Anda di halaman 1dari 6

PS.

Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

4.1 Tipe Aliran


Aliran zat cair diklasifikasikan sebagai berikut :
 Aliran nyata (real), viskositas/kekentalan,   0
- aliran laminer : aliran yang teratur dengan partikel-partikel bergerak sejajar arah
aliran dan memiliki viskositas serta kecepatan rendah.
- aliran turbulen : aliran yang tidak teratur dengan partikel-partikel bergerak tidak
beraturan, menyebabkan perubahan momentum, masssa dan energi.
 Aliran sempurna(ideal), viskositas/kekentalan,  = 0
 Aliran kompresibel adalah rapat massanya berubah dengan perubahan tekanan.
 Aliran tak kompresibel adalah rapat massanya konstan, terjadi pada aliran mantap.

1. Aliran dengan kedalaman berubah berdasar fungsi waktu :


- aliran tetap (steady flow) : aliran dengan kedalaman konstan selama selang waktu
tertentu. Parameter aliran : V, p, A, Q, , dsb tidak berubah terhadap waktu.
- aliran tidak tetap (unsteady flow) : aliran dengan kedalaman berubah selama selang
waktu tertentu. Parameter aliran : V, p, A, Q, , dsb selalu berubah terhadap waktu.

2. Aliran dengan kedalaman berubah berdasar fungsi ruang :


- aliran seragam (uniform flow) : aliran dengan kedalaman konstan pada setiap
penampang saluran. Parameter aliran : V, p, A, Q, , dsb tidak berubah terhadap
penampang saluran..
- aliran tidak seragam (non uniform flow) : aliran dengan kedalaman berubah pada
setiap penampang saluran. Parameter aliran : V, p, A, Q, , dsb juga berubah
terhadap setiap penampang saluran.

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-1


PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

3. Aliran satu, dua dan tiga dimensi :


- Aliran satu dimensi, kecepatannya di setiap titik pada tampang lintang mempunyai
besar dan arah yang sama.
- Aliran dua dimensi, partikel zat cair dianggap mengalir dalam bidang sepanjang
aliran.
- Aliran tiga dimensi, komponen kecepatannya adalah fungsi dari koordinat x, y, z.

4.2 Debit aliran


Debit aliran (Q) adalah jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran
tiap satu satuan waktu dan diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu (m3/d,
liter/d, dsb).
Q = A.V
dengan
Q= debit aliran
A= luas penampang basah saluran (m2)
V= kecepatan aliran (m/d)

Zat cair ideal Zat cair riil Zat cair ideal Zat cair riil

(a) (b)
Gambar 4.1 Kecepatan aliran melalui pipa (a) dan saluran terbuka (b)

4.3 Persamaan Dasar


Dalam mekanika fluida ada tiga persamaan dasar yaitu persamaan Kontinuitas, Energi
dan Momentum. Untuk aliran mantap satu dimensi persamaan energi dapat
disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli.

1. Persamaan kontinuitas
Hukum kontinuitas menyatakan apabila zat cair tak kompresibel mengalir secara
kontinyu melalui pipa atau saluran terbuka, dengan tampang aliran konstan ataupun

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-2


PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

tidak konstan, maka volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua
tampang.
A1 A2

V1 V2

Q1 = Q2
A1 . V1 = A2 . V2
Persamaan kontinuitas untuk pipa bercabang :

A2 V2

A1
V1

A3
V3

Q1 = Q2 + Q3
A1 . V1 = A2 . V2 + A3 . V3

2. Persamaan Bernoulli

a. untuk zat cair ideal

Persamaan gerak yang didasarkan hukum Newton II,  F = M . a dipergunakan pada


aliran tetap (steady flow)  persamaan Energi/Euler  persamaan Bernoulli

V, a
Stream B dA p + dp
line
ds

A dz = ds sin 

dA

p W sin 
Stream
line

Gambar 3.2 Elemen zat cair bergerak sepanjang garis arus

dA = luas penampang elemen zat cair

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-3


PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

ds = panjang elemen zat cair


W =  . ds . dA =  . g . ds . dA = berat elemen zat cair
p = tekanan elemen zat cair di A
p + dp = tekanan elemen zat cair di B
a = percepatan elemen zat cair
V = kecepatan elemen zat cair

Asumsi-asumsi yang digunakan :


- Zat cair ideal, viskositas/kekentalan () = 0
- Zat cair tak kompresibel, rapat massanya () = konstan
- Aliran kontinyu, steady dan sepanjang stream line
- Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang
- Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan

Berdasarkan Hukum Newton II :


F = M.a
W  dV 
p . dA - (p  dp) dA - W sin   . 
g  dt 
 dV 
 dp . dA   . g dA . ds sin    ds . dA  
 dt 
ds
dengan ds sin   dz dan  V, menjadi :
dt
- dp -  . g dz   . V dV
 dp  V dV
-   dz  
g  g
dp V dV
  dz  0  persamaan Euler
 g
diintegral kan :
p V2
  z  C  persamaan Bernoulli
 2g
dengan
p
= tinggi tekanan (m)
γ

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-4


PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

V2
= tinggi kecepatan (m)
2g
z = elevasi dari datum (m)

b. untuk zat cair nyata (riil)


Untuk zat cair nyata, dalam aliran zat cair akan terjadi kehilangan tenaga yang harus
diperhitungkan dalam aplikasi persamaan Bernoulli. Kehilangan tenaga dapat terjadi
karena adanya gesekan antar zat cair dengan dinding batas atau karena perubahan
penampang lintang aliran. Kehilangan tenaga dinyatakan dalam tinggi zat cair (h).

hf1
Garis
tenaga he1 h
hf2
Garis tekanan

z1 z2
1 2
Datum

Gambar 4.3 Persamaan Bernoulli untuk zat cair riil

Dari gambar di atas persamaan Bernoulli antara dua tampang aliran (titik 1 dan 2) :
p1 V12 p V2
z1    z2  2  2   h   h   hf   he
γ 2g γ 2g
a. mayor/primer (hf) = kehilangan akibat
2
V
Kehilangan tenaga (h) = k . gesekan, dengan k  f . L
2g D
b. minor/sekunder (he) = kehilangan akibat
A 2
perubahan tampang, dengan k  (1 - 1 )
A2
dengan
k = konstanta
V = kecepatan aliran
f = koefisien gesekan
L = panjang pipa

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-5


PS. Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Udayana

D = diameter pipa
A1 = luas penampang lintang pipa 1
A2 = luas penampang lintang pipa 2

3. Persamaan momentum
Partikel-partikel zat cair mempunyai momentum dan dapat didefiniskan sebagai
perkalian massa M dan kecepatan V ( Momentum = M .V). Persamaan momentum
diturunkan dengan anggapan bahwa aliran zat cair mantap dan kecepatan seragam
pada penampang aliran, sehingga momentum melalui suatu penampang aliran dalam
satu satuan waktu adalah :

V2

V1

Gambar 4.4 Penurunan persamaan momentum


d Momentum = dM .V =  . V. dA . V  diintegralkan menjadi :
Momentum = . A . V2 =  . Q. V
Ditinjau dengan hukum Newton II : F = M . a
dV
dF = dM . a =  . V. dA . dt =  . V. dA . dV
dt
diintegralkan terhadap dA menjadi : F =  . Q. dV
Sehingga gaya yang bekerja pada zat cair dengan memandang dua penampang lintang
aliran (1 dan 2) menjadi :
F =  . Q . (V2 – V1) =  . Q. V1 -  . Q. V2  sebanding dengan laju perubahan
momentum

MEKANIKA FLUIDA BAB IV-6

Anda mungkin juga menyukai