Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI

PARIWISATA

Dosen Pengampu : Kadek Diana Harmayani, ST. MT. PhD


Ir. A. A. Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D.
Nama : Gede Wiswa Fahardisa Satria Wiyasa
NIM : 2005561054
Kelas :2
Tanggal : 19 April 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
ULASAN MENGENAI PERMASALAHAN SAMPAH DI DAERAH
PARIWISATA

Perkembangan zaman menuju era modern dan serba digital ini, semua
orang dapat secara mudah menikmati berbagai teknologi yang ada. Pada industri
pariwisata, jumlah transportasi yang ada sudah meningkat pesat serta sudah
semakin terjangkau untuk semua orang. Contohnya pesawat, mungkin dahulu
tidak banyak orang yang dapat menaiki pesawat untuk bepergian antar pulau
bahkan antar negara, namun saat ini hal tersebut sudah menjadi mungkin akibat
kemajuan teknologi dan kemampuan semua orang.
Industri pariwisata memiliki banyak dampak positif bagi semua orang.
Seperti meningkatkan perekonomian daerah destinasi wisata, meningkatkan
jumlah lapangan kerja, penyediaan saran liburan, dan lain-lain. Dibalik itu
tentunya terdapat juga dampak negatifnya bagi destinasi wisata tersebut bahkan
bagi orang lain. Contohnya meningkatnya jumlah sampak di destinasi wisata
tertentu karena turis yang berkunjung membuang sampah sembarangan, polusi
udara akibat transportasi pariwisata yang meningkat, banyaknya orang hingga
budaya asing masuk, dan lain-lain.
Mari kita ambil contoh beberapa destinasi wisata terkenal di dunia seperti
Stonehenge, Gunung Evereset, dan Pulau Bali. Bahkan negara-negara maju juga
dapat kesulitan dalam mengontrol jumlah sampah pada destinasi wisata mereka.
Akibat dari mudahnya melakukan pariwisata, beberapa turis menjadi kurang
peduli terhadap lingkungan sekitar destinasi wisata. Mereka dengan mudahnya
membuang sampah setelah mereka selesai menggunakannya.
Menurut Saras Dewi, Dosen Ilmu Filsafat Lingkungan Universitas
Indonesia, masalah sampah di Bali mempengaruhi jalannya perekonomian negara
Indonesia. Karena saat ini Bali menjadi salah satu tujuan pariwisata utama negara
Indonesia, sehingga masalah sampah di Bali sangat mempengaruhi citra dari
Pulau Dewata tersebut. Jumlah wisatawan yang kian meningkat menjadi penyebab
utama meningkatnya sampah di Bali. Saras mengatakan bahwa perbandingan
sampah Pulau Dewata dulu dan sekarang terlalu ekstrem.
Swedia merupakan salah satu negara maju dengan sampah yang dihasilkan
sebanyak 4,4 miliar ton per tahunnya, namun hanya 1% sampah yang ditumpuk di
TPA mereka. Mereka sangat menegaskan konsep Recycle, Reuse, and Reduce.
Serta ketegasan pemerintah Swedia dalam mengatur kebijakan sampah bagi
masyarakatnya juga berpengaruh, karena kebijakan tersebut sedikit memaksa
namun lama kelamaan akan menumbuhkan kebiasaan bahkan budaya baru bagi
masyarakatnya. Tempat sampah yang tersebar pada jalanan umum pun dibagi
berdasarkan jenisnya yaitu organik dan organik, bahkan menjadi bagian yang
lebih kecil seperti kaca, plastik, kertas, kardus, dan lainnya. Beberapa sampah
yang dapat didaur ulang akan mereka gunakan kembali, misalnya menjadi pupuk,
pot, hiasan, dan lainnya. Sampah yang tidak dapat didaur ulang akan diolah di
pusat pengolahan limbah berteknologi mereka dan beberapa akan masuk sebagai
sampah yang ditimbun.
Dari Swedia kita dapat mengambil pelajaran dalam mengelola lingkungan
yang baik. Sebagai masyarakat yang patuh terhadap hukum, mari selalu patuhi
kebijakan dan peraturan yang ditetapkan pemerintah atas dasar keberlangsungan
lingkungan. Mari kita tumbuhkan sikap peduli lingkungan sekitar tempat tinggal.
Karena lingkungan hidup merupakan harta warisan yang paling berharga yang
dapat kita tinggalkan untuk generasi berikutnya. Mari kita berikan apa yang
pernah kita rasakan kepada generasi selanjutnya, begitu pula seterusnya sehingga
Sustainable Environmental dapat tercapai.
SUMBER PUSTAKA

Global News. 29 Juni 2019. How ‘trashy’ tourism threatens world-famous


destinasions. Youtube. https://www.youtube.com/watch?
v=9aW_Dlq0lnk&ab_channel=GlobalNews.
FRANCE 24 English. 13 Januari 2018. How Sweden is turning its waste into
gold. Youtube. https://www.youtube.com/watch?
v=14r7f9khK70&ab_channel=FRANCE24English.
Salwa, Khoerina. 27 November 2019. Problematika Sampah Pariwisata
Indonesia. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/khoerinasalwa7/5dde9e3ed541df1a61596982/
problematika-sampah-pariwisata-indonesia.
Rini, Annisa Sulistyo .9 Februari 2018. Sampah Plastik Merusak Pariwisata
Indonesia. Diakses dari
https://traveling.bisnis.com/read/20180209/224/736936/sampah-plastik-
merusak-pariwisata-indonesia.
Galikano, Silvia. 22 Mei 2016. Sampah Masih Menjadi Pekerjaan Besar untuk
Pariwisata. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20160521180342-269-132441/sampah-masih-jadi-pekerjaan-besar-
untuk-pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai