putus (crumbles)
• …
PENGUJIAN KEULETAN (TOUGHNESS)
(KONSISTENSI MENJELANG BTS PLASTIS …)
• Setelah putus-putus, “benang” dibentuk kembali menjadi
gumpalan
• Lakukan penekanan (kneading) terhadap gumpalan sampai
pecah
 Makin ulet/liat benang menjelang batas plastis dan makin
kaku (stiff) gumpalan, makin potensial fraksi lempung
koloidal dalam tanah
 Rapuhnya benang pada batas plastis dan cepat
hilangnya koherensi gumpalan di bawah batas plastis
menujukkan bahwa tanah adalah lempung anorganik
plastisitas rendah, atau lempung jenis kaolin dan lempung
organik yang terdapat di bawah Garis A
 Pada batas plastis, lempung dengan bahan organik tinggi
adalah sangat lemah dan seperti busa
POSEDUR PENGKLASIFIKASIAN
• Penentuan kelompok/kelas pada dasarnya dilakukan melalui
eliminasi dari sebelah kiri “Tabel identifikasi & deskripsi”
• Semua informasi (deskripsi) tanah harus dicatat
• Langkah-langkah
a. Siapkan segenggam contoh tanah yang representatif.
b. Perkirakan ukuran butir tebesar.
c. Singkirkan butiran yang berukuran lebih dari 75 mm (3 in)
dan perkirakan persentase beratnya terhadap berat
seluruh contoh.
d. Sebarkan contoh tanah pada permukaan yang datar atau
pada telapak tangan dan tentukan kelompok utama
tanah, berbutir kasar atau berbutir halus (individu butir-butir
tanah berbutir kasar akan dapat dilihat dengan mata
telanjang).
POSEDUR PENGKLASIFIKASIAN …
• Langkah-langkah …
e. Apabila berdasarkan kriteria pada Tabel 2.6 tanah
termasuk tanah berbutir kasar, tentukan kelompoknya,
sebagai kerikil (G) atau pasir (S) dan tentukan pula
kebersihannya, kerikil atau pasir bersih, atau mengandung
bahan halus yang cukup banyak [bahan halus adalah
butiran yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm)].
f. Apabila tanah adalah kerikil atau pasir bersih, tentukan
gradasinya; bergradasi menerus (W) atau bergradasi
jelek (P); kemudian tentukan nama kelompoknya (GW, GP,
SW atau SP).
POSEDUR PENGKLASIFIKASIAN …
• Langkah-langkah …
g. Apabila tanah termasuk kerikil atau pasir yang
mengandung bahan halus yang cukup banyak, tentukan
jenis bahan halus sebgai lanau (M) atau lempung (C);
kemudian tetapkan nama kelompok sebagai GM, GC, SM
atau SC.
Untuk membedakan lanau dari lampung, kadang-
kadang dapat dilakukan “pengujian gigitan”, dimana pada
pengujian tersebut, lempung biasanya menempel pd gigi.
Pasir halus dapat dibedakan dari lanau dan lempung
dengan cara merasakan contoh tanah tersebut diantara
jari; lanau atau lempung biasanya terasa lembut dan agak
menempel pada jari, sedangkan pasir terasa kasar dan
tidak menempel pada jari.
POSEDUR PENGKLASIFIKASIAN …
• Langkah-langkah …
h. Terhadap tanah berbutir halus atau fraksi halus pada
tanah berbutir kasar lakukan pengujian dilatansi, kekuatan
kering dan keuletan.
Pencatatan mengenai warna dan aroma juga perlu
dilakukan, terutama untuk tanah organik (OL dan OH
bisanya berwarna abu-abu, coklat atau hampir hitam dan
mempunyai bau yang menyengat).
i. Dengan proses eliminasi yang menggunakan hasil
pengujian lapangan, tetapkan kelas tanah dengan
mencantumkan simbol yang sesuai dan deskripsinya.
j. Tanah yang mengandung banyak bahan organik (Pt)
ditandai oleh adanya sisa-sisa daun, ranting, rumput atau
bagian lain tumbuhan sehingga tanah mempunyai tekstur
berserat.
Tanah jenis ini biasanya meyerupai busa, berwarna
coklat tua sampai hitam dan mempunyai bau. Tanah jenis ini
dapat dijumpai pada dasar rawa.
POSEDUR PENGKLASIFIKASIAN …
• Langkah-langkah …
k. Tanah yang mempunyai karakteristik dua kelompok
dimasukkan dalam kelompok perbatasan dengan
menggunakan nama yang paling sesuai dengan deskripsi
tanah serta dua simbol kelompok, misal GW-GC.
Kelompok perbatasan yang umum adalah
 Kerikil: GW-GC, GW-GM, GW-GP dan GM-GC
(untuk tanah berbutir kasar mengandung pasir berlaku
pemberian simbol yang sama).
 Pasir: SW-SC, SW-SM, SW-SP dan SM-SC
 Tanah berbutir halus: ML-MH, CL-CH, OL-OH, CL-ML,
ML-OL, CL-OL, MH-CH, MH-OH dan CH-OH.
 Peralihan antara tanah berbutir kasar dan berbutir halus
SM-ML dan SC-CL
PENGKLASIFIKASIAN TANAH
DI LABORATORIUM
 Pengklasifikasian di laboratorium juga memerlukan informasi
deskriftif yang sama dengan yang diperlukan pada
pengklasifikasian di lapangan.
 Klasifikasi lapangan dicek dan disempurnakan dengan
menggunakan data laboratorium sebagai hasil pengujian rutin
terhadap gradasi, batas cair dan batas plastis.
 Gradasi diperoleh melalui analisis saringan dan biasanya
digambar dalam bentuk grafik hubungan antara persentase
berat butir yang lolos saringan dengan ukuran butir yang
dinyatakan dalam logaritma milimiter.
 Karakteristik plastisitas dievaluasi berdasarkan hasil pengujian
batas cair dan batas plastis terhadap fraksi yang lolos saringan
0,425 mm (No. 40).
 Penentuan kelas tanah berbutir halus dan fraksi halus tanah
berbutir kasar dilakukan dgn menggunakan grafik plastisitas
Amati tanah secara visual untuk
menentukan, apakah tanah organik tinggi,
berbutir kasar atau berbutir halus?. Apabila
dalam hal tersebut ragu-ragu, periksa %
butir lolos No. 200.

Tanah organik tinggi (Pt) Tanah berbutir kasar: Tanah berbutir halus:
Tekstur berserat, warna, aroma, <50% butir lolos No. 200 >50% butir lolos No. 200
kadar air sangat tinggi, partikel
tumbuhan (ranting, daun, dsb.)
Lakukan analisis Lakukan pengujian LL &
saringan PL thd butir <0,425 mm
(No. 40)

Kerikil (G): Pasir (S):


>50% fraksi kasar tertahan >50% fraksi kasar lolos
# 4,75 mm (No. 4) # 4,75 mm (No. 4)

Batas cair Batas cair


<50 >50
KERIKIL (G):
>50% fraksi kasar tertahan
# 4,75 mm (No. 4)

<5% lolos Antara 5-12% >12% lolos


No. 200 lolos No. 200 No. 200

Periksa kurva Perbatasan, mempunyai Lakukan pengujian LL


pembagian butir dua simbol yg cocok dgn dan PL terhadap fraksi
gradasi dan karakteristik yang lolos saringan
plastisitas, misal GW-GM 0,425 mm (No. 40)

Di bawah Garis Di atas Grs “A” dan


“A” dan zona zona berarsir pd
berarsir pada grafik plastisitas
grafik plastisitas
Gradasi Gradasi
menerus jelek Di dalam zona
berarsir pada
grafik plastisitas

GW GP GM GM-GC GC
PASIR (S):
>50% fraksi kasar lolos
# 4,75 mm (No. 4)

<5% lolos Antara 5-12% >12% lolos


No. 200 lolos No. 200 No. 200

Periksa kurva Perbatasan, mempunyai Lakukan pengujian LL


pembagian butir dua simbol yg cocok dgn dan PL terhadap fraksi
gradasi dan karakteristik yang lolos saringan
plastisitas, misal SW-SM 0,425 mm (No. 40)

Di bawah Garis Di atas Grs “A” dan


“A” dan zona zona berarsir pd
berarsir pada grafik plastisitas
grafik plastisitas
Gradasi Gradasi
menerus jelek Di dalam zona
berarsir pada
grafik plastisitas

SW SP SM SM-GC SC
Tanah berbutir halus:
>50% butir lolos No. 200
Batas cair Batas cair
<50 >50

Di bawah Grs “A” Di atas Garis “A” Di bawah Grs “A” Di atas Garis “A”
dan zona berarsir dan zona dan zona berarsir dan zona
pada grafik berarsir pd grafik pada grafik berarsir pd grafik
plastisitas plastisitas plastisitas plastisitas

Di dalam zona
berarsir pada
grafik plastisitas

Warna, aroma, Warna, aroma,


mungkin LL dan PL mungkin LL dan PL
terhadap contoh yg terhadap contoh yg
di-oven di-oven
Organik
Anorganik Anrganik Organik

OL ML ML-CL CL MH OH CH
PROSEDUR PENGUJIAN
 Penentuan kandungan bahan lebih halus dari 0,075 mm
(No. 200): SNI 03-4142-1996 (AASHTO T 11).
 Analisis saringan butir halus dan butir kasar:
 SNI 03-1968-1994 (AASHTO T 27)
Pengujian berat jenis : SNI 03-1964-1990 (AASHTO T 100)
 Pengujian batas cair: SNI-03-1967-1990 (AASHTO T 89)
 Pengujian batas plastis: SNI 03-1966-1990 (AASHTO T 90)
CONTOH HASIL PENGUJIAN GRADASI
KURVA 1
BERAT BUTIR YANG LOLOS (%)

Kerikil pit run, non plastis, bergradasi


menerus, sedikit bahan halus
KURVA 2

Kerikil kepasiran, non plastis, tanpa


0.01
0,01 0.1
0,01 11 10
10 100
100 bahan halus, kurva kira-kira merupakan
salah satu yang paling terjal yang
UKURAN SARINGAN
UKURAN SARINGAN (mm)
(mm) memenuhi kriteria GW
BERAT BUTIR YANG LOLOS (%)

KURVA 1
Pasir medium sampai halus, non plastis,
bergradasi menerus, kira-kira
merupakan salah satu yang paling terjal
yang memenuhi kriteria SW

0,01
0.01 0,01
0.1 11 10
10 100
100
KURVA 2
Pasir kekerikilan, non plastis, bergradasi
UKURANSARINGAN
UKURAN SARINGAN (mm)
(mm) menerus
ISTILAH DESKRIPTIF UNTUK
PENGKLASIFIKASIAN
• Meskipun penggunaan simbol dengan huruf dipandang sudah
memadai, namun hal tersebut belum benar-benar
menggambarkan tanah sebagaimana yang diperlukan
• Untuk mendapatkan klasifikasi tanah yang lengkap, perlu
digunakan istilah-istilah deskriptif yang disusun dalam kalimat,
disamping penggunaan simbol
• Untuk semua jenis tanah, hal-hal seperti warna, aroma dan
keseragaman endapan hendaknya diamati dan dimasukkan dalam
deskripsi
• Untuk tanah berbutir kasar, aspek-aspek seperti bentuk butir,
kandungan mineral, derajat pelapukan, derajat kepadatan dan
keberadaan atau ketidakadaan bahan halus hendaknya dicatat.
Bentuk butir dapat digambarkan dengan kata-kata bulat, agak
bersudut atau bersudut.
ISTILAH DESKRIPTIF UNTUK
PENGKLASIFIKASIAN …
• Derajat kepadatan biasanya dapat dinyatakan berdasarkan
kemudahan atau kesulitan penggalian, atau berdasarkan
kemudahan atau kesulitan penetrasi alat yang digunakan untuk
keperluan tersebut
• Istilah-istilah sangat lepas, lepas, sedang, padat dan sangat padat
sering digunakan untuk menyatakan derajat kepadatan.
• Endapan granular yang mudah digali dengan tangan dapat
dikatakan sebagai endapan yang lepas; sedangkan endapan yang
penggaliannya memerlukan alat bermesin dapat disebut sebagai
endapan yang sangat padat
• Untuk fraksi butir halus, aspek-aspek seperti kadar air, konsistensi
contoh asli dan konsistensi contoh tidak asli dapat digunakan
dalam pendeskripsian. Konsistensi tanah asli, dalam beberapa
aspek sejalan dengan derajat kepadatan tanah berbutir kasar dan
dapat dievaluasi berdasarkan kemudahan penggalian atau
penetrasi.
ISTILAH DESKRIPTIF UNTUK
PENGKLASIFIKASIAN …
• Istilah-istilah seperti sangat lunak, lunak, sedang, keras biasa
digunakan untuk menyatakan konsistensi tanah asli. Sebagian
besar buku mekanika tanah biasanya mencantumkan tabel atau
aturan sederhana untuk menentukan dan menyatakan konsistensi
tanah berbutir halus dan derajat kepadatan tanah berbutir
• Disamping istilah-istilah deskriptif yang diuraikan di atas,
sebaiknya ditambahkan pula klasifikasi geologi dan pedologi
(pertanian), apabila informasi mengenai hal tersebut mudah
diperoleh. Penggunaan stilah-istilah tersebut akan sangat
membantu orang yang sudah mengenalinya

Anda mungkin juga menyukai