MEKANIKA FLUIDA II
Disusun oleh:
Audy Jingga Anggraeni 21050120140148
Farel Akbar Aulia 21050120130057
Glayen Rossel 21050120140189
1. Pendahuluan ................................................................... 1
A. Deskripsi Singkat......................................................................... 1
B. Relevansi ...................................................................................... 1
C. Kompetensi .................................................................................. 2
2. Penyajian ......................................................................... 2
A. Uraian ........................................................................................... 2
3. Penutup ........................................................................... 9
A. Rangkuman .................................................................................. 9
B. Tes Formatif................................................................................. 9
D. Tindak Lanjut............................................................................. 11
SENARAI ................................................................................. 20
i
RPS 3 BAB 8
INTERNAL
INCOMPRESSIBLE VISCOUS
FLOW, FULLY DEVELOPED
LAMINAR FLOW BETWEEN
INFINITE PLATES
1. Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Secara singkat, internal incompressible viscous flow
merupakan aliran yang terjadi pada fluida pekat atau kental yang
mengalir dengan aliran dalam dan tidak dapat dimampatkan.
Sedangkan fully developed laminar flow beetween infinite plates
adalah aliran laminar yang berkembang sepenuhnya diantara
dua plat sejajar tak terbatas.
B. Relevansi
Aliran internal suatu fluida laminar fully developed yang
mengalir melalui pipa dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi
akan memiliki karakteristik aliran yang bervariasi pula. Demikian
juga dengan aliran fluida yang melalui pipa akan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan aliran fluida yang melalui
beberapa macam bentuk laluan yang berbeda. Oleh karena itu
1
perlu dipahami perbedaan karakteristik dari masing-masing
aliran tersebut.
C. Kompetensi
C.1. Capaian Mata Pembelajaran Mata Kuliah
Pada akhir pemberian pokok bahasan, mahasiswa
Teknik Mesin mampu menganalisis permasalahan dalam hal
mekanika fluida dengan aliran fluida internal untuk inviscid,
viscous, dan incompressible.
2. Penyajian
A. Uraian
Internal flow adalah aliran yang sepenuhnya dibatasi oleh
permukaan padat. Aliran internal dapat berupa aliran laminar
atau dapat pula berbentuk aliran turbulen. Beberapa kasus aliran
laminar dapat diselesaikan secara analitik. Dalam kasus aliran
turbulen, solusi analitis tidak mungkin bisa dilakukan dan harus
sangat bergantung pada teori semi-empiris dan data
eksperimen.
Aliran pipa (laminar atau turbulen) ditentukan oleh
2
bilangan Reynolds, Re = ρVD/μ. Dalam kondisi normal, transisi
ke turbulensi terjadi pada Re = 2300 untuk aliran masuk pipa [1].
3
1. Aliran laminar pada kedua pelat stasioner
Asumsi:
(1) Aliran steady (kondisi tidak berubah terhadap waktu)
(2) Aliran berkembang penuh (fully developed)
(3) FBx = 0
Sifat aliran berkembang penuh adalah bahwa profil
kecepatan adalah sama di semua lokasi sepanjang aliran; maka
tidak ada perubahan momentum [2]. Oleh karena itu,
FSx = 0
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan gaya-gaya
yang bekerja pada volume atur dalam arah x. Kita tahu bahwa
gaya normal (gaya tekan) bekerja pada muka kiri dan kanan dan
gaya tangensial (gaya geser) bekerja pada muka atas dan
bawah [3]. Penjumlahan gaya-gaya tersebut menghasilkan
persamaan berikut.
∂p dτyx
= (3)
∂t dy
Persamaan ini menyatakan bahwa karena tidak ada perubahan
momentum, gaya tekanan neto (yang sebenarnya adalah
−dp/dx) menyeimbangkan gaya gesekan neto (yang
sebenarnya adalah −dτyx = dy) [1].
5
Penurunan lebih lanjut dari persamaan di atas dapat
menghasilkan persamaan-persamaan turunan berikut.
a. Profil kecepatan
a2 ∂p y 2 y
u= ( ) [( ) − ( )] (4)
2μ ∂x a a
b. Distribusi tegangan geser
∂p y 1
τyx = a ( )[ − ] (5)
∂x a 2
c. Laju aliran volume
⃗
Q = ∫ ⃗V ∙ dA
A
l ∂p 3 Q 1 ∂p 3
Q=− ( ) a , atau =− ( )a (6)
12μ ∂x l 12μ ∂x
d. Kecepatan rata-rata
Q 1 ∂p 2
̅=
V =− ( )a (7)
A 12μ ∂x
e. Titik kecepatan maksimum
du a
= 0, pada y=
dy 2
(8)
1 ∂p 3
u = umax = − ( ) a2 = V̅
8μ ∂x 2
Karena semua tegangan terkait dengan gradien
kecepatan melalui hukum Newton dan hukum viskositas, dan
tegangan tambahan yang muncul sebagai akibat fluktuasi
turbulen belum diperhitungkan, semua hasil di bagian ini hanya
berlaku untuk aliran laminar [4]. Eksperimen menunjukkan
bahwa aliran laminar antara pelat paralel stasioner menjadi
turbulen untuk bilangan Reynolds lebih besar dari sekitar 1400
[1].
6
2. Pelat Atas Bergerak dengan Kecepatan Konstan, U
Aliran seperti ini biasanya terjadi, misalnya pada journal
bearing (jenis bantalan yang umum digunakan, misalnya
bantalan poros engkol utama di mesin mobil [5]). Kondisi batas
untuk kasus pelat bergerak adalah:
u = 0, di y = 0
u = U, di y = a
7
Pada y = a → u = U, maka :
Uμ 1 ∂p
c1 = − ( )a
a 2 ∂x
Diperoleh persamaan profil kecepatan untuk kasus ini adalah,
Uy a2 ∂p y 2 y
u= + ( ) [( ) − ( )] (10)
a 2μ ∂x a a
Kita dapat memperoleh informasi tambahan tentang
aliran dari distribusi kecepatan, antara lain sebagai berikut:
a. Distribusi tegangan geser
U ∂p y 1
τyx = μ + a( )[ − ] (11)
a ∂x a 2
b. Laju aliran volume
a
Q = ∫ ul dy
0
a
(12)
Q Ua 1 ∂p 3
= ∫ u dy = − ( )a
l 0 2 12μ ∂x
c. Kecepatan rata-rata
Q U 1 ∂p 2
̅=
V = − ( )a (13)
A 2 12μ ∂x
d. Titik kecepatan maksimum
du a U/a
= 0, pada y= − (14)
dy 2 (1/μ)(∂p/ ∂x)
Sama halnya dengan kasus sebelumnya, Semua hasil
yang diturunkan di bagian ini hanya berlaku untuk aliran laminar.
Eksperimen menunjukkan bahwa kondisi aliran untuk kasus ini
menjadi turbulen (untuk ∂p/ ∂x = 0) pada bilangan Reynolds
sekitar 1500, di mana Re dinyatakan sebagai Re = Ua/μ [6].
8
3. Penutup
A. Rangkuman
Aliran internal merupakan aliran yang sepenuhnya
dibatasi oleh permukaan padat. Sedangkan aliran berkembang
penuh (fully developed) merupakan aliran yang ditandai dengan
bentuk profil kecepatan yang konsisten, tidak mengalami
perubahan sepanjang laluan aliran fluida.
Suatu aliran fluida dapat digolongkan sebagai aliran
laminar atau turbulen. Karakteristik ini dapat ditentukan oleh
bilangan Reynolds. Pada jenis aliran internal aliran fluida yang
melalui pipa, bilangan Reynolds kurang dari 2300 aliran bersifat
laminar. Sedangkan lebih dari 2300 aliran bersifat turbulen.
Namun bilangan Reynolds yang membatasi aliran laminar dan
turbulen dapat berbeda bergantung pada kasus yang dianalisis.
B. Tes Formatif
1. Buktikan secara matematis bahwa persamaan berikut ini
adalah benar untuk fluida yang mengalir diantara dua plat.
Asumsikan aliran bersifat incompressible, laminar steady, dan
fully developed !
∂p dτ
=
∂x dy
9
a
2. Buktikan secara matematis bahwa, pada y = 2,
3
u = umaks = V̅!
2
D. Tindak Lanjut
Mahasiswa yang telah menguasai 70% materi bab ini
dapat melanjutkan ke bab berikutnya. Untuk mahasiswa yang
penugasan materi di bab ini kurang dari 70% diharapkan untuk
mengulangi pembelajaran di bab ini terlebih dahulu.
11
deret Taylor berikut [7].
• Sisi kiri :
∂p dx
dFL = (p − ) dy dz
∂x 2
• Sisi kanan :
∂p dx
dFR = − (p + ) dy dz
∂x 2
• Sisi atas :
dτxy dy
dFT = (τyx + ) dx dz
dy 2
• Sisi bawah :
dτxy dy
dFB = − (τxy − ) dx dz
dy 2
Arah aliran dan gaya-gaya yang bekerja berada pada arah
sumbu-x. Persamaan Teorema Transportasi Reynolds:
∂
ΣFS + ΣFB = ∫ uρ d∀ + ∫ uρ V ⃗
⃗ ∙ dA
∂t CV CS
⃗ =0
∫ uρ ⃗V ∙ dA
CS
12
Sehingga persamaan disederhanakan menjadi,
ΣFS + 0 = 0 + 0
→ ΣFS = 0
Dengan substitusi gaya-gaya permukaan,
ΣFS = dFL + dFR + dFB + dFT = 0
∂p dx ∂p dx
→ ΣFS = (p − ) dy dz − (p + ) dy dz
∂x 2 ∂x 2
dτxy dy dτxy dy
− (τxy − ) dx dz + (τyx + ) dx dz
dy 2 dy 2
=0
Persamaan di atas disederhanakan,
∂p dx dτxy dy
−2 dy dz + 2 dx dz = 0
∂x 2 dy 2
∂p dτxy
→ (− + ) dx dy dz = 0
∂x dy
∂p dτxy
→− + =0
∂x dy
Sehingga diperoleh persamaan akhir,
∂p dτxy
=
∂x dy
13
Kecepatan maksimum tercapai saat fluida mengalami tegangan
geser nol (τ = 0), atau
du
=0
dy
Persamaan kecepatan alir diturunkan menjadi,
du d a2 ∂p y 2 y
= ( ( ) [( ) − ])
dy dy 2μ ∂x a a
a2 ∂p d y 2 y
= ( ) ∙ [( ) − ]
2μ ∂x dy a a
a2 ∂p 2y 1
= ( )[ − ]
2μ ∂x a2 a
Maka,
du
=0
dy
du a2 ∂p 2ymaks 1
= ( )[ 2 − ] = 0
dy 2μ ∂x a a
Diperoleh,
2ymaks 1 a
2
= → ymaks =
a a 2
Dengan substitusi hasil y di atas ke persamaan kecepatan alir u,
maka diperoleh,
a2 ∂p ymaks 2 ymaks
u = umaks = ( ) [( ) − ]
2μ ∂x a a
Sehingga,
a2 ∂p a/2 2 a/2
umaks = ( ) [( ) − ]
2μ ∂x a a
1 ∂p 2
=− ( )a
8μ ∂x
Sementara itu, persamaan kecepatan rata-rata fluida fully
14
developed yang mengalir di antara dua plat stasioner adalah,
Q 1 ∂p 2
̅=
V =− ( )a
A 12μ ∂x
Dengan membandingkan kedua persamaan kecepatan, umaks
̅, diperoleh,
dan V
1 ∂p 2
umaks 8μ ( ∂x ) a 12 3
=− = =
̅
V 1 ∂p 8 2
− ( ) a2
12μ ∂x
Dan diperoleh persamaan akhir,
3
umaks = V̅
2
16
Sehingga,
A δ
Q = ∫ u dA = ∫ ul dy
0 0
18
DAFTAR PUSTAKA
19
SENARAI
20
lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-
dimensi lainnya.
Stasioner tetap; tidak berubah (tentang jumlah, nilai,
ukuran, posisi, dsb.)
Steady kondisi sewaktu sifat-sifat suatu sistem tak
berubah dengan berjalannya waktu atau
dengan kata lain, konstan.
Turbulen gerakan fluida yang ditandai dengan
perubahan kekacauan dalam tekanan dan
kecepatan aliran.
21