KIM 1252
OLEH:
VI A
JURUSAN KIMIA
2018
I. Judul
II. Tujuan
1. Menentukan tegangan permukaan cairan/gas dan cairan/cairan.
2. Memperhatikan efek surface active agent terhadap γ.
B. Bahan
Tabel 3. Daftar Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Aquades 500 mL
2 Detergen 0,5 gram
3 Minyak goreng 100 mL
4 Kloroform 100 mL
V. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
Tabel 4. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
A Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Murni/Udara
1 Alat tensiometer dirangkai seperti Alat tensiometer dirangkai seperti pada gambar
gambar berikut.
3 Langkah yang sama pada Minyak goreng berwarna kuning bening. Minyak
prosedur kerja no. 2 di atas goreng yang digunakan adalah minyak goreng
dilakukan juga pada larutan merek Fortune
murni lainnya yaitu kloroform
dan minyak goreng.
1 11,1
2 11,2
3 11,6
Rata-rata 11,3
1 11,6
2 12,7
3 13,2
Rata-rata 12,5
3 20,4
Rata-rata 20,3
Gambar 14. Pengukuran Tegangan Permukaan
Campuran Minyak dengan Air
3 19,2
Rata-rata 19,0
Gambar 21. Pengukuran Tegangan Permukaan
Air-Minyak Goreng-Detergen
1 Sebanyak 15 mL air disiapkan Air merupakan cairan yang tidak berwarna yang
dalam gelas kimia. disiapkan sebanyak 15 mL
3 Larutan yang terbentuk diaduk dan Setelah diaduk dan didiamkan beberapa,
didiamkan beberapa saat. campuran tetap terbentuk dua lapisan
4 Cincin aluminium dicelupkan pada Tabel 12. Skala Tensiometer pada Pengukuran
campuran air-kloroform-detergen Campuran Air, Kloroform, dan Detergen
pada bagian perbatasan antara
Pengukuran ke- Skala (mN)
lapisan aqaudes dan minyak. Skala
1 21,1
yang ditunjukkan dicatat.
2 20,1
3 20,1
Rata-rata 20,4
Gambar 25. Pengukuran Tegangan Permukaan
Air-Kloroform-Deterjen
4π R 4 3,14 0,9 cm
4 3,14 0,9 10 2 m
0,11304 m a. Cairan Murni/Udara
Air/Udara (F = 23,3 x 10-3 N)
F 23,3 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,2061 N m -1
Minyak Goreng/Udara (F = 11,3 x 10-3 N)
F 11,3 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,0999 N m -1
Kloroform/Udara (F = 12,5 x 10-3 N)
F 12,5 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,1106 N m -1
b. Larutan Detergen
Detergen 0,05% (F = 26 x 10-3 N)
F 26 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,2300 N m -1
Detergen 0,1% (F = 19,7 x 10-3 N)
F 19,7 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,1743 N m -1
Detergen 0,15% (F = 17,6 x 10-3 N)
F 17,6 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,1557 N m -1
c. Campuran
Air dan Kloroform (F = 19,2 x 10-3 N)
F 19,2 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,1698 N m -1
Air dan Minyak (F = 20,3 x 10-3 N)
F 20,3 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0,1796 N m -1
F 37 10 3 N
γ
4π R 0,11304 m
0.1681 N m -1
Perhitungan Tegangan Permukaan dengan Faktor Koreksi
Tegangan permukaan yang sebenarnya, dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan dengan faktor koreksi sebagai berikut.
γ=S x F
dengan nilai F (faktor koreksi) adalah:
0,01452 S 1,679 r
F 0,725 0,04534
C (D d )
2
R
F = faktor koreksi
R = jari-jari cincin logam (cm) = 0,9 cm
r = jari-jari logam pembuat cincin (cm) (platina) = 80 pm = 0,8 x 10-8 cm
S = tegangan permukaan nyata (dyne per cm)
D = berat jenis cairan yang di bawah (gram/cm-3)
d = berat jenis cairan yang di atas
C = keliling cincin logam (cm) = 2πr = 2 x 3,14 x 0,9 cm = 5,652 cm
a. Campuran Air-Minyak
ρ (minyak) = 0,911 g/mL
ρ (air) = 1 g/mL
S = 0,1796 N/m = 0,1796 x 10-3 dyne/cm
0,01452 S 1,679 r
F 0,725 0,04534
C (D d )
2
R
0,01452 x 0,0001796 (dyne/cm) 1,679 (0,8 x 10 -8 cm)
0,725 0,04534
(5,652 cm) (1 0,911 ) g/cm
2 3
0,9 cm
2,6078 x 10 -6 dyne/cm
0,725 0,04534 x 1,49 x 10 -8
2,8431g/cm3
0,725 9,1723x 10 -7 0,04534 1,49 x 10 -8
0,725 0,045
0,725 0,2130
0,9380
γ=S x F
= 0,1796 x 10-3 dyne/cm x 0,9380
= 1,685 x 10-4 dyne/cm
= 0,1685 N m-1
b. Campuran Air-Kloroform
ρ (air) = 1 g/mL
ρ (kloroform) = 1,47 g/mL
S = 0,1698 N/m = 0,1698 x 10-3 dyne/cm
0,01452 S 1,679 r
F 0,725 0,04534
C (D d )
2
R
0,01452 (0,1698 x 10 -3 dyne/cm) 1,679 (0,8 x 10 -8 cm )
0,725 0, 04534
(5,652 cm) 2 (1,47 1) g/cm 3 0,9 cm
2,4655 x 10 -6 dyne/cm
0,725 0,04534 1,49 x 10 -8
2,6564 g/cm 3
0,725 9,2812 x 10 -7 0,04534 1,49 x 10 -8
0,725 0,0453
0,725 0,2129
0,9379
γ=S x F
= 0,1698 x 10-3 dyne/cm x 0,9379
= 1,593 x 10-5 dyne/cm
= 0,1592 N m-1
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh di atas disajikan data sebagai berikut.
Tabel 13. Nilai gaya dan tegangan permukaan pada hasil percobaan
Tegangan
Campuran F (mN)
Permukaan (Nm-1)
Air/Udara 23,3 0,2061
Minyak goreng/Udara 11,3 0,0999
Kloroform/Udara 12,5 0,1106
Larutan detergen 0,05% 26,0 0,2300
Larutan detergen 0,10% 18,7 0,1743
Larutan detergen 0,15% 17,6 0,1557
Air dan kloroform tanpa faktor koreksi 19,2 0,1698
Air dan kloroform dengan faktor koreksi - 0,1592
Air dan minyak tanpa faktor koreksi 20,3 0,1796
Air dan minyak dengan faktor koreksi - 0,1685
Air + kloroform + detergen 20,4 0,1805
Air + minyak + detergen 19,0 0.1681
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan tegangan permukaan cairan/gas
(air/udara, kloroform/udara dan minyak goreng/udara), tegangan permukaan larutan
detergen 0,05%, 0,10%, 0,15% serta tegangan permukaan cairan/cairan (air-
kloroform, air-minyak, air-minyak-detergen dan air-kloroform-detergen)
menggunakan metode Du-Nouy. Hasil pengukuran gaya tegangan permukaan dari
cairan murni dan campuran tersebut telah dipaparkan pada hasil pengamatan.
Diameter cincin yang digunakan dalam percobaan adalah 1,8 cm, sehingga jari-jari
(R) dari cincin yang digunakan adalah 0,9 cm atau 0,9 x 10-2 m.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 13, dapat ditentukan bahwa
tegangan permukaan suatu cairan murni maupun campuran tidak sama satu sama
lainnya. Besarnya gaya tarik antar molekul berbanding lurus dengan tegangan
permukaan. Hal tersebut juga terlihat dalam tabel nilai gaya dan tegangan permukaan
pada hasil percobaan. Tegangan permukaan akan semakin besar seiring dengan
semakin besarnya gaya tarik antar molekul di permukaannya. Tegangan permukaan
suatu cairan terjadi disebabkan karena adanya gaya antar molekul yang menarik
molekul-molekul dalam suatu cairan ke segala arah, tetapi molekul-molekul yang
terdapat pada permukaan cairan hanya ditarik ke bawah dan ke samping oleh molekul-
molekul lainnya sehingga tarik menarik antar molekul ini cenderung menarik
molekul-molekul ke dalam cairan dan menyebabkan tegangan permukaan menegang
seperti lapisan tipis elastis. Ukuran gaya elastis pada permukaan cairan tersebut
disebut dengan tegangan permukaan.
Air memiliki luas permukaan lebih kecil dibandingkan dengan minyak dan
kloroform. Hal tersebut dikarenakan perbedaan keelektronegatifan yang besar antara
atom O dan atom H dalam penyusun air. Perbedaan keelektronegatifan tersebut
menyebabkan adanya momen dipole yang besar sehingga air bersifat sangat polar.
Adanya momen dipol tersebut menyebabkan ikatan/interaksi antara molekul-molekul
air yang sangan kuat, sehingga luas permukaan air kecil. Selain adanya momen dipol
tersebut terdapat juga interaksi ikatan hidrogen antar molekul air. Hal tersebut
disebabkan oleh kemampuan atom H berikatan dengan keelektronegatifan besar,
dalam hal ini adalah atom O. Pada air, ikatan hidrogen memiliki pengaruh yang lebih
besar daripada interaksi dipol-dipol sehingga bisa dikatakan kecilnya luas permukaan
air dipegaruhi oleh adanya ikatan hidrogen.
Minyak dan kloroform adalah senyawa yang nonpolar. Molekul minyak
memiliki rantai karbon yang terikat dengan gugus karboksilat. Rantai hidrokarbon
minyak menyebabkan minyak memiliki sifat non polar sedangkan gugus karboksilat
yang terikat pada rantai tersebut memiliki sifat polar mengingat gugus karboksilat
terdiri dari atom O yang memiliki keelektronegatifan besar. Dalam minyak, atom O
akan membentuk ikatan hidrogen dengan atom H dari gugus karboksilat pada molekul
minyak lainya. Namun, besarnya interaksi ini tidaklah lebih besar daripada interaksi
yang terjadi pada air. Hal tersebut dikarenakan gugus karboksilat mengikat rantai
hidrokarbon panjang yang bersifat non polar, dimana interaksi gugus karboksilat
tersebut akan direduksi oleh adanya rantai hidrokarbon tersebut melalui rintangan
sterik. Hal tersebut menyebabkan luas permukaan minyak lebih besar dari air.
Kloroform memiliki tegangan permukaan terkecil atau memiliki luas permukaan
terbesar diantara cairan lainya. Hal tersebut dikarenakan pada molekul kloroform
terdapat tiga buah atom Cl dan sebuah atom H yang terikat pada sebuah atom H.
Adanya tiga buah atom Cl yang memiliki keelektronegatifan besar tersebut
menyebabkan momen dipol yang terbentuk sangat kecil. Selain itu, dengan adanya
tiga buah atom Cl yang terikat pada atom C menyebabkan secara keseluruhan
distribusi elektron pada molekul.
Selain pada air, minyak dan kloroform, pada percobaan ini juga dilakukan
pengukuran tegangan permukaan larutan detergen dengan berbagai konsentrasi,
meliputi 0,05%, 0,10% dan 0,15%. Berdasarkan hasil percobaan semakin besar
konsentrasi detergen, maka semakin kecil tegangan permukaan atau dengan kata lain
semakin besar luas permukaannya. Hal tersebut dikarenakan pada detergen
mengandung senyawa (surfaktan) yang bersifat emulsifier. Senyawa yang dimaksud
merupakan senyawa yang terdiri dari gugus fungsi (kepala) dan ekor (rantai). Jika
senyawa ini ditambahkan ke dalam air, maka ikatan hidrogen akan rusak. Rusaknya
ikatan hidrogen diakibatkan oleh adanya rantai nonpolar (ekor) yang menyebabkan
adanya rintangan sterik sehingga jarak atom H dan atom O menjauh dan akhirnya
ikatan hidrogen putus. Oleh karena itu, luas permukaan akan semakin besar atau
dengan kata lain tegangan permukaan semakin kecil dengan semakin banyak
penambahan detergen.
Selain mengukur tegangan permukaan air, minyak goreng, kloroform dan
detergen dalam berbagai konsentrasi, pada praktikum ini juga mengukur tegangan
permukaan campuran. Tegangan permukaan campuran yang diukur adalah campuran
air-minyak, air kloroform, air+kloroform+detergen dan air+minyak+detergen.
Minyak/kloroform dan air yang dicampurkan tidak saling menyatu dan membentuk
dua fase. Diantara kedua fase larutan tersebut terdapat lapisan antar permukaan. Pada
campuran air dan minyak, minyak berada pada lapisan atas dan air pada lapisan
bawah, sedangkan pada campuran kloroform dan air, lapisan atasnya adalah air dan
lapisan bawahnya adalah kloroform. Hal ini disebabkan oleh berat molekul kloroform
yang lebih besar daripada air. Berdasarkan hasil percobaan, tegangan permukaan
campuran ini lebih rendah dari tegangan permukaan air murni. Hal ini disebabkan
oleh adanya molekul-molekul kloroform dan minyak yang tersebar dalam air yang
mengganggu daya tarik antar molekul-molekul air, dalam hal ini adalah ikatan
hidrogen antar air itu sendiri. Jadi gaya tarik molekul air dengan campurannya
(kloroform dan minyak) akan menjadi lebih lemah dibandingkan dengan air murni
sehingga luas permukaan campuran air dengan kloroform dan air dengan minyak
menjadi lebih besar dan tegangan permukaan lebih kecil.
Pada campuran antara minyak dan air, ketika dilakukan penambahan detergen
tegangan permukaannya turun. Hal ini menandakan bahwa detergen mampu
menurunkan tegangan permukaan campuran minyak dan air. Kemampuan detergen
menurunkan tegangan permukaan menyebabkan minyak dan air dapat saling
melarutkan. Hal ini disebabkan karena deterjen mengandung surfaktan (surface active
agent). Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai dua ujung yang
berbeda yaitu ujung hidrofilik (suka air, polar) dan lipofilik (suka lemak, non polar).
Apabila surfaktan ditambahkan ke dalam campuran yang terdiri dari air dan minyak,
maka ujung hidrofilik akan berikatan dengan molekul air, sedangkan ujung lipofilik
akan berikatan dengan molekul minyak.
Dengan melarutnya minyak di dalam air, maka kekuatan ikatan antar molekul
dalam campuran air dan minyak akan melemah, sehingga luas permukaannya akan
bertambah dan tegangan permukaannya semakin berkurang. Hal yang sama juga
terjadi pada campuran air-kloroform dan detergen. Surfaktan yang terkandung dalam
detergen dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua lapisan dalam
campuran. Dalam hal ini, ujung hidrofilik surfaktan akan berikatan dengan molekul
air, sementara itu ujung lipofilik pada surfaktan akan berikatan dengan molekul
kloroform. Hal ini dapat terjadi karena ujung lipofilik bersifat non polar, sehingga
dapat berikatan dengan kloroform yang juga bersifat non polar.
VIII. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu sebagai
berikut.