PERCOBAAN 14
BERNOULLI
1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak memiliki kekentalan (kehilangan energi akibat
gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massanya konstan).
3. Liran kontinyu pada sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran merata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.
Gambar di bawah menunjukkan elemen berbentuk silinder dari suatu tabung,
arus yang bergerak sepanjang garis arus dengan kecepatan dan percepatan di suatu
tempat dan sudut waktu adalah V dan a. Panjang, tampang lintang, dan rapat massa
elemen tersebut adalah ds, dA, dan ρ sehingga berat berat elemen adalah ds, dA, dan
ρg. Oleh karena itu tidak ada gesekan, maka gaya-gaya yang bekerja hanya gaya
tekanan pada ujung elemen dan gaya berat. Hasil kali dari massa elemen dan
percepatan harus sama dengan gaya-gaya yang bekerja pada elemen.
ds
dA
dz
dA
P.dA
dsdA
(Gambar 14.1 Elemen Zat Cair Yang Bergerak Sepanjang Garis Arus)
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
- ρ g ds dA cos α + p dA− p+ ( ∂p
∂s )
ds dA=ρ ds dA α .……(14.2)
- ρg
∂z ∂p
− =ρ
∂s ∂s
∂V
∂t
+V
∂V
∂s ( )
atau
∂z 1 ∂ p ∂ V ∂V
- g + +V + =0…………....................................(14.5)
∂s ρ ∂s ∂s ∂t
Untuk aliran mantap, diferensial terhadap waktu adalah nol, sehingga :
∂z 1 ∂ p ∂V
- g + +V =0 ………………………………………(14.6)
∂s ρ ∂s ∂s
Oleh karena variabel-variabel dari persamaan di atas hanya tergantung pada jarak
s, maka diferensial parsiil dapat diganti oleh diferensial total,
dz 1 dp dV
- g + +V =0
ds ρ ds ds
Apabila masing-masing suku dikalikan dengan ds, maka akan didapat :
dp
- g . dz+ +V . dV =0.................................................................(14.7)
ρ
Persamaan (14.7) dikenal dengan persamaan Euler untuk aliran mantap satu
dimensi dan zat cair ideal. Apabila kedua ruas dari persamaan (14.7) dibagi
dengan g dan kemudian diintegralkan, maka akan didapat hasil :
2
p V
- z + + =C ......................................................................……. (14.8)
γ 2g
Dimana : z = elevasi (tinggi tempat)
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
p
= tinggi tekanan
γ
2
V
= tinggi kecepatan
2g
Konstanta integrasi C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah dari
tempat, tinggi tekanan, dan tenggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus yang
satu ke garis arus yang lain. Oleh karena itu persamaan tersebut hanya berlaku
untuk titik-titik pada suatu garis arus.
Persamaan (1.8) dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran mantap satu
dimensi, zat cair ideal dan tak kompresibel. Persamaan tersebut merupakan bentuk
matematis dari kekekalan energi di dalam zat cair.
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan dan
tenaga (Gambar 14.2).
.⟨ A ⟩ ⟨ B ⟩
Garistenaga
Garistekanan
BO
AO
ZB
ZA
Garisreferensi
(Gambar 14.2 Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal)
Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung pitot
yang besarnya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedangkan garis
tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang
disambung pada tepi pipa.
2
p V
H=z + +
γ 2g
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang
menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan.
Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan tinggi tekanan z + p/γ
yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung pada tampang luas
aliran. Di titik A dimana tampang aliran lebih kecil dari titik B akan menyebabkan
tinggi kecepatan di A akan lebih besar daripada di B, mengingat VA lebih besar
daripada VB. akibatnya tinggi tekanan di titik A lebih kecil dari pada B, karena
diameter sepanjang pipa tidak seragam maka pada gambar 1.2, garis tekanan
berupa garis lengkung.
Tinggi tekanan di titik A dan B yaitu hA = pA/γ dan hB = pB/γ adalah tinggi
kolom zat cair yang beratnya tiap satuan luas memberikan tekanan sebesar pA = γ
hA dan pA = γ hA. Oleh karena itu tekanan p yang ada persamaan Bernoulli bisa
disebut dengan tekanan statis.
Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik didalam medan aliran akan
memberikan :
2 2
PA V A PB V B
ZA + + =Z B + + ……………………………………. (14.10)
γ 2g γ 2g
yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan
di kedua titik adalah sama. Dengan demikian, garis tenaga pada aliran zat cair ideal
adalah konstan.
Regresi dan Korelasi
Regresi adalah suatu metode statistika yang berguna untuk memeriksa atau
memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Dengan menggunakan analisis
regresi dapat terlihat adanya pengaruh suatu karakteristik terhadap data lain. Dengan
kata lain jika terdapat dua atau lebih variabel maka kita dapat mencari suatu cara
bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Dan hubungan tersebut secara
matematika dinyatakan sebagai hubungan fungsional antara variabel-variabel.
Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi
yaitu antara suatu variabel tidak bebas (dependent variabel) dengan variabel-variabel
bebas (independent variabel) lainnya memiliki sifat hubungan sebab akibat
(hubungan kausal), baik didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, maupun
yang didasarkan pada penjelasan logis tertentu.
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara
dua variabel atau lebih. Produk korelasi atau pengukuran digunakan untuk melihat
kuat lemahnya korelasi disebut koefisien korelasi yang sering disimbolkan dengan r
atau R (penggunaan r biasanya pada korelasi parsial sedangkan R digunakan pada
korelasi berganda).
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
No
h = tinggi tekanan H = tinggi energi V T = Waktu
( mm ) ( mm ) (ltr) (detik)
A B C D E F A B C D E F T1 T2 T3
1 177 168 160 150 141 128 140 145 155 159 160 161 1 25.26 25.51 26.25
2 180 166 152 139 120 140 145 152 155 158 160 160 1 12.67 13.11 13.36
3 195 179 160 144 76 145 120 130 138 145 148 155 1 11.32 12.93 13.01
4 226 194 159 126 76 146 180 185 190 194 198 200 1 7.42 8.75 8.16
5 280 220 159 100 14 175 185 190 200 205 210 220 1 5.57 6.14 6.21
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
0,001
Q 1= =0.0000390 m 3/dtk .
25.67
Untuk nilai debit pada waktu (detik) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
No. V t Q
3 3
Percobaan (m ) (detik) (m /det )
1 0.001 25.67 0.0000390
2 0.001 13.05 0.0000766
3 0.001 12.42 0.0000805
4 0.001 8.11 0.0001233
5 0.001 5.97 0.0001674
Penyelesaian:
A = ¼ x π x 0,025 = 0,0004906
B = ¼ x π x 0,0139 = 0,0001517
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
C = ¼ x π x 0,0118 = 0,0001093
D = ¼ x π x 0,0107 = 0,0000899
E = ¼ x π x 0,01 = 0,0000785
F = ¼ x π x 0,025 = 0,0004906
Untuk nilai luas penampang pada diameter pipa selanjutnya dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Tabel 14.4 Perhitungan Luas Penampang ( A )
Luas Penampang
A B C D E F
Diameter Penampang 0,025 0,0139 0,0118 0,0107 0,01 0,025
Luas (A) 0,0004906 0,0001517 0,0001093 0,0000899 0,0000785 0,0004906
0.0000390
vA= =0.079394 m/dtk
0.0004906
Untuk nilai kecepatan air pada debit dan diameter pipa selanjutnya dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Tabel 14.5 Perhitungan Kecepatan Pada Setiap Penampang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
v2
Tinggi Kecepatan Air 1A = 2 . g
2
0.079394
= = 0.0003 m
2 × 9.81
Untuk nilai tinggi kecepatan air selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 14.6 Perhitungan Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang
Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang (m)
No A B C D E F
1 0.0003 0.0034 0.0065 0.0096 0.0125 0.0003
2 0.0012 0.0130 0.0251 0.0370 0.0486 0.0012
3 0.0014 0.0144 0.0277 0.0409 0.0536 0.0014
4 0.0251 0.0370 0.0486 0.0012 0.0486 0.0012
5 0.0277 0.0409 0.0536 0.0014 0.0014 0.0014
P v2 P v2
Ht = Z + γ + 2 . g → Ht= γ + 2 . g
v2
H teoritis = h +
Jadi 2.g
Dimana :
h = Tinggi tekanan ( m)
v2
h+
Hteoritis1A = 2.g
2
0,0 79394
= 0,177+
2 ×9.81
= 0.177 m
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Untuk nilai tinggi teoritis selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 14.7Perhitungan Tinggi Teoritis
Tinggi Teoritis
No
A B C D E F
1 0.177 0.171 0.166 0.160 0.154 0.128
2 0.181 0.179 0.177 0.176 0.169 0.141
3 0.196 0.193 0.188 0.185 0.130 0.146
4 0.025 0.037 0.049 0.001 0.049 0.001
5 0.028 0.041 0.054 0.001 0.001 0.001
H aktual ¿
x 100 % 0.140
H teoritis1 x 100 %
A = 0.177 = 78,953%
Untuk nilai perbandingan tinggi aktual dan tinggi teoritis selanjutnya dapat
dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 14.8 PerhitunganPerbandingan Tinggi Aktual dan Tinggi Teoritis
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
14.6. GRAFIK
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
0.200
Tinggi Energi Khas
H teoritis
0.150 H Aktual
0.100
0.050
0.000
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
14. 7 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan pengolahan data dapat diketahui :
1. Bila makin cepat air yang mengalir dengan waktu yang semakin kecil dan volume
yang sama maka debitnya (Q) akan semakin besar.
2. Bila luas penampangnya makin kecil dengan debit air yang sama, maka kecepatan
air tersebut akan semakin besar.
3. Bila Hteoritas dan Haktual berpenampang besar maka nilai perbandingan presentasenya
juga besar.
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
14.9 DOKUMENTASI
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
PERCOBAAN 9
ALIRAN MELALUI CRUMP WEIR
Garis energi
H2
H1 H3
Ps
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
dimana:
Q = Debit modular (m3/dtk)
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan 0.97
B = lebar pelimpah (m)
H2= tinggi air meluap (m)
g = percepatan grafitasi (9,81 m/dtk2)
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Dimana :
Q = Debit air di dalam pipa (m3/detik)
V = Volume air dalam pipa (m3)
trata2 = Waktu (detik)
V1
Q =
t1 rata −rata
0,003
= 11.76
=0.000255 mᶟ/detik
Untuk nilai debit (Q) pada waktu (detik) dan volume selanjutnya dapat dilihat pada
tabel di bawah:
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Q
Cd = 3
Cv⋅B⋅√ g⋅H 2 2
Dimana :
Q = Debit Modular (m3/dtk)
Cd = Koefisien Debit
b = Lebar Pelimpah (m)
h = Tinggi air yang meluap (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)
Q1
Cd 1= 3
Cv⋅B⋅√ g⋅H 2 2
0,000255
Cd 1= 3
0 , 97 · 0,077 · √ 9 , 81 x 0,016 2
Cd1= 0,539
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Untuk nilai Koefisien Debit (Cd) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :
- Tabel 9.3 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)
Debit (Q)
No Koef. Debit (Cd)
m3/dtk
1 0.000255 0.539
2 0.000387 0.571
3 0.000706 0.578
4 0.000831 0.664
5 0.001151 0.610
- Tabel 9.4 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)
Debit (Q)
No Koef. Debit (Cd) Q x Cd Q2
3
m /dtk
1 0.000255 0.539 0.00014 0.000000065
2 0.000387 0.571 0.00022 0.000000149
3 0.000706 0.578 0.00041 0.000000499
4 0.000831 0.664 0.00055 0.000000691
5 0.001151 0.610 0.00070 0.000001325
∑ 0.003330 2.963 0.002021 0.000002729
- Tabel 9.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koefisien Debit
(Cd)
- Tabel 9.6 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Debit Air (Q)
Regresi Untuk Grafik Hubungan Antara Debit (Q) dengan Koefisien Debit (Cd).
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Debit (Q)
No Koef. Debit (Cd) Q x Cd Q2
3
m /dtk
1 0.000255 0.539 0.00014 0.000000065
2 0.000387 0.571 0.00022 0.000000149
3 0.000706 0.578 0.00041 0.000000499
4 0.000831 0.664 0.00055 0.000000691
5 0.001151 0.610 0.00070 0.000001325
∑ 0.003330 2.963 0.002021 0.000002729
Rumus Persamaan Garis :
y = a.x + b
n. (Q.Cd ) Q. Cd
a 93.438
n. Q 2 ( Q ) 2
Cd . Q 2 Q. (Q.Cd )
b 0.530
n. Q 2 ( Q ) 2
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koef. Debit (Cd)
adalah :
Cd= a.x + b
Cd = 93.438Q + 0,530
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Grafik 9.1 Grafik Hubungan Debit Air (Q) dengan Koefisien Debit (Cd)
- Tabel 9.8 Regresi Untuk Grafik Hubungan Antara Tinggi luapan air (H) dengan
Koefisien Debit (Cd).
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
3.258
0.503
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien Debit (Cd) adalah :
y = a.x + b
Cd = 3.258Q + 0,503
Grafik 9.2 Grafik Hubungan Tinggi Luapan Air (H) dengan Koefisien Debit (Cd)
- Tabel 9.9 Analisa Perhitungan Hubungan Tinggi Air Yang Meluap (H)
dan Debit (Q)
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
-0.0004
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara tinggi peluapan (H) dengan
Q = 0,037H - 0,0004)
Grafik 9.3 Grafik Hubungan Tinggi Luapan Air (H) dengan Debit AIr (Q)
9.5 KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
- Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien debit
(Cd), yaitu Cd = 93.438Q + 0,530
- Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Energi (H) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 3.258Q + 0,503
- Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Energi (H) dengan Debit
(Q) yaitu Q = 0,037H - (-0,0004)
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Gambar 9.1 Menyalakan mesin Gambar 9.2 Memasang alat ukur tinggi air,
pompa hingga mencapai batas dasar kemudian setting alat tersebut sejajar dengan
peluap muka air
PERCOBAAN 13
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2g y
Persamaan Kontinuitas :
𝐴1 𝑥𝑉1= 𝐴0 𝑥𝑉0
A0
𝑉1= A 1 × V0
𝛽=
√ A 0 D0
=
A 1 D1
Persamaan 13-6 menjadi :
𝑄𝑎 = 𝐾 × 𝐴0 × √ 2 g ( h 1−h 2 )
Dimana K adalah koefisien aliran orifice:
Cd
𝐾=
√1−C 2
C ×β 4
Nilai Cd dan K tergantung pada angka bilangan Reynold
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2. Memasukkan hand-held meter pada orifice (no. 19) yang akan dilakukan pengujian
lihat gambar 10.3. diatas, yang terhubung dengan manometer.
3. Membuka kran pengatur (valve) pada hidraulic bench hingga tercapai aliran yang
diinginkan sehingga terjadi pembacaan tinggi kehilangan pada masing-masing
manometer.
4. Memastikan tidak ada gelembung udara pada pipa karet hand-held meter dengan
melakukan buka-tutup katup pengeluaran gelembung udara, hingga gelembung udara
hilang.
5. Melakukan pembacaan tinggi kehilangan pada kedua manometer (h1) dan (h2) dan
lakukan pembacaan volumetric tank, V (Volume air dalam satuan liter) yang keluar
dari system pipa dan mencatat waktu yang dibutuhkan (T1, T2 dan T3).
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Pembacaan Tinggi T
Manometer Hm V
No. (detik) Q (liter/detik
(mm) (liter)
H1 H2
T1 T2 T3 T rata-rata
(mm) (mm)
1 360 235 125 2 35.51 35.57 39.95 37.01 0.0540
2 480 473 7 2 32.11 32.61 32.91 32.54 0.0615
3 586 498 88 2 28.18 28.33 28.81 28.44 0.0703
4 697 630 67 2 26.1 26.35 26.53 26.33 0.0760
5 720 675 45 2 24.12 24.57 25.74 25.74 0.0777
Karena suhu air yang diperoleh adalah sebesar 28°C , maka berdasarkan tabel diatas
kekentalan kinematik yang digunakan ialah 8,360 x 10 -7 m2/s
πD2
A=
4
(3 , 14 )(0 , 020)2
A0 =
4
A0 = 0,000314 m²
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
β=
√ √
A0
A1
=
20
24
= 0.8
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Bilangan Koefisien
Reynold (Re) Grafik (K)
4117.23 0.940
4682.33 0.925
5357.90 0.900
5788.00 0.880
5919.92 0.870
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Tabel 13.5. Hasil perhitungan regresi hubungan antara Debit Ideal (Qi) dan K
2 2 2
No. y = Qi x=k X Y Xy Xy
1 0.00068 0.940 0.884 0.00000047 0.000642397 0.00000041
2 0.00016 0.925 0.856 0.00000003 0.000149593 0.00000002
3 0.00057 0.900 0.810 0.00000033 0.000516065 0.00000027
4 0.00050 0.880 0.774 0.00000025 0.000440292 0.00000019
5 0.00041 0.870 0.757 0.00000017 0.000356735 0.00000013
Σ 0.002329 4.515 4.081 0.00000542 0.00211 0.00000102
Rumus persamaan regresi :y = a.x + b
(5)(0.00211)−(4.515)( 0.002329)
a=
(5)(4.081)−¿ ¿
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
= 0.0007 = -0.0006
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit Ideal (Qi) dengan K adalah :
y = a.x + b
Qi = (0.0007K) +(-0.0006)
Tabel 13.6 Hasil perhitungan regresi hubungan antara Debit Aktual (Qa) dan K
2 2 2
No. y = Qa x=k X Y Xy Xy
1 0.000462 0.940 0.884 0.00000021 0.0004 0.000000189
2 0.000108 0.925 0.856 0.00000001 0.0001 0.000000010
3 0.000371 0.900 0.810 0.00000014 0.0003 0.000000112
4 0.000317 0.880 0.774 0.00000010 0.0003 0.000000078
5 0.000257 0.870 0.757 0.00000007 0.0002 0.000000050
Σ 0.001515 4.515 4.081 0.00000053 0.0014 0.000000438
(5)(0,0014)−(4,515)(0,001515)
a=
(5)(4.081)−¿ ¿
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
= 0.0007 = -0.0004
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
13.7 KESIMPULAN
1. Dari Grafik Hubungan Debit Ideal (Qi) dan K ( Grafik 13.1. Hubungan antara
Debit Ideal (Qi) dan K) disimpulkan bahwa nilai Qi bertambah besar dengan
bertambahnya nilai K. Hubungan keduanya terlihat dari persamaan Qi =
(0.0007K) +(-0.0006) dengan nilai R2 = 0,008
2. Dari Grafik Hubungan Debit Aktual (Qa) dan K ( Grafik 13.2. Hubungan antara
Debit Aktual (Qa) dan K) disimpulkan bahwa nilai Qa bertambah besar dengan
bertambahnya nilai K. Hubungan keduanya terlihat dari persamaan Qa = 0.0007K
+ (-0,0004) dengan nilai R2 = 0,0275
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
Laporan Praktikum Laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Ujung Pandang
13.9 DOKUMENTASI
Menghitungwaktu debit
Menutup aliran pada bak
KELOMPOK 2
2A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL