Anda di halaman 1dari 11

MATERI KELAS XII Rangkaian arus bolak balik

1. 1. Rangkaian Arus Bolak-balik Makalah Disusun untuk memenuhi salah satu


tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah 2 Disusun oleh: Kelompok 7 Nina Irnawati
(4201412004) Ajeng Rizki Rahmawati (4201412026) Danis Alif Oktavia
(4201412111) Rombel 03 Dosen Pengampu: Drs. Hadi Susanto, M.Si.
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
2. 2. PENDAHULUAN Mata Pelajaran : Fisika Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XII/II Kompetensi Inti: KI 1 : Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis rangkaian
arus bolak-balik (AC) serta penerapannya. 4.6 Memecahkan masalah terkait
rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam kehidupan sehari-hari.
3. 3. PETA KONSEP Konsep Pentingnya Parameter Pentingnya Metode Analisis
Kuantitatifnya Rangkaian Dasarnya Rangkaian Lebih Kompleksnya ARUS
BOLAK-BALIK Nilai Efektif Impedansi Daya Beda Fase ArusTegangan Amplitudo Frekuensi Periode Fase Metode Fasor Rangkaian
Resistif Rangkaian Kapasitif Rangkaian Induktif Rangkaian RLC Seri
Diaplikasikan Pada Resonansi
4. 4. RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Pada umumnya semua tenaga listrik
yang dihasilkan oleh berbagai sumber pembangkit tenaga listrik adalah berupa
arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh generator yang
digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber daya alam. Arus bolak-balik
atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang
selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus
bolak-balik adalah generator arus bolak-balik yang prinsip kerjanya pada

perputaran kumparan dengan kecepatan sudut yang berada di dalam medan


magnetik. Sumber ggl bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan
sinusoida berfrekuensi f. Gambar 1. Gambar 1. Generator AC Gambar 2.
Lambang sumber arus bolak-balik 2. Kuat Arus dan Tegangan AC Dinyatakan
dalam Fasor Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator
berbentuk tegangan dan arus listrik sinusoida, yang berarti besarnya nilai
tegangan dan kuat arus listriknya sebagai fungsi sinus. Untuk menyatakan
perubahan yang dialami arus dan tegangan secara sinusoida, dapat dilakukan
dengan menggunakan Diagram Fasor. Fasor berasal dari bahasa Inggris Phasor
(Phase vektor atau vektor fase). Fasor adalah suatu vektor yang berputar
terhadap titik pangkalnya. Fasor dinyatakan dengan
5. 5. suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum
jam. Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai suatu vektor yang besar sudut
putarnya terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama dengan sudut fasenya.
Contoh: (a) (b) Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan 3.
Tegangan dan Arus Bolak-balik (AC) Osilasi gaya gerak listrik dan arus bolakbalik dihasilkan dari sebuah kumparan yang berputar dengan laju tetap. Pada
gambar grafik dibawah ini, puncak dan simpul gelombang menunjukkan
kedudukan kumparan terhadap besar sudut yang ditempuhnya. Gambar 4. Grafik
tegangan dan arus listrik bolak-balik terhadap waktu. Perhatikan gambar 4.(a)!
Besar ggl yang dihasilkan dari sebuah generator yang berputar memenuhi
persamaan: = atau untuk t0, = d d t t
6. 6. karena = cos maka = d( cos ) d dengan = , maka
diperoleh = d( cos ) d Jika persamaan di atas diturunkan, diperoleh:
= sin sin t akan maksimum pada t = /2. sin (/2) = 1 , maka
= sehingga persamaan di atas dapat ditulis: = sin
Karena ggl induksi sama dengan beda tegangan di antara dua kutub ggl induksi
maka dapat ditulis: = sin Keterangan Besaran dan Satuan: =
frekuensi sudut putaran kumparan (rad/s) A = luas bidang kumparan (m2) B =
besarnya medan magnetik (T) N = jumlah lilitan kumparan t = waktu (s) =
gaya gerak listrik (volt) maks = gaya gerak listrik maksimum (volt) V =
tegangan sesaat (volt) Vmaks = tegangan maksimum (volt) Perhatikan gambar 4.
(b)! Dari gambar tersebut kita ketahui bahwa arus AC yang melewati kumparan
berubah secara sinusoida terhadap waktu. Sehingga diperoleh persamaan: =
sin Keterangan Besaran dan Satuan: = frekuensi sudut putaran
kumparan (rad/s)
7. 7. t = waktu (s) I = arus listrik sesaat yang melewati kumparan (A) Imaks = arus
listrik maksimum yang melewati kumparan (A) 4. Pengertian Sudut Fase dan
Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat
dilukiskan sebagai gelombang sinusoida, jika besarnya arus dan tegangan
dinyatakan dalam persamaan: = sin dan = sin( + 90) Di

mana t atau (t+90) disebut sudut fase yang sering ditulis dengan lambang .
Sedangkan besarnya selisih sudut fase antara kedua gelombang tersebut disebut
beda fase. Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik tersebut
dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase
sebesar 90 dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar
90. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu dengan beda fase 90.
5. Nilai Efektif Daya yang dibuang dalam bentuk panas (kalor) oleh peralatan
listrik disebut Daya Disipasi. Yang besarnya adalah: = 2 . Nilai arus yang
digunakan untuk menghitung daya disipasi arus bolak-balik adalah Nilai Efektif.
Semua alat-alat ukur listrik arus bolak-balik menunjukkan nilai efektifnya. Nilai
efektif arus dan tegangan bolak-balik adalah kuat arus dan tegangan bolak- balik
yang dianggap setara dengan arus atau tegangan searah yang menghasilkan
jumlah
8. 8. kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama.
Nilai efektif juga biasa disebut dengan Nilai rms (rms = root mean square) atau
nilai akar rata-rata kuadrat. Jadi daya disipasi oleh AC dirumuskan: = 2
dengan 2 = 2 2 . 2 adalah nilai rata-rata 2 yang
didefinisikan sebagai: 2 = 1 2 0 dimana T adalah periode dari
grafik fungsi sin2 terhadap . Rumus untuk menghitung nilai efektif arus dan
tegangan bolak-balik sebagai berikut. 2 = 2 [ 1 2 0 ]
2 = 2 [ 1 2 0 ] Gambar 6. (a) Grafik sinusoida arus I
terhadap = ; nilai rata-rata I sama dengan nol sebab dalam satu siklus, luas
bagian positif sama dengan luas bagian negative. (b) Grafik kuadrat arus 2
terhadap . Karena bentuk grafik I2 terhadap pada gambar berulang setiap ,
maka periode T sama dengan . Selanjutnya kita peroleh persamaan: 2 =
2 1 2 0
9. 9. 2 = 2 1 2 0 Penyelesaian matematis persamaan di atas
adalah: 2 = 2 ( 2 ) 2 = 2 2 = 2 2 =
2 = 0,707 = 2 = 1,414 Dengan cara yang sama
diperoleh juga nilai efektif untuk tegangan AC. Jadi, hubungan antara nilai
efektif arus dan tegangan AC dengan nilai maksimum arus dan tegangan AC
adalah: = 0,707 = 2 = 1,414 = 0,707
= 2 = 1,414 6. Nilai Arus dan Tegangan Rata-rata Nilai kuat arus
bolak-balik rata-rata adalah kuat arus atau tegangan bolak-balik yang nilainya
setara dengan kuat arus searah untuk memindahkan muatan listrik yang sama
dalam waktu yang sama. Gambar 7. Grafik sinusoida arus tegangan rata-rata
Perhatikan grafik di atas! Perhatikan grafik sinusoida dalam waktu 1 2 pada
gambar di samping. Muatan yang dilewatkan oleh arus bolak-balik dalam
setengah periode 1 2 adalah qac yang besarnya: = 1 2

10. 10. Jumlah muatan yang dileatkan oleh arus bolak-balik dalam waktu 1 2
sama dengan luas grafik dengan batas-batas 0 sampai dengan1 2 . Luas daerah
itu dapat dicari memakai persamaan integral berikut. = 1 2 0 sin
Dari kedua persamaan tadi memiliki nilai sama. Sehingga: 1 2 =
1 2 0 sin = sin 2 1 2 0 = ( 2 cos( 2 ) ) 0
1 2 = ( 2 cos + 2 cos0) = ( 1 2 + 2 ) =
Sehingga, hubungan antara nilai arus rata-rata (Ir) dan arus maksimum
(Imaks) adalah: = 2 Dengan cara yang sama hubungan antara nilai
tegangan rata-rata (Vr) dan tegangan maksimum (Vmaks) adalah: = 2
Nilai rata-rata arus dan tegangan untuk setengah periode ini tidak sama dengan
nilai rata-rata satu periode yang bernilai nol. 7. Alat Ukur Arus Bolak-balik
Untuk mengukur nilai tegangan dan kuat arus AC digunakan voltmeter AC dan
ampermeter AC. Alat ukur lisrik arus bolak-balik tidak menunjukkan nilai yang
sesungguhnya, melainkan nilai efektifnya. Untuk keperluan praktis digunakan
AVO- meter atau disebut juga multimeter.
11. 11. (a) (b) Gambar 8. (a) Multimeter analog. (b) Multimeter digital. 8.
Rangkaian Resistif, Induktif, dan Kapasitif Murni Arus dan tegangan bolak balik
yang sefase dengan sudut fase = , arus listrik dan tegangannya dapat
dinyatakan oleh persamaan = sin , dan = sin Pada rangkaian ac
dapat saja terjadi perbedaan fase antara arus listrik dan tegangan . Ini berarti
sudut fase arus dan tegangan tidaklah sama. Misalkan sudut fase arus adalah
dan sudut fase tegangan adalah + , maka persamaan arus dan tegangan ac
dapat kita nyatakan dengan = sin , dan = sin( + ) Jika kita
tetapkan sudut fase 0 sebagai acuan sumbu , maka diagram fasor akan
ditunjukkan sebagai berikut : Gambar 9. Diagram fasor arus i dan tegangan v
yang berbeda sudut fase .
12. 12. a. Rangkaian AC untuk Resistor Murni Pada gambar 10. ditunjukkan
rangkaian ac yang hanya mengandung resistor murni dengan hambatan listrik
sebesar . Rangkaian ini dialiri arus ac, = sin . Sesuai dengan hukum
Ohm, beda tegangan antara ujung-ujung resistor murni adalah: Gambar 10.
Rangkaian arus bolak-balik yang hanya mengandung resistor murni dan dialiri
arus = sin . Gambar 11. Diagram fasor arus i terhadap tegangan v untuk
rangkaian resistif murni. Di sini arus dan tegangan adalah sefase. = = =
( sin ) = sin Jika kita ambil = , maka persamaan di
atas menjadi = sin Dapatlah kita nyatakan sebagai berikut. Pada resistor
murni yang dialiri arus ac, = sin , kita peroleh beda tengan antara ujungujung resistor murni = sin dengan = atau =
Rangkaian ac yang hanya mengandung resistor murni disebut juga rangkaian
resitsifmurni. ika kita tetapkan sudut fase sebagai acuan sumbu , maka
diagram fasor untuk arus i dan tegangan dari rangkaian resistif murni adalah
pada gambar 11.

13. 13. dari diagram fasor tersebut tampak bahwa pada rangkaian resistif murni
tidakada beda fase antara arus dan tegangan. Dengan kata lain, arus dan
tegangan pada rangkaian resistif murni adalah sefase. Jika kita melukis grafik
kuat arus = sin dan tegangan = sin dari rangkaian resistif murni
pada satu sumbu, maka akan kita peroleh grafik seperti yang ditunjukkan
gambar 12. dari gambar ini tampak bahwa titik awal grafik gelombang arus dan
tegangan adalah sama, yaitu titik . Karena itulah kita katakan bahwa arus dan
tegangan adalah sefase. Daya pada rangkaian resistif murni Seperti telah
diketahui, arus listrik yang mengalir melalui sebuah hambatan akan
menimbulkan panas pada hambatan itu. Panas ini akan dibebaskan, sehingga
disebut daya disipasi. Besar daya disipasi oleh hambatan dinyatakan oleh =
2 Gambar 12. Grafik kuat arus i dan tegangan v pada rangkaian resistif
murni. Titik awal gelombang arus i dan tegangan v berimpit, yaitu di titik A.
karena itu, arus i dan tegangan v adalah sefase. b. Rangkaian AC untuk Induktor
Murni Pada gambar 13. ditunjukkan rangkaian ac yang hanya mengandung
indikator murni dengan induktansi , dialiri ac, = sin . Telah dibahas
bahwa bila arus bolak-balik melalui induktor dengan induktansi , maka antara
ujung-ujung induktor akan terbangkit suatu ggl induksi, yang dinyatakan oleh :
= =
14. 14. Dengan memasukkan nilai = sin , kita peroleh: = ( sin
) = [ cos] = cos Karena cos() = cos , maka dapat kita
tulis = cos() .......................(*) Perhatikan persamaan trigonometri
berikut. cos = sin(90 ) cos() = [90 ()] = sin( + 90 )
Berdasarkan persamaan trigonometri tersebut maka persamaan (*) menjadi =
cos( + 90 ) Jika kita pilih = , maka persamaan di atas
menjadi = cos( + 90 ) Gambar 13. Rangkaian arus bolak-balik yang
hanya mengandung inductor murni dan dialir arus = sin . Gambar 14.
Diagram fasor arus i dan tegangan v untuk rangkaian induktif murni. Di sini
tegangan v mendahului arus i sebesar 90.
15. 15. Dapat dinyatakan sebagai berikut Pada induktor murni yang dialiri arus ac, =
sin , kita peroleh beda tegangan antara ujung-ujung induktor murni =
sin( + 90 ) dengan = atau = Rangkaian ac yang
hanya mengandung induktor murni disebut juga rangkaian induktif murni. Jika
kita tetapkan sudut fase sebagai acuan sumbu , maka diagram fasor untuk
arus i dan tegangan v dari rangkaian induktif murni adalah seperti pada gambar
14. dari diagram fasor tersebut, tampak bahwa pada rangkaian induktif murni
terdapat beda fase antara arus i dan tegangan v, yaitu sebesar sudut fase 90 . Di
sini fase tegangan v mendahului fase arus i sebesar = 90 . (1) Reaktansi
Induktif Pada rangkaian ac untuk resistor murni telah diketahui bahwa yang
menghambat arus listrik adalah hambatan listrik R dari resistor. Satuan R adalah
ohn () dan telah dinyatakan oleh = atau = Apakah yang
menghambat arus listrik pada rangkaian ac untuk induktor murni? Mirip dengan

rangkian ac untuk resistor murni didefinisikanlah bahwa yang menghambat arus


listrik dalam rangkaian ac untuk induktor murni reaktansi induktif, diberi
lambang . Tentu saja satuan adalah ohn dan mirip dengan R , reaktansi
induksi didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan pada ujung-ujung
induktor dan kuat arus yang melalui induktor. = = dan
dengan mensubstitusikan = Diperoleh = Reaktansi
Induktif = = 2
16. 16. (2) Sifat induktor pada frekuensi mendekati nol (arus dc) Telah diketahui
bahwa reaktansi sebagai penghambat arus berbanding lurus dengan
frekuensi. Untuk frekuensi yang sangat besar, menjadi sangat besar, dan
dalam keadaan seperti ini, sebuah induktor memberikan hambatan besar
terhadap arus ac. Dalam keadaan kebalikannya, yaitu untuk frekuensi mendekati
nol (yaitu arus searah atau arus ac), menjadi nol, dan ini menunjukkan
bahwa sebuah induktor sama sekali tidak menghambat arus ac. (3) Daya pada
rangkaian induktif murni Fakta beda fase 90 antara arus dan tegangan
memiliki konsekuensi penting dari sudut pandang daya listrik, karena daya
adalah hasil kali kuat arus dan tegangan. Untuk selang waktu tertentu, baik
tegangan maupun arus adalah positif. Karena itu, daya sesaat juga positif, yang
berarti bahwa generator (sumber ac) mengirim energi ke induktor. Tetapi, dalam
selang waktu lainnya, tegangan adalah negatif sementara arus adalah positif,
sehingga daya sesaat sebagai hasil kali keduanya adalah negatif. Selama selang
waktu ini, induktor mengembalikan energinya ke generator. Jadi, daya
bergantian antara nilai- nilai positif dan negatif untuk selang waktu yang sama,
dengan kata lain, induktor secara bergantian menyerap dan membebaskan
energi. Secara rata-rata daya adalah nol dan sebuah indikator dalam rangkaian ac
sama sekali tidak menggunakan energi. c. Rangkaian Arus Bolak-balik untuk
Kapasitor Pada gambar 15. ditunjukkan rangkaian arus bolak-balik yang hanya
mengandung kapasitor murni dengan kapasitas, dialiri arus bolak-balik =
sin . Gambar 15. rangkaian arus bolak-balik yang hanya mengandung
kapasitor murni dan dialiri arus bolak-balik = sin .
17. 17. Gambar 16. Diagram fasor arus i dan tegangan v untuk rangkaian kapasitif
murni. Di sini tegangan v terlambat sebesar 90 terhadap arus i. Telah diketahui
bahwa muatan listrik yang dapat disimpan oleh sebuah kapasitor dengan
kapasitas adalah = Jika kedua ruas persamaan dideferensialkan terhadap
waktu, maka kita peroleh = () = Sebab dianggap konstan
terhadap waktu. Karena = , maka persamaan tersebut menjadi = ()
= 1 Dengan mengintegralkan kedua ruas persamaan kita peroleh =
1 sin = 1 [ cos ] = (cos ) ....... (*) Perhatikan
persamaan trigonometri berikut, cos = sin(90 ) = sin[(90 )]
cos = sin( 90 ) Berdasarkan persamaan trigonometri tersebut maka
persamaan (*) menjadi = sin( 90 ) Jika kita pilih = ,

maka persamaaan di atas menjadi = sin( 90 ) Dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut
18. 18. Pada kapasitor murni yang dialiri arus ac sin , kita peroleh beda
tegangan antara ujung-ujung kapasitor murni = sin( 90 ) Dengan =
atau = 1 Rangkaian ac yang mengandung kapasitor murni
disebut juga rangkaian kapasitas murni. Jika kita tetapkan sudut fase sebagai
acuan sumbu , maka diagram fasor untuk arus i dan tegangan dari rangkaian
kapasitif murni adalah seperti pada Gambar 6.16. dari diagram fasor tersebut
tampak bahwa pada rangkaian kapasitif murni terdapat beda fase antara arus i
dan tegangan , yaitu sebesar 90 . (1) Reaktansi kapasitif Mirip dengan
reaktansi induktif, yang berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian ac
untuk kapasitor murni adalah reaktansi kapasitif, diberi lambang . Tentu saja
satuan adalah ohm dan mirip dengan , reaktansi kapasitif
didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan pada ujung-ujung kapasitor dan
kuat arus melalui kapasitor = = , dan dengan substitusi =
, diperoleh Reaktansi kapasitif = 1 = 1 2 Dengan adalah
kapasitas kapasitor (farad) dan adalah reaktansi kapasitif ( atau ohm). (2)
Sifat kapasitor pada frekuensi mendekati nol (dc) Persamaan reaktansi kapasitif
menunjukkan bahwa ketika frekuensi menjadi sangat besar maka mendekati
nol dan ini menunjukkan kapasitor hampir sama sekali tidak menghambat arus
bolak-balik. Tetapi sangat berbeda dengan ini, ketika frekuensi mendekati nol
(yaitu arus dc) menjadi sangat besar. Ini menyatakan bahwa sebuah
kapasitor menghambat arus searah sehingga arus searah tidak dapat mengalir
melalui kapsitor. Analisi rangkaian dc yang mengandung kapasitor telah dibahas
(3) Daya pada rangkaian kapasitif murni Perbedaan fase 90 antara arus dan
tegangan mengarah kepada hasil yang sama untuk daya rata-rata yang terjadi
dalam sebuah induktor. Sebuah kapasitor secara bergantian
19. 19. menyerap dan membebaskankan energi dalam selang waktu yang sama. Jadi,
secara rata-rata daya adalah noldan sebuah kapasitor dalam rangkaian ac sama
sekali tidak menggunakan energi. 9. Rangkaian Seri R, L, dan C Rangkaian Seri
RLC merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan juga
kapasitor yang disusun secara seri atau juga paralel di dalam satu rangkaian.
Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk rangkaian aliran listrik ketahanan,
induktansi, dan juga kapasitansi yang tentu saja disusun secara seri. Rangkaian
RLC memang bisa digabung secara seri dan paralel atau juga dikombinasikan
keduanya. Gambar 17. Rangkaian Seri RLC Gambar diatas merupakan
rangkaian Seri RLC yang disusun secara seri atau berderet. Rangkaian RLC
yang disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau searah dimana setiap
komponen akan menerima besaran tegangan yang sama. Arus AC tersebut pada
simbol simbol R, L dan juga C akan mendapatkan hambatan pada komponen
tersebut. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z.
Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R,

L dan C. Kita telah mengetahui bahwa ketika resistor saja, induktor saja, dan
kapasitor saja yang terdapat pada rangkaian ac, maka yang berfungsi
menghambat arus ac adalah reaktansi , yang berturut-turut untuk resistor ,
induktor , dan kapasitor bernilai, = ; = ; dan = 1
Sehingga hukum Ohm untuk masing-masing komponen ini adalah =
; = ; dan =
20. 20. a. Sudut Fase antara Kuat Arus dan Tegangan Tegangan antara ujung-ujung
resistor , induktor dan kapasitor yang dialiri arus bolak-balik = sin ,
masing-masing adalah = sin = sin( + 90 ) = sin(
90 ) Jika kita tetapkan sudut sebagai acuan sumbu X maka diagram fasor
untuk arus i, tegangan , , dan dirtunjukkan pada gambar 18. Tegangan
antara ujung- ujung rangkaian seri RLC, yaitu = adalah jumlah fasor
antara , , dan . = + + Gambar 18. Diagram fasor arus dan
tegangan pada rangkaian seri RLC. Besar tegangan atau V adalah =
2 + ( )2 Arah fasor V, yaitu sama dengan beda sudut fase antara
kuat arus dan tegangan dihitung dengan menggunakan perbandingan tangen
(tan). tan = Kita dapat menentukan beda sudut fase antara kuat
arus dan tegangan dengan meninjau diagram fasor impedansi. Kita telah
mengetahui bahwa tegangan masing-masing komponen dapat dinyatakan dengan
= , = , dan =
21. 21. b. Hukum Ohm pada Tiap Komponen Jika nilai , , dan ini kita
masukkan ke dalam persamaan arah fasor V, kita peroleh tan =
= ( ) tan = Dari persamaaan diatas dapat kita
buat diagram yang menunjukkan hubungan antara hambatan R, reaktansi
dan , dan impedansi Z, seperti diunjukkan pada gambar 19. Gambar 19.
Diagram fasor hambatan, reaktansi, dan impedansi pada rangkaian RLC. c.
Impedansi Rangkaian RLC Efek hambatan total yang dilakukan oleh R, induktor
, dan kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik dapat kita gantikan
dengan sebuah hambatan pengganti, yang kita sebut dengan impedansi Z
rangkaian RLC (lihat gambar 20. a dan b), sehingga berlaku hukum Ohm =
= . = 2 + ( )2 = ( )2 + ( )2 = 2 + (
)2 = 2 + ( )2
22. 22. Gambar 20. Efek hambatan total pada rangkaian (a) dapat kita gantikan
dengan sebuah impedansi Z (rangkaian (b)). Persamaan umum impedansi : =
2 + 2 dengan = Kasus-kasus rangkaian ac Mengandung R, L,
dan C = = 2 + ( )2 Mengandung R dan L
= = 2 + 2 Mengandung R dan C = = 2 +
2 Mengandung L dan C = 0; = = 0 + 2 =
Kita juga dapat menganalogi Z dengan V, R dengan , dengan ,
dengan dan dengan , memberikan persamaan umum tegangan ac.

= 2 + 2 dengan = Kita juga dapat menyatakan rumus


tangen dengan notasi yang lebih umum ini sebagai: tan = dengan =
tan = dengan = d. Resonansi pada Rangkaian
RLC Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada rangkaian
seri RLC, seperti yang ditunjukkan diagram fasor impedansi pada gambar 21a, b
dan c. Kemungkinan pertama, reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada
reaktansi kapasitif rangkaian: > (gambar 6.40a) sehingga tan =
bernilai positif, atau sudut fase bernilai positif. Dalam kasus ini, tegangan
mendahului arus dan rangkaian disebut bersifat induktif.
23. 23. Kemungkinan kedua, reaktansi induktif rangkaian lebih kecil daripada
reaktansi kapasitif rangkaian: < (gambar 6.40b) sehingga tan =
bernilai negatif, atau sudut fase bernilai negatif. Dalam kasus ini,
tegangan terlambat arus dan rangkaian disebut bersifat kapasitif. Kemungkinan
ketiga, reaktansi induktif rangkaian sama dengan daripada reaktansi kapasitif
rangkaian: = (gambar 21c). Sudut fase , bernilai nol, dan impedansi
rangkaian sama dengan hambatan rangkaian: = . Dalam kasus ini, tegangan
sefase dengan arus dan rangkaian disebut bersifat resistif. Peristiwa ketika sifat
induktif saling meniadakan dengan sifat kapasitif, sehigga rangkaian bersifat
resistif disebut peristiwa resonansi. Gambar 21. (a) > sudut fase
bernilai positif, rangkaian bersifat induktif. (b) < sudut fase bernilai
negatif, rangkaian bersifat kapasitif. (c) = sudut fase = 0, rangkaian
bersifat resistif. Frekuensi resonansi rangkaian RLC Resonansi pada rangkaian
seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif. Dari
pernyatan ini kita dapat menentukan frekuensi sudut resonansi dan frekuensi
resonansi . Syarat resonansi = = 1 atau 2 = 1 ,
sehingga = 1 = 1 2 1
24. 24. dengan = induksi konduktor (H) = kapasitas kapasitor (F) = frekuensi
sudut resonansi (rad/s) = frekuensi resonansi (Hz) Kuat arus dan impedansi
rangkaian seri RLC pada keadaan resonansi Arus yang mengalir melalui
rangkaian seri RLC dapat kita nyatakan dengan persamaan berikut. = =
[ 2 + ( )2] = [2 + ( 1 ) 2 ] Gambar 22. Grafik kuat
arus listik i terhadap frekuensi sudut . Kuat arus i mencapai nilai maksimum
pada saat frekuensi sumber sama dengan frekuensi resonansi rangkaian. Ketika
frekuensi sumber arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian
( = ), maka = , sehingga: Impedansi Rangkaian : = 2 = 1
2 0 = (nilai minimum) Kuat Arus Rangkaian : = [ 2 + 0] (
)
25. 25. Jadi, ketika frekuensi arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi
rangkaian maka: a) Impedansi rangkaian mencapai nilai minimum (terkecil),
yaitu sama dengan hambatan rangkaian ( = ); b) Kuat arus rangkaian nilai
maksimum (terbesar), yaitu = c) Daya disipasi rangkaian mencapai

maksimum yaitu = 2 Penerapan resonansi pada osilator dan rangkaian


penala Rangkaian osilator Untuk mengangkut getaran listrik suara frekuensi
audio (di bawah 20 kHz) diperlukan getaran listrik frekuensi radio (di atas 20
kHz). Ini dilakukan agar suara dapat dipancarkan ke tempat yang jauh.
Rangkaian yang menghasilkan getaran listrik frekuensi radio adalah rangkaian
osilator. Rangkaian cenderung bergetar (berosilasi) pada frekuensi
resonansinya ketika suatu pulsa energi diberikan pada rangkaian ini. Energi ini
disimpan oleh kapasitor dalam bentuk medan listrik. Kapasitor kemudian
memberikan energi medan listrik ini ke kumparan untuk diubah menjasi energi
magnetik. Selama proses ini suatu ggl balik diinduksikan oleh kumparan, dan
ini menyebabkan kapasitor diisi muatan listrik kembali. Siklus perubahan
energi listrik menjadi energi mekanik dan energi mekanik menjadi energi listrik
terjadi berulang-ulang pada rangkaian ini. Itulah sebabnya rangkaian ini disebut
rangkaian osilator. Ketika = , proses osilasi dalam rangkaian osilator
terjadi pada suatu frekuensi resonansi () dengan = 1 2 Gambar 23.
Rangkaian osilator: kumparan L parallel kapasitor C, dengan resonansi = 1
2 .
26. 26. Rangkaian penala Rangkaian penala berfungsi untuk memilih satu
gelombang radio dari banyak gelombang radio yang mendekat pada antena
penerima radio. Rangkaian penala terdiri dari sebuah kumparan dengan
induktansi dan sebuah kapasitor variabel dengan kapasitansi yang dirangkai
secara paralel. Jika rangkaian penala disetel pada sebuah pemancar tertentu,
maka rangkaian penala akan membangkitkan frekuensi tinggi yang sama dengan
frekuensi tinggi dari pemancar tersebut. Kita katakan bahw a penerima radio
beresonansi dengan pemancar tersebut. Frekuensi resonansi rangkaian penala
adalah = 1 2 . Jika kita ingin menerima gelombang radio pemancar lain
yang frekuensinya lebih tinggi maka kita harus menaikkan frekuensi resonansi
rangkaian penala. Ini kita lakukan dengan memperkecil nilai kapasitas dari
kapasitor variabel. Caranya adalah dengan memutar tombol yang menyetel nilai
kapasitor dari kapasitor variabel. Gambar 24. Rangkaian penala.
27. 27. CONTOH SOAL 1. Dalam suatu hasil pembacaan ampermeter dan voltmeter
masing-masing menunjukkan nilai 2 A dan 220 V. Tentukan: a. nilai kuat arus
maksimum. b. nilai tegangan maksimum. Penyelesaian: Besaran yang diketahui:
= 2 = 220 a. = 2 = 2 2 = 2,82 b.
= 2 = 220 2 = 311,13 2. Sebuah hambatan
sebesar 50 dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang memenuhi
persamaan = 200 200, tentukan besarnya arus rata-rata yang mengalir
pada hambatan tersebut! Penyelesaian: Besaran yang diketahui: = 50
= 200 = = 200 50 = 4 maka = 2 = 24
3,14 = 8 3,14 = 2,55 3. Apabila tegangan maksimum dan frekuensi pada
rangkaian induktor murni adalah 3,6 V dan 1,6 MHz, tentukanlah: a. Reaktansi

induktif dan induktansi induktor yang diperlukan agar arus maksimumnya 250
A.
28. 28. b. Arus maksimum yang melalui induktor, jika tegangan maksimum dijaga
konstan dan frekuensi diubah menjadi 16 MHz Penyelesaian: Besaran yang
diketahui: = 3,6 V = 1,6 MHz =1,6 106 Hz a. = 250A = 2,5 104 A
Reaktansi Induktif = = 3,6 2,5 104 = 14 400 = 14,4 k
Induktansi: = 2 = 14 400 2(3,14)(1,6 106) = 1,43 103 H = 1,43 mH
b. = 3,6 V dan = 1,6 MHz = 1,6 106 Hz = 2 = 2(3,14)(1,6 106)
(1,43 103) = 1,44 105 = = 3,6 1,44 105 = 2,5 105 A =
25A 4. Suatu rangkaian kapasitif murni memiliki persamaan tegangan =
sin volt. Apabila diketahui frekuensi sudut 100 rad/s, tegangan efektif 200
volt, dan kapsitas kapasitor 20 F. Tentukanlah: a. Persamaan kuat arus sesaat, b.
kuat arus yang melalui rangkaian pada t = 2,5 ms. Penyelesaian: Besaran yang
diketahui: = 100 rad/s = 200 V = 20 = 2 105 = 1 = 1
(100)(2105) = 500 a. pada rangkaian kapasitif murni, arus mendahului
tegangan dengan beda sudut fase radian 2 sehingga persamaan umum kuat
arus dikaitkan dengan persamaan umum tegangan = sin adalah
29. 29. = sin( + 2 ) Dengan = = 2002 500 = 0,42 =
100 rad/s Dengan demikian persamaan kaut arus sesaat adalah =
0,42sin(100 + 2 )A b. untuk = 2,5 ms = 2,5 103 s, maka = 0,42sin
[100(2,5 103) + 2 ] = 0,42sin 0,75 = 0,42 (0,52) = 1,26 A 5.
Rangkaian R-L-C seri dengan R = 90 , XL = 100 , dan XC = 40 .
Rangkaian ini dihubungkan dengan tegangan bolak-balik dengan tegangan
efektif 220 V. Tentukanlah: a. impedansi rangkaian; b. arus efektif yang mengalir
pada rangkaian; c. tegangan efektif antara ujung-ujung induktor. Penyelesaian: a.
impedansi rangkaian = 2 + ( )2 = (90)2 + (100 40)2 =
8100+ 3600 = 108,17 b. arus efektif yang mengalir pada rangkaian =
= 220 108 ,17 = 2,03 c. tegangan efektif antara ujung-ujung induktor
= = (2,03)(100) = 203

Anda mungkin juga menyukai