Konveksi 1-1
Topik 14 Perpindahan Kalor Konveksi -3
14.1 Contoh Perhitungan Perpindahan Kalor Konveksi
1. Sebuah pelat datar berukuran 2 m x 3 m digantung di sebuah
ruangan, dan diberi aliran udara sejajar dengan permukaannya
sepanjang sisinya yang panjangnya 3 m. Suhu dan kecepatan
aliran bebas udara adalah 20°C dan 7 m/s. Gaya hambat total
yang bekerja pada pelat diukur sebesar 0,86 N. Tentukan
koefisien perpindahan kalor konveksi rata-rata untuk pelat
tersebut.
Solusi:
Sebuah pelat datar dikenai aliran udara, dan gaya hambat yang
bekerja padanya diukur. Koefisien konveksi rata-rata harus
ditentukan.
Asumsi-asumsi
1. Kondisi operasi adalah stabil (steady).
2. Efek tepi dapat diabaikan.
3. Tekanan atmosfer setempat adalah 1 atm.
Propertis
Sifat-sifat udara pada 20°C dan 1 atm adalah (Tabel A-15):
ρ = 1,204 kg/m3 ; Cp = 1,007 kJ/kg.K ; Pr = 0,7309
Ff
Cf =
ρ As V 2 /2
0.86 N 1 kg. m/s 2
= ( )
kg 2 m 2 1N
((1.204 3 )(12 m )(7 )) /2
m s
= 0.00243
Konveksi 1-3
kg m J
Cf ρ V Cp 0.00342 (1.204 ) (7 ) (1007 )
m3 s kg. °C
h= 2/3
=
2 Pr 2 x 0.73022/3
W
= 12.7 ( 2 )
m . °C
Konveksi 1-5
∂u ∂v
ρu(dy. 1) + ρv(dx. 1) = ρ (u + ∂x dx) (dy. 1) + ρ (v + ∂y dy)
........................................... (14.3)
Konveksi 1-7
Dengan demikian, percepatan elemen fluida dalam arah x
menjadi
du ∂u dx ∂u dy ∂u ∂u
ax = = + ∂y dt = u ∂x + v ∂y .......................... (14.8)
dt ∂x dt
Konveksi 1-9
aliran momentum untuk ruas kiri persamaan ini, bukan massa
dikalikan dengan percepatan. Jika ada gaya benda yang bekerja
dalam arah x , itu dapat ditambahkan ke sisi kanan persamaan
asalkan dinyatakan per satuan volume cairan.
Dalam lapisan batas, komponen kecepatan dalam arah aliran
jauh lebih besar daripada dalam arah normal, dan dengan
demikian u >> v, dan ∂v/∂x dan ∂v/∂y dapat diabaikan. Juga, u
sangat bervariasi dengan y dalam arah normal dari nol pada
permukaan dinding hingga hampir nilai aliran bebas melintasi
lapisan batas yang relatif tipis, sedangkan variasi u dengan x
sepanjang aliran biasanya kecil. Oleh karena itu, ∂u/∂y >> ∂u/∂x.
Demikian pula, jika fluida dan dinding berada pada suhu yang
berbeda dan fluida dipanaskan atau didinginkan selama aliran,
konduksi panas akan terjadi terutama dalam arah normal ke
permukaan, dan dengan demikian ∂T/∂y >> ∂T/∂x. Artinya,
kecepatan dan gradien suhu normal ke permukaan jauh lebih
besar daripada di sepanjang permukaan. Penyederhanaan ini
dikenal sebagai pendekatan lapisan batas. Perkiraan ini sangat
menyederhanakan analisis biasanya dengan sedikit kehilangan
akurasi, dan memungkinkan untuk memperoleh solusi analitis
untuk jenis masalah aliran tertentu.
Ketika efek gravitasi dan gaya benda lainnya dapat diabaikan
dan pendekatan lapisan batas valid, penerapan hukum kedua
1 - 10 Perpindahan Kalor dan Massa I
Newton tentang gerak pada elemen volume dalam arah y
memberikan persamaan momentum y menjadi
𝜕𝑃
= 0 ............................................................................ (4.11)
𝜕𝑦
.................................. (4.12)
Energi total aliran fluida yang mengalir per satuan massa
adalah estream = h + ke + pe di mana h adalah entalpi (yang
merupakan jumlah energi internal dan energi aliran), pe = gz
adalah energi potensial, dan ke = V2/ 2 = (u2 + v2)/2 adalah energi
kinetik fluida per satuan massa. Energi kinetik dan energi
potensial biasanya sangat kecil relatif terhadap entalpi, dan oleh
karena itu dalam praktiknya akan diabaikan (selain itu, dapat
ditunjukkan bahwa jika energi kinetik dimasukkan dalam
analisis, semua istilah karena penyertaan ini saling meniadakan ).
Kita asumsikan densitas, ρ, kalor jenis, Cp, viskositas, μ, dan
konduktivitas termal, k, fluida adalah konstan. Maka energi fluida
per satuan massa dapat dinyatakan sebagai estream = h = Cp T.
Konveksi 1 - 13
Pengulangan hal ini untuk arah y dan menambahkan hasilnya,
laju transfer energi bersih ke volume kontrol dengan konduksi
kalor menjadi
∂ T 2 ∂ T 2
∂ T 2
(Ėin − Ėout )heat = k ∂x2 dx dy + k ∂y2 dx dy = k ( ∂x2 +
𝜕2 𝑇
) dx dy ...........................................................................(4.16)
𝜕𝑦 2
∂2 T
) dx dy ............................................................................ (4.17)
∂y2
Konveksi 1 - 15
kalor. Disipasi viskos juga penting untuk penerbangan pesawat
berkecepatan tinggi.
Untuk kasus khusus dari suatu fluida stasioner, u = v = 0 dan
persamaan energi berkurang, seperti yang diharapkan, menjadi
persamaan konduksi kalor dua dimensi yang mantap (steady),
𝜕2𝑇 𝜕2 𝑇
(𝜕𝑥 2 + 𝜕𝑦 2 ) = 0............................................................. (4.20)
Konveksi 1 - 17