Dalam materi ini akan dibahas pengertian fluida, tekanan pada fluida dan
hubungan antara tekanan dengan kedalaman. Selanjutnya dijelaskan hukum-hukum
hidrostatika seperti Hukum Paskal dan Hukum Archimedes serta penerapannya.
Selain itu dijelaskan pula pengertian tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
A. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar mekanika klasik
B. Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat memahami mekanika yang terjadi pada fluida statis
I. MATERI PEMBELAJARAN
A. TEORI
PENDAHULUAN
Tiga keadaan umum, atau fase dari materi adalah padat, cair dan gas.
Banda padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap, bahkan jika
sebuah gaya yang besar diberikan pada sebuah benda padat , benda tersebut
tidak langsung berubah bentuk atau volumenya. Benda cair tidak
mempertahankan bentuk seperti benda padat, melainkan mengambil bentuk
tempat yang ditempatinya. Tetapi seperti benda padat, benda cair tidak dapat
langsung ditekan, dan perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika
diberikan gaya yang besar. Gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetap.
Gas akan menyebar untuk memenuhi tempatnya. Karena zat cair dan gas tidak
mempertahankan bentuk yang tetap, keduanya memiliki kemampuan untuk
mengalir; dengan demikian kedua-duanya sering disebut Fluida.
Fluida atau zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir. Ada dua
macam fluida yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri utama fluida adalah kenyataan
bahwa jarak antara dua melekulnya tidak tetap. Molekul-molekul di dalam fluida
mempunyai kebebasan untuk bergerak sendiri-sendiri.
Dalam zat cair, gaya interaksi antara molekul-molekul yang disebut gaya
kohesi masih cukup besar karena jarak antara molekul tidaklah terlalu besar.
Akibatnya zat cair masih tampak sebagai satu kesatuan, masih dapat dilihat
batas-batas zat cair meskipun bentuknya sebagaian ditentukan oleh wadahnya.
Selain itu zat cair tidak mudah untuk dimampatkan.
Lain halnya dengan gas, molekul-molekul gas dapat dianggap sebagai
sistim partikel bebas. Gaya kohesi antar molekul gas sangat kecil dan interaksi
antar molekul terutama oleh tumbukan. Akibatnya gas cenderung memenuhi
ruang. Selain itu gas lebih mudah dimampatkan daripada zat cair. Gas jika
dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah menjadi zat cair.
Statika fluida membahas fluida dalam keadan diam, jadi dalam keadaan
setimbang mekanik. Hal ini berarti resultan gaya-gaya yang bekerja pada fluida
dalam keadaan setimbang mekanik haruslah sama dengan nol. Tinjauan dalam
statika fluida bersifat mikroskopik. Dan karenanya ketika kita mengambil elemen
volume yang sangat kecil, maka volume ini masih jauh lebih besar dari ukuran
molekul-molekul pembentuk fluida tersebut.
Mekanik fluida membahas sifat-sifat gas dan zat cair yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk mengalir. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak
mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam
keduanya mempunyai perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida.
di mana dF adalah gaya yang dialami oleh elemen luas dA dari permukaan Fluida.
Satuan tekanan adalah N/m2 atau pascal (Pa).
Secara mikroskopik gaya ini merupakan pertambahan momentum per
satuan waktu yang disebabkan oleh tumbukan molekul-molekul fluida di
permukaan tersebut. Suatu fluida yang ditekan memberikan tekanan pada setiap
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Permukaan ini bisa berupa
permukaan batas antara fluida dengan wadahnya, tetapi ia bisa pula berbentuk
permukaan imajinier yang kita buat pada fluida. Di setiap titik pada fluida yang
diam, besarnya tekanan dari seluruh arah tetap sama. Hal ini dapat dijelaskan
dalam Gb. 1.
Anggaplah sebuah kubus kecil dalam suatu fluida.
Tekanan pada satu sisi harus sama dengan sisi
yang sebaliknya. Jika hal ini tidak terjadi maka
gaya total yang bekerja pada kubus tidak sama
dengan nol dan kubus akan bergerak. Jika fluida
Gambar 1. Besar tekanan sama ke tidak bergerak maka tekanan-tekanan harus sama
segala arah
dengan nol.
Satuan massa jenis adalah kg/m3. Massa jenis merupakan sifat khas dari
suatu zat murni. Benda-benda bias memiliki berbagai ukuran atau massa, tetapi
massa jenis akan sama untuk seluruhnya.
Sekarang kita akan menghitung secara kuantitatif
bagaimana suatu zat cair dengan massa jenis yang
serba sama berubah terhadap kedalaman. Tinjau
suatu elemen volume (Gb. 2) yang tebalnya dy dan
luas permukaannya A.
Massa elemen tersebut adalah A dy dan beratnya
dW = gA dy . Gaya yang dikerjakan pada elemen
Gambar 2 Suatu elemen volume di
dalam fluida
tersebut dimanapun selalu tegak lurus
permukaannya. Berdasarkan simetri, gaya resultan
horisontalnya pada sisi-sisinya sama dengan nol.
Gaya ke atas pada permukaan sebelah bawah adalah pA, sedangkan gaya
ke bawah pada permukaan atas adalah (p + dp)A. Karena dalam kesetimbangan
: Fy = 0 , atau pA − ( p + dp) A − gAdy = 0
dp
= − g ............................................................................. (3)
dy
Jika tersebut kita masukkan pada persamaan (3), maka kita akan
memperoleh persamaan diferensial :
dp mg
=− p
dy nRT
Untuk dapat mengintegrasikan persamaan ini, persamaan tersebut kita
ubah bentuknya menjadi
dp mg
=− dy
p nRT
C. HUKUM-HUKUM HIDROSTATIKA
Dari persamaan distribusi tekanan dapat diturunkan hukum-hukum
hidrostatika yang terkenal. Karena persamaan distribusi tekanan adalah konsekuensi
hukum Newton, maka dapat disimpulkan bahwa hukum-hukum tersebut bukanlah
hukum fundamental. Artinya, tidak memerlukan mekanika khusus untuk fluida.
Berikut ini adalah penurunan hukum-hukum hidrostatika dari persamaan tekanan
fluida tersebut di atas.
1. Hukum Pascal
Jika suatu fluida berada dalam keadaan diam, beda tekanan antara dua
titik hanya bergantung pada beda ketinggian/kedalaman tempat dan massa jenis.
Disamping tekanan oleh beratnya sendiri, pada suatu fluida yang memenuhi
suatu tempat tertutup dapat dilakukan tekanan oleh gaya luar. Jika tekanan udara
luar p0 berubah, tekanan pada setiap titik di dalam fluida akan mendapat
tambahan tekanan dalam jumlah yang sama (pers. 4)
Peristiwa ini mula-mula dinyatakan oleh ilmuan Perancis bernama Blaise
Pascal (1623-1662) dan disebut Hukum Pascal. Hukum Pascal menyatakan
bahwa: tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu tempat akan menambah
tekanan keseluruhan dengan besar yang sama. Artinya bila tekanan pada suatu
titik dalam zat cair di tambah dengan suatu harga, maka tekanan semua titik di
tempat lain pada zat cair yang sama akan bertambah dengan harga yang sama
pula.
2. Hukum Archimedes
Banda-benda yang dimasukkan pada fluida tampaknya mempunyai berat
yang lebih kecil daripada saat berada di luar fluida tersebut. Sebagi contoh,
sebuah batu yang besar mungkin akan sulit diangkat dari permukaan tanah, akan
tetapi bias diangkat dengan mudah dari dasar sungai. Ketika batu berada
dipermukaan air, tampaknya tiba-tiba menjadi lebih berat.
Gejala ini dapat dijelaskan melalui hukum Archimedes yang mengatakan
bahwa setiap benda yang berada di dalam suatu fluida akan mengalami gaya ke
atas sebesar berat zat cair yang dipindahkannya. Gaya ini disebut dengan gaya
apung. Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental, karena dapat
diturunkan dari hukum Newton. Penurunannya adalah sebagai berikut:
Tinjau sebuah balok yang berada dalam zat cair
seperti dalam Gb. 7.
Gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida pada
bagian atas ditambah gaya berat :
F1 = A( 0 + gh1 ) + W
Benda akan mengapung, jika gaya apung (FA) lebih besar dari gaya berat
benda (W) atau massa jenis benda fluida lebih besar daripada rapat massa benda.
Jika FA lebih kecil dari gaya berat benda (W) atau massa jenis fluida lebih kecil
daripada massa jenis benda, maka benda akan tenggelam. Sedangkan jika FA sama
dengan W atau massa jenis fluida sama dengan massa jenis benda maka benda
akan melayang.
Hukum Archimedes ini digunakan untuk membuat balon udara dan kapal
selam. Dalam hal balon udara, balon di isi dengan udara panas atau gas yang lebih
ringan daripada udara. Dalam kapal selam, isi air dalam kapal selam tersebut di
atur agar rapat massa rata-rata kapal yang terdiri dari besi, udara dan air beserta
isi kapal yang lain besarnya sama dengan rapat massa air laut agar kapal dapat
melayang dalam laut.
D. TEGANGAN PERMUKAAN
1. Pengertian dan Pengukuran Tegangan Permukaan
Sebuah silet yang terbuat dari logam dapat terapung bila diletakkan secara
mendatar di atas permukaan air secara hati-hati, padahal berat jenis silet
tersebut lebih besar dari pada berat jenis air (ini dapat dibuktikan bahwa bila
silet ditekan ke dalam air maka silet akan terus tenggelam ke dalam bejana). Ini
seolah-olah bertentangan dengan hukum Archimedes. Tetapi sebenarnya tidak
demikian. Gaya apung tetap berlaku seperti biasa tetapi ada gaya lain yang
bekerja pada silet yang menyebabkan gaya ke atas menjadi sama besarnya
dengan gaya berat. Gaya ke atas tambahan itu disebabkan oleh adanya apa yang
disebut tegangan permukaan. Tegangan permukaan ini disebabkan oleh karena
permukaan zat cair dalam keadaan tegang, sehingga membentuk suatu lapisan
permukaan yang seperti sebuah selaput. Selaput ini terbentuk oleh karena pada
permukaan ini ikatan kohesi antar molekul hanya ada pada arah bawah dan ke
samping sehingga akhirnya lebih banyak molekul cairan per satuan luas pada
permukaan ketimbang pada bagian dalam. Selaput permukaan ini menarik setiap
garis yang menyentuh permukaan dengan arah tegak lurus pada garis tersebut
(arah gayanya adalah pada arah garis sejajar pada permukaan di titik yang di
tinjau).
Tegangan permukaan yang disimbolkan didefinisikan sebagai gaya F per
satuan panjang L yang bekerja melintasi semua garis pada permukaan, dengan
kecenderungan menarik permukaan agar tertutup.
F
= ............................................................................................................................................. (9)
L
2. Pemakaian: Kapilaritas
Eksistensi tegangan permukaan ini akan menimbulkan adanya
kecekungan atau kecembungan permukaan cairan pada dinding batas suatu
bejana yang berisi cairan tersebut seperti terlihat pada gambar. Sudut antara
dinding dan selaput itu di sebut sudut kontak.
Besar sudut kontak itu tergantung pada jenis
cairan, jenis uap di atas permukaan dan jenis
tabung itu sendiri. Selanjutnya adanya sudut
kontak yang tidak sama dengan 900 itu
menimbulkan adanya gejala kapilaritas.
Gambar 6.9 Sudut kontak
atau
2 cos
h= ............................................................. (11)
gr
Gambar 9 Kapilaritas
bila sudut kontak lebih kecil dari sudut siku h positif dan ini berarti
permukaan cairan dalam pipa naik. Sebaliknya jika berupa sudut tumpul maka
permukaan cairan akan turun.
II. SOAL-SOAL LATIHAN
1. Sebuah tabung logam 80 kg, panjang 2 m, luas penampang 25 cm 2, berdiri
tegak di atas lantai. Berapakah tekanan yang dilakukan tabung pada lantai?
2. Sebuah botol (Gambar B-1) di isi dengan air
raksa, dan bagian atas botol terbuka. Tekanan
udara luar 1 atm. Tentukan besarnya gaya yang
bekerja pada dinding AB (kulit silinder), BC
(kulit kerucut, CD (kulit silinder, dan alas
bawah.
Gambar B-1
Gambar B-2
2. ....
3. ....
4. Fa = massa fluida yang dipindahkan = selisih massa emas di udara – massa emas
di air.
Dik: e = 19,3 g/cm3,
massa emas di udara, m1 = 38,25 g = 3,825.10-2 kg,
massa emas di air m2 = 36,22 g. = 3,622.10-2 kg.
Dit. : . . . . . Vrongga = ?
Penyelesaian : = m / V ; V = m /
7. Gaya apung pada patung yang disebabkan air sama dengan berat volume air yang
dipindahkan.
Dik :mp = 70 kg ; Vp = 3,0.104 cm3 = 3,0.10-2 m3 ;
Dit. :Fa = ?
Penyelesaian: Fa = ma g = a gVa = a gV p = (1,025.103 kg / m 3 )(9,8m / s 2 )(3,0 x10 −2 m 3 ) = 3,0.10 2 N ;
Jadi volume timah hitam VPb = a = 9,4.10−6 / 10,3 = 9,1.10−7 m3 = 0,91 cm3
IV. RANGKUMAN
Tiga keadaan umum, atau fase dari materi adalah padat, cair dan gas. Banda
padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap, benda cair tidak
mempertahankan bentuk, mengambil bentuk tempat yang ditempatinya, gas tidak
memiliki bentuk maupun volume yang tetap. Zat cair dan gas memiliki kemampuan
untuk mengalir, dengan demikian kedua-duanya sering disebut Fluida.
• Tekanan (p) didefinisikan sebagai gaya yang dialami oleh suatu titik pada suatu
permukaan fluida per satuan luas dalam arah tegak lurus permukaan tersebut :
dF = p dA (N/m2 atau pascal (Pa)).
• Massa jenis () sebuah benda didefinisikan sebagai massa (m) per satuan volume
m
(V) : = (kg/m3)
V