Anda di halaman 1dari 15

Tanggal percobaan : 07 November 2022

Tanggal pengumpulan: 14 November 2022

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER 117


TEGANGAN PERMUKAAN II

NAMA : Kaela Alifvaya Syah


NIM : 1302622040
DOSEN PENGAMPU : Dwi Susanti, M.Pd.
ASISTEN LABORATORIUM :
Muhammad Rayhan Izzati Yusuf (1306620048)
Adayila Muda Mutiara (1306620005)
Annisa (1306620034)
Indriani Lutfiyyatunnisa (1306620035)

Laporan Awal Laporan Akhir Total

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
TEGANGAN PERMUKAAN II

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan tegangan permukaan dengan metode:
a. Tekanan maksimum gelembung
b. Kenaikan kapiler.

B. ALAT DAN BAHAN


1. pipa kapiler
2. bejana gelas
3. manometer terbuka
4. buret
5. tabung erlenmeyer
6. mistar
7. termometer
8. mikrometer sekrup

C. TEORI DASAR
1. Tegangan Permukaan dan Tenaga Permukaan
Molekul-molekul zat cair di bagian permukaan mempunyai kohesi lebih besar
dibandingkan dengan bagian dalam. Gaya tarik dengan molekul-molekul di udara
di atasnya relatif amat kecil. Hal ini menyebabkan sifat istimewa pada permukaan
zat cair, yaitu terdapat tegangan permukaan atau tegangan bidang atas.
Tegangan permukaan H (lebih tepat disebut koefisien tegangan permukaan)
merupakan resultan gaya kohesi pada molekul-molekul lapisan permukaan tiap
dyne N
satuan panjang. Satuan dari H adalah dan .
cm m
Untuk membawa molekul zat cair dari bagian dalam ke permukaan diperlukan
usaha melawan gaya kohesi permukaan zat cair diperlukan suatu usaha. Usaha yang
diperlukan untuk menambah luas permukaan tiap satuan luas disebut tenaga
erg joule
permukaan. Tenaga permukaan ini juga diberi simbol H , satuanya 2 dan 2 .
cm m
Besarnya tenaga permukaan sama dengan besamya tegangan permukaan. hanya
satuannya yang berbeda.
2. Tekanan Pada Permukaan Lengkung
Pada permukaan zat cair (bidang batas) yang lengkung ada tambahan tekanan yang
berasal dari tegangan pemukaan H . Untuk permukaan lengkung, tekanan
permukaan dirumuskan:

P=K + H ( r1 + r1 )
1 2
(1)

dimana K adalah tekanan kohesi, r 1 dan r 2 sama dengan jari-jari kedua


kelengkungan utamanya. Harga r positif bila permukaannya cembung. Untuk P
yang positif, berarti tekanannya menuju ke dalam cairan.

Jika gaya reaksi dari cairan sendiri adalah P' , arahnya berlawanan dengan P, maka
P nettonya adalah
'
Pnetto =P −K−H
( r1 + r1 )
1 2
(2)

Untuk permukaan bola berjari-jari r ( r 1=r 2=r ) persamaan di atas menjadi:


' 2H
Pnetto =P −K− (3)
r
Jelaslah mengapa tekanan gelembung udara di dalam zat cair makin besar jika jari-
jarinya makin kecil.

3. Sudut kontak, Meniskus dan Kenaikan Kapiler.


Jika gaya kohesi cairan lebih besar dibandingkan gaya adhesi molekul-molekul
cairan dengan dinding, maka permukaan akan setimbang bila sudut antara
permukaan cairan dengan dinding disebut tumpul. Sudut antara permukaan cairan
dengan dinding ini disebut sudut kontak. Jika sudut kontak tumpul, peristiwa ini
disebut meniskus cembung. Sebaliknya jika gaya kohesi cairan lebih kecil
dibandingkan dengan gaya adhesi, maka sudut kontaknya runcing, dan peristiwa ini
disebut meniskus cekung. Untuk zat cair yang sudut kontaknya tumpul dikatakan
tak membasahi dinding.
Jika sebuah pipa kapiler ujungnya dicelupkan kedalam zat cair yang membasahi
dinding, maka zat cair akan naik setinggi h , dan dapat dibuktikan bahwa:
2 H cos θ
h= (4)
ρgr
θ = sudut kontak
ρ = massa jenis cairan
g = percepatan grafitasitas

2H
Untuk air θ sangat kecil, maka cos θ=1, dan h= . H bergantung pada suhu. H
gr
dari suatu cairan makin kecil jika suhunya makin rendah. Sehingga H akan sama
dengan 0 bila suhunya sama dengan suhu suhu kritis t k .
(Tim Dosen Fisika Dasar, 2014)

Teori Tambahan
Dua batang gelas AB dan CD dibuat sama panjangnya dan saling dihubungkan dengan
dua utas benang AC dan BD.seperti pada gambar 1. di bawah ini.

Gambar 1. Tegangan Permukaan I


Jika kedua batang gelas yang telah dihubungkan dengan benang dicelupkan ke dalam
air sabun maka setelah diangkat, terjadi selaput antara ABCD, dimana AC dan BD
tidak tegak lurus. Lihat kedudukan benang sebelum dicelupkan yaitu A-E-C dan B-F-
D ; sedangkan kedudukan setelah dicelupkan adalah A-G-C dan D-H-B. Dengan
meletakkan kertas milimeter di belakang selaput secara vertikal, maka yang terjadi
adalah bagian terkecil G-H dapat diukur dan setelah selaput dipecahkan, E-F dapat
dibaca.
Misalkan tegangan tali pada G dan A adalah Dyne. Masa benang dan selaput dapat
diabaikan CD. Berat dari sistem di bawah garis horizontal E-F ialah mg, gaya ini
ditahan oleh tegangan tali dan tegangan selaput;
2 N +2 y GH =mg

Misalkan P dan Q merupakan 2 buah titik yang berdekatan pada salah satu tali; dan
jari-jari lengkungan dari garis lengkungPQ adalah r, sedangkan sudut yang dibentuk
antara PQ dan pusatlengkungan adalah θ Iihat gambar 2.

Gambar 2. Pusat lengkungan TP I

Sudut POQ dan PQ = rθ. Karena berat benangdapat diabaikan dan tegangan selaput
sabun selalu tega lurus benang, maka gaya normal N untuk sembarang temat pada
benang adalah tetap. Tegangan pada benang sepanjang PQ adalah N sin θ yang
sebanding dengan tegangan permukaan sabun sepanjang PQ yang besamya 2y PQ
( aranya O ke P).

Jadi,
Nsinθ=2 γ PQ

untuk θ yang kecil ;


N=2 yr
Karena N dan T konstan, maka r juga konstan, jadi AC dan BD setelah terjadi selaput
sabun membentuk lingkaran. Dengan mensubtitusikan persamaan (3) pada persarmaan
(1) dan bila jarak G-H diketahui adalah c, maka persamaan (1) dapat dituliskan:
21 c+ 4 yr =m . g
Buktikan
r =L24 ( b−c ) +14 ( b – c )
dimana L adalah jarak lurus AC pada saat terjadi selaput. Dengan demikian:

γ =mg2 ( c +2 r )
Permukaan cairan berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan dancenderung
mengambil bentuk permukaan paling sempit. Penjepit kertas dapat mengapung di atas
permukaan air dan tetes-tetes embun yang jauh jatuh pada sarang laba-laba berbentuk
bola merupakan fenomena tegangan permukaan. Besarnya tegangan permukaan
dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antara molekul dalam cairan. Umumnya cairan
yang mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar seperti raksa, maka tegangan
permukaannya juga besar. Sebaliknya cairan seperti alkohol gaya tarik menarik antara
molekulnya kecil, maka tegangan permukaan juga kecil. (suminar, 2001)

Tegangan Permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang berperilaku
layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan.
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam cairan. Hal itu terjadi karena pada
permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi
antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada
permukaan cairan.

Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair berperilaku seperti
membran yang merenggang karena tegangan. Sebagai contoh, setetes air di ujung
keran yang menetes, atau tergantung dari dahan kecil pada embun pagi, membuat
bentuk yang hampir bulat seperti balon kecil yang berisi air. Jarum baja dapat
diapungkan di permukaan air walaupun massa jenisnya lebih besar daria air.
Permukaan zat cair berperilaku seolah-olah mangalami tegangan, dan tegangan ini
yang bekerja sejajar dengan permukaan muncul dari gaya tarik menarik antar molekul.
Efek ini disebut tegangan permukaan. (Giancoli, Douglas, 2001)
Tegangan permukaan (γ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya kerja
yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu satuan luas. Pada
satuan cgs, γ dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm-1, sedangkan dalam satuan SI,
γ dinyatakn dalam N. m-1. Molekul yang ada di dalam cairan akan mengalami gaya
tarik menarik (gaya van der Waals) yang sama besarnya ke segala arah. Namun,
molekul pada permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang mengarah ke
dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi molekul di atas permukaan dan
akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk menyusut. (Suendo, Veinardi, dkk,
2011)

Lebih khusus lagi, suatu besaran yang disebut, tegangan permukaan, (γ) yang bekerja
melintasi semua garis pada permukaan, dengan kecenderungan menarik permukaan
agar tetutup:
F
γ=
L
Dengan adanya tegangan permukaan dibutuhkan gaya F untuk menarik kawat yang
bisa digerakkan dan dengan demikian menambah luas permukaan zat cair. Zat cair
yang berada di dalam peralatan kawat merupakan lapisan tipis yang mempunyai
permukaan atas dan bawah. Dengan demikian, panjang permukaan yang ditambah
adalah 2l, dan tegangan permukaan adalah
F
γ=
2l
Penentuan tegangan permukaan dan tegangan antar muka dilakukan melalui 2 cara,
yaitu: Metode Kenaikan Kapiler, tegangan permukaan diukur dengan melihat
ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya
dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur
tegangan antar muka. Metode Tensiometer Du-Nouy, Metode cincin Du-Nouy bisa
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka.
Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. (Indarniati dan Frida U.
Ennawati, 2008)
Kapilaritas memiliki batas maksimum perambatan, sehingga untuk daerah yang
jangkauannya lebih jauh dari batas air maka dibutuhkan waktu rambat yang lebih lama
dengan ketinggian maksimum tertentu. Ketinggian maksimum terjadi saat gaya
tegangan permukaan setara dengan zat cair yang berada pada pipa kapiler.
(Purba, 2021)
D. PROSEDUR KERJA

1. Persiapan
a. Air pada pipa U dalam keadaan yang minimal.
b. Air pada kedua kaki manometer terbuka harus sama tinggi (h 0) .
c. Mengisi buret pada kran tertutup.
d. Mengisi bejana gelas dengan air.

2. Percobaan
a. Mengukur jarak dari ujung bawah pipa kapiler sampai dimana pipa itu akan
dicelupkan (h z). Memberi tanda pada jarak tersebut.
b. Mencelupkan pipa kapiler sampai batas tanda tersebut.
c. Membuka kran buret, dengan perlahan-lahan.
d. Memperhatikan Ujung pipa kapiler Yang dicelupkan, pada saat keluar
gelembung udara Yang pertama, catat kedudukan permukaan air pada kaki
Yang terbuka dari manometer (h m).
h1=2 ( hm−h a )
e. Mengukur suhu air pada bejana gelas untuk menentukan harga ρ2, dan pada
manometer untuk menentukan ρ1, dengan cara mencocokkan harga suhu
tersebut dalam tabel massa jenis pada buku referensi.
f. Melakukan langkah 4 dan 5 sebanyak lima kali.
g. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak pada pipa kapiler (jarak h2
yang berbeda). Merubah Jarak h2 sebanyak 3 kali perubahan.

Metode lain:
1) Melepaskan pipa kapiler pada set alat
2) Membersihkan pipa kapiler tersebut, usahakan jangan ada gelembung air
yang tersisa pada pipa kapiler tersebut
3) Mencelupkan pipa kapiler tersebut pada gelas yang berisi air secara tegak
lurus
4) Mengukur tinggi permukaan air didalam dan diluar pipa kapiler sebanyak 5
kali pengukuran
5) Mengulangi percobaan 1 s.d 4 dengan menambahkan air diluar pipa kapiler.
Penambahan air ini sebanyak 3 kali.

E. PERTANYAAN AWAL
1. Apakah Yang dimaksud dengan metode tekanan maksimum gelembung pada
percobaan tegangan permukaan !
Jawab :
Metode tekanan maksimum gelembung atau yang dikenal dengan metode Jaeger
yaitu metode mengukur tegangan permukaan dengan dasar. Metode ini
menghasilkan gas dengan konstan. Tekanan pada gelembung gas terus meningkat
dan nilai maksimum tercapai ketika gelembung memiliki radius yang bertepatan
dengan jari-jari kapiler. Metode ini menggunakan alat-alat seperti manometer,
tabung Erlenmeyer, buret, pipa kapiler. Prinsip metode ini adalah bahwa tekanan
cairan dalam gelas sama dengan tekanan manometrik dalam keadaan setimbang.
2. Apakah tegangan permukaan bergantung pada suhu zat cair Yang digunakan ?
Jelaskan!
Jawab :
Ya, karena suhu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan
permukaan. Sebab tegangan permukaan zat cair menurun dengan meningkatnya
suhu, sebaliknya tegangan permukaan zat cair meningkat dengan penurunan suhu.
3. Turunkan persamaan untuk menentukan tegangan permukaan dengan metode
tekanan maximiun gelembung!
Jawab :

P=K + H ( r1 + r1 )
1 2
(1)

ket:
K = tekanan kohesi
r 1,r 2 = jari-jari kelengkungan.
Harga r positif bila permukaannya cembung. Untuk P yang positif, berarti
tekanannya menuju ke dalam cairan. Jika gaya reaksi dari cairan sendiri adalah P' ,
arahnya berlawanan dengan P, maka P nettonya adalah:
'
Pnetto = p −K−H
( r1 + r1 )
1 2
(2)

Untuk permukaan bola berjari-jari r ( r 1=r 2=r ) ,persamaan di atas menjadi:


' 2H
Pnetto =P −K− (3)
r
Oleh sebab itu, tekanan gelembung udara di dalam zat cair semakin membesar jika
jari-jarinya semakin mengecil.
F. DATA PENGAMATAN
Percobaan ke- Hz (cm) Hm (cm) Diameter Pipa Kapiler (mm)
1,3
1 2 cm 1,7 0,67
1,8
1,6
2 3 cm 1,9 0,67
2,0
1,7
3 4 cm 1,8 0,67
2,1

NST Mistar : 0,1 cm


NST Mikrometer Sekrup : 0,01 mm
NST Termometer : 10C
Suhu : 220C

G. PENGOLAHAN DATA
Data Tunggal
Hz (NST = 0,1 cm)
Hz (cm) ∆ Hz (cm) KSR (Hz ± ∆ Hz) cm
1 ∆ Hz
= × NST = × 100 %
2 Hz
2 cm ( 2 ± 0 ,05 ) cm
1 0 , 05
= ×0 , 1=0 ,05 = ×100 %
2 2
=2 , 5 %(2 AP)
1 ∆ Hz
= × NST = × 100 %
2 Hz
3 cm ( 3 ± 0 , 05 ) cm
1 0 , 05
= ×0 , 1=0 ,05 = ×100 %
2 3
=1 , 66 %(2 AP)
1 ∆ Hz
= × NST = × 100 %
2 Hz
4 cm ( 4 ± 0 ,05 ) cm
1 0 , 05
= ×0 , 1=0 ,05 = ×100 %
2 4
=1 , 25 %(2 AP)

Diameter Pipa Kapiler


d (mm) ∆ d (mm) KSR (d ± ∆ d ) mm
1 ∆d
= × NST = × 100 %
2 d
0,67 mm ( 0 , 67 ± 0.005 ) mm
1 0,005
= ×0 , 01=0,005 = × 100 %
2 0 , 67
=0 , 83 % (4 AP)

Suhu Air
T (oC) ∆ T (oC) KSR (T ± ∆ T ) oC
1 ∆T
= × NST = ×100 %
2 T
22oC 1 0 ,5 ( 22 ± 0 ,5 ) ° C
= ×1=0 ,5 = ×100 %
2 22
=2 , 27 %(3 AP)

Data Majemuk
Percobaan Hz = 2 cm Hz = 3 cm Hz = 4 cm
Ke-
Hm Hm² Hm Hm² Hm Hm²

1. 1,3 cm 1,69 cm² 1,6 cm 2,56 cm² 1,7 cm 2,89 cm²


2. 1,7 cm 2,89 cm² 1,9 cm 3,61 cm² 1,8 cm 3,24 cm²
3. 1,8 cm 3,24 cm² 2 cm 4 cm² 2,1 cm 4,41 cm²
∑ 4,8 cm 7,82 cm² 5,5 cm 10,17 cm² 5,6 cm 10,54 cm²

Percobaan Hz = 2 cm
Hm
∆ Hm (cm) Ksr ( Hm ± ∆ Hm ) cm
(cm)
∑ Hm 4 , 81 ∆ Hm ( 1 , 6 ±0,120 ) cm
= = √ n ∑ Hm −¿ ¿ ¿
2
¿ × 100 %
n 3n Hm
= 1,6 1 0,120
=
3
√ 3(7 , 82)−¿ ¿ ¿ ¿
1 ,6
×100 %

= 0,120 cm = 0,075%

Percobaan Hz = 3 cm
Hm
∆ Hm (cm) Ksr ( Hm ± ∆ Hm ) cm
(cm)
∑ Hm 5 , 51 ∆ Hm ( 1 , 83 ±0,120 ) cm
= = √ n ∑ Hm −¿ ¿ ¿
2
¿ × 100 %
n 3 n Hm
= 1,83 1 0,120
=
3
√ 3(10 , 17)−¿ ¿ ¿ ¿
1 ,83
×100 %

= 0,120 cm = 0,065%

Percobaan Hz = 4 cm
Hm
∆ Hm (cm) Ksr ( Hm ± ∆ Hm ) cm
(cm)
∑ Hm 5 , 61 ∆ Hm ( 1 , 87 ±0,120 ) cm
= = √ n ∑ Hm −¿ ¿ ¿
2
¿ × 100 %
n 3 n Hm
= 1,87 1 0,120
=
3
√ 3(10 , 54)−¿ ¿ ¿ ¿
1 ,87
×100 %

= 0,120 cm = 0,064%

H. PERHITUNGAAN
Tidak ada perhitungan dalam praktikum percobaan ini.

I. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Dalam praktikum ini kami melakukan uji tegangan permukaan II. Tegangan
Permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan cairan
berkontraksi dengan benda dalam keadaan tegang. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk menentukan tegangan permukaan menggunakan metode tekanan maksimum
gelembung dan kenaikan kapiler. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan
praktikum ini adalah pipa kapiler, bejana gelas, manometer terbuka, buret, tabung
Erlenmeyer, penggaris, termometer, dan mikrometer sekrup.

Metode tekanan gelembung maksimum adalah metode yang menggunakan alat-alat


seperti pipa kapiler, bejana gelas, manometer terbuka, buret, tabung erlenmeyer,
penggaris, termometer, dan mikrometer sekrup untuk mengukur tegangan permukaan.
Prinsip metode ini adalah bahwa tekanan cairan dalam gelas sama dengan tekanan
manometer dalam keadaan seimbang. Metode kenaikan tabung kapiler adalah naiknya
permukaan cairan dalam tabung kapiler yang dimasukkan ke dalam cairan.

Pada praktikum ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
percobaan yaitu memastikan volume air pada pipa U dalam keadaan minimal,
memastikan tinggi air pada kedua kaki manometer harus sama tinggi ( h 0 ¿, mengisi
bejana gelas dengan air sesuai dengan yang diperlukan, dan juga mengisi buret dengan
air. Langkah selanjutnya yaitu mengukur jarak ujung pipa kapiler yang sudah
dicelupkan (h z ¿ kedalam air sampai dengan batas air di bejana gelas, lalu membuka
kran buret dan jangan lupa memperhatikan ujung pipa kapiler hingga mengeluarkan
gelembung udara. Saat pipa kapiler sudah mengeluarkan gelembung udara, kran buret
ditutup dan selanjutnya kita melihat kenaikan tinggi air pada pipa manometer.
Lakukan hal tersebut hingga 9 kali percobaan dengan 3 jarak ujung pipa kapiler
terhadap batas air di bejana gelas (hz) yaitu 2 cm, 3 cm, dan 4 cm. Hasil yang
diperoleh dari praktikum tegangan permukaan 2 adalah perbedaan jarak ujung pipa
kapiler terhadap batas air di bejana gelas mempengaruhi perubahan kenaikan air pada
pipa manometer.

Metode lain dalam percobaan praktikum Tegangan Permukaan II adalah dengan


melepaskan pipa kapiler pada set alat, membersihkan pipa kapiter tersebut,
mengusahakan jangan ada gelembung air yang tersisa pada pipa kapiler tersebut,
menyelupkan pipa kapiler tersebut pada gelas yang berisi air secara tegak lurus,
mengukur tinggi permukaan air didalam dan diluar pipa kapiler sebanyak 5 kali
pengukuran, dan mengulangi percobaan tersebut dengan menambahkan air diluar pipa
kapiler. Penambahan air ini sebanyak 3 kali. Hasil yang didapat dari percobaan ini
adalah perbedaan jarak antara ujung pipa kapiler terhadap batas air di bejana gelas,
yang mempengaruhi perubahan kenaikan air di dalam pipa manometer. Pada Hz = 2
cm rata-rata kenaikan air pada pipa manometer sebesar 1,6 cm, pada Hz = 3 cm rata-
rata kenaikan air pada pipa manometer sebesar 1,83 cm, dan pada Hz = 4 cm rata-rata
kenaikan air pada pipa manometer sebesar 1,87 cm. Terlihat bahwa perbedaan Hz
memberikan perbedaan kenaikan air pada pipa manometer cukup signifikan. H Hasil
dari percobaan ini adalah selisih jarak ujung pipa kapiler dengan garis air dalam
wadah kaca, yang mempengaruhi perubahan kenaikan air dalam pipa manometer. Hal
ini disebabkan karena tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
suhu yang disebabkan oleh tegangan permukaan suatu zat cair menurun ketika suhu
meningkat, karena ketika suhu meningkat maka molekul zat cair bergerak lebih cepat
dan pengaruh interaksi antara zat cair. cairan molekul berkurang sehingga tegangan
permukaan berkurang. Setelah melakukan percobaan sesuai prosedur kerja, didapatkan
data pengamatan yang diolah menjadi data tunggal dan data majemuk.

J. PERTANYAAN AKHIR
Tidak ada pertanyaan akhir dalam praktikum percobaan ini.
K. KESIMPULAN
1. Tekanan maksimum gelombang dalam tegangan permukaan bergantung pada
ketinggian tabung gelas dalam cairan dan tekanan yang diberikan karena semakin
meningkat tekanan yang diberikan, gelembung yang terbentuk akan membesar sampai
lepas dari pipa kapiler dan naik ke permukaan air.
2. Kenaikan kapiler dalam tegangan permukaan dipengaruhi oleh banyaknya volume air
didalam bejana gelas karena apabila cairan semakin banyak kenaikan air pada pipa
manometer akan semakin banyak begitu pula sebaliknya, jika terjadi penurunan air
pada pipa manometer maka akan semakain sedikit.

L. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas. (2001). fisika. jakarta: erlangga.

Indarniati dan Frida U. Ennawati. (2008). perancangan alat ukur tegangan permukaan dengan
induksi elektromagnetik. jurnal fisika dan aplikasinya vol.4.

Purba. (2021). Analisis Tingkat Kecocokan Penggunaan Batu Bata Putih Sebagai Bahan Dasar
Pembangunan Selokan Menggunakan Konfigurasi Wenner. Jurnal Geosaintek.

Suendo, Veinardi, dkk. (2011). pengaruh penambahan larutan organik terhadap tegangan
permukaan larutan sabun. prossiding simposium nasional inovasi pembelajaran dan
sains.

suminar, s. (2001). fisika dasar edisi 3 jilid 1. yogyakarta.

Tim Dosen Fisika Dasar. (2014). Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Jakarta: FMIPA
Universitas Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai