Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM HIDROLIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PERCOBAAN 11
BERNOULLI

11.1 DASAR TEORI

Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan pada
hukum Newton II tentang gerak (F = Ma). Persamaan ini diturunkan berdasarkan
anggapan sebagai berikut :

1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak memiliki kekentalan (kehilangan energi akibat
gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massanya konstan).
3. Aliran kontinyu pada sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran merata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.
Gambar di bawah menunjukkan elemen berbentuk silinder dari suatu tabung, arus
yang bergerak sepanjang garis arus dengan kecepatan dan percepatan di suatu tempat
dan sudut waktu adalah V dan a. Panjang, tampang lintang, dan rapat massa elemen
tersebut adalah ds, dA, dan ρ sehingga berat berat elemen adalah ds, dA, dan ρg. Oleh
karena itu tidak ada gesekan, maka gaya-gaya yang bekerja hanya gaya tekanan pada
ujung elemen dan gaya berat. Hasil kali dari massa elemen dan percepatan harus sama
dengan gaya-gaya yang bekerja pada elemen.

ds

dA
dz
dA

P.dA

dsdA

(Gambar 11.1 Elemen Zat Cair Yang Bergerak Sepanjang Garis Arus)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 144


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

- F=M.a .................................................................................... (11.1)


Dengan memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada elemen, maka hukum
Newton II untuk gerak partikel di sepanjang garis arus menjadi :

- ρ g ds dA cos α + p dA− p+ ( ∂p
∂s )
ds dA=ρ ds dA α .……(11.2)

persamaan di atas dibagi dengan ds dA menjadi :


∂p
- ρ g cos α− =ρα .................................................................(11.3)
∂s
Oleh karena :
∂z
- cos α= ………………………………………………………(11.4)
∂s
Dan kemudian subtitusi persamaan (11.4) dan (11.2) untuk percepatan ke dalam
persamaan (14.3) di atas, maka diperoleh :

- ρg
∂z ∂p
− =ρ
∂s ∂s
∂V
∂t
+V
∂V
∂s ( )
atau
∂z 1 ∂ p ∂V ∂V
- g + +V + =0 …………....................................(11.5)
∂s ρ ∂s ∂ s ∂t
Untuk aliran mantap, diferensial terhadap waktu adalah nol, sehingga :
∂z 1 ∂ p ∂V
- g + +V =0 ………………………………………(11.6)
∂s ρ ∂s ∂s
Oleh karena variabel-variabel dari persamaan di atas hanya tergantung pada jarak s,
maka diferensial parsiil dapat diganti oleh diferensial total,
dz 1 dp dV
- g + +V =0
ds ρ ds ds
Apabila masing-masing suku dikalikan dengan ds, maka akan didapat :
dp
- g . dz+ +V . dV =0.................................................................(11.7)
ρ
Persamaan (14.7) dikenal dengan persamaan Euler untuk aliran mantap satu
dimensi dan zat cair ideal. Apabila kedua ruas dari persamaan (11.7) dibagi dengan g
dan kemudian diintegralkan, maka akan didapat hasil :
p V2
- z + + =C ......................................................................……. (11.8)
γ 2g
Dimana : z = elevasi (tinggi tempat)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 145


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

p
= tinggi tekanan
γ
2
V
= tinggi kecepatan
2g
Konstanta integrasi C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah dari
tempat, tinggi tekanan, dan tenggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus yang satu
ke garis arus yang lain. Oleh karena itu persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-
titik pada suatu garis arus.
Persamaan (1.8) dikenal dengan persamaan Bernoulli untuk aliran mantap satu
dimensi, zat cair ideal dan tak kompresibel. Persamaan tersebut merupakan bentuk
matematis dari kekekalan energi di dalam zat cair.
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan dan
tenaga (Gambar 14.2).
.⟨ A ⟩ ⟨ B ⟩

Garistenaga

Garistekanan

BO

AO
ZB
ZA
Garisreferensi

(Gambar 11.2 Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal)

Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung pitot yang
besarnya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedangkan garis tekanan
dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang disambung
pada tepi pipa.

p V2
H=z + +
γ 2g

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 146


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang
menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan. Garis
tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan tinggi tekanan z + p/γ yang bisa
naik atau turun pada arah aliran dan tergantung pada tampang luas aliran. Di titik A
dimana tampang aliran lebih kecil dari titik B akan menyebabkan tinggi kecepatan di
A akan lebih besar daripada di B, mengingat VA lebih besar daripada VB. akibatnya
tinggi tekanan di titik A lebih kecil dari pada B, karena diameter sepanjang pipa tidak
seragam maka pada gambar 1.2, garis tekanan berupa garis lengkung.
Tinggi tekanan di titik A dan B yaitu hA = pA/γ dan hB = pB/γ adalah tinggi kolom
zat cair yang beratnya tiap satuan luas memberikan tekanan sebesar pA = γ hA dan pA
= γ hA. Oleh karena itu tekanan p yang ada persamaan Bernoulli bisa disebut dengan
tekanan statis.
Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik didalam medan aliran akan
memberikan :
P A V A2 P B V B2
ZA + + =Z B + + ……………………………………. (11.10)
γ 2g γ 2g

yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan di
kedua titik adalah sama. Dengan demikian, garis tenaga pada aliran zat cair ideal adalah
konstan.

11.2 ALAT DAN BAHAN


1. Satu (1) set alat percobaan bernoully
2. Stopwatch

11.3 LANGKAH KERJA


1. Menyalakan mesin Bernoully, kemudian membuka penutup tabung dan membuka
kran agar air mengalir ke dalam tabung Bernuolly.
2. Menutup penutup tabung Bernoully dan menunggu sampai air dalam pipa mengalir
dengan konstan.
3. Mencatat ketinggian air pada setiap pipa Bernoully untuk pembacaan tinggi tekanan.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 147


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Mencatat ketinggian air pada setiap pipa Bernoully dengan menggunakan jarum
yang ada dalam tabung hingga selurus dengan setiap pipa Bernuolly untuk
pembacaan tinggi energi.
5. Setelah Pembacaan Tinggi tekanan dan tinggi energy dilakukan, selanjutnya
melakukan pengukuran volume per satuan waktu.
6. Katup ditutup agar tidak dapat mengalir hingga volume air dapat dibaca pada
tabung pengukur volume.
7. Pada saat pipa pengukur volume menunjukkan nol, stopwatch dijalankan hingga
mencapai ketinggian volume yang ditentukan (1 liter),
8. Stopwatch dihentikan pada saat pipa volume menunjukkan 1 liter dan mencatat
waktu kenaikan nol, mengulangi sampai tiga kali perhitungan tinggi air.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 148


LABORATORIUM HIDROLIKA
149 JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
149
11.4 DATA PERCOBAAN

Tabel 11.1Data Percobaan Bernoully


h = tinggi tekanan H = tinggi energi V T = Waktu T Rata-
No ( mm ) ( mm ) (ltr) (detik) rata
A B C D E F A B C D E F T1 T2 T3 (dtk)
1 130 115 100 88 70 85 105 110 112 114 115 110 1 22,1 19,37 21,92 21,13
2 225 195 167 140 101 150 180 195 200 205 210 200 1 15,37 14,81 15,52 15,23
3 180 152 124 95 56 109 140 150 160 165 166 160 1 10,67 9,45 9,91 10,01

Tabel 11.2 Data Perhitungan Percobaan Bernoully

h = tinggi tekanan H = tinggi energi V T = Waktu


No T Rata-
( m) ( m) (ltr) (detik)
rata
A B C D E F A B C D E F T1 T2 T3 (dtk)
1 0,130 0,115 0,100 0,088 0,070 0,085 0,105 0,110 0,112 0,114 0,115 0,110 1 22,1 19,37 21,92 21,13

2 0,225 0,195 0,167 0,140 0,101 0,150 0,180 0,195 0,200 0,205 0,210 0,200 1 15,37 14,81 15,52 15,23
3 0,180 0,152 0,124 0,095 0,056 0,109 0,140 0,150 0,160 0,165 0,166 0,160 1 10,67 9,45 9,91 10,01

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.5 ANALISA PERHITUNGAN


 Perhitungan Debit (Q)
Rumus :
V
Q =
t

Dimana :
Q = Debit air (m3/det )
V = Volume ( m3)
t = Waktu ( detik )

0,001
Q 1= =0.0000473 ltr/dtk.
21,13
= 0.0000000473 m3/dtk.

Untuk nilai debit pada waktu (detik) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 11.3 Perhitungan Debit Air

No. V T Q
3 3
Percobaan (m ) (detik (m /det )
1 0,001 21,13 0,0000473
2 0,001 15,23 0,0000656
3 0,001 10,01 0,0000999

 Perhitungan Kecepatan (v)


Rumus :
Q Q
v = =
A 1/4 π d 2

Dimana :
A = Luas penampang ( m2 )

d = Diameter ( m )

Q= Debit (m3/dtk)

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 150


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Penyelesaian:
A = ¼ x π x 0,025 = 0,0004906
B = ¼ x π x 0,0139 = 0,0001517
C = ¼ x π x 0,0118 = 0,0001093
D = ¼ x π x 0,0107 = 0,0000899
E = ¼ x π x 0,01 = 0,0000785
F = ¼ x π x 0,025 = 0,0004906

Untuk nilai luas penampang pada diameter pipa selanjutnya dapat dilihat pada tabel
di bawah.

Tabel 11.4 Perhitungan Luas Penampang ( A )


Tabel 14.4 Perhitungan Luas Penampang ( A )
Luas Penampang
A B C D E F
Diameter Penampang 0,025 0,0139 0,0118 0,0107 0,01 0,025
Luas (A) 0,0004906 0,0001517 0,0001093 0,0000899 0,0000785 0,0004906

0.0000473
vA= =¿0,096465709 m/dtk
0.0004906

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 151


LABORATORIUM HIDROLIKA
152 JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
152
Untuk nilai kecepatan air pada debit dan diameter pipa selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 11.5 Perhitungan Kecepatan


Kecepatan PadaPada Setiap
Setiap Penampang(m/detik)
Penampang
No Q
A B C D E F
1 0,0000473 0,0018930 0,0034048 0,0040107 0,0044230 0,0047326 0,0018930
2 0,0000656 0,0026258 0,0047227 0,0055632 0,0061351 0,0065646 0,0026258
3 0,0000999 0,0039960 0,0071871 0,0084661 0,0093365 0,0099900 0,0039960

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang


Rumus :

v2
Tinggi kecepa tan= ……………. (m)
2.g

Dimana :
g = Gaya gravitasi ( m2 )
2
v
Tinggi Kecepatan Air 1A =2. g
0.001893 02
= = 0.00001757m
2 ×9.81
Untuk nilai tinggi kecepatan air selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 11.6 Perhitungan Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang


Tinggi Kecepatan Pada Setiap Penampang (m)
No A B C D E F
1 0,00000018 0,00000059 0,00000082 0,00000100 0,00000114 0,00000018
2 0,00000035 0,00000114 0,00000158 0,00000192 0,00000220 0,00000035
3 0,00000081 0,00000263 0,00000365 0,00000444 0,00000509 0,00000081

 Tinggi Energi Teoritis (Ht)


Rumus :
2 2
P v P v
Ht = Z + γ + 2 . g → Ht= γ + 2 . g
2
v
H teoritis = h +
Jadi 2.g
Dimana :
h = Tinggi tekanan ( m)

v2
h+
Hteoritis1A = 2.g
0.001893 02
= 0,130 +
2 ×9.81

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 153


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 0.130 m
Untuk nilai tinggi teoritis selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 11.7Perhitungan Tinggi Teoritis
Tinggi Teoritis
No
A B C D E F
1 0,130000183 0,115000591 0,100000820 0,088000997 0,070001142 0,085000183
2 0,225000351 0,195001137 0,167001577 0,140001918 0,101002196 0,150000351
3 0,180000814 0,152002633 0,124003653 0,095004443 0,056005087 0,109000814
 Perbandingan H dengan H teoritis
Rumus :
H
Perbandingan = × 100 %
Ht
Dimana :
H = Tinggi aktual/energi ( m)
Ht = Tinggi teoritis (m)

H aktual ¿
x 100 % 0.100
H teoritis1 x 100 %
A = 0.130 = 76.923%

Untuk nilai perbandingan tinggi aktual dan tinggi teoritis selanjutnya dapat dilihat
pada tabel di bawah:
Tabel 11.8 PerhitunganPerbandingan Tinggi Aktual dan Tinggi Teoritis

Perbandingan H dan Ht (%)


No
A B C D E F
1 80,769 95,652 111,999 129,544 164,283 129,411
2 80,000 99,999 119,759 146,427 207,916 133,333
3 77,777 98,683 129,028 173,676 296,402 146,788

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 154


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.6 GRAFIK

Grafik perbandingan H.Aktual dengan H.Teoritis pada


Q1
0.140

0.120

0.100

0.080

0.060

0.040

0.020

0.000
1 2 3 4 5 6

Series1 Series2

Grafik11.1 Perbandingan H Aktual dengan H Teoritis pada Q1

Grafik perbandingan H.Aktual dengan


H.Teoritis pada Q2
0.250

0.200
Series1
0.150 Series2

0.100

0.050

0.000
1 2 3 4 5 6

Grafik11.2 Perbandingan H Aktual dengan H Teoritis pada Q2

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 155


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Grafik perbandingan H.Aktual dengan


H.Teoritis pada Q3
0.200
0.180
0.160
0.140 Series1
0.120 Series2
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
1 2 3 4 5 6

Grafik 11.3 Perbandingan H Aktual dengan H Teoritis pada Q3

11.7 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan pengolahan data dapat diketahui :

1. Bila makin cepat air yang mengalir dengan waktu yang semakin kecil dan volume
yang sama maka debitnya (Q) akan semakin besar.

2. Bila luas penampangnya makin kecil dengan debit air yang sama, maka kecepatan air
tersebut akan semakin besar.

3. Bila Hteoritas dan Haktual berpenampang besar maka nilai perbandingan presentasenya
juga besar.

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 156


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.8 DOKUMENTASI ALAT

1 Set Alat Bernoulli

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 157


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.9 DOKUMENTASI

Memutar kran agar air mengalir ke Melakukan pembacaan ketinggian air


tabung bernoully pada setiap pipa bernoully

Menggerakkan jarum hingga selurus dengan Menutup katup


setiap pipa bernoully

Membaca dan mencatat waktu (T) yang dibutuhkan


untuk mencapai volume yang ditentukan

KELAS 2B TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 158

Anda mungkin juga menyukai