Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang farmasi, tegangan permukaan mempengaruhi

penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat,

penetrasi molekul melalui membrane biologis, dan pembentukan dan

kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk

membentuk sediaan suspense.

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga

permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini

disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis di dalam zat

cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh

molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala

arah.

Menurut metode kapiler, tegangan permukaan diukur dengan melihat

ketinggian air/cairan yang naik melalui satu pipa kapiler.. Bila suatu pipa

kapiler di masukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding maka

cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan muka.

Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi tertentu sehingga terjadi

keseimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah. Metode kenaikan

kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan

tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.


Adapun beberapa kegunaan tegangan permukaan dalam bidang

farmasi yaitu formulasi sediaan serbuk yang hidrofob, menentukan jenis

surfaktan untuk membuat emulsi, meningkatkan stabilitas suspensi dan

emulsi, mengatasi sediaan obat yang berbusa, dan absorbs obat pada

saluran pencernaan.

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari pratikum ini adalah menguji tegangan

permukaan air suling, parafin cair, dan tween 80 dengan konsentrasi 0,2;

0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1,0.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan tegangan

permukaan beberapa zat cair.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang

harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke

dalam. Gaya ini tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam

satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek

yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh

seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali

(Martin, 1990 h. 222).

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung

untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis.

Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat

cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada

gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah

satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku

pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk

oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini

timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan

gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi) (Ansel, 1985

h. 345).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap

molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di

bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul

cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total

yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian.

Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul

cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada

permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena

adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di

permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan

menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada

permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis (Anief, 1993

h. 276).

Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu

antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan

tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel,

koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas

sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan

adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair

yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya

persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga

sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan (Martin, 1990 h. 222).
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan

(Atkins, 1994 h. 667):

1. Metode kenaikan kapiler

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air atau

cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya

dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa

untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur

tegangan antar muka.

2. Metode tersiometer Du-Nouy

Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah

gaya yang diperlukan untuk melepaskansuatu cincin platina iridium

yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau

tegangan antar muka dari cairan tersebut.

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat

terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan

permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan

berbentuk lapisan monomolekular yang disebut dengan molekul surfaktan.

Faktor-faktor yang menpengaruhi (Douglas, 2001 h. 382):

1. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu,

karena meningkatnya energi kinetik molekul.

2. Zat terlarut (solute)


Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi

tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan

viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah

besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk

lapisan monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan,

zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

3. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan

permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan

atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga

cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari

surfaktan

B. Uraian Bahan

1. Air Suling (Ditjen POM, 1979 h. 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur :H–O–H

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Parafin Cair (Ditjen POM, 1979 h. 474)

Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM


Nama lain : Parafin Cair

Pemerian :.Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi;

tidak berwarna; hampir tidak berbau; hamper

tidak berwarna.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

(95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter

P.

Kegunaan : Laksativum

3. Tween 80 (Ditjen POM, 1979 h. 509)

Nama resmi : POLYSORBATUM-80

Nama lain : Polisorbat-80

Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih, kuning; bau

asam lemak, khas.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P,

dalam etil asetat P dan dalam metanol P; sukar

larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji

kapas P.

Bobot jenis : 1,08 gram/mL

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Zat tambahan.

BAB 3

METODE KERJA
A. Alat Yang Digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu botol

semprot, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, penggaris, pipa

kapiler, dan pipet tetes.

B. Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air

suling, parafin cair, dan tween 80.

C. Cara Kerja

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. kemudian diambil 10 mL air

suling. Masukkan kedalam cawan petri lalu diratakan. Kemudian

dimasukkan pipa kapiler hingga air suling naik dan diukur berapa cm

kenaikannya dengan menggunakan penggaris. Lakukan lagi percobaan

dengan mengganti air suling dengan parafin cair dan larutan tween 80

dengan konsentrasi 0,2; 0,3; dan 0,4.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

Bahan Konsentrasi Tinggi Jari-jari (r) Tegangan

(cm) (cm) permukaan

(dyne/cm)

Air - 1.2 0.06 35,32

Parafin cair - 1 0.06 26,19

Tween 80 0.2 1.2 0.06 35,32

Tween 80 0.3 1.2 0.06 35,32

Tween 80 0.4 1.1 0.06 32,37

Tween 80 0.5 1 0.06 29,43

Tween 80 0.6 1.1 0.06 32,37

Tween 80 0.7 2.7 0.06 79,46

Tween 80 0.8 0.2 0.06 5,88

Tween 80 0.9 0.6 0.06 17,66

Tween 80 1.0 0.5 0. 06 14,72

2. Perhitungan

Rumus

1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρx𝑔𝑥ℎ

1. Air suling

Dik :h = 1,2 cm
r = 0,06 cm

ρ = 1 gr/cm3

g = 981 cm/s2

Dit :γ

Penyelesaian
1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρxℎ𝑥𝑔

1
γ = 2 𝑥 0,06 𝑥 1 𝑥 1,2 𝑥 981 = 35,32 dyne/cm

2. Parafin cair

Dik :h = 1 cm

r = 0,06 cm

ρ = 0,89 gr/cm3

g = 981 cm/s2

Dit :γ

Penyelesaian
1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρxℎ𝑥𝑔

1
γ= 𝑥 0,06 𝑥 0,89 𝑥 1 𝑥 981 = 26,19 dyne/cm
2

3. Larutan tween 80

 Untuk konsentrasi 0,2

Dik : h = 1,2 cm

r = 0,06 cm

ρ = 1 gr/cm3

g = 981 cm/s2

Dit : γ
Penyelesaian
1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρxℎ𝑥𝑔

1
γ = 2 𝑥 0,06 𝑥 1 𝑥 1,2 𝑥 981 = 35,32 dyne/cm

 Untuk konstentrasi 0,3

Dik : h = 1,2 cm

r = 0,06 cm

ρ = 1 gr/cm3

g = 981 cm/s2

Dit : γ

Penyelesaian
1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρxℎ𝑥𝑔

1
γ = 2 𝑥 0,06 𝑥 1 𝑥 1,2 𝑥 981 = 35,32 dyne/cm

 Untuk konsentrasi 0,4

Dik : h = 1,2 cm

r = 0,06 cm

ρ = 1 gr/cm3

g = 981 cm/s2

Dit : γ

Penyelesaian
1
γ=2 𝑥𝑟𝑥ρxℎ𝑥𝑔

1
γ = 2 𝑥 0,06 𝑥 1 𝑥 1,1 𝑥 981 = 32,37 dyne/cm

B. Pembahasan
Pada praktikum ini kita akan menggunakan metode kenaikan kapiler.

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air atau cairan

yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat

digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk

mengukur tegangan antar muka.

Pada praktikum ini, zat cair yang akan dihitung tegangan

permukaannya adalah air suling, parafin cair, dan tween 80 konsentrasi

0,2; 0,3; dan 0,4. Tegangan permukaan zat-zat cair ini akan diukur dengan

menggunakan metode kenaikan kapiler.

Untuk melakukan praktikum ini, pertama-tama diambil 10 mL air

suling lalu dimasukkan kedalam cawan petri. Kemudian air suling dalam

cawan petri tersebut diratakan. Jika sudah rata, dimasukkan pipa kapiler

dengan cara menutup bagian atasnya dan bagian bawahnya tidak

menyentuh dasar cawan petri. Lalu ditunggu sampai air suling tersebut

naik dan berhenti naik. Lalu, diukur tinggi air suling dalam pipa kapiler

tersebut. Diperoleh hasil bahwa tinggi air suling yaitu 1,2 cm. Kemudian

dilakukan lagi percobaan dengan menggunakan zat cair lain yaitu parafin

cair dan tween 80. Pada parafin cair diperoleh tinggi sebesar 1 cm. Pada

larutan tween 80 konsentrasi 0,2 dan 0,3 diperoleh tinggi yang sama yaitu

1,2 cm sedangkan tween 80 dengan konsentrasi 0,4 tingginya sebesar 1,1

cm.

Dari data tersebut, dapat dihitung nilai tegangan permukaan air

suling, parafin cair, dan tween 80. Nilai tegangan permukaan air suling

yang didapatkan yaitu 3,532 dyne/cm. Nilai tegangan permukaan parafin


cair yaitu 2,619 dyne/cm. Nilai tegangan permukaan tween 80 konsentrasi

0,2 dan 0,3 yaitu 3,532 dyne/cm dan tween 80 konsentrasi 0,4 memiliki

nilai tegangan permukaan sebesar 3,237 dyne/cm.

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan

permukaan zat cair tersebut mengalami naik turun. Seharusnya nilai

tegangan permukaan semakin kecil jika konsentrasi zat tersebut semakin

besar. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor kesalahan.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini

adalah penggunaan pipa kapiler yang kurang baik dan konsentrasi larutan

yang digunakan kurang tepat.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini bahwa tegangan permukaan

untuk air suling yaitu 3,532. Sedangkan tegangan permukaan parafin cair

adalah 2,619. Nilai tegangan permukaan tween 80 konsentrasi 0,2; 0,3;

0,4 secara berturut-turut adalah 3,532; 3,532; 3,237 dengan satuan

dyne/cm.

B. Saran

Saran saya sebaiknya praktikan lebih teliti dan berhati-hati saat

menggunakan alat dan asisten tetap membantu dan membimbing

praktikan saat melakukan praktikum dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anief, M, 1993, Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta.

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Farmasi Fisika, Universitas Muslim


Indonesia.
Ansel, HC, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Atkins, P, Paula, JD, 1994, Physical Chemistry for the Life Sciences,
Oxford University Press, England.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Indonesia, Jakarta.
Douglas, CG, 2001, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Martin, A, 1990, Farmasi Fisika jilid I Edisi III, UI Press, Yogyakarta.
LAMPIRAN

LAMPIRAN I

SKEMA KERJA

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Ambil air suling lalu dimasukkan ke dalam cawan petri

Ukur kenaikan air dengan menggunakan pipa kapiler

Ukur ketinggian cairan dengan menggunakan mistar.

Lakukan kembali percobaan dengan menggunakan parafin cair dan

larutan tween 80 konsentrasi 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1,0.
LAMPIRAN II

GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Gambar 1. Pengambilan Gambar 2. Proses


larutan dengan pelarutan tween 80
menngunakan pipa kapiler

Gambar 3. Pengukuran
volume air 10 mL

Anda mungkin juga menyukai