Chapter 2
Anandita Sancoyo Murti Ary Firmana Kemal Firdaus 0906511675 0906488634 0906630336
PENGERTIAN
Teorema Generalisasi 3 dimensi Hal ini digunakan untuk menyusun kembali turunan dari jumlah terpadu dan berguna dalam merumuskan persamaan dasar mekanika kontinum
General
2.1.1
2.1.2
Region I = massa fluida saat t Region II = massa fluida saat t + t Region III = massa fluida saat t + t
= =
2.1.3
Persamaan di 2.1.2 disederhanakan melalui matematika menjadi:
2.1.4
2.1.4 ( contd )
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8 DAN
2.1.9
PERSAMAAN KONTINUITAS
Persamaan Kontinuitas
Persamaan Integral dari Kontuniutas B = m dan = dB/dm = 1 Apabila massa
Sesuai dengan hukum kekelan massa dB/dt = dm/dt = 0 , Sehingga apabila disubtitusikan kedalam Reynold ,
teori
angkutan
Persamaan Kontinuitas
Persamaan Kontuniutas
Integral
dari
Apabila dalam tinjauan ini aliran memiliki massa jenis yang konstan maka
Persamaan Kontinuitas
Persamaan Kontuniutas
Integral
dari
Integral d dapat dinotasikan sebagai S (storage) VdA dapat diuraikan dengan aliran masuk I(t) dan aliran keluar Q(t) seperti berikut
persamaan tersebut disederhanakan
Sehingga menjadi
atau
Persamaan Kontinuitas
Persamaan Kontuniutas
Integral
dari
Hal ini menyatakan bahwa aliran masuk I(t) memiliki besar yang sama dengan aliran keluar Q(t) dengan kata lain
atau
Jika inisisal dari waktu tampungan t = 0 adalah S0 maka S1=S0+I1Q1 ,lalu begitu untuk seterusnya maka dapat disederhanakan menjadi
PERSAMAAN MOMENTUM
Definisi Momentum
Momentum adalah kejadian dimana sesuatu/massa yang bergerak atau melakukan sesuatu hampir tidak dapat berhenti sampai pada suatu saat tertentu.
B = m V dan = dB/dm = V
Hukum II Newton => waktu rata-rata perubahan akibat momentum sama dengan jumlah gaya yang diaplikasikan pada arah, sehingga, dB /dt = dmV /dt =SF
Maka,
SF=
Jika aliran seragam dan tetap kecepatan adalah sama disetiap titik pada pengontrolan dipermukaan, oleh sebab itu integrasi yang mengontrol permukaan adalah nol. Gaya yang teraplikasi menjadi seimbang
SF=0
Jika, kedua konsep (kontinuitas & energi) digabungkan maka, Lalu, karena aliran ini juga tergantung panjang cross section 1 2 atau disebut dengan L. maka
Ada 3 gaya penyebab momentum air pada kontrol volume terjadi yakni gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya tekan. Gaya tekan pada kedua cross section adalah sama karena alirannya seragam (y1=y2) sehingga dapat diabaikan. Maka faktor energi yang mempengaruhi momentum tinggal 2 gaya, yakni gaya gesek dan gaya gravitasi. Gaya gesek, Ff = - s0 PL, dimana tanda (-) mengisyaratkan arah vektor gaya yang berlawanan terhadap arus air. Gaya gravitasi, Fg = - g AL sin q, dimana sin q mengisyaratkan arah gaya terhadap arus air. Pada bahasan diatas diketahui bahwa S F = 0, sehingga SF = -s0 PL + g AL sin q = 0 Maka, s0 PL = g AL sin q s0 = g R L sin q / P L A S0
Aliran terbuka (Air) berasal dari air hujan yang tidak teresap kedalam tanah dan menjadi limpasan dan kemudian berproses hingga masuk kedalam laut. Aliran Terbuka adalah segala aliran air yang mengalir pada permukaan tanah, seperti aliran sungai. Atau aliran pada pipa sebagian.
Ada 2 persamaan yang menentukan aliran ini yakni, Persamaan Manning => menentukan kecepatan air pada saluran
2.
Persamaan Darcy Weisbach => menentukan kehilangan tekanan akibat gesekan pada dinding saluran
Dengan menghubungkan kedua persamaan melalui kecepatan aliran maka akan kita dapatkan hubungan koefisen manning dengan gesek
Ketika kita ingin menghitung besar tahanan akibat elemen gesek yang secara acak tersebar pada dinding saluran, kita dapat menggunakan diagram Moody
Pada saat aliran tidak sepenuhnya turbulen, gesek bisa dihitung dengan Darcy-Weisbach. Jika D =4R pada reynold number menjadi,
Jika Re >4000, aliran adalah sepenuhnya turbulen maka, f dapat diabaikan pada aliran turbulen sehingga,
Pada akhirnya diagram moody pada aliran terbuka mempunyai keterbatasan yakni tidak dihitungnya bentuk drag yang di asosiasikan dengan aliran tidak seragam pada saluran terbuka. Diagram Moody juga hanya bisa dipakai untuk dasar saluran yang fixed tidak yang dapat tergerus.
Belum lagi bentuk dari cross section (segiempat, segitiga, lingkaran, dst) dapat mempengaruhi faktor gesek walaupun efeknya tidak terlalu besar.
Karena keterbatasan ini, diagram Moody disarankan dipakai untuk saluran pada cross section yang seragam.
Misalnya: sponges, kertas, pasir, filters, batubata, batuan, beberapa packing yang dipakai dalam kolom distilasi, adsorpsi, katalis, dsb.
pada media berpori diumpakan sebagai saluran kecil yang saling berkaitan dari berbagai bentuk dan ukuran. Untuk laminary steady flow dalam pipa melingkar berdiameter D, berlaku: dengan q = K.Sf = porositas Konduktivitas hidrolik (K) merupakan angka saat aliran air melewati media pori ( tanah, pori atau batu yang pecah), ditunjukan dalam unit kecepatan (cm/s)
Tabel di atas menyatakan semakin kecil persentase porositas, semakin besar nilai konduktivitas hidrolik (K) sehingga akan semakin mudah mengalirkan air pada media berpori.
NERACA ENERGI
Neraca Energi
Neraca energi dari sebuah sistem hidrologi adalah persamaan dari input dan output energi untuk dan dari sistem, dan menganggap perbedaan antara laju input dan output sebagai laju perubahan penyimpanan (storage)
Neraca Energi
Energi internal (Eu) terdiri dari dua macam: Sensible heat, menyatakan bahwa energi internal dipengaruhi oleh suhu (perubahan energi sebanding dengan perubahan suhu) Latent heat, yaitu energi internal yang muncul ketika terjadi perubahan fase gas, cair, dan padatan.
Gerak molekul yang diakibatkan perpindahan energi dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah Contoh: perpindahan energi saat salah satu ujung batang besi dipanaskan
Pemindahan energi panas yang terkait dengan gerakan massa fluida dalam aliran Contoh: perpindahan energi saat memasak/memanaskan air
Transfer langsung energi dengan cara gelombang elektromagnetik dan dapat terjadi dalam ruang hampa Contoh: radiasi matahari ke bumi
Dalam konduksi fluks secara langsung proporsional dengan gradien dari potensial (Fahien, 1983). Sebagai contoh, transfer lateral momentum dalam aliran laminer dijelaskan oleh hukum Newton tentang viskositas, dimana potensial adalah kecepatan aliran
Untuk konveksi, transportasi terjadi melalui aliran turbulen, atau gerakan massa dari fluida yang memiliki kecepatan yang berbeda, bukan melalui pergerakan molekul individu seperti dalam konduksi. Konveksi membutuhkan fluida mengalir, sementara konduksi tidak
TERIMA KASIH