Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES II

NITRASI

Dosen Pembimbing: Ir. Dwi Nirwantoro Nur, M.T.

Kelompok/ Kelas : V/ 2B

Nama :

1. Muhammad Januar Ramadhan NIM. 151411049


2. Muhamad Adam Abraham NIM. 151411050
3. Muhamad Faizal NIM. 151411051
4. Muhammad Ikhsan NIM. 151411052

Tanggal Praktikum : 23 November 2016

Tanggal Pengumpulan Laporan : 30 November 2016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2016

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.Memahami karakteristik reaksi nitrasi dan penanganannya yang tepat
2.Melakukan tahapan tahapan proses nitrasi
3.Mengidentifikasi produk nitrasi melalui pengukuran titik leleh

II. DASAR TEORI

Gugus nitro (NO2+) dapat terikat pada atom C sehingga membentuk senyawa
nitroaromatik atau nitroparafinik. Gugus nitro yang terikat pada atom O membentuk senyawa
nitrat ester sedangkan gugus nitro yang terikat pada atom N membentuk senyawa nitroamina
atau nitroamida. Reagen yang dapat digunakan sebagai nitrating agents reaksi nitrasi adalah
asam nitrat dalam bentuk fuming, concentrated atau larutan encer, campuran asam (mixed
acid) asam nitrat dan asam sulfat, asam nitrat dan asam fosfat, asam nitrat dan asam asetat
anhidrid, asam nitrat dan chloroform, nitrogen pentaoksida (N2O5) dan nitrogen tetraoksida
(N2O4) digunakan untuk nitrasi pada fasa gas.

Naftalen (C10H8) merupakan senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik berbentuk kristal


tak berwarna dengan titik leleh 80oC. Naftalen adalah molekul datar dengan dua cincin
benzene yang melebur (berfusi), kedua cincin menggunakan bersama dua atom karbon. Nitrsi
naftalen menjadi -nitronaftalen dengan menggunakan nitrating agent campuran asam (mixed
acid) merupakan reaksi subtitusi elektrofilik.

Konsentrasi H2SO4 84- 94%, persentasi ionisasi HNO3 berada pada rentang 40 90%.
Semakin tinggi konsentrasi H2SO4 yang digunakan semakin besar pula persentasi proses
ionisasi HNO3. Komposisi mixed acid (concentrated acid) yang disarankan untuk reaksi
nitrasi naftalen adalah H2SO4 59,5%, HNO3 15,85%, H2O 24,6% dengan rasio massa
HNO3terhadap massa bahan baku ( R ) = 1. Nilai R tergantung pada jenis bahan baku yang
digunakan. Pada akhir reaksi akan terbentuk molekul air, sehingga akan mengencerkan
campuran asam dan mengurangi laju pembentukan nitril ion. Reaksi nitrasi adalah reaksi
eksoterm sehingga pendinginan dan pengadukkan sangat diperlukan

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT

No. Nama
1 Reaktor 250 mL
2 Kondensor
3 Tabung CaCl2
4 Termometer
5 Motor Pengaduk
6 Pengaduk Gelas
7 Selang Silikon
8 Erlenmeyer
9 Gelas Ukur
10 Pipet Ukur
11 Corong Pisah
12 Corong Kaca
13 Corong Buchner
14 Corong Tetes
15 Penangas Es
BAHAN

No. Nama
1 Naftalena 5 gram
2 H2SO4 98% 8.8 mL
3 HNO3 65% 5.5 mL
4 H2O 10.7 mL
5 Aquades 100 mL
6 Etanol 98%
7 Kertas saring

IV. SKEMA KERJA

Membuat campuran asam dingin dalam erlenmeyer dengan


komposisi H2SO4 8.8 mL, HNO3 5.5 mL, Aquades 10.7 mL

o oo
Naikan
Diamkan
Memasukan
Merangkai
Pindahkan
Dinginkan
Dinginkan
suhu
campuran
reactor
alat
campuran
5selama
selama
gram
nitrasi
menjadi
selama
naftalen
15
15asam
sesuai
menit
menit
15
65-70
ke
ke
menit
urutan
dengan
dengan
dalam
dalam
C ketika
untuk
dengan
corong
reactor
rentang
rentang
campuran
memisahkan
baik
tetes
kemudian
suhu
suhu
dan
kemudian
30-50
asam
30-50
benar,
antara
tutup
habis,
C
C -
teteskannitronaftalen
kemudian
kemudian
kedengan
dalamjalankan
aduk
reactor
corong
dengan
selama
kondensor
dengan
tetes
sisa1 asam
jam
perlahan
V. PENGOLAHAN DATA

1. Pembuatan Mixed Acid


Perhitungan Persen Massa Komposisi Campuran Asam
Nilai R=1
- Berat jenis HNO3 65% = 1,41 gr/ml
massa HNO3
volume larutan
- Berat jenis H2SO4 98% = 1,84 gr/ml

massa HNO 3
- R= massa naftalen

2. Pembuatan -Nitronaftalen

- Mol asam nitrat (HNO3)


massa = x v = 1,51 gr/ml x 5,5 ml = 8,305 gr
massa
mol = Mr
8,305
=0 ,312
= 63,01

- Mol naftalen (C10H8)


massa
mol = Mr
5
=0 , 039
= 128,17

H2SO4
C10H8 + HNO3 C10H7NO2 + H2O

mula-mula 0,039 0,312

bereaksi 0,039 0,039 0,039 0,039

sisa - 0,273 0,039 0,039

- Massa -Nitronaftalen (C10H7NO2)


massa
mol = Mr

massa = mol x Mr = 0,039 x 173,17


= 6,75363 gram

Massa nitronaftalen percobaan


x 100
- %Yield = Massa Naftalen Bahan Baku
4,5
x 100
= 6,75363

= 66,63 %

VI. Data Pengamatan


No Kegiatan Hasil Pengamatan
.
1. Membuat campuran asam dingin dalam labu Terjadi kenaikan suhu yang sangat
erlenmeyer yang diletakkan dalam signifikan dan mengeluarkan gas/uap.
gundukan es. Proses pencampuran dilakukan didalam
lemari asam.
2. Mencampurkan campuran asam dingin ke Terjadi produksi uap saat terjadi kontak
dalam reaktor berisi naftalen. antara campuran asam dan naftalen.
3. Melakukan pengadukan konstan pada suhu Naftalen larut dalam campuran asam,
o
70 C selama 60 menit. namun beberapa tidak terlarut karena
naftalen yang kembali memadat
(mengumpal) dan sebagian lain
terlempar karena pengadukan. Terjadi
perubahan warna menjadi kekuning-
kuningan.
4. Menghentikan pengadukan dan Terjadi pembentukan kristal pada bagian
mendinginkan campuran pada suhu ruang. dasar campuran dan terjadi pemisahan
antara kristal dengan sisa asam.
5. Menyaring kristal yang terbentuk. Kristal terpisah dari liquid (sisa asam).
Penyaringan menggunakan corong
buchner yang dihubungkan dengan
pompa vakum.
6. Melakukan pemurnian kristal menggunakan Diperoleh kristal bersih yang berwarna
campuran etanol dan aquadest lalu putih kekuning-kuningan.
melakukan penyaringan kembali.
VII. Lembar Data Keselamatan Bahan

a. Asam Sulfat

Bagian I: Identifikasi
Produk Nomor: C2782
Nama Produk: Asam Sulfat Reagen ACS
Rumus: H2SO4
RTECS: WS5600000
CAS: CAS # 7664-93-9
Kesehatan: 3
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 2
Bahaya Rating:
Paling Sedikit Moderat Tinggi Ekstrim
sedikit
0 1 2 3 4
NA = Tidak Berlaku TL = Tidak Didirikan
Bagian II: Komponen Campuran
Komponen: Asam belerang
CAS: CAS # 7664-93-9
%: 100%
Redup: W / W
Batas: OSHA TWA 1 mg / m, ACGIH STEL 3 ppm
Bagian III: Identifikasi Bahaya
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan.
Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai.
Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah
menangani. Simpan wadah tertutup.
Bagian IV: Tindakan Pertolongan Pertama
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan.
Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai.
Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah
menangani. Simpan wadah tertutup.
PERTOLONGAN PERTAMA:
KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi,
dapatkan bantuan medis.
MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup
sesekali. Mencari Bantuan Medis.
TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen
Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara
spontan, tapi TIDAK MENYEBABKAN! Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Bagian V: Tindakan Kebakaran
Pemadam Api Jenis: Dry Chemical Api / Ledakan: Bereaksi pada suhu ekstrim
dengan dekomposisi kekerasan. Api Melawan Prosedur: Pakailah diri dengan
peralatan pernapasan dan pakaian pelindung untuk mencegah kontak dengan kulit
dan pakaian.

b. Asam Nitrat

1. Identifikasi Produk

Nama Produk : Asam Nitrat 10 %

Kode Katalog : SLN2161

CAS# : Campuran

RETCS : Tidak Dipakai

TSCA : TSCA 8 (b) persediaan: Air, Asam nitrat, marah CI # : Tidak dipakai.

Sinonim : Nitric Acid 10%

Nama Kimia : Tidak dipakai.

Rumus Kimia : Tidak dipakai.

2. Komposisi Bahan

Nama CAS# % massa Air 7732-18-5 35 Asam Nitrat, furning 7697-37-2 65 Data
Toksikologi pada Bahan : Asam nitrat, berasap : UAP (LC50): akut 244 ppm
[Rat]. 344 ppm 0.5 hours [Rat]

3. Identifikasi Bahaya

Potensi Efek Kesehatan Akut Sangat berbahaya jika terjadi kontak langsung
dengan kulit (korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan
pencernaan dan gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan atau spray bisa
menyebabkan iritasi mata

Potensi Efek Kesehatan Kronis Efek karsinogenik : tidak ada Efek mutagenik :
tidak ada Efek teratogenik : tidak ada Senyawa ini dapat meracuni paru-paru,
membran mukosa, sistem pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan gigi. Jika
terlalu lama atau berulang-ulang terkena, maka dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh. Jika terlalu lama mengalami kontak dengan uap, maka dapat
menimbulkan iritasi mata kronis dan menyebabkan beberapa iritasi kulit. Jika
terlalu lama atau berulang-ulang terkena uap, dapat menyebabkan infeksi
pernafasan.

4. Pertolongan Pertama
Kontak Mata Jika kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak
selama 15 menit. Gunakan air dingin. Dan segera cari pertolongan medis.

Kontak Kulit Jika kontak, bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air
paling tidak 15 menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian
yang terkontaminasi sebelum dipakai lagi.

Kontak serius dengan kulit Cuci dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah segera pertolongan medis.

Penghirupan Jika terhirup, lepaskan ke udara segar. Jika terjadi gangguan


pernapasan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Segera cari pertolongan medis.

Penghirupan Serius Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.


Jika terfjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan oksigen.
Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan. AWAS: hal ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan nafas buatan sebab bahan-bahan beracun
dan korosif dapat terhirup. Segera cari pertolongan medis.

Pencernaan Jika tertelan jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis.
Jangan memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidadk sadar. Loggarkan
pakaian korban. Segera cari pertolongan medis.

Pencernaan Serius Tidak tersedia

5. Menghindari Kecelakaan

Tumpahan kecil : Encerkan dengan air dan diserap dengan kain, atau serap
dengan bahan kering yang inert dan tempatkan dalam wadah pembuangan limbah
yang sesuai. Jika perlu, netralkan residu dengan larutan Natrium Karbonat encer.

Tumpahan banyak : Cairan korosif. Bahan pengoksidasi. Cairan beracun. Tutup


kebocoran jika tidak berbahaya. Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan yang
tidak mudah terbakarb lainnya. Jangan menaruh air di samping wadah. Hindari
kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, kain, dan lain-
lain). Jaga kelembaban dengan menggunakan semprotan air. Jangan tumpahkan
material. Netralkan residu dengan larutan Natrium karbonat encer.

c. Naftalena
Bagian I: Sifat Fisik
Massa molar 128,17052 g
Kepadatan 1,14 g / cm
Titik lebur 80,26 C, 353 K, 176 F
Titik didih 218 C, 491 K, 424 F
Kelarutan dalam air 30 mg / L
Bagian II: Efek Bahaya
Eksposur terhadap jumlah besar naftalena dapat mengakibatkan kerusakan pada
sel darah,dan menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai haemolytic anaemia.
Antara gejala yang mungkin terjadi setelah eksposur terhadap jumlah besar
naftalena adalah lelah, hilang nafsu makan, mual, muntah dan diare. Kulitmungkin
menjadi pucat atau kuning.

VIII. PEMBAHASAN
Muhammad Januar Ramadhan (151411049)
Praktikum kali ini bertujuan untuk menerapkan salah satu reaksi nitrasi yaitu reaksi
nitrasi antara naftalena (bahan baku organic) dan campuran asam nitrat dan asam sulfat
dengan air (agents).

Pada tahap persiapan bahan khususnya pada pembuatan campuran asam (mixed acid)
dilakukan dalam penangas es dan pencampurannya pertama air, asam sulfat, dan asam nitrat
hal ini bertujuan agar pada saat pencampuran tidak menghasilkan ledakan karena bersifat
eksotermis.

Pada tahap reaksi naftalen dalam reactor dicampurkan dengan campuran asam sedikit
demi sedikit (sambil diaduk) hal ini bertujuan agar reaksi berlangsung sempurna. Kondisi
operasi yang diterapkan yaitu suhu 65-70 oC, waktu 1 jam, dengan pengadukan (diterapkan
setelah campuran asam tercampur seluruhnya dengan naftalen). Setelah itu dilakukan proses
pendinginan agar terbentuk kristal -nitronaftalena.
Kristal -nitronaftalena yang terbentuk bewarna putih sesuai dengan referensi yang
diperoleh. Tetapi yield yang diperoleh hanya mencapai 66.63%. hal tersebut mungkin
dikarenakan kurang halusnya bubuk naftalena yang digunakan, sebelum ditambahkan asam
naftalena sudah menguap karena suhu penangas yang sudah panas, kurang tercapainya
kondisi operasi seperti waktu operasi yang kurang lama, dan tidak dilakukannya proses
pemurnian dikarenakan waktu praktikum yang tidak cukup.

Muhamad Adam Abraham (151411050)

Pada praktikum yang telah dilakukan pada 23 November 2016 lalu bertujuan yaitu;
memahami karakteristik reaksi nitrasi sertamampu melakukan tahap-tahap proses nitrasi
dengan baik dan benar.
Nitrasi adalah proses memasukkan satu atau lebih gugus nitro atau nitril ion ke dalam
senyawa organik atau bahan baku lain. Salah satu contoh aplikasi nitrasi adalah pada
pembuatan -nitronaphtalen. -Nitronaphtalen merupakan senyawa naftalen yang telah
mengalami reaksi nitrasi, sedangkan naftalen adalah sneyawa hidrokarbon aromatik polisiklik
yang berbentuk kristal dengan dua cincin benzen yang melebur.
Pada praktikum pembuatan -nitronaphtalen, hal pertama yang dilakukan adalah
membuat campuran asam yang terdiri dari asam nitrat, asam sulfat dan aquadest. Proses
pencampuran asam ini sangat eksoterm sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi.
Penangas es digunakan pada saat pencampuran asam untuk meminimalkan panas yang
dihasilkan oleh reaksi terhadap lingkungan.
Reaktor yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan labu leher tiga yang
diletakkan pada penangas air serta terhubung pada motor pengaduk dan kondensor. Setelah
reaktor terpasang, naftalen yang sudah berbentuk bubuk dimasukkan kedalam reaktor dan
motor poengaduk diaktifkan, kemudian corong tetes yang sudah berisi campuran asam dingin
dihubungkan pada reaktor. Pada saat mencampurkan asam pada naftalen, suhu operasinya
tidak diperbolehkan lebih dari 50oC. Hal ini disebabkan pada saat mencampurkan asam, suhu
akan meningkat secara signifikan sehingga jika suhu operasi lebih dari yang dianjurkan, akan
menyebabkan suhu berada jauh diatas suhu operasi. Jika seluruh asam sudah bercampur
dengan naftalen, suhu operasi dinaikkan menjadi 65-70oC dan direaksikan selama 60 menit.
Selama reaksi berlangsung, campuran akan berubah warna menjadi kekuning-
kuningan. Setelah reaksi selesai, langkah selanjutnya adalah mendinginkan campuran hingga
suhu kamar kemudian dilakukan filtrasi terhadap kristal -nitronaphtalen yang dihasilkan.
Produk -nitronaphtalen yang diperoleh masih dalam keadaan tidak murni dan
terkotori dengan asam, maka langkah selanjutnya adalah memurnikan produk dari sisa asam
dengan cara melarutkan produk ke dalam air mendidih. Sedangkan untuk memurnikan
produk dari sisa naftalen yang tidak bereaksi dilakukan cara melarutkan produk
menggunakan etanol kemudian dilakukan filtrasi.
Produk yang dihasilkan dari percobaan ini berwarna putih dengan hanya sedikit
kekuning-kuningan. Sedangkan berdasarkan literatur, produk seharusnya berwarna kuning
pekat dengan campuran jingga. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pengadukan yang tidak
sempurna serta terdapat naftalen yang tidak bereaksi karena proses penghalusan naftalen
yang kurang maksimal sehingga masih terdapat naftalen dalam bongkahan cukup besar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh produk -nitronaphtalen
dengan yield produk 66,63%.

Muhamad Faizal (151411051)

Pada praktikum Nitrasi, praktikan membuat -nitronaftalen dengan senyawa organik


yang digunakan adalah naftalen. Nitrasi merupakan proses memberikan satu atau lebih gugus
nitro atau nitril ion (NO2+) kedalam senyawa organik. Reaksi pembentukan -nitronaftalen,
adalah sebagai berikut:

H2SO4 NO2

+ HNO3 + H2O

Naftalen Asam Nitrat -nitronaftalenAir

Pada praktikum ini, nilai R (perbandingan massa HNO 3 terhadap massa naftalen)
adalah 1 karena pada rasio ini nitrating agent bekerja maksimum sehingga naftalen mudah
untuk dinitrasi. Selain itu, digunakan mixed acid(aqua regia) yaitu campuran asam pekat dari
HNO3 dan H2SO4ditambah dengan H2Odengan perbandingan persen (berat) 15,85:50:34,15.
Sehingga pada praktikum ini digunakan 5,5 mL HNO 3 65%, 8,8 mL H2SO4 98% dan 10,7 mL
H2O. Pencampuran asam-asam tersebut harus diawali dengan memasukkan H 2O terlebih
dahulu untuk mencegah letupan akibat reaksi kedua asam pekat, setelah itu diikuti H 2SO4 dan
terakhir HNO3. Pencampuran tersebut dilakukan pada penangas es untuk mengurangi
pelepasan energy keduaasam yang dikhawatirkan akan menimbulkan ledakan. Oleh karena
itu, praktikum ini dilakukan di lemari asam. Penambahan aqua regia berfungsi sebagai agent
pereaksi (HNO3) dan sebagai katalisator (H2SO4).

Pada saat pencampuran aqua regia dan naftalen, HNO 3 akan bereaksi dengan H2SO4 untuk
membentuk nitril ion (NO2+). Nitril ion (NO2+) bereaksi dengan naftalen untuk membentuk -
nitronaftalen. Suhu dalam reaktor pun harus dijaga pada rentang suhu 35-50oC untuk
mencegah terjadinya peleburan yang tidak diharapkan dalam proses karena titik leleh dari -
nitro naftalen berada di kisaran 59-61oC. Pencampuran asam ini harus dilakukan setetes demi
setetes karena reaksi sangat eksotermik terutama ketika pencampuran HNO3 pekat.

Selanjutnya, pengadukan campuran diatas hot plate pada rentang suhu 65-70 oC selama 1
jam. Pengadukan ini bertujuan untuk membantu reaksi pencampuran antara naftalen dan
campuran asam. Suhu harus dijaga untuk mencegah terjadinya peleburan dari produk yang
terbentuk. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah asam nitrat melepaskan gugus nitrit berupa
nitril ion (NO2+) dan berikatan dengan naftalen, lalu sisa unsur O berikatan dengan dua atom
hidrogen (H2) membentuk H2O.

Pendinginan campuran dilakukan hingga mencapai rentang suhu 52-52,5oC. Pendinginan


bertujuan agar kristal dapat terbentuk maksimal. Dalam mekanisme reaksi nitrasi naftalen ini,
menghasilkan produk samping berupa air dan sisa asam H 2SO4. . Hasil produk (Kristal -
nitronaftalen) akan berada di lapisan atas. Setelah itu, dilakukan penyaringan untuk
memisahkan kristal dengan filtratnya. Penyaringan bertujuan untuk mendapatkan kristal -
nitronaftalen kasar yang masih mengandung air dan zat-zat pengotor yang lainnya.
Sedangkan pemurnian kristal -nitronaftalen dilakukan untuk memurnikan atau
membersihkan sisa-sisa campuran asam yang mungkin masih ada atau menempel dalam
kristal. Setelah dilakukan pelarutan dengan air panas dan dilakukan penyaringan, akan
terdapat kristal kecil yang lebih murni dibandingkan penyaringan pertama.

Warna dari kristal -nitronaftalen adalah putih transparant. Yield yang dihasilkan sebesar
66,63 %.Pembentukan yield yang tidak terlalu banayk disebabkan oleh beberapa
kemungkinan sehingga proses berjalan tidak sempurna. Diantaranya:

1 Pengadukan awal pada saat penetesan campuran asam tidak merata secara sempurna.
2 Pada saat pengadukan kedua dengan menggunakan magnetic stirrer dalam proses
pemerataan, putaran dari magnetic stirrer terlalu besar, sehingga beberapa naftalen yang
belum terlarut menempel di pinggiran atas dari gelas kimia.
3 Adanya naftalen yang belum bereaksi.
Muhammad Ikhsan (151411052)

Praktikum kali ini adalah nitrasi yang bertujuan untuk memahami karakteristik nitrasi
dan penanganannya, melakukan tahapan-tahapan operasi nitrasi dan mengidentifikasi produk
hasil nitrasi. Pinsip dari nitrasi adalah, memasukan gugus nitro ke dalam suatu senyawa
organik. Pada saat percobaan senyawa organik yang digunakan adalah naftalen.

Pada percobaan ini gugus nito diambil dari asam nitrat(HNO 3) dengan penambahan
H2SO4 yang digunakan untuk mengionkan gugus nitronya. Reaksi ini yang terjadi sangat
eksoterm, jadi dibutuhkan penangas es agar reaksi dapat terkendali Perbandingan HNO3 dan
H2SO4ditambah dengan H2O adalah persen (berat) 15,85:50:34,15. Campuran asam tersebut
akan di masukan ke dalam reactor yang sudah berisikan 5 gram naftalen. Pada saat
mencampurkan campuran asam dengan naftalen digunakan penangas air pada saat
pencampuran. Hal ini dilakukan untuk menjaga suhu 30-50 0C agar tidak terlalu
panas/eksoterm pada saat campuran asam ditambahkan pada naftalen sedikit demi sedikit.
Setelah semua dicampur, larutan disimpan pada hotplate dan dilakukan pengadukan oleh
magnetik stirrer, pengadukandilakukan untuk membuat campuran tersebut homogen.
Pemanasan dan pengadukan dilakukan selama 60 menit.

Berdasarkan pengamatan pada saat percobaan, warna dari hasil campuran adalah putih
(tidak berwarna) sedangkan secara teori warna yang dihasilkan seharusnya berwarna kuning
coklat, hal ini bisa saja terjadi karena naftalen tidak di tumbuk terlebih dahulu, sehingga
reaksi campuran antara asam dengan naftalen tidak terjadi.

Setelah 60 menit itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan padatan dan cairan
yang ada pada campuran. Residu dari hasil penyaringan dilarutkan kembali dalam air panas.
Hal ini bertujuan untuk pembilasan sisa asam yang masih tersisa. Setelah semua padatan larut
semua, dilakukan penyaringan kembali dan residu yang didapat dikeringkan.

Berdasarkan percobaan, produk nitrasi di timbang dan diperoleh produk dengan berat
4,5 gram, sedangkan secara stokiometri produk yng diperoleh seharusnya 6,75363 gram.
Sehingga diperoleh yield percobaan sebesar 66,63 %.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pada tanggal 23 november 2016, dapat disimpulkan

1. Nitrasi merupakan proses memberikan satu atau lebih gugus nitro atau nitril ion
(NO2+) kedalam senyawa organik. Reaksi pembentukan -nitronaftalen, adalah
sebagai berikut:
H2SO4 NO2

+ HNO3 + H2O

Naftalen Asam Nitrat -nitronaftalenAir

2. Tahap pertama yang dilakukan adalah ionisasi gugus nitro jika gugus nitro terdapat
dalam suatu enyawa seperti HNO3 menggunakan H2SO4, Tahap kedua adalah
mereaksikan gugus nitro dengan senyawa organic, Tahap terakir adalah analisis
produk
3. Yield pada percobaan adalah sebesar 66,63 %.

Anda mungkin juga menyukai