Anda di halaman 1dari 14

PERPINDAHAN MOMENTUM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fenomena Perpindahan


(Kelas A8)

Disusun Oleh:
NUR ASIAH INDAH RAHAYU
NIM. 180140129

Dosen Pengampuh:
Ir. ISHAK,MT

NIP. 196201082001121001

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
Perpindahan Momentum
Dalam bab ini akan dipelajari peristiwa – peristiwa dimana terjadi
perpindahan dalam momentum, yaitu semua kejadian yang menyangkut aliran
atau gerakan fluida. Aliran fluida digolongkan menjadi aliran laminar dan aliran
bergolak (turbulen). Pengetahuan kita tentang aliran laminar lebih jelas, sehingga
memudahkan analisanya. Dalam meninjau aliran bergolak masih banyak
digunakan keterangan hasil percobaan.
Dengan membuat neraca energy mekanis dapat diperoleh persamaan untuk
faktor gesekan dan dapat dihitung energy yang hilang dan daya yang diperlukan
untuk aliran dalam pipa.
1. Aliran Laminar
Dalam suatu aliran laminar bagian – bagian fluida bergerak melalui jalur –
jalur yang sejajar satu dengan lainya dan tetap mengikuti arah alir. Dalam suatu
aliran bergolak terdapat banyak gejolak kesamping, meninggalkan arah alir, akan
tetapi secara keseluruhan terdapat gerakan kea rah alir.

Gambar 1. Aliran Fluida


Misalakan bidang plat yang berbatasan dengan cairan, umpamanya sebuah
mistar yang sebagian yang dicelupkan dalam air. Andaikan bahwa mula-mula
tidak ada gerakan pada suatu waktu bidang digerakkan dengan kecepatan yang
tetap (v), maka akan terlihat bahwa mula-mula bagian cairan yang menempel pada
bidang akan bergerak, akan tetapi kemudian bagian-bagian cairan yang agak
berjauhan dari bidang itu juga akan ikut bergerak searah dengan arah gerakan
bidang.

Gambar 2. Perpindahan Momentum


Besaran-besaran ini dimasukkan kedalam persamaan (1.2)

Dalam contoh ini Fx merupakan jumlah hasil kerja tekanan dan grafitasi.

Karena dalam hal ini pengaruh gravitasi dapat diabaikan maka substitusi
persamaan (II.3) ke dalam (II.2) memberikan persamaan sebagai berikut :
Kalau semua suku persamaan II.4 dibagi dengan volume BL⸹, dan ⸹ dibuat
sekecil mungkin, maka:

⸹ menjadi dy maka diperoleh :

Jika sistem itu dapat semua bagian – bagiannya mempunyai sifat yang tidak
berubah dengan waktu, maka keadaan itu disebut mantap dan

dρvx
=0
dt

Yang berarti tidak ada akumulasi momentum dalam sistem itu, dan diperoleh
d ( ρvx) −dTyx
= +¿ ¿
dx dy
−dTyx P 1−P 2
0= +
dy L
dTyx P 1−P 2
=
dy L
(P1-P2)
d Tyx = ……………………………………………………...…….….(II.6)
L
Yang merupakan persamaan differensial untuk Tyx.
P 1−P 2
∫ dTyx=¿ L
¿

(P1-P2)
Tyx = y + c1……………………………………………………………..
L
(II.I)
Persamaan (II.7) disebut persamaan penyebaran tegangan geser Tyx, yang
memperlihatkan bahwa Tyx berubah secara lurus dengan y. Jika dikehendaki
tentang kecepatan Vx maka persamaan (II.6) diubah dengan menggunakan Hukum
Newton (II.I) menjadi :

dvx
Tyx = -μ ……………………………………..…………………………….(II.I)
dy

dvx P1-P2
- dμ = dy ….....……………....…………………………………..(II.8)
dy L

Untuk memperoleh persamaan penyebaran Vx persamaan (II.8) diintegrasikan dua


kali :
Kedua tetapan integrasi C1 dan C2 harus diberi nilai dengan menggunakan
syarat batas. Syarat batas adalah keterangan tentang besaran-besaran yang sedang
ditinjau yaitu Txy dan Vx pada batas-batas volume banding atau sistem.

Salah satu syarat memeberikan harga Vx pada permukaan lempeng


molekul-molekul yang bersentuhan dengan lempeng dapat dianggap menempel
erat pada permukaanya, sehingga kecepatanya Vx = 0, karena kecepatan alir itu
simetris terhadap bidang y=0, maka kecepatan alir itu akan terjadi ditengah-

dVx
tengah dan juga tegangan geser adalah mol (Vx maksimum dan Tyx = −μ =0
dy
Uraian diatas memberikan syarat batas.
S.B.1 Pada y = + ½ ⸹, Vx = 0…………………………………………………
(II.11)
S.B.2 Pada y = 0, Tyx = 0……………………………………………………...
(II.12)
Apabila kedua syarat bats diterapkan pada persamaan (II.10) diperoleh:
Hasil terakhir dan y = 0 dimasukkan persamaan (II.9)

Persamaan 11.14 dimasukkan ke persamaan (11.13)

Jika kedua harga untuk C1 dan C2 dimasukkan persamaan (II.10) dan diperbaiki
susunannya, didapat persamaan-persamaan penebaran Vx. Eliminasi C2 dan C1
kedalam persamaan (II.10) maka diperoleh :
Ternyata Vx merupakan fungsi kuadrat dalam y, dan garis penyebaranya
berbentuk parabola (Gambar II.5).

Sesudah diperoleh persamaan penyebaran Vx, dapat diturunkan berbagai besaran


lain.
1. Kecepatan rata-rata <Vx> didefinisikan sebagai berikut:

Sesudah persamaan (II.16) disubstitusikan kedalam persamaan (II.17) dan


dilaksanakan pengintegrasian didapatkan :
( P1-P2 ) δ2
<VVx> = ………………………………...……………………….
L
(II.19)
2. Kecepatan maksimum Vx maksiimal diperoleh dengan mencari
maksimumm fungsi Vx (II.16) karena geometri sistem ini mempunyai
bidang simetri, dapat dilihat secara mudah bahwa Vx maksimal tercapai
pada y = 0, sehingga:
( P1-P2 ) δ2
Vx maks = = ……………………….…………………….
L
(II.19)
Atau Vx maks = 3/2 <Vx>
3. Laju alir volum Q diperoleh dengan menghitung hasil kali <Vx> x luas
penampang

Laju alir massa rata-rata adalah :


( P 1−P 2 ) ρβδ 3
G = Q.P =
12 μL
4. Besarnya tegangan geser pada permukaan lempeng dihitung dari
persamaan (II.17) dengan mengisikan y = ½ ⸹ :

Beberapa contoh soal


Mempelajari ilmu pengetahuan teknik tidak cukup jika hanya dilakukan sampai
tahap pengertian. Penguasaan bahan pelajaran perlu dilanjutkan sampai diperoleh
keterampilan dalam menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang cukup singkat.
Untuk memperoleh keterampilan meneyelesaikan soal itu diperlukan sebuah
latihan.
2. Aliran Laminar dalam Pipa
Soal : Suatu caiaran newton mengalir secara laminar dan mantap dalam pipa
datar, carilah penyebaran kecepatan dalam aliran itu terhadap jari-jari r. Marilah
kita selesaikan soal ini menurut metode “penyelesaian soal secara sistematis”
(PSSS). Buka langkah, sambil membaca uraian dibawah ini.
Analisa :
Kita mulai dengan membaca soal diatas dengan seksama, dan kemudian
membuat analisa dari soal tadi. Analisa itu diawali dengan membuat seksama
sistem pipa itu dan menuliskan semua besaran yang sudah diketahui dan yang
ditanyakan. Satuan dan dinamis tidak menjadi masalah dalam soal ini, sehingga
tidak perlu dicatat.

Skema terlihat pada gambar II.6. Besaran yang diketahui Vz, laminar dan
mantap. Penyebaran Vz yang dinyatakan sebagai suatu fungsi Vz (r), Vz inilah
yang dicari. Volume banding yang dipilih berupa silinder (jari-jari r, panjang L)
yang prosesnya sama dengan proses pipa. Jari-jari pipa dan panjang pipa
dinamakan r dan L. Sebagai sistem koordinat dipilih sistem silinder.
Dalam geometri yang mempunyai bidang atau garis simetris, maka
kecepatan maksimum terdapat pada sumbu simetri itu. Ditempat ini r bernilai 0.
Sebaiknya pada dinding atau permukaan itu dianggap sama dengan 0, atas dasar
anggapan bahwa ditempat itu molekul-molekul fluida terikat erat pada dinding
dan tidak bergerak, anggapan-anggapan ini kemudian akan menghasilakan syarat-
syarat batas.
Rencana pemecahan mengikuti cara pemecahan contoh soal II.1 penyebaran
suatu besaran termasuk soal baku, yang penyelesaiannya selalu dpat dilakukan
dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Buat rencana momentum dalam volume banding.
b. Sederhanakan persamaan neraca itu dan bagi oleh volume.
c. Masukkan keterangan tentang keadaan sistem (keadaan mantap, gravitasi
tidak berpengaruh, dan laian sebagainya).
d. Proleh suatu persamaan differensial dari hasil akhir neraca dengan
membuat r kecil sekali.
e. Tetapkan syarat batas untuk menentukan nilai dalam integrasi.
f. Substitusikan nilai tetapan integrasi.
Dalam hal ini hubungan pokok adalah neraca momentum disamping itu berlaku
Hukum Newton dan anggapan bahwa:
Neraca momentum persamaan II.2 untuk x = mv
dvz
Hukum newton : Rrz = -µ …………………………………….……………
dr
(II.I)
µ tetap → dµ = 0
ρ tetap → dρ = 0
Penyelesaian :
Akumulasi = 0 karena keadaan mantap, laju alir momentum yang masuk pada r =
0
Trz . 2πrLIr=0
Laju alir momentum yang keluar pada r = r
-Trz.2πrL Ir=r
Gaya-gaya dari luar yang bekerja pada sistem ialah :
Pada z=0 : + P1.πr2 (Karena arahnya ke 2 – positif)
Pada z=L : - P2.πr2 (Karena arahnya ke z – Negatif)
Gaya – gaya dari luar inilah yang dapat menimbulkan momentum dalam
sistem diluar momentum dari kecepatan. Unsur – unsur diatas disusun sebagai
neracaa yang berikut ini :
0 = Trz. 2πrL Ir=0 – Trz 2πr L Ir=r + (P1 – P2) πr2
Neraca diatas harus diperbaiki sususnannya untuk memudahkan
penyelesaiannya. Faktor – faktor tetap dikeluarkan, dan faktor – faktor yang
berubah disatukan.
0 = Trz. 2πrL Ir=0 – Trz 2πr L Ir=r + (P1 – P2) πr2
Ruas kanan dibagi dengan besarnya volume banding πr2L

Sekarang semua selisih dan r dibuat kecil, mendekati nol, perubahan – perubahan
yang terjadi ialah :
Trz. rIr=0 – rIr = r menjadi –d (Trz.r)
r2 menjadi d (r2) = 2rdr
P1 – P2 menjadi –dp
Hasil neracanya sebagai berikut :
+(P 1−P 2)
0 = 2¿¿
L
−2 d (Trz. r ) −dp
0= +
r dr L
−d (Trz .r ) dp
0 = - …………………………………………………………
rdr L
(II.22)
d ( Trz . r) dp
=
rdr r
dp
d (Trz.r) = - . rdr
L

Jika diintegralkan akan diperoleh :

∫ d (Trz,r) = ∫ d p ∫ d r
∆P
Trz . r = (2r2) + C1
L
∆P 2
Trz .r = r + C1
2L
Dibagi denga r ruas kiri dan kanan
Trz .r -∆P 2 C 1
= r +
r 2L r
r
∆P C1
Trz . r = - r + …………………………………………………………..
2L r
(II.23)
Untuk memudahkan penulisan, syarat batas pertama digunakan disini :
S.B.1 = Pada r = 0 Trz = 0
Substitusi syarat batas pertama kedalam persamaan II.23 menghasilkan:
-∆P 2 C 1
Trz = r +
2L r
-∆P C1
0=L 0+ 0

C1
0=0+ 0

C1 = 0
Selanjutnya Hukum Newton dimasukkan kedalam persamaan II.23
-∆P
Trz =
2L
–r
dvz

dr
= -∆P
2L
.r

-∆. r.dr
dfz =
-μ2L
∆ ρrdr
dfz =
2πL
Integrasi membuktikan :
∆ρ
∫ dfz = 2πL ∫ rdr
∆ρ r 2
Vz =
2πL 2
+ C2
∆ρ 2
Vz = r + C2
4πL
Dengan syarat batas kedua maka diperoleh harga C2
S.B. 2: Pada r = R Vz = 0
∆ρ 2
Vz = r + C2
2πL
∆P r2
0 = + C2
2μL
∆P r2
C2 = -
2μL
Akhirnya dengan memasukkan nilai C2 diperoleh fungsi penyebaran Vz:
∆ρ 2
Vz = r + C2
4πL
∆ρ 2 ∆ρ 2
Vz = r - r
4πL 4πL
∆ρ
Vz = (r2 – r2) ……………………………………………………………
4πL
(II.24)

Anda mungkin juga menyukai