Anda di halaman 1dari 12

M Fadhel Hamzah

EC2B
1314010066
Matematika Terapan

Seperti yang dijelaskan dalam pengantar dalan bab ini bahwa perumusan
matematis suatu permasalahan yang berbentuk sebuah model matematis adalah
hal yang sangat penting sebelum menyelesaikan masalah itu sendiri.
Sebagai contoh akan diberikan fenomena yang akan di buat model matematikanya
sebagai berikut:
Sebuah massa m kg diberikan pada pegas yang semula memiliki panjang L 0 meter,
pada t=0. Massa berpindah dari jarak X0 meter dengan kecepatan V0 meter/menit.
Diasumsikan gerakan terjadi secara vertical dengan aturan bahwa jarak diukur
positif dengan arah menurun kebawah. Secara matematis harus ditentukan gaya
yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Pertama anggap bahwa pegas dalam
posisi setimbang dimana massa menggantung secara bebas dari pegas tanpa ada
gerakan. Gaya yang menyebabkan massa dalam posisi setimbang adalah :
1.
2.

gaya oleh grafitasi : Fg = m.g


Gaya pegas Fs , yang menyebabkan perpindahan pegas dari panjang
awalnya, lihat gambar 2.1.

Gaya yang terakhir ini (Fs ) diambil dari hukum HOOKE :


Ketika pegas direnggangkan atau dimampatkan dengan jarak L dari panjang
awalnya sama dengan gaya pegas : Fs= - k L
Dimana k adalah konstanta positip yang disebut konstanta pegas dengan satuan
meter/kg. Jika L0 menunjukkan regangan pegas dari posisi kesetimbangan statisnya,
maka : Fs = - k L0

Karena sistemnya dalam kesetimbangan statis, maka gaya pegas harus


diseimbangkan oleh gaya grafitasi : Fs + Fg = 0
Fg = - Fs
m.g = k L0

....(2.1.1)

Anggap situasi ketika massa telah menimbulkan gerakan X(t) yang menunjukkkan
posisi massa pada waktu t dan missal X=0 bertepatan dengan sistem pada posisi
setimbang, maka persamaan gaya yang menyebabkan massa bergerak sebagai
berikut:
1.
Gaya grafitasi :
2.

Fg = m.g

Gaya pegas Fs pada waktu t perpindahan total pegas dari panjang awalnya
adalah L0 + X(t), menurut hukum Hooke :
Fs = - k ( L0 + X(t))

3.

(2.1.2)

(2.1.3)

Gaya yang disebabkan oleh tekanan pada luasan tertentu (F d). Secara
umum gerakan disebabkan karena gas, misalnya tekanan udara, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 , merupakan sistem gas luar,
misalkandashphot . Diasumsikan bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan
gas secara langsung sebanding dengan kecepatan massa F d = - c
...
(2.1.4)
Dimana c adalah konstanta positip yang disebut konstanta gas. Tanda negatip
dikarenakan Fd selalu menyebabkan arah berlwanan dengan gerakan.

Gambar 2.1 Model sederhana dari sistem pegas dengan


redaman

4.
2. Gaya pendorong luar F(t) yang ditimbulkan. Sebagai contoh bagian puncak
pegas dari massa itu sendiri, boleh disebut gaya luar.
Jumlah gaya yang menyebabkan sistem beraksi akan dijumlahkan dengan
menggunakan hukum Newton II, diperoleh persamaan diferensial yang
menyebabkan gerakan adalah :

atau:
(2.1.5)

dengan kondisi nilai awal yang harus diberikan adalah : X(0) = x0 ,


= v0
Oleh karena itu untuk menentukan gerakan dari sistem harus mengatasi MNA :
(2.1.6)

Selanjutnya akan kita bahas lebih dahulu untuk kasus F(t) = 0 dan untuk
kasus F(t)
0 kita bahas pada bagian berukutnya.
2.2. OSILASI BEBAS DARI SEBUAH SISTEM MEKANIS
Pada bagian ini, kita akan mempelajari gerak dari sistem pegas bermassa dengan
asumsi bahwa tidak ada gaya luar yang mempengaruhi sistem tersebut. Dengan
demikian, kita asumsikan bahwa sistem diatur sedemikian rupa sehingga interaksi
luar tidak diperhitungkan. Dalam rumus umum dari pembahasan sebelumnya,
ditetapkan fungsi F(t)=0, jadi nilai awal untuk masalah (2.1.5) diturunkan menjadi

(2.2.1)

Selanjutnya kita akan lebih banyak membahas tentang persamaan diferensial itu
sendiri, selama kondisi awal tidak mempengaruhi sifat dari rumus di atas. Pandang
PD :

(2.2.2)
yaitu persamaan diferensial linear dengan koefisien konstan homogen , dapat
diselesaikan dengan menggunakan teknik penyelesaian dari pembahasan
sebelumnya. Kami membagi pembahasan dari rumus (2.2.2) ke dalam beberapa
kasus/kejadian.
Kejadian 1 : TANPA REDAMAN (DAMPING). Pertama kita membahas kasus
dimana tidak terdapat redaman (c = 0). Ini merupakan kasus paling sederhana yang
dapat muncul dan akan sangat penting untuk memahami kasus yang lebih umum
seperti ini. Persamaan diferensial (2.2.2) kita menjadi :
(2.2.3)

Dimana

(2.2.4)

Persamaan diferensial dengan koefisien konstan (2.2.3) memiliki penyelesaian


umum :
(2.2.5)

Dalam kasus ini diperkenalkan dua konstanta baru A 0 dan


dalam c1 dan c2.

yang didefinisikan
(2.2.6)

dengan

(2.2.7)

Tugas: Dengan subtitusi (2.2.7) tunjukkan bahwa


.....(2.28)

Jelasnya, gerakan yang dinyatakan oleh (2.2.8) adalah gerak periodik. Kita mengacu
kepada gerakan seperti gerak harmonik sederhana. Gambar (2.2.2)
menggambarkan gerakan ini untuk tipe nilai konstanta

dan

gambar 2.2.2
Gerak Harmonik sederhana
Massa berosilasi kontinu dengan amplitude konstan
Adapun penamaan untuk ketiga konstanta diatas adalah :
: ampiltudo gerakan
: frekuensi sudut sistem
: fase gerakan
Periode osilasi (waktu yang diperlukan untuk melakukan satu putaran), T, adalah
(2.2.9)

sehingga frekuensi osilasi, f adalah


Kejadian 2 : DENGAN GAYA REDAMAN.
Sekarang kita membahas gerak dari sistem pegas jika gaya redam konstan. Untuk
kasus ini, Persamaan karakteristik untuk (2.2.2) adalah :
Dengan akar-akar :
Karakter sstem tergantung pada akar-akar karakteristiknya : real berbeda, real
kembar dan komplek. Ketiga situasi ini akan muncul pada besarnya c 2 -4km . Umtuk
pegas bermassa tertentu hanya dampingnya yang dapat diubah, hal ini akan
memunculkan terminology berikut :
Kita katakana sistem dalam kondisi :
a) Underdamped (redaman yg
kecil/terkontrol )

c2 < 4km akar komplek

b) Critically damped ( redaman yang


kritis)

c2 = 4km akar real kembar

c) overdamped ( redaman yang


berlebihan)

c2 > 4km akar real berbeda

Penyelesaian DP (2.2.2) untuk kondisi :


a)X(t) =
b)X(t) =

(2.2.10)
(2.2.11)

c)X(t) =

(2.2.12)

dalam ketiga kasus ini kita memiliki definisi :


yang menyatakan bahwa tidak ada gerakan untuk t bernilai tak hingga. Atau
berasimtotis ke 0 untuk t
.
Kejadian 2a : Underdamped.
Dalam kasus ini posisi massa pada waktu t dinyatakan dalam (2.2.10), gerak
harmonik sederhana juga berlaku dalam hal ini, yaitu ketika c=0.
Misalkan dua konstanta yang didefinisikan oleh :
Penyelesaian (2.2.10) dapat ditulis:
(2.2.13)

Dapat dilihat bahwa massa berosilasi sekitar


. Fungsi gerak ini
digambarkan pada gambar (2.2.3) untuk kasus ketika X(0)>0 dan (dx/dt)(0)>0
Pada umumnya, gerak ini adalah bersifat osilasi, tetapi tidak periodik. Amplitudo
gerakan mencapai npl bersaman dengan waktu yang cukup lama, dan T waktu
antara dua posisi maksimum ( atau minimum) dari X(t) memiliki nilai konstan :

Kejadian 2b : Criticaldamped.
Kasus ini muncul ketika c2 = 4 km, masukkan pada persamaan (2.2.10) diperoleh PD
yang menerangkan gerak tersebut adalah :

Dengan penyelesaian umum :


(2.2.14)
X(t)=
Sekarang redaman sangat keras/kritis, sehingga sistem dapat mencapai titik
kesetimbangan sekali. Jadi tidak ditemukan sifat osilasi. Jika ditetapkan posisi
awal :

sehingga dengan mudah terlihat bahwa (10.2.14) dapat ditulis dalam bentuk :

Akibatnya, sistem akan melewati posisi setimbang yang diberikan oleh


X0 dan
yang memiliki tanda berlawanan. Sketsa dari gerak tersebut
digambarkan pada (2.2.4)

Kejadian 2c : Overdamped.
Dalam kasus ini kita memiliki c2 -4km atau

Akar-akar dari persamaan

karakteristik :
Misalkan

, penyelesaian umu PD (2.2.2)

adalah
Selama c, k, m bernilai positip, maka akar-akar dari persamaan karakteristik adalah
negatip, yang menyatakan bahwa kedua faktor di X(t) saling meniadakan menurut
fungsi waktu. Tidak ada osilasi. Gerakan mirip dengan gerak pada kasus critical
damped. Sistem dapat mencapai posisi setimbang hanya sekali. Hal ini
diilustrasikan dalam gambar (2.2.5).

2.3 OSILASI OLEH GAYA LUAR .


Sekarang kita pertimbangkan situasi ketika sistem massa pegas ditarik keatas
dengan gaya luar. Sebagai contoh, Puncak dari gaya pegas yang saling tarik
menarik tiba-tiba bergetar, misalnya seseorang yang berjalan melintas diatasnya.
Sebagaimana yang ditunjuk pada bagian sebelumnya, PD yang tepat untuk
mendiskripsikan perubahan sIstem adalah :

Situasi penting akan muncul ketika gaya yang diaplikasikan secara periodik dalam
waktu tertentu, dan pembahasan kita batasi pada gaya gerak dalam bentuk:
dimana F0 dan adalah konstan. Oleh karena itu PD dasar menjadi :
(2.3.1)

Akan kita bagi menjadi beberapa bagian pembahasan :


Bagian 1 : Tanpa redaman.
Anggap c = 0 pada ( 2.3.1), menjadi :
(2.3.2)

dimana

dinotasikan sebagai frekwensi sudut dari sistem dan bernilai

Fungsi komplemen untuk (2.3.2) adalah :


yang dapat ditulis dalam bentuk :
(2.3.3)
dimana
keadaan
Untuk

adalah konstan. Penyelesaian partikulir bergantung pada


atau

, penyelesaian partikulir dengan operator D diperoleh :


(2.3.4)

sehingga penyelesaian umum (2.3.2) :


(2.3.5)

Hasil pergerakan ini terdiri dari super posisi dua model geteran harmonic
sederhana. Salah satu darinya mempunyai frekwensi sudut
dari system. Dan
model lainnya memiliki frekwensi gaya gerak. Maka pergerakannya berupa
gelombang dan dibatasi untuk semua waktu, tetapi tidak periodic pada umumnya.
Tentu saja, ini bisa ditunjukkan (lihat gambar (2.3.1)) bahwa gerakan secara

periodik hanya terjadi bila perbandingan


dikatakan bahwa

merupakan bilangan real. Dapat


(2.3.6)

dimana p dan q merupakan bilangan bulat positip. Dalam kasus ini , periode untuk
gerakan ini adalah

dimana p dan q merupakan bilangan bulat terkecil yang diberikan olen (2.3.6). Type
gerakan (nonperiodik) dari pers(2.3.5) diberikan oleh gambar (2.3.1).

Untuk
Resonansi, Ketika frekwensi gaya gerak bertepatan (sama) dengan
frekwensi system , penyelesaian partikulir dengan operator D dari PD :
(2.3.7)

adalah :
(2.3.8)

Maka penyelesaian umum dari (2.3.7) adalah


(2.3.9)
Kita ketahui bahwa gerakan merupakan sebuah gelombang tetapi amplitudonya
meningkat tanpa batas t
. Fenomena ini terjadi ketika frekwensi gerak dan

frekwensi system sama besarnya disebut dengan Resonansi. Dan ini tidak bisa
diberikan gaya/tekanan berlebih . Sebagai contoh , kejadian resonansi pada waktu
tertentu kadang disebabkan elastisitas pegas mendekati batas ambang, dan karena
itu system akan rusak. Situasi seperti ini digambarkan pada gambar (2.3.2) dibawah
ini.

Bagian 2 : Dengan Redaman.


Perhatikan persamaan berikut :
(2.3.9)

comana
:

. Penyelesaian partikulir dengan komputasi secara langsung diperoleh


(2.3.1
0)

dan dapat ditulis sebagai :


(2.3.11)

dimana
dan

dan

. Dan penyelesaian umum dari (2.3.9) adalah :


(2.3.12)

Untuk nilai t yang sangat besar maka xc dominant, untuk alas an ini fungsi
komplemen merupakan bagian Transiendari penyelesaian , dan xp dikatakan bagian
Steady state
Dari penyelesaian. Kita tinjau (2.3.12) kembali sebagai superposisi dua getaran
harmonic satu dengan resonansi dan lainnya tanp resonansi. Getaran harmonik
sederhana ini kadang berfrekwensi sama dengan frekwensi gaya gerak benda.
Bagian untuk resonansi kritis maupun over resonansi adalah sama, karena kedua
bagian fungsi complement menghasilkan penyelesaian eksponensial dan
penyelesaian steady state. Macam macam gerakan dari system gaya mekanik
dengan resonansi ditunjukkan gambar (2.3.3)

Anda mungkin juga menyukai