Anda di halaman 1dari 15

BAB 2 Statika Fluida Dan Penerapannya

Sifat-sifat fluida. Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam
fluida itu akan terbentuklah lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang
lain, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk itu, terdapat tegangan
geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositaas fluida dan laju luncur. Tetapi,
bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser itu akan hilang.
Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala tegangan geser.

Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau rapatan
(density) tertentu , yang dalam praktek keteknikan biasanya diukur dalam pound per cubic
foot ‘pon per kaki kubik’ atau dalam kilogram per meter kubik, Walaupun densitas fluida
bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan densitas karena perubahan variabel itu
mungkin besar dan mungkin pula kecil. Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruh oleh
perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan, maka fluida itu disebut fluida tak-mampu-
mampat (Incompressible). Tetapi, jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel
itu,fluida disebut fluida mampu-mampat (Compressible). Zat cair biasanya dianggap tak
mampu-mampat, sedang gas mampu-mampat. Namun, penggunanan kedua istilah itu
bersifat relatif; densitas zat cair dapat saja mengalami perubahan yang cukup berarti apabila
tekanan dan suhu diubah dalam jangkau yang cukup luas. Demikian pula, gas yang
mengalami perubahan tekanan dan suhu yang kecil saja dapat berlaku sebgai fluida tak-
mampu-mampat; perubahan densitasnya dalam kondisi seperti itu dapat diabaikan tanpa
menimbulkan kesalahan yang berati.

Konsep tekanan. Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal
sebagai gaya permukaan yang diberikan oeh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat
pada setiap titik didalam volume fluida. Pertanyaan fundamental kita ialah: Besaran apakah
tekanan itu? Apakah tekanan itu tidak bergantung pada arah, atau berubahkah ia menurut
arah? Untuk fluidaa statik, sebagaimana terlihat dari analisis berikut ini, tekanan tidak
bergantung pada orientasi permukaan dalam tempat bekerjanya tekanan itu.

Marilah kita tinjau suatu titik O sembarang dalam massa suatu fluida statik, sebagaimana
terlihat pada Gambar2-1, dan kita gambarkan sumbu-sumbu sistem koordinat kartesius
dengan O sebagai titik pusat. Sumbu x dan sumbu y berada dalam bidang horisontal sedang

24
sumbu z vertikal ke atas. Gambarkan bidang datar ABC yang memotong sumbu x,y dan z
masing-masing pada jarak ∆x, ∆y dan ∆z dari pusat. Bidang ABC, AOC, COB dan AOB
membentuk limas tetrahedron itu terisolasi sebagai benda bebas, dan perhatikan semua gaya
yang bekerja pada benda itu pada arah z, baik dari luar fluida maupun dari fluida sekitar. Ada
tiga macam gaya yang terlihat: (1) gaya gravitasi yang bekerja ke arah bawah, (2) gaya
tekanan pada bidang ABC yang bekerja ke arah bawah. Oleh karena fluida itu berada dalam
keadaan seimbang, resultan semua gaya ini ialah nol. Demikian pula oleh karena fluida yang
berada dalam keadaan seimbang tidak dapat mendukung tegangan-geser, maka semua gaya
tekanan itu haruslah normal terhadap permukaan tempat tekanan itu bekerja. Sebab, jika
tidak, tentu akan ada komponen gaya-geser yang sejajar dengan permukaan itu.

Luas permukaan COB ialah ∆x ∆y/2. Umpamakan tekanan rata-rata pada permukaan ini
ialah ᵽz. Maka, gaya ke atas pada muka itu ialah ᵽz ∆x ∆y/2. Umpamakan tekanan rata-rata
pada muka ABC ialah ᵽ. Luas muka ini ialah ∆x ∆y/(2 cos Ɵ), dan gaya total yang bekerja
pada muka itu ialah ᵽ ∆x ∆y/(2 cos Ɵ). Sudut antara vektor gaya tekanan ᵽ dan sumbu z juga
Ɵ, sehingga komponen vertikal gaya ini yang bekerja ke arah bawah ialah
ᵽ ∆x Δ𝑦 𝑐𝑜𝑠Ɵ ᵽ ∆x Δ𝑦
=
2 cos Ɵ 2

Volume tetrahedron itu ialah ∆x ∆y ∆z/6. Jika densitas fluida itu ialah ρ, gaya gravitasi
yang bekerja terhadap fluida di dalam tetrahedron itu ialah ρ ∆x ∆y ∆z g/6gc. Komponen ini
bekerja ke arah bawah. Neraca gaya pada arah z menjadi
ᵽ𝑧 ∆𝑥 ∆𝑦 ᵽ ∆𝑥 ∆𝑦 𝜌 ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧 𝑔
− − =0
2 2 6𝑔𝑐

Dibagi dengan ∆x ∆y, maka didapat


ᵽ𝑧 ᵽ 𝜌 ∆𝑧 𝑔
− − =0
2 2 6𝑔𝑐

Sekarang, sudut Ɵ kita buat tetap, dan umpamakan bidang ABC bergerak ke arah pusat O.
Jika jarak antara ABC dan O mendekati limit nol, maka ∆z akan mendekati nol pula, dan
suku-suku gravitasi akan hapus. Demikian pula, tekanan rata-rata ᵽ dan ᵽz mendekati p dan
pz, yaitu tekanan setempat pada titik O, dan Pers. (2-1) menunjukkan bahwa pz akan menjadi
sama dengan p.
Neraca gaya yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y dapat pula kita tuliskan. Masing-
masingnya akan memberikan persamaan yang serupa dengan Pers. (2-1), tetapi tidak
mengandung suku gravitas, dan pada limitnya

px = py = pz = p

Oleh karena titik O maupun sudut Ɵ tadi kita pilih secara rambang, maka tekanan pada
sembarang titik tidak bergantung pada arah.
Zat padat yang berwujud serbuk halus dalam beberapa hal bersifat seperti fluida, tetapi
sangat berbeda dalam beberapa hal lain; di antaranya, massa statik zat-padat butiran,

25
sebagaimana terlihat pada Bab 26, dapat mendukung tegangan-geser yang cukup besar dan
tekanannya tidak sama di segala arah.

Keseimbangan hidrostatik. Dalam massa fluida statik yang diam, tekanan pada setiap
penampang yang sejajar dengan permukaan bumi adalah tetap, tetapi berbeda menurut letak
ketinggiannya. Perhatikan suatu kolom fluida vertikal seperti pada gambar 2-2. Andaikan
luas penampang kolom itu ialah S. Pada tinggi Z di atas alas kolom kita umpamakan
tekanannya p dan densitas ρ. Sebagaimana dalam analisis kita terdahulu, resultan dari semua
gaya yang bekerja pada volume-kecil fluida itu, yang tingginya dZ resul dan luas
penumpangnya S tentulah nol. Tiga gaya vertikal yang bekerja pada volume ini ialah: (1)
gaya dari tekanan p yang bekerja ke arah atas, yang besarnya pS; (2) gaya

dari tekanan p + dp yang bekerja ke arah bawah, besarnya (p + dp)S; (3) gaya gravitasi yang
bekerja ke arah bawah, besarnya (g/gc)ρs Dz. Jadi,
𝑔
+ pS – (p +dp)S - 𝑔𝑐 ρS dZ = 0 (2-2)

Dalam persamaan ini, gaya-gaya yang bekerja ke arah atas dianggap positif, dan yang ke
bawah negatif. Setelah disederhanakan dan dibagi dengan S, Pers (2-2) menjadi
𝑔
dp + 𝑔𝑐 ρ dZ = 0 (2-3)

Persamaan (2-3) tidak dapat diintegrasikan untuk fluida tak-mampu-mampat, kecuali bila
perubahan densitas pada keseluruhan kolom fluida itu diketahui. Namun demikian, untuk
perhitungan-perhitungan teknik, ρ dapat dianggap tetap. Densitas fluida tak-mampu-mampat
selalu tetap, dan untuk fluida yang mampu-mampat pun dapat dianggap mendekati tetap,
kecuali jika ketinggiannya jauh berbeda. Integrasi Pers. (2-3) atas dasar pengandaian ρ tetap
menghasilkan
𝑝 𝑔
+ gc Z = konstan (2-4)
ρ

Atau antara dua ketinggian tertentu Za dan Zb, sebagaimana terlihat pada Gambar 2-2,

26
𝑝𝑏 𝑝𝑎 𝑔
- = gc (Za – Zb) (2-5)
ρ ρ

Persamaan (2-4) merupakan pernyataan kondisi keseimbangan hidrostatik secara


matematik.

PENERAPAN STATIKA FLUIDA

Persamaan barometer. Densitas dan tekanan gas-ideal dihubungkan oleh persamaan


𝑝𝑀
ρ= (2-6)
𝑅𝑇

dimana M = bobot molekul

T = suhu absolut

Substitusi (penyulihan) dari Pers (2-6) dalam Pers (2-3) memberikan


𝑑𝑝 𝑔𝑀
+ 𝑔𝑐 𝑅𝑇 dZ = 0 (2-7)
𝑝

Integrasi Pers (2-7) antara ketinggian a dan b, dengan pengadaian bahwa T konstan,
menghasilkan
𝑃𝑏 𝑔𝑀
ln 𝑃𝑎 = - 𝑔𝑐 𝑅𝑇 (Zb –Za) atau

𝑃𝑏 𝑔𝑀(Zb –Za)
= exp [- ] (2-8)
𝑃𝑎 𝑔𝑐 𝑅𝑇

Persamaan (2-8) dikenal sebagai persamaan barometer.

Dalam literatur terdapat metode-metode untuk menaksir distribusi tekanan dalam berbagai
situasi, umpamanya, dalam sumur-gas yang dalam, dimana gas itu tidak ideal dan suhu tidak
konstan.

Sebagaimana disinggung pada halaman 14,persamaan-persamaan itu dapat digunakan dengan


satuan SI dengan membuat gc= 1.

Keseimbangan hidrostatik dalam medan sentrifugal. Dalam pemisah sentrifugal(centrifuge),


lapisan fluida dilemparkan ke arah luar dari sumbu putaran dan ditempelkan ke dinding
bejana-pusing itu oleh gaya sentrifugal. Permukaan-bebas zat cair itu lalu mengambil bentuk
paraboloida putaran, tetapi dalam alat pemisah sentrifugal yang digunakan di industri,
kecepatan putar adalah sedemikian besar dan gaya sentrifugal itu jauh lebih besar dari gaya
gravitas. Akibatnya, permukaan zat cair itu dapat dikatakan berbentuk silinder yang
sumbunya berimpitan dengan sumbu rotasi. Situasi ini digambarkan pada Gambar 2-3,
dimana r1 ialah jarak radial dari sumbu rotasi ke permukaan

27
bebas zat cair dan r2 jari-jari cawan pemisah. Keseluruhan massa zat cair yang tergambar
pada Gambar 2-3 berputar seakan-akan benda padat, dimana tidak terdapat penggelindingan
antara lapisan-lapisan fluida satu sama lain. Pada kondisi ini distribusi tekanan didalam zat
cair itu bisa didapatkan dari prinsip-prinsip statika fluida.

Penurunan tekanan pada setiap cincin zat cair yang berputar itu dihitung sebagai
berikut. Perhatikan cincin zat cair yang terlihat pada Gambar 2-3 dan unsur volume yang
tebalnya dr pada jari-jari r.
𝜔 2 𝑟 𝑑𝑚
dF = 𝑔𝑐

Dimana dF = gaya sentrifugal

dm = massa zat cair didalam elemen itu

ω = kecepatan angular (sudut), rat/det

Jika densitas zat cair itu ialah ρ dan lebar cincin ialah b, maka

dm = 2πρrb dr

Eliminasi dm menghasilkan
2πρb𝜔2 𝑟 2 𝑑𝑟
dF = 𝑔𝑐

Perubahan tekanan pada elemen itu sama dengan gaya yang disebabkan elemen zat cair
dibagi dengan luas cincin
𝑑𝐹 𝜔 2 𝜌𝑟 𝑑𝑟
dp = 2𝜋𝑟𝑏 = 𝑔𝑐

Penurunan tekanan pada keseluruhan cincin ialah


𝑟2 𝜔 2 𝜌𝑟 𝑑𝑟
p2 – p1 = ∫𝑟1 𝑔𝑐

28
Andaikan densitas teta, maka integrasi akan menghasilkan

𝐷 2 𝑝 (𝑟22 −𝑟12 )
𝑃2 − 𝑃1 = 2𝑔𝑐
(2-9)

Manometer. Manometer adalah suatu piranti yang sangat penting yang fungsinya ialah
mengukur perbedaan tekanan. Pada gambar 2-4 diperlihatkan bentuk manometer yang paling
sederhana. Andaikan bahwa bagian yang diarsir pada tabung U itu diisi dengan zat cair A,
yang densitasnya ialah ρA , dan bahwa lengan tabung U diatas zat cair itu diisi dengan fluida
B yang densitasnya ialah ρB. Fluida B tidak dapat bercampur dengan zat cair A dan lebih
ringan dari A (tidak serapat A); biasanya, fluida B ini adalah gas seperti udara atau nitrogen.

Pada salah satu lengan tabung U itu bekerja tekanan ρa , sedang pada lengan yang lain
ρb . Akibat dari adanya perbedaan tekanan itu, yaitu ρa – ρb, meniskus (permukaan) di dalam
lengan yang satu lebih tinggi daripada lengan yang lain, dan jarak vertikal antara kedua
meniskus itu yaitu Rm , dapat digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan. Untuk
mendapatkan persamaan yang menghubungkan ρa – ρb dan Rm, kita dapat bertolak dari titik 1,
dimana tekanan itu adalah ρa ; lalu sebagaimana pada Pers. (2-4), tekanan pada titik 2 ialah ρa
+ (g/gc )(Zm + Rm ) ρb . Berdasarkan prinsip hidrostatika, tekanan ini juga merupakan tekanan
pada titik 3. Tekanan pada titik 4 lebih kecil dari tekanan titik 3, dan perbedaannya ialah
sebesar (g/gc ) Rm ρA , sedang tekanan pada titik 5 , yaitu ρb , lebih kecil lagi sebesar (g/gc ) Zm
ρB . Semua pernyataan diatas dapat kita rangkumkan dalam satu persamaan

9
𝜌𝑎 + [(𝑍𝑚 + 𝑅𝑚 )𝜌𝐵 − 𝑅𝑚 𝜌𝐴 − 𝑍𝑚 𝜌𝐵 ] = 𝜌𝑏
𝑔𝑐

Persamaan ini dapat disederhankan menjadi


𝑔
𝜌𝑎 − 𝜌𝑏 = 𝑅𝑚 (𝜌𝐴 − 𝜌𝐵 ) (2-10)
𝑔𝑐

29
Perhatikan bahwa hubungan ini tidak bergantung pada jarak 𝑍𝑚 dan dimensi tabung, asal saja
tekanan ρa dan ρb diukur pada satu bidang horizontal yang sama. Jika fluida B adalah gas, ρB
biasanya dapat diabaikan terhadap ρA dan dapat dihapuskan dari Pers. (2-10).

Contoh 2-1 Sebuah manometer, sejenis dengan yang terlihat pada Gambar 2-4
digunakan untuk mengukur penurunan-tekanan melintas sebuah orifis (lihat gambar
8-19). Zat cair A ialah raksa (gravitas spesifik 60⁰F/60⁰F = 13,6), sedang garam
(gravitas spesifik 60⁰F/60⁰F = 1,26 ). Bila tekanan pada penyadap-tekanan sama,
permukaan raksa di dalam manometer ialah 3 ft (0,914 m) dibawah peyadap tekanan-
orifis. Pada kondisi operasi , tekanan pada penyadap sebelah hulu ialah 2,0 lbf/in 2
(13,790 N/m2) pengukur (gauge), ꝉ dan pada penyadap hilir ialah 10 in (254 mm) Hg
dibawah tekanan atmosfer. Berapakah bacaan manometer dalam millimeter?

ꝉ Tekanan pengukur (gauge pressure) ialah tekanan diukur di atas tekanan atmosfer
pada waktu itu.

PENYELESAIAN. Tekanan atmosfer kita namakan nol, dan 𝑔/𝑔𝑐 kita anggap satu;
jadi, data numerik yang harus disubstitusikan ke dalam pers. (2-10) ialah

𝑝𝑎 = 2 𝑥 144 = 288 𝑙𝑏𝑓 /𝑓𝑡 2

Dari lampiran 14, densitas air pada 60℉ ialah 62,37 𝑙𝑏/𝑓𝑡 3 ;
10
𝑝𝑏 = −12 𝑥 13,6 𝑥 62,37 = −707𝑙𝑏𝑓 /𝑓𝑡 2

𝑝𝐴 = 13,6 𝑥 62,37 = 848,2 𝑙𝑏/𝑓𝑡 3

𝑝𝐵 = 1,26 𝑥 62,37 = 78,6 𝑙𝑏/𝑓𝑡 3

Substitusi ke dalam pers. (2-10) menghasilkan

288 + 707 = 𝑅𝑚 (848,2 − 78,6)

𝑅𝑚 = 1,29 𝑓𝑡(0,393 𝑚)

Untuk mengukur perbedaan tekanan yang kecil-kecil, dapat digunakan manometer


miring seperti pada gambar 2-5. Pada gambar manometer jenis ini, salah satu lengannya di
pasang miring, sedemikian rupa, sehingga bila Rm kecil, menikus tabung miring itu
berpindah melalui jarak yang masih cukup besar. Jarak Rm ini dibagi dengan sinus α, yaitu
sudut kemiringan. Dengan membuat α kecil, besarnya Rm harus dikalikan dengan jarak 𝑅1
yang cukup besar, sehingga bacaan yang cukup besar ekivalen dengan beda tekanan yang
kecil saja. Jadi,
𝑔
𝑝𝑎 − 𝑝𝑏 = 𝑔 𝑅1 (𝜌𝐴 − 𝜌𝐵 ) sin 𝑥 (2-11)
𝑐

Pada manometer jenis ini, kita perlu membuat pembesaran pada lengan vertikal sehingga
gerakan meniskus dalam penampang yang besar itu dapat diabaikan dalam daerah operasi
instrumen itu.
30
Gambar 2-5 Manometer miring

Dekanter gravitas kontinyu. Dekanter gravitas (gravity decanter) seperti terlihat pada Gambar
2-6 digunakan untuk secara kontinu memisahkan dua zat cair yang berbeda densitasnya.
Umpan yang berbentuk campuran masuk pada salah satu ujung separator (pemisah); kedua
zat cair itu lalu mengalir secara perlahan-lahan melalui bejana itu, sambil memisah menjadi
dua lapisan, dan keluar melalui saluran pelimpah diujung separator yang satu lagi.
Selama saluran-limpah cukup besar sehingga tahanan-gesek terhadap aliran zat cair
dapat diabaikan, dan selama pembuangan kedua zat cair itu berlangsung pada tekanan yang
sama dengan tekanan gas di dalam ruang diatas zat cair itu, unjuk-kerja (performans)
dekanter itu dapat dianalisis atas dasar prinsip-prinsip statistika fluida.Sebagai contoh, pada
dekanter yang terlihat pada Gambar 2-6, densitas zat cair berat kita umpamakan 𝜌𝐴 dan zat
cair ringan 𝜌𝐵 . Tebal lapisan zat-cair berat ialah 𝑍𝐴1 dan zat cair ringan 𝑍𝐵 . Kedalaman zaat
cair dalam bejana itu, 𝑍𝑇 , dibuat tetap dengan menetapkan posisi saluran limpah zat cair
ringan. Zat cair berat keluar melalui lengan limpah yang dihubungkan dengan dasar bejana
tetapi naik sampai ketinggian 𝑍𝐴2 di atas lantai bejana itu. Semua saluran limpah dan bagian
atas bejana mempunyai ventilasi ke atmosfer.

Oleh karena tahanan gesek terhadap aliran di dalam saluran pembuangan itu dapat
diabaikan, maka kolom zat cair berat di dalam lengan limpah zat cair berat harus seimbang
dengan kedalaman kedua zat cair di dalam bejana itu, yang agak lebih besar dari tinggi kolom
tadi. Neraca hidrostatik menghasilkan persamaan

𝑍𝐵 𝜌𝐵 + 𝑍𝐴1 𝜌𝐴 = 𝑍𝐴2 𝜌𝐴 (2-12)

31
Gambar 2-6 Dekanter gravitas kontinu untuk memisahkan dua zat cair yang tak campur
(tidak saling melarut).

Penyelesaian Pers. (2-12) terhadap ZA 1 menghasilkan


𝐵 𝐵
ZA 1 = ZA 2 – ZB 𝐴 = ZA 2 – (ZT – ZA1) 𝐴 (2-13)
Dimana kedalaman total zat cair didalam bejana itu adalah ZT = ZB + ZA 1. Dari sini,
𝐵
𝑍 𝐴2−𝑍𝑇 ( )
𝐴
ZA1 = (2-14)
1−𝐵/𝐴
Persamaan (2-14) menunjukkan bahwa posisi antarmuka kedua zat-cair di dalam
separator bergantung pada perbandingan densitas kedua zat cair, serta pada ketinggian
saluran-limpah. Posisi itu tidak bergantung pada laju aliran kedua zat cair. Pers (2-14)
menunjukkan bila A mendekati sama dengan B, posisi antarmuka menjadi sangat peka
terhadap perubahan pada ZA2, yaitu ketinggian di dalam lengan zat-cair berat. Dengan zat cair
yang sangat berbeda densitasnya, ketinggian ini tidak kritis, tetapi untuk zat-cair yang
densitasnya hamper sama, kita harus berhati hati sekali. Serinkali bagian atas lengan itu
dibuat bias bergerak, sehingga dalam operasinya ketinggiannya dapat di atur untuk
menghasilkan pemisahan yang paling baik.
Ukuran dekanter di tentukan oleh waktu yang di perlukan untuk pemisahan. Waktu ini
bergantung pada perbedaan densitas antara kedua zat cair, serta pada visikositas fasekontinu.
Selama zat cair itu bersih, dan tidak membentuk emulsi, waktu pemisahan dapat di
perkirakan dari persamaan empirik1
6,24 
t= 𝐵− 𝐴 (2-15)
dimana t = waktu pisah, h (jam)
A, B = densitas zat cair A dan B, lb/ft3
 = visikositas fase kontinu, cP

32
Persamaan (2-15) bukan tanpa dmensi, sehingga kita harus menggunakan satuan satuan yang
di tentukan di atas.
Contoh 2-2. Sebuah dekanter-kontinu berbentuk silinder di gunakan untuk memisahkan
1.500bbl/d (barrel perday. barel per hari) (9.93 m3/jam fraksi-cair minyak bumi dari asam
pembasuh yang volumenya sama. Minyak itu merupakan fase kontinu, dan pada suhu operasi
visikositasnya ialah 1,1cP, sedang densitasnya 54lb/ft3 (865 kg/m3). Densitas adam ialah
72lb/ft3 (1.153 kg/m3). Hitunglah :
a. Berapa besar bejana itu?
b. Tinggiimpahan asam terhadap lantai bejana.
Penyelesaian :
a. Ukuran bejana didapatkan dari waktu pemisahan. Substitusi kedalam Pers. (2-15)
menghasilkan
6,24 𝑥 1,1
t= = 0,38jam
72−54
atau 23 min. oleh karena itu 1 bbl =42 gal, laju aliran masing masing arus ialah
1.500 𝑥 42
= 43,8 𝑔𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
24 𝑥 60
Banyaknya zat cairyang terdapat di dalam bejana ialah
2 x 3,8 x 23 = 2,014 gal
Bejana itu haruslah 95 persen penuh, sehingga volumenya menjadi 2.014/0,95 atau 2.120 gal
(8,03 m3).
Panjang tangki itu sebaiknya kira kira 5 kali diameternya. Jadi, tangki yang
diameternya 4 ft (1,22 m) dan panjangnya 22 ft (6,10 m) akan cukup memadai; dengan
kepala yang standar berbentuk piring di gunakan pada kedua ujungnya, maka volumenya
adalah 2.124 gal.  (b) fraksi volume tangki yang kedua ujungnya, 95 persen, dan untuk
silinder horizontal ini berarti bahwa kedalaman zat cair itu ialah 90 persen dari diameter
tangki. Jadi
ZT = 0,90 x 4 = 3,6 ft
Jika antarmuka terletak tepat di tengah tengah antar dasar bejana dan permukaan zat cair, ZA1
= 1.80 ft. Penyelesaian Pers. (2-14) untuk mendapatkan ZA2, yaitu ketinggian aliran limpah,
menghasilkan
54
ZA2 = 1,80 + (3,60 – 1,80) 72 = 3,15 ft (0,96 m)
Dekanter sentrifugal. Bila perbedaan antar densitas kedua zat cair kecil saja, gaya gravitasi
akan terlalu lemah sehingga tidak dapat memisahkan kedua zat cair dalam waktu yang wajar.
Dalam hal itu pemisahan dapat di lakukan dengan menggunakan peisah sentrifugal zat cair/
zat cair, sebagaimana terlihat dalam bentuk diagram pada Gambar 2-7. Alat ini terdiri dari
cawan logam yang biasanya dipasang secara vertical, dan berputar pada sumbunya dengan
kecepatan tinggi. Pada gambar 2-7a cawan itu berada pada keadaan diam, dan berisi sejumlah
tertentu zat cair tak campur yang densitasnya berbeda. Zat cair berat berbentuk lapisan di
dasar cawan di bawah zat cair ringan. Ika cawan itu berputar, seperti pada gambar 2-7b, zat
cair berat akan membentuk lapisan yang dinamakan zone A pada gambar itu, langsung di
sebelah dinding dalam cawan itu. Lapisa zat cair ringan, yang di namakan zone B pada
gambar itu terdapat di sebelah dalam zat cair berat. Kedua lapisan itu dipisahkan oleh suatu
antarmuka berbentuk

33
Gambar 2-7 pemisahan zat cair tak mampu campur dengan cara senrifugal: (a) cawan dalam
keadaan diam; (b) cawan berputar. Zone A, pemisahan zat cair ringan dari yang berat; zone
B, pemisahan zat cair berat dari yang ringan. (1) pengeluaran zat cair berat, (2) pengeluaran
zat cair ringan

silinder dengan jari jari ri. Oleh karena gaya gravitasi dalam hal ini dapat di abaikan terhadap
gaya sentrifugal yang jauh lebih besar, maka antarmuka ini beorientasi vertical. Zone itu di
sebut dengan zone netral.
Dalam operasinya, umpan di masukkan kedalam alat itu secara sinambung (kontinu)
di dekat dasar cawan itu. Zat cair ringan keluar pada (2) melalui lubang di dekat sumbu
cawan; zat cair berat lewat di bawah suatu cincin, menuju ke arah sumbu putaran, dan keluar
dari dam (bendungan) pada (1). Jika tahanan gesek terhadap aliran zat cair dan zat cair dapat
di tentukan dengan neraca hidrostatik dan “ketinggian” (jarak radikal dari sumbu) relative
daripada lubang lubang pada (1) dan (2)
Andaikan bahwa zat cair padat , yang densitasnya A, melimpah dari dam pada jari
jari rA, dan zat cair ringan yang densitasnya B, masuk melalui lubang pada jari jari rB. Jadi,
jika kedua zat cair berputar bersama cawan dan gesekan ini dapat di abaikan, maka perbedaan
tekanan didalam zat cair ringan antar rB dan ri harus sama dengan perbedaan tekanan di dalam
zat cair berat antar rA dan ri. prinsip ini persis sama dengan yang berlaku pada dekenter
gravitasi kontinu.
Jadi,

pi – pB = pi – pA (2-16)

dimana pi = tekanan pada antarmuka zat cair/ zat cair


pB = tekanan pada permukaan bebas zat cair ringan pada r B
pA = tekanan pada permukaan bebas zat cair berat pada rA

Dari Pers. (2-9)


2 𝐵 (𝑟 2 𝑖− 𝑟 2 𝐵) 2 𝐴 (𝑟 2 𝑖− 𝑟 2 𝐴)
Pi – pB = dan Pi – pA =
2𝑔𝑐 2𝑔𝑐
Dengan menyamakan kedua penurunan tekanan dan menyederhanakannya, kita dapat

34
B (𝑟 2 𝑖 − 𝑟 2 𝐵) = A (𝑟 2 𝑖 − 𝑟 2 𝐴)
Penyelesaian terhadap ri menghasilkan

𝐵 2
𝑟 2 𝐴−( )𝑟 𝐵
𝐴
ri = √ (2-17)
1− 𝐵/𝐴

Persamaan (2-17) analogi dengan Pers. (2-14) yang untuk tangka-pengendapan gravitasi. Di
sini terlihat bahwa ri, yaitu jari jari zone neral, adalah peka terhadap rasio densitas, lebih
lebih bila rasio itu mendekati satu. Jika kedua densitas itu tidak terlalu berdekatan, zone
netral ini mungkin terjadi tidak stabil walaupun kecpatan rotasi mungkin cukup memadai
untuk memisahkan kedua zat cair itu dengan cepat. Agar operasinya stabil, selisih antara A
dan B tidak bolh kurang dari 3 persen. Persamaan (2-17) juga mnunjukkan bahwa jika rB
konstan, dan rA, yaitu jari jari bibir pembuangan zat cair berat, bertambah, zona netral
bergeser kea rah dinding cawan. Jika rA berkurang, zone ini bergeser kea rah sumbu.
Peningkatan rB, pada rA konstan, juga bergeser zone netral kea rah sumbu, sedang penurunan
rB menggeserkan ke arah

dinding. Posisi zone netral ini penting dari segi praktis. Dalam zone A, zat-cair ringan keluar
dari masa zat cair berat, sedang dalam zone B , zat cair berat keluar dari massa zat cair
ringan. Jika salah satu proses itu ternyata lebih sulit dari yang lain maka diperlukan tambahan
waktu bagi proses yang lebih sulit. Umpamanya, jika pemisahan dalam zone B lebih sulit dari
zone A, maka zone B harus dibuat besar dan zone A kecil. Hal ini dapat dicapai dengan
menggeser zone neyral ke arah dinding, yaitu dengan meningkatkan ra atau memperkecil rB.
Untuk mendapatkan faktor waktu yang lebih besar dalam zona A, kita harus melakukan
pengaturan yang berlawanan. Banyak separator sentrifugal dibuat sedemikian rupa sehungga
rA atau rB ( salah satu ) dapat diubah-ubah untuk mengendalikan posisi zone netral.

Aliran melalui dekanter kontinu. Persamaan (2-24) dan (2-17) untuk menentukan posisi
antarmuka didalam dekanter kontinu adalah berdasarkan neraca hidrostatik semata-mata.
selama tahanan terhadap aliran didalam pipa keluar itu dapat diabaikan, posisi antarmuka itu
sama saja , berapapun laju aliran zat cair dalam berapapun perbandngan kuantitas kedua zat
cair didalam umpan. Laju pemisahan merupakna variabelyang paling penting, karena,
sebagaimana disinggung diatas , laju itu merupakan faktor yang menentukan ukuran dekanter
gravitas dan menentukan apakah diperlukan gaya sentrifugal yang besar atau tidak. Laju
gerakan fase yang tersebar melalui fase kintinu dibahas dalam bab 7.

LAMBANG

b lebar,ft atau m

F Gaya, lbf dan N

35
g Percepatan gravitasi, ft/s atau m/s

gc Faktor proporsional (kesebandingan) hukum-newton, 32.174 ft lb/ lbf s2

M bobot molekul

m massa, lb atau kg

p tekanan, lbf/ft2 atau N/m2; pA , pada permukaan zat cair berat dalam pemisah
sentrifugal; pB , pada permukaan zat cair ringan didalam sentrifugal; pA pada lokasi A;
pB , pada lokasi B ; pada antar muka zat cair; px , py , pz pada arah x , y , z; p1 pada
permukaan zat cair bebas; p2 pada dinding cawan; p, tekanan rata-rata.

R tetapan hukum gas, 1.545 ft lbf/lb mol ˚R atau 8,314,34 J/kg mol K

Rm bacaan manometer, ft atau m.

r jarak radial dari sumbu, ft atau m; rA, ke limpah zat cair berat;rB, ke limpah zat cair
ringan ; ri , ke antarmuka zat cair/ zat cair; r1, kepermukaan bebas dalam pemisah
sentrifugal; r2, kedinding cawan pemisah sentrifugal.

S luas penampang, ft2 atau m2.

T suhu absolut, °R atau K

t waktu , h (jam)

Z ketinggian, ft atau m; ZA1 , lapisan zat cair berat didalam dekanter; ZA2, lapisan zat
cair berat didalam lngan pelimpah; ZB, lapisan zat cair ringan didalam dekanter, ZT
kedalaman total zat cair ;Zm penghubung tekanan didalam manometer diatas zat cair
pengukur

Huruf Yunani

α sudut dengan horisontal

∂ sudut didalam elemen fluida terbentuk tetrahedron

μ viskositas fase kontinu, cP

ρ densitas, lb/ft3 atau kg/m3; ρA, fluida A; ρB, fluida B

ω kecepatan angular, rad/det

SOAL-SOAL

2-1 sebuah manometer tabung U sederhana dipasang melintas meter orifis. Manometer itu
berisi raksa (gravitas spesifik = 13,6), dan zat cair diatas raksa diidi dengan karbon

36
tetraklorida (gravitas spesifik = 1,6). Bacaan manometer menunjukkan 200 mm. Berapakah
beda tekanan pada manometer itu dalam newton per meter persegi?

2-2 manometer diferensial seperti pada gambar 2-8 kadang-kadang digunakan untuk
mengukur perbedaan tekanan yang tidak besar. Bila bacaan menunjukkan nol, permukaan
pada kedua reservoar itu sama. Andaikan fluida A ialah metana pada tekanan atmosfer dan
60˚F, dan zat cair B didalam reserevoir ialah kerosin (minyak tanah, gravitas spesifik =
0,815), dan bahwa zat cair C didalam tabung U adalah air. Diantara dalam reservoir dan
1
tabung U itu, masing masing ialah 2,0 dan in. Jika bacaan manometer menunjukka 5,72 in.
4
Berapakah beda tekanan pada instrumen itu dalam inci air (a) bila perubahan permukaan
didalam reservoar itu dapat diabaikan, (b) bila perubahan permkaan didalam reservoar itu
harus diperhitungkan? Berapa persen kesalahan didalam jawaban dalam bagian (a)?

2-3 suhu atmosfer bumi turun kira-kira 5˚C setiap 1000 m ketinggian diatas permukaan bumi.
Jika suhu udara pada permukaan bumi ialah 15 ˚C dan tekanan 760 mmHg. Pada ketinggian
berapakah tekanannya 380 mmHg? Andaiakn bahwa udara bersifat sebagai gas ideal.

2-4 berpakah kesalahan yang terdapat pada soal 2-3 juka kita menggunakan persamaan
keseimbangan hidrostatik [pers. (2-5)] dengan densitas yang dievaluasi pada 0˚C dan tekanan
rata-rata artikmetik dari kedua tekanan itu?

2-5 sebuah dekanter gravitasi kontinu digunakan untuk memisahkan nitrobenzena, yang
densitasnya 75 lb/ft3, dari zat cair basuh yang berupa larutan dalam air yang densitasnya 64
lb/ft3. Jika keadaan total separator (pemisah) itu ialah 3 ft, dan antar mukanya 1 1⁄2 ft dari
dasar bejana, (a) berapakah pengaruh kesalahan sebesar 2 in. Mengenai ketinggian ini
terhadap posisi antarmuka?

2-6 berapakah volume separator dalam soal 2-5 yang diperlukan untuk memisahkan 2.500
lb/jam nitrobenzena daei 3.200 lb/jam cairan pembasuh? Cairan pembasuh itu merupakan
fase kontinu; viskositasnya sama dengan viskositas air pada suhu operasi 30˚C.

37
2-7 sebuah cawan pemisan sentrifugal yang diameter dalamnya 10 in. Berputar dengan
kecepatan 4000 r/min. Cawan itu berisi lapisan klorobenzena yang tebalnya 2 in. Jika
densitas klorobenzena ialah 1.100 kg/m3, dan tekanan pada permukaan zat cair ialah tekanan
atmosfer, berapakah tekanan pengukur yang bekerja pada dinding cawan alat pemisah itu?

2-8 zat cair yang disebutkan dalam soal 2-5 akan dipisahkan didalam cawan pemisah
sentrifugal berbentuk tabung yang diameter dalamnya 4 in. Dan berputar dengan kecepatan
15.000 r/min permukaan zat cair bebas didalam cawan itu ialah 1 in. Dari sumbu rotasi, jika
cawan pemisah sentrifugal itu harus berisi dua zat cair yang sama volumenya, berapakah
seharusnya jarak radial dari sumbu rotasi kepuncak dan limpahan zat cair berat?

RUJUKAN

1. Barton,R.L.:Chem. Eng. 81 (14):111(1974)

2. Bird, B., W.E srewart, dan E.N. lightfoot: “transport phenomena”, wiley, new york,1959,
hlm. 96-98

3. Knudsen, j.G., dan D.L. Katz:”fluid dynamics and heat transfer,” Mc Graw-Hill, New
York,1958, hlm. 69-71.

4. pery, J.H. (ed.): “chemical enginers’ handbook,” eds. 5, McGraw-Hill, New York, 1973,
hlm 6-87.

38

Anda mungkin juga menyukai